Paparan Proyek
Taman Krida Budaya Malang adalah fasilitas pertunjukan sosial budaya yang
berada di kota Malang. Terdiri dari kompleks bangunan dengan luas lahan 17.050 m2.
Massa utama merupakan pendopo besar yang mengakomodasi kegiatan sosial budaya
kota Malang. Deskripsi mengenai Taman Krida Budaya Malang adalah sebagai berikut:
Lokasi:
jl Sukarno-Hatta Malang
Luas lahan:
17.050 m2
Luas bangunan:
4.103 m2
Jumlah massa:
Tahun perencanaan:
1995
Pemilik:
3.2.
Letak Proyek
Letak geografis lokasi Taman Krida Budaya Malang kaitannya dengan lingkungan
37
38
perumahan
Griyashanta
Kantor pemasaran
perumahan
Griyashanta
Jl Sukarno Hatta
Parkir kendaraan
bermotor
Ruang
ganti/administrasi
Gerbang utama
Pendopo utama
Fasilitas-fasilitas yang ada pada Taman krida Budaya Malang ini antara lain dapat
dijabarkan sebagai berikut:
39
Fasilitas Ruang
Fungsi Kegiatan
Parkir depan
roda 4, dialokasikan
= 26mX60 m
Besaran Ruang
pendopo.
Pos Keamanan
Area penjagaan,
2x(5mx5m)
= 50 m2
2X(12mX12m)
=144m2 x2
=288m2
berskala kecil.
35mx35m
= 1.655 m2
Budaya Malang
(seremonial, seni
pertunjukan dan resepsi)
Pendopo
40
Acara event khusus dan
terbatas. Terletak dalam
[2x (15mx42m)]+[17mx50m]
kompleks bagian
= 1260 m2+850
= 2110 m2
beratapkan tajug.
Terletak dalam kompleks
bagian belakang di posisi
12mx12m= 144m2
15mx36m
= 540 m2
35mx45m
dikelilingi oleh
= 1575m2
kelompok 9 massa
bangunan
Hasil dari pemetaan fasilitas-fasilitas yang ada tersebut akan bermanfaat dalam
menentukan besaran ruang baru nantinya pada rancangan Taman Krida Budaya Malang.
Analisa pemakaian ruang dan evaluasi fungsi dari rancangan yang lama akan menjadi
tolok ukur dari kebutuhan ruang beserta kelengkapan fasilitas yang ada.
41
3.3.
Dari pemetaan ruas ujung jalan sukarno hatta hingga pangkal jalan tersebut didapat
gambaran kondisi ruang yang mayoritas digunakan sebagai berikut:
1. Area perumahan & permukiman penduduk
2. Area lahan kosong, akibat banyaknya lahan yang dimiliki oleh developer namun
tidak dibangun fasilitas hunian.
3. persawahan sebagai asal usul penggunaan utama lahan di wilayah ini, posisinya
semakin menyempit ke periferi luar
4. Ruang terbuka hijau, mayoritas terdapat di boulevard perumahan sekaligus
digunakan sebagai interaksi sosial warga di lingkungan perumahan.
5. Ruko-perniagaan, keberadaannya berkembang sangat pesat di tepi jalan utama
Sukarno Hatta sehingga menyebabkan koridor utama jalan ini dipenuhi oleh
Ruko-Ruko yang berderet sepanjang jalan.
6. Bengkel otomotif, jumlahnya tidak signifikan (8 unit) namun skala bangunan
yang besar membuat keberadaannya mencolok di antara bangunan-bangunan
lain.
7. Restoran, makanan cepat saji, fasilitas makan yang umumnya berupa alih fungsi
dari rumah tinggal menjadi fasilitas komersial.
Pemetaan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini:
42
Lokasi Proyek
Sementara itu pola aksesibilitas dan moda transportasi umum yang menunjukkan lokasi
Taman Krida Budaya Malang berada di daerah pusat kota baru dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
43
Lokasi Proyek
Gambar 3.4 moda transportasi umum seputar jalan Sukarno Hatta Malang.
Keterangan: gambar ini menunjukkan pola transportasi umum yang menuju lokasi Taman Krida Budaya
Malang. Aksesibilitas menuju lokasi dicapai hanya pada jalan utama di Jl Sukarno Hatta.
44
Dari pengamatan tersebut setidaknya ada beberapa kegiatan yang tidak terserap pada
fasilitas ini:
1. Aktifitas ekonomi komersial. Fasilitas Taman Krida Budaya Malang tidak
dipersiapkan bersanding dengan aktifitas komersial sehingga murni berfungsi
tunggal. Saat aktifitas sekunder dan dadakan masuk mengintervensi, maka tidak
ada ruang yang tersedia untuk mewadahi aktifitas tersebut.
Gambar 3.6
Aktifitas ekonomi dadakan yang tidak tertampung
di Taman Krida Budaya Malang.
45
2. Aktifitas sosial rekreatif. Akhir pekan dan minggu pagi merupakan hari yang
dipergunakan warga kota untuk beraktifitas rekreatif di ruang terbuka kota.
Fasilitas ini sering digunakan untuk tujuan tersebut sekalipun tidak tersedia
ruang yang memadai. Perkerasan dan tata hijau yang minim membuat
pengunjung hanya beraktifitas selama waktu singkat saja.
Gambar 3.7
Suasana pemakaian ruang hasil dari aktifitas temporer sosial rekreatif di hari libur.
Gambar 3.8
Sketsa model pemakaian ruang hasil dari aktifitas pameran dan pertunjukkan
yang mengambil jalan raya.
46
4. Akses yang terblokir karena dengan luasan lahan 17.050, kontribusi lahan depan
yang luas terhadap lingkungan di sekitar tidak diadakan. Hal ini terlihat pada
pagar sebagai perlindungan serta area keluar masuk yang berada pada satu arah.
Gambar 3.8
Area depan yang terprivatisasi terhalang bagi aktifitas warga kota yang hendak
menggunakan wilayah ini sebagai ruang aktifitas publik
47
3. bentuk, skala, rasio bangunan penanda, pola spasial sebagai bentuk yang
mewadahi aktifitas yang berlangsung.
Hasil dari matriks ketiga faktor tersebut adalah beberapa atribut keberhasilan sebuah
ruang publik menjadi tempat yang bermakna yakni:
1. kenyamanan dan kesan, kenyamanan, atraktif, tata lansekap dan kebersihan yang
diukur dari pengadaan sanitasi, pemeliharaan fasilitas bangunan dan evaluasi
lingkungan secara berkala.
2. akses hubungan dan jaringan, pencapaian dan skala manusia yang diukur lewat
pengadaan pedestrian, fasilitas transit, parkir dan moda transportasi.
3. nilai fungsi dan aktifitas, pengadaan perayaan, keunikan, kebermanfaatan yang
diukur lewat pola tata guna lahan, fasilitas retail dan komersial, nilai properti.
4. nilai sosial, interaktif dan mengundang yang diukur lewat penggunaan aktifitas
di sepanjang waktu, komposisi pria wanita dan anak-anak dalam pemakaian.
48
Perbedaan dari fasilitas ruang sosial pada budaya Jawa adalah sistem pernaungan
yang melindungi pola aktifitas dibawahnya. Sementara secara visual dan akses, fasilitas
tersebut bersifat terbuka dari segala penjuru. Arlokasiktur yang terjadi bukanlah
berorientasi pada fasad namun pada pengolahan ruang dan wadah aktifitas yang
dinaungi kelak.
2.
Fungsi utama pada pendopo akan menempati lahan secara dominan, hal
ini berpengaruh pada keberadaan fasilitas pendukung lainnya. Agar
diperoleh fungsi pendukung yang optimal
maka keberadaannya
49
3.
4.
5.
50
Fasilitas
Pendopo
Fungsi lama
1. Pertunjukan
budaya
2. Pameran dan
karnaval
3. Resepsi
4. Acara seremonial
Pagelaran musik
Pertunjukkan budaya
Pameran dan karnaval
Resepsi
Acara seremonial
Kampanye
Ruang sosial warga kota
Sarana rekreatif dan wisata
jalan-jalan
Kebutuhan Ruang
1.
2.
3.
4.
--
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ruang makan
Dapur saji
Dapur olah
Area cuci+servis
Area simpan
musholla
Toko
souvenir
--
1.
2.
3.
Area pajang
Gudang barang
Servis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kantor
administrasi
1. mengelola
pelaksanaan kegiatan
2. mengatur jadwal
pemakaian ruang
3. perawatan dan
pemeliharaan fasilitas
secara keseluruhan
1.
2.
3.
50
Ruang makan
Kapasitas 50 orang
1 orang ~1m2 sirkulasi 10%
= 50x1m2 = n, nx10%+n
= 55m2 luasan total
Dapur dan R servis = 6mx6m= 36m2
Musholla = 3mx3m2 = 9m2
Kantin/
kafetaria
51
Fasilitas
Fungsi lama
Gedung
sewa dan
UKM
--
Kebutuhan Ruang
Besaran Ruang
4.
5.
6.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Area Parkir
Parkir kendaran
roda 2 & 4
1.
2.
Pedestrian
Tempat mangkal
PKL
1.
2.
3.
4.
5.
Pedestrian
Fasilitas terbuka hijau
Fasilitas rekreatif warga
kota
Akses utama + transisi
menuju Taman Krida Budaya
Malang
tempat mangkal PKL agar
tidak membebani bahu jalan
Tabel. 3.2
Tabel program fungsi ruang untuk rancangan baru Taman Krida Budaya Malang
51
Teras