PENDAHULUAN
URETER
I.1 EMBRIOLOGI
Ginjal berasal dari metanefros yang terdiri atas bagian dorsal mesonefros dan tonjol
ureter. Metanefros ini membentuk ureter, pielum, kaliks ginjal dan jaringan parenkim ginjal.
Struktur ini naik ke arah dorsokranial sewaktu perkembangannya sekitar minggu ke delapan
menyatu dengan blastema dan mengalami rotasi sehinga akhirnya pielum dan hilusnya
terletak di sebelah medial. Sementara itu, kloaka yang merupakan ujung buntu usus belakang
dibagi dua sehingga membentuk sinus urogenital di sebelah ventral dan rektum di sebelah
dorsal. Dari sinus urogenital yang membentuk sebagian uretra dan kandung kemih, muncul
tonjol ureter. Sisa duktus mesonefros akan membentuk trigonum kandung kemih, vesikula
seminalis, vas deferens, dan epididimis yang akan bertemu dengan jaringan bakal gonad.
Pada lelaki, duktus Miller akan beregresi dan pada perempuan duktus ini sebagian akan
berfusi membentuk tuba Fallopius dan uterus.
I.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Ureter adalah
suatu
saluran
muskuler
berbentuk
silinder
yang
menghantarkan urin dari ginjal menujukandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30
cm dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan
dari hilus
ginjal menuju
kandung
kemih.
Ureter
dibagi
menjadi pars
abdominalis, pelvis,danintravesikalis. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh selsel transisional, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan
peristaltik (berkontraksi) guna mengeluarkan urine ke buli-buli. Secara anatomis terdapat
beberapa tempat yang ukuran diameternya relative lebih sempit daripada di tempat lain
Sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut. Tempattempat penyempitan itu antara lain adalah :
1)
Pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi-ureter junction
2)
3)
Sistem perdarahan ureter bersifat segmental dan berasal dari pembuluh arteri ginjal, gonad,
dan buli-buli dengan hubungan kolateral kaya sehingaa umumnya perdarahan tidak terancam
pada tindak bedah ureter. Persyarafan ureter bersifat otonom.
Gambar 1. Anatomi ginjal dan ureter
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
BATU URETER (URETEROLITHIASIS)
II.1 PENGERTIAN
Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya
berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke
kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke
kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu
juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik
dengan hidroureter dan hidronefrosis. Jika disertai dengan infeksi sekunder dapat
menimbulkan pionefrosis, urosepsis, abses ginjal, abses perinefrik, abses paranefrik, ataupun
pielonefritis. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik.
Gambar 2. Lokasi terbentuknya batu ginjal dan batu ureter
II.2
ETIOLOGI
nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau benda
asing di saluran kemih.
b.Teori Matriks
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin, dan mukoprotein)
merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
c.Penghambatan kristalisasi
Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain :
magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau
beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran kemih.
II.3 INSIDEN
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di
negara kita. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negaranegara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih
banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas; hal ini karena adanya pengaruh
status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5 10% penduduknya
menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1 12 % penduduk
menderita batu saluran kemih.
II.4 PATOFISIOLOGI
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam urat,
oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan batu idiopatik.
Batu campuran oksalat kalsium dan fosfat biasanya juga idiopatik; di antaranya berkaitan
dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin D. Batu fosfat dan kalsium (hidroksiapatit)
kadang disebabkan hiperkalsiuria (tanpa hiperkalsemia). Batu fosfat amonium magnesium
didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan bakteria yang menghasilkan urease sehingga
urin menjadi alkali karena pemecahan ureum. Batu asam urin disebabkan hiperuremia pada
artritis urika. Batu urat pada anak terbentuk karena pH urin rendah (R. Sjamsuhidajat, 1998
Hal. 1027).
Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas. Faktor
predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi, stasis, dan litiasis merupakan
faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau sirkulus visiosus.
Jaringan abnormal atau mati seperti pada nekrosis papila di ginjal dan benda asing mudah
menjadi nidus dan inti batu. Demikian pula telor Schisotoma kadang berupa nidus batu
II.5 DIAGNOSIS
II.5.1 Anamnesis
Pasien mengeluh nyeri yang hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut
bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai ke kemaluan. Gerakan
pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan kontraksi yang
kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Pasien juga mengeluh nyeri pada saat kencing
atau sering kencing. Ini disebabkan oleh letak batu yang berada di sebelah distal ureter.
Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa saluran kemih
yang disebabkan oleh batu Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar
spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi
peradangan (periureteritis) maka akan ditemukan demam. Pasien juga kemungkinan
mengalami gejala-gejala gastrointestinal seperti mual, muntah dan distensi abdomen.
II.5.2 Pemeriksaan fisis
Inspeksi
Terlihat pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran ini
mungkin karena hidronefrosis.
Palpasi
Ditemukan nyeri tekan pada abdomen sebelah atas. Bisa kiri, kanan atau dikedua belah
daerah pinggang. Pemeriksaan bimanual dengan memakai dua tangan atau dikenal juga
dengan nama tes Ballotement. Ditemukan pembesaran ginjal yang teraba disebut Ballotement
positif.
Perkusi
Ditemukan nyeri ketok pada sudut kostovertebra yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta
terakhir dengan tulang vertebra
II.5.3 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
a)Urinalisis
Makroskopik didapatkan gross hematuria.
Radioopasitas
Opak
Semiopak
Non opak
II.8 PENCEGAHAN
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun
batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Umumnya pencegahan dapat berupa
menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak 2-3
liter per hari, diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu, aktifitas harian
yang cukup dan pemberian medikamentosa. Beberapa diet yang dianjurkan untuk
mengurangi kekambuhan adalah diet rendah protein karena protein akan memacu ekskresi
kalsium urin dan menyebabkan suasana urin menjadi lebih asam.Diet rendah oksalat, diet
rendah garam karena natriuresis akan memicu timbulnya hiperkalsuria dan diet rendah purin.
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Pasien, Tn. M, 52 tahun mengeluh nyeri yang hebat hilang timbul di sekitar pinggang
kanan 3 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh warna air kencingnya
merah terutama saat beraktifitas. Pasien menyangkal adanya kesukaran membuang air kecil
ataupun sakit ketika buang air kecil. Pasien menyatakan sering merasa anyeng-anyeng di
sekitar perutnya. Pasien juga mengeluh mual tapi tidak sampai muntah.Buang air besar nya
lancar. Pasien mengaku pernah menderita batu ginjal 27 tahun yang lalu tapi batu keluar
sendiri setelah diberi obat. Pasien mempunyai riwayat sakit jantung sejak 2 tahun yang lalu
dan menderita anemia.
Telah dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen dengan kontras barium atau BNOIVP ke atas pasien. Pada pemeriksaan BNO, ditemukan bayangan radio-opak (Stoghorn) di
proyeksi ginjal kiri dan lesi semi radio-opak di paravertebra L 4-5 sisi kanan. Pada
pemeriksaan IVP, ditemukan pelviocalyectasis ginjal kiri dan pada menit ke 120 tidak tampak
fungsi ekskresi ginjal kanan. Telah dilakukan juga pemeriksaan USG pada pasien bagi
mendukung diagnosa dan ditemukan pelviocalyectasis dengan hidroureter proksimal kanan.
Terdapat juga lesi hiperechoik tanpa PAS(+) di cortex pole bawah dan tengah. Pada ginjal kiri
ditemukan nephrolithiasis. Kesan dari pemeriksaan diatas pasien telah di diagnosakan
menderita hidronefrosis dextra dan hidroureter dextra ec batu ureter dextra setinggi L 4-5 dan
Nephrolitihiasis sinistra. Dilakukan juga foto Rntgen untuk melihat gambaran jantung dan
paru. Tidak ditemukan sebarang kelainan. Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan kadar Hb
pasien yang rendah menegakkan lagi diagnosis anemia pasien akibat hematuria yang
dialaminya.
Pasien telah dilakukan operasi URS (Uretero-renoskopi) litotripsi di ginjal kanan bagi
memecahkan batu ureter oleh dokter bedah urologi. Seluruh batu di ureter kanan pasien telah
dipecahkan dan dikeluarkan. Keadaan pasien pasca operasi baik, sakit di pinggang kanannya
menghilang dan urinnya tidak lagi merah.
DAFTAR PUSTAKA
1.Purnomo, B. Basuki, Dasar-dasar Urologi , cetakan I, CV. Infomedika, Jakarta, 2002
2.
3.D.R. Smith, General Urology, 10th edition, Lange Medical Publications, California, 1981
4.Wim de Jong dan Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1998
5.Kidney Stones in Adults didapat dari http://uptodate.com/patientinformation:kidneystonesin
6. Definisi Batu Ureter didapat dari http://wikipedia.com/batuureter
7.Batu Ureter didapat dari http://blogger.com/harry/batuurete
8. Urolithiasis:
ureterolithiasis
dari http://ratihrochmat.wordpress.com/urolithiasis
9.Definisi Urolithiasis didapat dari http://medicinenet.com/urolithiasis
10.. Ureterolithiasis didapat dari http://oakbrookurology.com/ureterolithiasis
didapat