Anda di halaman 1dari 12

BAB II

DASAR TEORI DAN EXISTING PRODUCT


2.1

Dasar Teori

2.1.1 Suweg
Suweg

(Amorphophallus

campanulatus)

adalah

saudara

bunga bangkai, namun berperawakan lebih kecil. Batang tumbuhan


suweg atau bunganya muncul begitu saja dari tanah.

Ketika

bunganya mekar baunya busuk dan sering dikerubungi lalat hijau.


Setelah benar-benar mekar, baunya akan hilang dan sangat indah
untuk dinikmati.
Suweg merupakan salah satu jenis umbi komoditas lokal
Indonesia. Karena secara turun temurun suweg telah dikonsumsi
oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Namun demikian
pengolahannya menjadi pangan

fungsional

masih

terbatas.

Padahal dengan kadar seratnya yang cukup tinggi,


umbi

ini

mempunyai

potensi

mencegah

beberapa

penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung koroner, melalui


mekanisme penurunan kolesterol dalam darah. Di

Indonesia,

suweg telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Akan


tetapi, pangan tradisional yang berasal dari suweg masih kalah
popular

dibandingkan dengan pangan yang berasal dari umbi

umbian yang lain.


Umbi dari tanaman suweg ini merupakan bahan yang paling
utama untuk dimanfaatkan sebagai

pengganti beras, aneka kue,

atau panganan serta kegunaan yang lain. Selain itu tangkai daun
dan daun yang masih muda dapat pula dimanfaatkan untuk dibuat
sayuran. Suweg merupakan sumber pangan yang sangat potensial.

Komposisi utamanya adalah

karbohidrat

sekitar

80-85%.

Kandungan serat, vitamin A dan B juga lumayan tinggi. Setiap


100 gram suweg mengandung protein 1.0 gram, lemak 0.1
gram, karbohidrat 15.7 gram, kalsium 62 mg, besi 4.2 gram,
thiamine 0.07 mg, dan asam askorbat 5 mg. suweg juga baik
dikonsumsi

bagi

penderita

diabetes

karena

indeks glisemik

rendah yaitu 42. Bahan pangan dengan indek glisemik rendah


dapat menekan peningkatan kadar gula darah penderita diabetes.
Suweg sebagai serat pangan dalam
memberi

pertahanan pada

berbagai

penyakit

seperti

manusia
kanker

jumlah

tinggi

terhadap

usus

akan

timbulnya

besar, divertikular,

kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan


kencing manis.
mengganti

Di

Filipina

kedudukan

umbi

terigu

suweg

sering

dan biasanya

ditepungkan
dimanfaatkan

sebagai bahan baku pembuatan roti. Di Jepang, umbi-umbian


sekerabat

suweg

telah

banyak

dimanfaatkan

untuk

bahan

pangan, misalnya bahan pembuatan mie instan.


Suweg
Indonesia.

sangat

Salah

berpotensi

untuk

dikembangkan

di

satunya pada areal Gapoktan yang berada di

sekitar hutan KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Perum Perhutani


Kendal

telah

mengembangkan

tanaman

suweg

pada

lahan

yang luasnya 5 ha. Hasil umbi berkisar antara 30200 ton/ha


umbi segar. Suweg dapat dipanen 12 tahun setelah tanam,
tergantung pada macam bibit dan jenis suweg. Berdasarkan
uraian

di

atas,

maka

perlu

dilakukan

penelitian

mengenai

pengaruh penggunaan suweg sebagai pengganti beras sebagai


sumber bahan pangan pokok.

Tanaman suweg ini dapat di anggap sebagai tanaman


dwimusim karena fase vegetatif dan generatif muncul tidak
bersamaan.
Fase vegetatif tampak sebagai dedaunan bercabang-cabang
dengan "batang" lunak. Batang sejati tidak ada tetapi berupa umbi
yang selalu berada di bawah permukaan tanah. Umbi batang
membentuk anakan umbi dari samping dan dapat memunculkan
daun sehingga kadang-kadang tampak seperti berumpun, umbi
mengandung pati yang komposisinya didominasi oleh mannan;
warna umbi putih, sering dengan semburat warna merah jambu
atau ungu. Warna umbi ini berbeda dari iles-iles maupun walur
(acung), yang warna umbinya kuning.
Tangkai daun tunggal utama seringkali dianggap "batang"
oleh awam, tumbuh tegak, lunak, dan berwarna hijau (mulai dari
muda hingga gelap) berbelang-belang putih[6]; permukaan tangkai
daun suweg kasar bila diraba, berbeda dari iles-iles yang halus;
tangkai daun pada ketinggian tertentu (dapat mencapai 1,5 m)
menjadi tiga cabang sekunder dan akan mencabang lagi sekaligus
menjadi tangkai helai daun. helai daun ada yang menyatu pada
tangkai daun. Suweg tidak memiliki tonjolan berwarna cokelat
kehitam-hitaman (disebut bulbil) pada bagian percabangan tangkai
daun, sebagaimana iles-iles.
Bunga muncul apabila simpanan energi berupa tepung di
umbi

sudah

mencukupi

untuk

pembungaan.

Sebelum

bunga

muncul, seluruh daun termasuk tangkainya akan layu. Bunga


tersusun majemuk berupa struktur khas talas-talasan, yaitu bungabunga tumbuh pada tongkol yang dilindungi oleh seludang bunga.

Kuntum bunga tidak sempurna, berumah satu, berkumpul di sisi


tongkol, dengan bunga jantan terletak di bagian distal (lebih tinggi)
daripada bunga betina. Struktur generatif ini pada saat mekar
mengeluarkan bau bangkai yang memikat lalat untuk membantu
penyerbukannya. Perbanyakan secara generatif dengan biji atau
secara vegetatif dengan anakan umbi.
2.1.2 Nasi Instan
Pengolahan hasil pertanian merupakan teknologi berbagai
cara pengubahan hasil-hasil pertanian baik bahan nabati maupun
hewani oleh budidaya manusia baik secara fisik, kimiawi atau
biokimiawi menjadi produk-produk guna memenuhi kebutuhannya.
Produk-produk hasil pengolahan sering disebut sebagai hasil olah.
Sekarang telah banyak diketemukan berbagai hasil olah dengan
berbagai bentuk, warna susunan, dan lainnya sesuai dengan
bermacam-macam kompleksitas kebutuhan manusia pula.
Padi adalah tanaman pertanian yang merupakan bahan
makanan pokok sehari-hari pada kebanyakan penduduk di dunia.
Berbagai pengolahan dari hasil padi telah lama dikenal dan
diketahui dalam berbagai produk. Hasil-hasil dari padi sebagai
bahan makanan antara lain : beras, parboiled rice, tepung beras,
beras instant, bihun, vermicelli, tapai, beras ketan dan lain
sebagainya.. Beras dikenal sebagai sumber karbohidrat terutama
dalam kehidupan.
Salah satu produk hasil olah padi adalah beras instan. Seiring
dengan

perkembangan

zaman,

maka

manusia

menginginkan

sesuatu yang instan. Oleh sebab itu, pengembangan produk ini


dimaksudkan

untuk

menghemat

waktu

dalam

penyajiannya

sehingga beras instan dapat langsung dikonsumsi hanya dengan


penambahan air.
Beras instan adalah beras giling yang dihasilkan melalui
beberapa tahapan proses. Langkah pertama adalah menurunkan
kadar air beras giling sebagai bahan baku menjadi 15%, kemudian
didinginkan

selama

satu

malam.

Lantas

beras

yang

telah

didinginkan tersebut dipanaskan pada suhu 200 250o C agar


beras menjadi putih mengapur layaknya beras ketan. Langkah
terakhir adalah beras dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
sebelum

diputihkan

(whitening)

melalui

proses

penyosohan,

(Anonim,2005).
Proses pengolahan beras instan terutama bertujuan untuk
memperoleh

struktur

(berpori-pori)

sehingga

mempermudah

rehidrasi, yaitu kemampuan dalam penetrasi dari air mendidih yang


diberikan kepada beras menjadi lebih cepat sehingga penyiapan
kembali menjadi nasi berlangsung dalam waktu pendek. Perbedaan
kadar air, waktu dan suhu pengolahan, kondisi pengeringan, serta
tahap proses yang lain dapat menghasilkan tipe beras instan yang
berbeda, (Luth, 1980).
Beras instan adalah beras yang secara cepat dan mudah
diubah menjadi nasi. Diharapkan lebih tahan terhadap gangguan
(jasad renik dan serangga). Beras masak (nasi atau beras setengah
masak)

dapat

dikeringkan

dengan

bebrapa

cara.

Untuk

mendapatkan butiran beras yang keropos dan kondisi strukturnya


terbuka. Produk akhir yang dihasilkan akan bersifat kering, berbutirbutir, tidak menggumpal dan mempunyai volume kira-kira 1,5 3
kali dari volume beras awal yang digunakan. Beras instan yang

dihasilkan diharapkan dapat siap dihidangkan dalam waktu 5 15


menit setelah ditambah dengan air mendidih.

Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula


patinya akan menyerap air dan membengkak. Namun jumlah air
yang terserap dan pembengkakkannya terbatas. Air yang terserap
tersebut hanya dapat mencapai kadar 30%. Peningkatan granula
pati

yang

terjadi

didalam

air

suhu

55

65oC

adalah

pembengkakkan yang sesungguhnya dan setelah pembengkakkan


ini garnula pati dapat kembali pada kondidi semula. Peningkatan
suhu menyebabkan terjadinya imbibisi air yang lebih besar ke
dalam garanula pati, sehingga pati akan mengembang.

2.1.2.1

Alasan Pemilihan Produk Nasi Instan

Alasan pemilihan bentuk untuk produk nasi instan ini adalah


untuk memudahkan melakukan pemasaran serta menambah nilai

pada panganan suweg yang selalu di anggap makanan orang


menengah kebawah. Padahal kandungan yang terdapat di dalam
suweg sangatlah bagus terutama bagi para penderita diabetes.
Komposisi utamanya adalah

karbohidrat

sekitar

80-85%.

Kandungan serat, vitamin A dan B juga lumayan tinggi. Setiap


100 gram suweg mengandung protein 1,0 gram, lemak 0,1
gram, karbohidrat 15,7 gram, kalsium 62 mg, besi 4,2 gram,
thiamine 0,07 mg, dan asam askorbat 5 mg. suweg juga baik
dikonsumsi

bagi

penderita

diabetes

karena

indeks glisemik

rendah yaitu 42. Bahan pangan dengan indek glisemik rendah


dapat menekan peningkatan kadar gula darah penderita diabetes.
2.1.2.2

Bahan Baku Formulasi Nasi Suweg Instan

Nasi

Instan

berbahan

dasar

suweg

ini

setidaknya

mengandung bahan-bahan berikut ini


1. Suweg
Suweg merupakan salah satu jenis umbi komoditas
lokal Indonesia. Karena secara turun temurun suweg telah
dikonsumsi oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia.
Komposisi utamanya adalah

karbohidrat

sekitar

80-

85%. Kandungan serat, vitamin A dan B juga lumayan


tinggi. Setiap 100 gram suweg mengandung protein 1.0
gram, lemak 0.1 gram, karbohidrat 15.7 gram, kalsium 62
mg, besi 4.2 gram, thiamine 0.07 mg, dan asam askorbat
5

mg.

diabetes
pangan

suweg
karena

juga

baik

dikonsumsi

bagi

penderita

indeks glisemik rendah yaitu 42. Bahan

dengan indek

glisemik

rendah

dapat

peningkatan kadar gula darah penderita diabetes.

menekan

2. Garam
3. Aquadest
2.2

existing product
Existing product merupakan produk-produk dengan fungsi,

kegunaan, dan bentuk yang pada dasarnya sama dengan produk


yang dirancang. Produk-produk tersebut telah beredar (dijual) di
pasaran dan dikenal oleh konsumen. Terdapat banak produk nasi
instan yang telah beredar di pasaran Indonesia, baik merek luar
maupun dalam negri.beberapa existing product tersebut dapat
dilihat pada lampiran 1. Untuk daftar existing product ini dipilih
produk yang telah di kenal oleh masyarakat Indonesia.
Manfaat yang ditawarkan sebagian besar existing product
nasi instan ini hamper sama, diantaranya memudahkan orang untuk
mengolahnya dan sebagian berguna untuk para pengidap diabetes
karena memiliki nilai kandungan gula yang rendah.

BAB III
DESKRIPSI PRODUK
3.1

Karakteristik dan Spesifikasi Produk


Setelah diputuskan bahwa ide nasi instan dari suweg layak

untuk dikembangkan lebih lanjut, langkah berikutnya adalah


mendiskripsikan produk yang ada secara spesifik untuk memenuhi
keinginan konsumen sesuai dengan berbagai kebutuhan yang ingin
dipenuhi.
3.1.1 Positioning Produk
Produk nasi Instan ini menawarkan suatu keunggulan, yaitu
nasi instan yang komposisi utamanya merupakan bahan alami dan
tanpa menggukan bahan pengawet. Selain itu juga sangat bagus di

konsumsi oleh para penderita diabetes karena kandungan gula yang


rendah. Selain itu karena menggunakan bahan-bahan alami maka
harganya

dapat

dijangkau

oleh

seluruh

lapisan

masyarakat

Indonesia.
3.1.2 Bahan Baku Suweg sebagai bahan Utama Anti Penuaan
Suweg
salah

satu

secara

(Amorphophallus
jenis

turun

campanulatus)

merupakan

umbi komoditas lokal Indonesia. Karena

temurun

suweg

telah

dikonsumsi

oleh

masyarakat di beberapa daerah di Indonesia.


Komposisi utamanya adalah

karbohidrat

sekitar

80-

85%. Kandungan serat, vitamin A dan B juga lumayan


tinggi. Setiap 100 gram suweg mengandung protein 1.0
gram, lemak 0.1 gram, karbohidrat 15.7 gram, kalsium 62
mg, besi 4.2 gram, thiamine 0.07 mg, dan asam askorbat
5

mg.

suweg

diabetes
pangan

karena

juga

baik

dikonsumsi

bagi

penderita

indeks glisemik rendah yaitu 42. Bahan

dengan indek

glisemik

rendah

dapat

menekan

peningkatan kadar gula darah penderita diabetes.


3.1.2.1
Jika

Keuntungan Suweg Untuk Manusia


melihan

harga

beras

yang

terus

melambung

di

masyarakat membuat suweg ini dapat menjadi alternative lain


sebagai pengganti nasi. Selain itu tingginya penderita diabetes di
masyarakat

juga

membuat

suweg

ini

patut

untuk

dijadikan

makanan pokok pengganti nasi. Karena manfaatnya yang sangat


baik bagi para penderita diabetes.

3.1.2.2

Bagian Dari Suweg yang Dapat Digunakan

Bagian dari suweg yang dapat dimanfaatkan, yaitu bagian


daging dari umbi suweg.
3.1.2.3

Kandungan Suweg

Komposisi utaman dari suweg adalah karbohidrat sekitar 8085%.

Kandungan serat, vitamin A dan

B juga lumayan tinggi.

Setiap 100 gram suweg mengandung protein 1.0 gram, lemak 0.1
gram, karbohidrat 15.7 gram, kalsium 62 mg, besi 4.2 gram,
thiamine 0.07 mg, dan asam askorbat 5 mg.

Anda mungkin juga menyukai