Anda di halaman 1dari 2

Perbandingan PCNSL dengan deteksi PCR EBV dalam CSS

Virus Epstein Barr diketahui mempunyai peranan penting dalam terjadinya primary central
nervous system lymphoma (PCNSL). Oleh karena itu, adanya virus Epstein-Barr pada cairan
cerebrospinal (CSS) dapat digunakan sebagai penanda pada PCNSL, namun tidak untuk
mendiagnosa dengan pasti PCNSL. Diagnosis pasti PCNSL tetap melalui biopsi. Virus EpsteinBarr itu sendiri dapat menimbulkan berbagai penyakit pada sistem saraf pusat, seperti ensefalitis
akut, ataksia serebelar, myelitis atau meningitis, dan salah satunya adalah PCNSL.1-3
Virus Epstein-Barr diketahui mempunyai peranan penting pada patogenesis terjadinya PCNSL,
karenanya adanya virus ini pada cairan serebrospinal maka dapat digunakan sebagai penanda
pada PCNSL. PCNSL dapat berlokasi pada banyak tempat di intrakranial, hal ini menyebabkan
banyaknya manifestasi klinis yang dapat muncul pada pasien dengan PCNSL tergantung dari
lokasinya. Gejala klinis yang paling sering muncul adalah defisit neurologis fokal (51 61%),
perubahan tingkah laku (51-54%), sakit kepala, muntah (14 43%) dan kejang (22 28%).
Gejala klinis biasanya bersifat cepat dan progresif.2,4,5
Pemeriksaan penunjang baik CT scan atau MRI kepala dapat digunakan sebagai alat utuk
membantu diagnosis pada lesi fokal otak. Gambaran imaging pada PCNSL akan terlihat adanya
lesi soliter pada 20 30% pasien dengan immunocompromised dan 60% pada pasien dengan
immunocompetent atau dapat juga multipel.5
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cinque dkk pada tahun 1996, ditemukannya DNA virus
Epstein-Barr pada cairan serebrospinal memiliki spesifisitas 98% dan sensitifitas 97% pada
pasien dengan PCNSL. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Ivers dkk pada tahun
2004, hasil PCR EBV di cairan serebrospinal mempunyai nilai positive predictive value yang
rendah, sebesar 29%, untuk menegakkan diagnosis PCNSL.2,6
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua pasien dengan gambaran lesi fokal otak dan hasil PCR
EBV positif adalah pasien dengan diagnosis PCNSL. Apabila didapatkan adanya lesi fokal di
otak dan ditunjang dengan adanya hasil PCR EBV positif maka kecurigaan diagnosis PCSNL
lebih besar, tetapi diagnosis pasti PCNSL tetap menggunakan biopsi otak.5

Daftar Pustaka
1. Antinori A, Ammasari A, De Luca A, et al. Diagnosis of AIDS-related focal brain lesion: a
decision-making analysis based on clinical and neuroradiologic characteristic combined with
polymerase chain reaction assays in CSF. Neurology, 1997;48:687 94.
2. Craig C, Rebe K, Van der Plas H, et al. The predictive value of cerebrospinal fluid Epstein barr
viral load as a marker of primary central nervous system lymphoma in HIV-infected persons. J
Clin Virology, 2008;433 6.
3. Ivers CL, Kim AY, Sax PE. Predictive value of polymerase chain reaction of cerebrospinal
fluid for detection of Epstein-Barr virus to establish the diagnosis of HIV-related primary central
nervous system lymphoma. Clin Infect Dis, 2004;38:162932.
4. Tsunekazu H, Oyaizu N, Fujii T, et al. Decrease in epstein-barr virus-positive AIDS-related
lymphoma in the era of highly active antiretroviral therapy. Microbes and Infections,
2006:13017.
5. Aminoff MJ, Boller F, Dick E. Swaab. HIV/AIDS and the nervous system. In: Handbook of
clinical neurology. Vol. 85. Elsevier, 2007.
4. Cinque P, Scarpellini P, Vage L, Linde A, Lazzarin A. Diagnosis of central nervous system
complications in HIV-infected patients: cerebrospinal fluid analysis by the polymerase chain
reaction. AIDS, 1997;11:117.

Anda mungkin juga menyukai