Anda di halaman 1dari 4

Birdsall, Kelley dan Sinding eds (2001), tokoh aliran Revisionis dalam masalah demografi

membawa pemikiran adanya hubungan antara perkembangan penduduk dengan pembangunan


ekonomi dan penurunan kemiskinan (Population does matter) (Bkkbn Bengkulu 2012)
Persyaratan memasuki Bonus Demografi menurut Bongaarts (2001) maupun Bloom et.al. (2003)
menjelaskan beberapa factor penting yaitu penawaran tenaga kerja (labor supply), peranan
perempuan, tabungan (savings), dan modal manusia (humancapital) (Bkkbn Bengkulu 2012).
Hubungan Bonus Demografi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pengertian bonus demografi
menurut Adioetomo (2005) adalah : 1) keuntungan ekonomis yang disebabkan penurunan
proporsi penduduk muda yang mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan
kebutuhannya, sehingga sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga ; 2) keuntungan ekonomis yang disebabkan
oleh menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan fertilitas jangka panjang.
Bongaarts maupun Bloom dkk. dalam Adioetomo (2005) menyatakan bahwa ada empat faktor
yang penting dalam menjelaskan hubungan bonus demografi dengan pertumbuhan ekonomi,
yaitu : penawaran tenaga kerja (labour supply), peranan perempuan, tabungan (savings) dan
modal manusia (human capital).
1. Penawaran Tenaga Kerja Ada dua hal yang bias mempengaruhi penawaran tenaga kerja
(labour supply). Secara umum, adalah generasi baby-boom yang diiringi dengan
penurunan kematian bayi, makin lama akan menjadi dewasa dan mencapai usia kerja.
Jumlahnya meningkat dengan pesat. Penurunan fertilitas yang kemudian mengikuti
penurunan jumlah kematian bayi ini akan menyebabkan proporsi penduduk usia kerja
akan semakin besar dibandingkan dengan proporsi penduduk usia muda. Mereka ini akan
bekerja, dan pada usia prima yaitu antara 20-54 tahun, dampaknya terhadap pertumbuhan
ekonomi terlihat paling besar (Bloom dkk. dalam Adioetomo, 2005). Apabila mereka ini
terserap dalam pasar kerja dan mempunyai pekerjaan yang produktif, maka produksi per
kapita akan meningkat. 2. Peranan Perempuan Penurunan fertilitas dan besarnya keluarga
ideal akan memotivasi perempuan untuk masuk ke pasar kerja. Dengan masa melahirkan
dan merawat anak menjadi lebih pendek, maka perempuan akan mempunyai waktu lebih

banyak untuk melakukan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan melahirkan dan
merawat anak. Apabila perempuan ini dilahirkan dari generasi yang sudah menganut
keluarga kecil, maka mereka cenderung memiliki keluarga kecil juga. Pada saat yang
bersamaan terjadi peningkatan biaya kesempatan yang hilang (opportunitty cost) terhadap
waktu yang diluangkan untuk merawat anak. Jadi perempuan juga cenderung memilih
untuk mempunyai anak lebih sedikit dan masuk ke pasar kerja serta menyumbang pada
peningkatan produksi per kapita. 3. Tabungan Bonus demografi memicu pertumbuhan
tabungan (savings) dan pada gilirannya akan meningkatkan investasi dan pertumbuhan
ekonomi. Model-model ekonomi tentang tabungan yang berhubungan langsung dengan
penduduk adalah agedepedency model, dengan landasan pemikiran bahwa terhindarnya
kelahiran seorang bayi (a birth averted) akan menyebabkan menurunnya sejumlah
konsumsi yang meningkatkan tabungan, dan menyebabkan terjadinya pembentukan
kapital (Ogawa dkk. dalam Adioetomo, 2005). Sedangkan Higgins dalam Bloom dkk.
dalam Adioetomo (2005) mengatakan ada accounting effects dan behavioral effects.
Penduduk muda dan penduduk lansia mengkonsumsi barang melebihi apa yang mereka
bisa produksi. Sedangkan penduduk usia kerja cenderung mempunyai tingkat output
ekonomi yang lebih tinggi dan cenderung mempunyai tingkat tabungan yang lebih tinggi
pula. Hal ini sesuai dengan hipotesis Coale dan Hoover dalam Adioetomo (2005) yang
menemukan bahwa penduduk mulai menabung lebih banyak pada usia 40-65 tahun pada
saat mereka sudah tidak terbebani oleh pembiayaan anak-anak. Pada usia ini mereka juga
mulai mempersiapkan masa pensiun. Bongaarts dalam Adioetomo (2005) juga
mengingatkan bahwa tabungan ini akan menjadi pertumbuhan ekonomi apabila
diinvestasikan secara produktif dan ini menyangkut kebijakan pemerintah dalam
menyediakan iklim kondusif untuk investasi. 4. Modal Manusia Peningkatan jumlah
penduduk usia kerja akan meningkatkan tersedianya modal manusia (human capital)
dalam jumlah yang banyak. Berlandaskan pada pemikiran Endogeneous Growth Theory
yang berkembang tahun 1980-an, Williamson dalam Adioetomo (2005) mengemukakan
bahwa initial factors of endowment, yang diukur dengan capital-labor ratio akan
menentukan arah perubahan ekonomi. Dengan demikian jumlah penduduk dan
pertumbuhannya merupakan faktor yang penting dalam menentukan proses perjalanan
dan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Transisi demografi juga menyebabkan terjadinya

human capital deepening. Penurunan kematian dan meningkatnya harapan hidup manusia
akan meningkatkan propensitas orangtua untuk menanamkan modal manusia dalam diri
anak-anaknya. Perbaikan kesehatan dan penurunan kematian akan memicu akumulasi
modal manusia (human capital accumulation). Peningkatan harapan hidup sampai usia 45
- 55 tahun diperkirakan menjadi pemicu terkuat investasi modal manusia karena ini
merupakan usia yang menentukan dimana investasi sumber daya manusia dapat terbayar
kembali (pay-off). Bloom dkk. dalam Adioetomo (2005) menambahkan bahwa
peningkatan harapan hidup ini telah mengubah gaya hidup masyarakat pada segala aspek.
Sikap dan perilaku masyarakat tentang pendidikan, keluarga, masa pensiun, peranan
Sebelum memasuki ke dalam pembahasan kebijakan apa yang sebaiknya ditempuh oleh
Indonesia, perlu diketahui bagaimana kaitan antara bonus demografi dengan pertumbuhan
ekonomi, Bloom et al. (dalam Adieoetomo et al., 2005) menjelaskan tentang empat hal penting
yang menerangkan hubungan antara bonus demografi dengan pertumbuhan ekonomi, yaitu :
penawaran tenaga kerja (labour supply), peranan perempuan, tabungan (savings), dan modal
manusia (human capital).
- Penawaran Tenaga Kerja
Lahirnya generasi baby-boom menyebabkan proporsi penduduk usia produktif menjadi besar
dibandingkan dengan proporsi penduduk usia non-produktif. Melimpahnya generasi baby boom
ini memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi ketika memasuki usia prima, yaitu
antara 20-54 tahun7 (Bloom et al. dalam Adioetomo et al, 2005). Ketersediaan lapangan kerja
juga merupakan hal penting, yaitu sebagai wadah penduduk usia produktif untuk bekerja dan hal
ini meningkatkan pendapatan nasional.
- Peranan Perempuan
Hal yang mempengaruhi peranan perempuan adalah penurunan fertilitas yang menurut Davis dan
Blake adalah dengan melakukan kontrasepsi (Rujiman, 2010)8. Program ini mengakibatkan lebih
sedikitnya waktu perempuan untuk mengurus anak dan memilih untuk bekerja. Dipengaruhi pula
oleh gerakan feminisme dan globalisasi, pemberdayaan perempuan digalakkan sehingga
perempuan pun turut serta secara produktif dalam meningkatkan pendapatan nasional.

- Tabungan
Bonus demografi memacu meingkatnya tabungan dan investasi dikarenakan kelahiran seorang
bayi yang terhindar (a birth averted) sehingga menyebabkan sejumlah konsumsi tidak dilakukan
dan menyebabkan terbentuknya modal9. Bongaarts menambahkan bahwa tabungan ini apabila
diinvestasikan secara produktif maka ia akan menyumbangkan dalam pertumbuhan ekonomi.
- Modal Manusia
Dengan meningkatnya jumlah penduduk usia produktif, ketersediaan modal manusia juga
meningkat pula. Di dalam era bonus demografi, menurut Williamson akan terjadi human capital
deepening, yaitu peningkatan kecenderungan orang tua untuk menjadikan anak-anaknya sebagai
modal manusia didorong oleh perbaikan kesehatan dan penurunan angka kematian. Bloom et al.
menambahkan bahwa meningkatnya angka harapan hidup ini mengubah cara hidup masyarakat
dalam segala hal.Di era bonus demografi, terjadi perubahan dalam masyarakat pada cara
masyarakat menyikapi tentang keluarga, pendidikan, pernanan perempuan, masa pensiun, dan
pekerjaan. Perubahan ini akan mengubah pandangan awal bahwa manusia hanya sebagai faktor
produksi menjadi manusia sebagai aset. Ditunjang oleh angka harapan hidup yang lebih tinggi,
masyarakat akan menanamkan investasi lebih kepada anak-anak mereka dengan keyakinan
bahwa hal itu akan baik untuk masa tua anak-anak mereka. Namun keempat hal ini akan
berpengaruh dengan baik terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara apabila kondisi dan
kebijakan pemerintahan kondusif sehingga turut membantu proses terjadinya pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai