Anda di halaman 1dari 2

STRUKTUR RANGKA

Struktur rangka bangunan berfungsi untuk meneruskan beban vertikal maupun beban horizontal, baik
berupa beban tetap, beban hidup maupun beban sementara (misalnya: gempa dan angin) ke tanah. Strukur
rangka ini, untuk bangunan bertingkat terdiri dari sistem lantai (plat dan balok) yang di topang oleh kolom,
untuk selanjutnya diteruskan ke pondasi. Material yang digunakan bisa terbuat dari baja, beton bertulang
atau kayu untuk bangunan sederhana. Karena peranannya yang sangat vital bagi berdirinya suatu bangunan,
struktur rangka harus direncanakan dengan cermat mengikuti kaidah-kaidah mekanika teknik dengan
memperhatikan faktor keamanan disamping faktor ekonomis
Rangka Baja
Struktur rangka baja terdiri dari balok induk, balok anak dan kolom baja struktural yang digunakan untuk
membangun rangka bermacam-macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar
langit. Karena baja struktural sulit dikerjakan pada lokasi (on-site), maka biasanya dipotong, dibentuk, dan
dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi desain, hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relatif
cepat dan akurat.
Baja struktural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja
dapat kehilangan kekuatan secara drastis karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi
kualifikasi sebagai tahan api. Pada kondisi terekspos, ketahanan terhadap korosi juga dibutuhkan.
Rangka baja paling efisien ketika balok induk dan balok anak diletakkan pada grid yang beraturan.
Ketahanan terhadap angin lateral atau gaya gempa bumi membutuhkan penggunaan dinding geser (shear
wall), pengaku diagonal (bracing) atau rangka kaku dengan koneksi penahan momen.
Rangka Beton Bertulang
Penggunaan beton bertulang dalam konstruksi gedung sudah umum dilakukan. Beberapa keuntungan
menggunakan beton bertulang antara lain: kekuatannya menahan beban yang sangat tinggi, mudah
dibentuk sesuai kebutuhan, keawetannya, dan ketahanan terhadap api yang lebih baik dari struktur baja
(karena adanya selimut beton yang melindungi tulangan baja di dalamnya). Salah satu kekurangannya
adalah bervariasinya kuat tekan beton yang sangat dipengaruhi oleh jenis, kualitas, dan komposisi material
pembentuknya (aggregat, semen dan air), serta cara pengerjaannya. Oleh sebab itu, kontrol kualitas beton
biasanya cukup ketat baik dalam proses pengadukannya, pengecorannya serta perawatan setelah dicor.
Biasanya dalam spesifikasi teknis suatu bangunan yang akan dilaksanakan, dipersyaratkan perlunya
pengujian mutu beton agar kuat tekan beton sesuai dengan yang direncanakan.
Lokasi pembuatan beton dapat dilakukan pada site proyek, atau dapat juga dengan memesan beton yang
sudah jadi (ready mix). Proses pembentukan struktur beton bertulang dapat dilakukan di tempat, atau dapat
juga menggunakan beton precast (memesan sudah jadi sesuai dimensi yang ditentukan). Ditinjau dari
sistem penulangannya, dikenal beton bertulang biasa dan beton prategang (prestressed).
Rangka Kayu
Penggunaan sistem rangka kaya biasanya terbatas pada bangunan yang relatif tidak terlalu besar. Pemilihan
material kayu saat ini lebih pada pertimbangan aspek estetika karena tampilannya yang natural, walaupun
saat ini harga kayu melonjak cukup tinggi, karena semakin langkanya kayu dan adanya isu lingkungan
(terbabatnya hutan yang memberikan kontribusi besar pada pemanasan global). Kayu juga banyak
digunakan untuk pembuatan rumah dengan sistem knock-down.
Sistem lantai balok dan papan kayu secara tipikal digunakan dengan grid penopang terdiri dari kolom atau
tiang untuk membentuk rangka struktur. Menggunakan bagian-bagian struktural yang lebih besar tapi lebih
sedikit sehingga dapat membentangi jarak yang lebih panjang yang berarti lebih hemat dalam biaya material
dan pekerja.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada struktur rangka kayu:
Rangka balok papan paling efektif untuk menahan beban sedang yang terdistribusi merata sedangkan
beban terpusat memerlukan rangka tambahan.

Ketika sistem struktural dibiarkan terekspos, perhatian harus diberikan pada jenis dan mutu kayu yang
digunakan, detail sambungan khususnya pada koneksi balok-ke balok dan balok ke kolom dan kualitas
pekerjaan.
Rangka balok-papan dapat digolongkan sebagai konstruksi kayu berat jika strukturnya ditopang oleh
dinding eksterior tahan api, serta anggota bagiannya dan deknya memenuhi syarat minimal yang
dispesifikasikan dalam peraturan kode bangunan.
Kelemahan sistem lantai balok-papan adalah rentan terhadap transmisi suara dan kurang tersedianya
ruang untuk insulasi termal, saluran pemipaan, kabel dan saluran lainnya.
Rangka Bambu
Tersedianya bambu yang cukup melimpah di sebagian besar belahan bumi dan sifat mekanisnya yang
sangat baik (terutama kuat tariknya), membuat bambu cukup menarik dijadikan sebagai bahan alternatif
yang murah untuk material bangunan, baik untuk rangka struktur utamanya, rangka atap, dinding bahkan
saat ini penelitian terus dilakukan terhadap penggunaan bambu sebagai tulangan beton.
Kelebihan bambu adalah dapat diperbaharui, mudah tumbuh, relatif lebih murah dari pada baja, dan
memiliki kuat tarik yang mendekati kuat tarik baja (200 - 400 Mpa). Salah satu kelemahan bambu adalah
tidak meratanya kekuatan bambu di ruas bawah dengan ruas atas (tergantung juga pada umur bambu),
diameter bambu yang bervariasi (tergantung jenis bambu) dan sifat bambu yang mudah lapuk dan kembangsusutnya yang tinggi sehingga daya lekatnya dengan beton dapat berkurang. Jadi teknik pengawetan bambu
perlu mendapat perhatian lebih jika ingin menggunakan bambu sebagai bahan bangunan

Berikut tabel kuat lentur bambu berdasarkan pengujian yang tealah dilakukan di beberapa negara.
Tabel Kuat Lentur Bambu
Height
SG
MOR (MPa) MOE (MPa)
Year
One

Three

Five

Bottom

0.49

110.3

7770

Middle

0.53

119.3

8680

Top

0.54

117.2

8929

Bottom

0.70

151.0

10039

Middle

0.71

151.7

10122

Top

0.72

160.6

10397

Bottom

0.75

186.2

13162

Middle

0.78

184.8

13410

Top

0.76

183.4

13307

Anda mungkin juga menyukai