Anda di halaman 1dari 29

METODE PENGUKURAN

Diajukan untuk perbaikam kehadiran Metode Pengukuran


dengan dosen Drs. Elih Mulyana, MSi.

Disusun Oleh :
Fachri Aliyuddin

( 1006689 )

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015

I.

MCB
MCB merupakan kependekan dari Miniature Circuit Breaker (bahasa

Inggris). Biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus
sekaligus sebagai pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai
pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman

beban lebih. MCB akan secara otomatis dengan segera memutuskan arus apabila
arus yang melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada
MCB tersebut. Arus nominal yang terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A,
10A, 16A, 20A, 25A, 32A dan lain sebagainya. Nominal MCB ditentukan dari
besarnya arus yang bisa ia hantarkan, satuan dari arus adalah Ampere, untuk
kedepannya hanya akan saya tulis dengan A. Jadi jika MCB dengan arus nominal
2 Ampere maka hanya perlu ditulis dengan MCB 2A.
Banyak

perangkat

yang saat

ini menggunakan listrik, mulai

dari

AC,Komputer/laptop, lampu dan masih banyak lagi. Kebanyakan pelanggan PLN


di Indonesia saat ini masih menggunakan MCB 2 A, hal ini dikarenakan
banyaknya pelanggan yang menggunakan daya 450VA (Volt Ampere). Pelanggan
yang menggunakan daya 450VA akan menggunakan MCB dengan nominal 2A,
dengan perhitungan tegangan di Indonesia adalah (standar rata-rata) 220 Volt jika
kita ingin daya yang terpasang dirumah kita 450VA yang perlu kita lakukan
hanyalah membagi 450 dengan 220, hasilnya akan 2,04 sehingga kita
membutuhkan MCB dengan nominal 2 Ampere. Nah dari pada saya jelaskan lebih
lanjut dan pada tambah bingung mending simak dulu beberapa satuan listrik di
bawah ini:

Satuan dari tegangan istrik: Volt

Satuan dari arus listrik: Ampere

Satuan dari hambatan listrik: Ohm

Satuan dari daya listrik: Watt

Setelah mengetahui satuan-satuan listrik diatas mari kita lanjutkan apa yang
dimaksud dengan MCB dan apa sebenarnya fungsi dari MCB. Jelas sekali MCB
memiliki fungsi yang sangat fital dalam suatu instalasi listrik, bila MCB memang
tidak memiliki fungsi maka tidak akan mungkin jika dipasang dalam suatu
instalasi. MCB sendiri terdiri dari MCB 1 Phasa, 2 phasa dan 3 phasa. Pada
dasarnya MCB 2 phasa adalah gabungan dari dua buah MCB 1 phasa, sedangkan
MCB 3 phasa merupakan gabungan tiga buah dari MCB 1 phasa.
Beberapa manfaat (fungsi MCB) adalah sebagai berikut ini:
1. Pengaman hubung singkat
1

Hubung singkat atau konsleting memang kerap sekali terjadi di Indonesia. Tak
jarang terdapat rumah atau pasar yang terbakar karena hubung singkat listrik. Ada
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hubung singkat, salah satunya adalah
tidak digunakannya pengaman hubung singkat. Sebagai contoh saja di pos ojek
biasanya mengambil listrik langsung dari tiang listrik, listrik yang diambil
tersebut langsung dilewatkan ke sakelar kemudian diteruskan ke lampu dan
beberapa perangkat elektronik lain. Jika suatu saat beban melebihi batas
kemampuan kabel dan terjadi hubung singkat maka tak ada pengaman yang
terpasang sehingga menyebabkan timbulnya panas dan bunga api, panas dan
bunga api inilah yang menimbulkan kebakaran. sekarang pikirkan jika hal ini
terjadi dipasar atau di rumah warga.
2. Mengamankan beban lebih
Biasanya pelanggan telah mengontrak listrik degan PLN, kontrak yang
dilakukan adalah berapa daya yang dikontrak oleh pelanggan. Misalnya pelanggan
mengontrak daya 450 maka jika daya yang digunakan sudah melebihi 450 secara
otomatis MCB akan trip (putus). Pemasangan Instalasi yang dilakukan PLN
dirumah pelanggan disesuaikan dengan kontrak yang telah disepakati, misalnya
dengan daya 450 maka kabel yang akan dipasang adalah yang sesuai untuk daya
450. Semakin besar daya yang dikontrak maka penyesuaian kabel juga akan
dilakukan. Kabel memiliki daya hantar listrik tersendiri, jika kita menghantarkan
arus 30A dengan kabel kecil maka kabel tersebut tidak akan kuat dan akhirnya
panas dan terbakar. Bayangkan jika MCB yang kita gunakan tidak membatasi
pemakaian arus bisa jadi berhubung banyak orang yang awam tentang listrik
terjadilah kebakaran dimana-mana akibat listrik.

3. Sebagai sakelar utama


MCB yang terpasang dirumah kita selain berfungsi sebagai Pengaman dari
terjadinya hubung singkat dan beban lebih juga bisa difungsikan sebagai sakelar
utama instalasi rumah kita. Jika kita ingin memasang lampu atau memasang
kotak-kontak (steker) dirumah kita maka kita hanya perlu menggunakan MCB

untuk memutus semua arus listrik didalam rumah. Selain itu MCB juga bisa
digunakan sebagai pemutus aliran listrik saat anda bepergian dalam waktu yang
lama. Misalkan anda ingin pergi ke luar kota selama 1 minggu jangan lupa untuk
mematikan aliran listrik dirumah anda dengan cara turunkan sakelar MCB.
Pada dasarnya pemutusan aliran listrik yang dilakukan oleh MCB berasal dari
dua prinsip, yakni prinsip panas dan prinsip elektromagnetik. Prinsip panas
digunakan saat MCB memutuskan arus karena beban lebih sedangkan prinsip
elektromagnetik digunakan saat MCB mendeteksi adanya hubung singkat.
a. Pemutusan MCB karena Elektromagnetik
Pemutusan dilakukan oleh koil yang terinduksi dan mempunyai medan
magnet. Akibatnya poros yang terdapat didekatnya akan tertarik dan menjalankan
tuas pemutus. Pada saat MCB bekerja karena hubung singkat (konsleting) akan
terdapat panas yang sangat tinggi, MCB dilengkapi dengan pemadam busur api
untuk meredam panas tersebut.
b. Pemutusan MCB karena panas
Pemutusan dilakukan karena terdapat beban lebih. Karena beban lebih maka
akan menimbulkan panas. Panas ini akan membuat bimetal melengkung dan
mendorong tuas pemutus akibatnya MCB akan trip (memutuskan arus).
Tidak sampai disitu manfaat dari menggunakan MCB masih terdapat banyak
lagi. Hal lain yang bisa didapatkan dari menggunakan MCB adalah apabila sudah
trip (putus) masih bisa digunakan lagi. MCB layaknya sakelar, saat dalam posisi
Off kita masih bisa merubah posisinya menjadi ON kembali. Sekian semoga
bermanfaat.

Bagian-bagian MCB :

Gambar Bagian-bagian MCB

Dari situs Wikipedia, kita dapatkan gambar yang menjelaskan bagian-bagian dalam MCB ini.
Gambar ini bersifat umum dan belum tentu sama persis dengan MCB yang umum dipakai di PLN
atau perumahan. Jadi hanya kita ambil sebagai contoh saja.
Bagian dalam MCB sebenarnya lebih dominan bersifat mekanis dengan fungsi switch mekanis
dan kontak penghubung/pemutus arus listrik.
Penjelasannya dari nomor-nomor dalam gambar adalah sebagai berikut :
1.

Actuator Lever atau toggle switch, digunakan sebagai Switch On-Off dari MCB. Juga
menunjukkan status dari MCB, apakah ON atau OFF.

2.

Switch mekanis yang membuat kontak arus listrik bekerja.

3.

Kontak arus listrik sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.

4.

Terminal tempat koneksi kabel listrik dengan MCB.

5.

Bimetal, yang berfungsi sebagai thermal trip

6.

Baut untuk kalibrasi yang memungkinkan pabrikan untuk mengatur secara presisi arus
trip dari MCB setelah pabrikasi (MCB yang dijual dipasaran tidak memiliki fasilitas ini,
karena tujuannya bukan untuk umum)

7.

Solenoid. Coil atau lilitan yang berfungsi sebagai magnetic trip dan bekerja bila terjadi
hubung singkat arus listrik.

8.

Pemadam busur api jika terjadi percikan api saat terjadi pemutusan atau pengaliran
kembali arus listrik.
Jika anda mengalami masalah dengan fungsi MCB, cukup beresiko jika kita perbaiki sendiri

dengan berbekal pengetahuan mengenai bagian-bagian dalamnya melalui gambar diatas. Karena
ini berhubungan dengan fungsi proteksi arus listrik yang sangat penting. Jadi sebaiknya sih ganti
MCB-nya dengan yang baru.

II.

FAKTOR DAYA

Secara umum, pengertian daya adalah energi yang dikeluarkan untuk


melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi
listrik yang digunakan untuk melakukan usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan
dalam satuan Watt.
P = VI
Terdapat tiga macam daya yaitu:
a. Daya aktif (P)
Daya aktif adalah daya yang terpakai untuk melakukan usaha atau energi
sebenarnya. Satuan daya aktif adalah watt.
P1 = V I cos
b. Daya reaktif (Q)
Daya Reaktif (reactive power) adalah daya yang di suplai oleh komponen
reaktif. Satuan daya reaktif adalah VAR.
Q1 = V I sin
c. Daya semu (S)
Daya semu (apparent power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian
antara tegangan rms (Vrms) dan arus rms (Irms) dalam suatu jaringan atau daya yang
merupakan hasil penjumlahan trigonometri antara daya aktif dan daya reaktif.
Satuan daya nyata adalah VA.

Faktor daya yang dinotasikan sebagai cos didefinisikan sebagai


perbandingan antara arus yang dapat menghasilkan kerja didalam suatu rangkaian
terhadap arus total yang masuk kedalam rangkaian atau dapat dikatakan sebagai
perbandingan daya aktif (kW) dan daya semu (kVA). Daya reaktif yang tinggi
akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih
rendah. Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu.

Dalam sistem tenaga listrik dikenal 3 jenis faktor daya yaitu faktor daya
unity, faktor daya terbelakang (lagging) dan faktor daya terdahulu (leading) yang
ditentukan oleh jenis beban yang ada pada sistem.

a. Faktor Daya Unity


Faktor daya unity adalah keadaan saat nilai cos adalah satu dan tegangan
sephasa dengan arus. Faktor daya Unity akan terjadi bila jenis beban adalah
resistif murni

Gambar 1 Arus Sephasa Dengan Tegangan


Pada Gambar terlihat nilai cos sama dengan 1, yang menyebabkan jumlah
daya nyata yang dikonsumsi beban sama dengan daya semu.
b. Faktor Daya Terbelakang (Lagging)
Faktor daya terbelakang (lagging) adalah keadaan faktor daya saat memiliki
kondisi-kondisi sebagai berikut :
1.

Beban/ peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari sistem atau beban bersifat
induktif.

2.

Arus (I ) terbelakang dari tegangan (V), V mendahului I dengan sudut

Gambar 2 Arus tertinggal dari tegangan sebesar sudut

Dari Gambar terlihat bahwa arus tertinggal dari tegangan maka daya reaktif
mendahului daya semu, berarti beban membutuhkan atau menerima daya reaktif
dari sistem.
3.

Faktor Daya Mendahului (Leading)


Faktor daya mendahului (leading) adalah keadaan faktor daya saat memiliki
kondisi-kondisi sebagai berikut :

1.

Beban/ peralatan listrik memberikan daya reaktif dari sistem atau beban bersifat
kapasitif.

2.

Arus mendahului tegangan, V terbelakang dari I dengan sudut

Gambar 3 Arus Mendahului Tegangan Sebesar Sudut


Dari Gambar terlihat bahwa arus mendahului tegangan maka daya reaktif
tertinggal dari daya semu, berarti beban memberikan daya reaktif kepada sistem.
c. Penyebab Faktor Daya Rendah
Hal-hal yang menyebabkan faktor daya bernilai rendah, diantaranya
penggunaan beban induktif berupa :
1.

Transformator,

2.

Motor induksi,

3.

Generator Iiduksi, dan

4.

Lampu TL.

d. Alasan Faktor Daya Diperbaiki


Beberapa alasan mengapa besarnya faktor daya harus diperbaiki, diantaranya :
1. Mengurangi biaya pengoperasian peralatan listrik,

2. Meningkatkan kapasitas sistem dan mengurangi rugi-rugi pada sistem yang


dioperasikan, dan
3. Mengurangi besarnya tegangan jatuh yang biasa disebabkan pada saat
transmisi daya.
e. Kapasitor Bank
Kapasitor merupakan komponen yang hanya dapat menyimpan dan
memberikan energi yang terbatas sesuai dengan kapsitasnya. Pada dasarnya
kapasitor tersusun oleh dua keping sejajar yang disebut electrodes yang
dipisahkan oleh suatu ruangan yang disebut dielectric yang pada saat diberi
tegangan akan menyimpan energi.
Dalam sistem tenaga listrik kapasitor sering digunakan untuk memperbaiki
tegangan jaringan dan untuk menyuplai daya reaktif ke beban yang berfungsi
untuk memperbaiki nilai faktor daya dari sistem. Dalam perbaikan faktor daya
kapasitor-kapasitor dirangkai dalam suatu panel yang disebut capacitor
bank. Selain itu kapasitor bankdapat juga digunakan untuk aplikasi lain yaitu filter
harmonisa, proteksi terhadap petir, untuk transformer testing, generator impuls,
voltage divider kapasitor.
Metoda Pemasangan Instalasi Kapasitor Bank
Metode pemasangan kapasitor tergantung dari fungsi yang diinginkan. Cara
pemasangan

instalasi

kapasitor

dapat

dibagi

menjadi

bagian

yaitu : global compensation, individual compensation, group compensation.

Gambar 4 Metode Pemasangan Instalasi Kapasitor Bank


1.

Global Compensation
Dengan metode ini kapasitor dipasang di induk panel (MDP). Arus yang
turun dari pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel MDP dan
transformator. Sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun dengan
demikian rugi akibat disipasi panas pada penghantar setelah MDP tidak
terpengaruh. Terlebih instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup panjang
Delta Voltagenya masih cukup besar.
Kelebihan :

Pemanfaatan kompensasi daya reaktifnya lebih baik karena semua motor tidak
bekerja pada waktu yang sama.

Biaya pemeliharaan rendah.


Kekurangan :

Switching peralatan pengaman bisa menimbulkan ledakan.

Transient yang disebabkan oleh energizing grup kapasitor dalam jumlah besar.

Hanya memberikan kompensasi pada sisi atasnya (upstream).

Kebutuhan ruang.

2.

Group Compensation
Dengan metoda ini kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor
dipasang dipanel SDP. Cara ini cocok diterapkan pada industri dengan kapasitas
beban terpasang besar sampai ribuan kva dan terlebih jarak antara panel MDP dan
SDP cukup berjauhan.
Kelebihan :

Biaya pemasangan rendah.

Kapasitansi pemasangan bisa dimanfaatkan sepenuhnya.

Biaya pemilaharaan rendah.


Kekurangan :

Perlu dipasang kapasitor bank pada setiap SDP atau MV/LV bus.

Hanya memberikan kompensasi pada sisi atas.

Kebutuhan ruangan

3.

Individual Compensation
Dengan metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban
khususnya yang mempunyai daya yang besar. Cara ini sebenarnya lebih efektif
dan lebih baik dari segi teknisnya. Namun ada kekurangan nya yaitu harus
menyediakan ruang atau tempat khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut
sehingga mengurangi nilai estetika. Disamping itu jika mesin yang dipasang
sampai ratusan buah berarti total cost yang di perlukan lebih besar dari metode
diatas.
Kelebihan :

Meningkatkan kapasitas saluran suplai.

Memperbaiki tegangan secara langsung.

Kapasitor dan beban ON/OFF secara bersamaan.

Pemeliharaan dan pemasangan unit kapasitor mudah.


Kekurangan :

Biaya pemasangan tinggi.

Membutuhkan perhitungan yang banyak

Kapasitas terpasang tidak dimanfaatkan sepenuhnya

10

Terjadi fenomena transient yang besar akibat sering dilakukan switching


ON/OFF.

Waktu kapasitor OFF lebih banyak dibanding waktu kapasitor ON


III.

GROUNDING
Grounding itu fungsinya untuk menghilangkan beda potensial antara

bagian logam suatu peralatan yg teraliri arus listrik liar dan tanah sehingga tidak

terjadi bahaya tegangan sentuh tak langsung. Caranya dengan menyalurkan arus
tersebut ke tanah melalui saluran pentanahan.
Lalu Timbul pertanyaan :
Seberapa bahaya nya sih tegangan sentuh tak langsung itu?
Seberapa besar Tahanan tubuh manusia?
Misal

ada

suatu

peralatan

1 fase

(220 V),

ada

arus

bocor

pada bodyperalatan tersebut.


Sehingga beda potensial antara Peralatan dan tanah adalah 220V.
Seseorang secara tidak sengaja menyentuh bagian peralatan tersebut. Untuk
mengetahui besar arus yang mengalir pada orang itu terlebih dahulu kita harus
mengetahui tahanan tubuh manusia.
Tahanan tubuh manusia dapat dikelompokkan menjadi 2 :
1. Tahanan kontak kulit bervariasi mulai dari 1000 k kulit kering)
hingga 100 (kulit basah ).
2. Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri berkisar antara 100 - 500.
Sehingga :
Untuk kondisi terbaik :
R = 1000 k
I = 220V/1000k
= 0,22 mA

11

Untuk kondisi terburuk :


R = 100 + 100 = 200
I = 220V/200
= 1,1 A
Kondisi seperti apakah yang membahayakan tubuh manusia ?
Ada 2 faktor yang menentukan tingkat bahaya suatu sengatan listrik : besar
dan lama sengatan.
Seperti pada gambar berikut :

Daerah 1 : daerah aman. Arus sengatan 0,1-0,5 mA belum terasakan oleh


tubuh manusia.
Daerah 2 : daerah aman, Arus sengatan 0,5-10 mA tubuh terasa
kesemutan, Diatas 10mA sampai 200mA jantung tahan sampai jangka waktu
maksimal 2 detik saja.
Daerah

: daerah

mengakibatkan

berbahaya, Arus

kejang-kejang/kontraksi

sengatan
otot

dan

200-500 mA
paru-paru

dapat

sehingga

gangguan pernafasan.
Daerah 4 : daerah sangat berbahaya, Arus sengatan diatas 500 mA dapat
menimbulkan kematian.
Contoh :
Tahanan pentanahan tidak lebih dari 0,1. Bila pada peralatan tersebut
dipasang sekering 200A, maka besar tegangan sentuh akan menjadi :
V = 200 A x 0,1

12

= 20 V
Dan besar arus yang mengalir ke tubuh manusia menjadi :
Untuk kondisi terbaik :
R = 1000 k
I = 20V/1000k
= 0,02 mA
Untuk kondisi terburuk :
R = 100 + 100 = 200
I = 20V/200
= 0,1 A
IV.

MEGGER
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik

maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan
tinggi arus searah, yang diputar oleh tangan.
Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah: 500, 1.000, 2.000 atau
5.000 volt dan batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter
ohm dan 5 sampai 5.000 meter ohm dan lain-lain sesuai dengan sumber
tegangan dari megger tersebut.
Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya
tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja
(sistem tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya.
Dewasa ini telah banyak pula megger yang mengeluarkan tegangan tinggi,
yang didapatkannya dari baterai sebesar 8 12 volt (megger dengan sistem
elektronis). Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan tinggi
yang jauh lebih stabil dibanding megger dengan generator yang diputar
dengan tangan. Gambar rangkaian dasar megger adalah seperti gambar.
Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi
antara lain untuk: 1. Kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan 2. Kabel
tegangan rendah 3. Kabel tegangan tinggi 4. Transformator, OCB dan
peralatan listrik lainnya.

13

a. Megger Test (Test Insulasi / Insulation Test)


Mengapa kita melakukan pengetesan insulation / megger test ?? Test
insulasi dipergunakan untuk mengetahui kondisi konduktor di jaringan.
Insulasi yang memadai diperlukan untuk menghindari terjadinya direct contact
seperti short circuit atau ground fault. Buruknya insulasi jaringan bisa
mengakibatkan terjadinya arus bocor dan bisa membahayakan nyawa
seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan percikan api yang bisa
mengakibatkan kebakaran.
Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line/
phase dengan netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan pengetesan
terlebih dahulu dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot
lamp dengan jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa
ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Meg Ohm
sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm.
Insulasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya sebuah motor
selain masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan mengalami
penurunan tingkat insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor telah
mencapai antara 10 ~ 1 Meg Ohm maka perlu dilakukan preventive
maintenance. Jika insulasi dibawah 1 Meg Ohm berarti motor dalam kondisi
kritis.
Rumus Perhitungan Pengukuran Insulation Test 1. Pengukuran tegangan
Rendah: Rumus 1000. E (minimal) Contoh : E =380 V R isolasi= 1000 . 380
= 380.000 = 0.38 M Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 maka alat
tersebut masih bisa dikatakan baik. 2. Pengukuran Tegangan Menengah dan

14

Tinggi : Mengunakan DC Test Rumus R isolator Arus bocor Max =


A
b.

Meter Tahanan Pentanahan


Biasa disebut dengan Meger Tanah atau Earth Tester, digunakan untuk

mengukur tahanan pentanahan kerangka kubikel dan pentanahan kabel.


Terminal alat ukur terdiri dari 3 (tiga) buah, 1 (satu) dihubungkan dengan
elektroda yang akan diukur nilai tahanan pentanahannya dan 2 (dua)
dihubungkan dengan elektroda bantu yang merupakan bagian dari alat
ukurnya. Ketelitian hasil tergantung dari cukupnya energi yang ada pada
baterai.

Gambar Meter Tahanan Pentanahan


Meter Tahanan Kontak biasa disebut dengan Micro Ohm meter dan
digunakan untuk mengukur tahanan antara terminal masuk dan terminal
keluar pada alat hubung utama kubikel. Nilai yang dihasilkan adalah dalam
besaran micro atau sepersatu juta ohm. Dua terminal alat ukur yang
dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan mengalirkan arus searah
dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang terukur pada alat ukurnya
adalah jatuh tegangan antara 2 (dua) terminal yang terhubung dengan alat
ukur, tetapi kemudian nilainya dikalibrasikan menjadi satuan micro ohm.

Gambar Micro Ohm meter

15

V.

PENGUKURAN PENTANAHAN
Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak

diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan


yang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam,
tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan atau pengelompokan tahanan jenis
dari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung pada
beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban, dan
pengaruh kandungan kimia.
1. Nilai resistans jenis tanah
Nilai resistans jenis tanah, rt sangat berbeda tergantung komposisi tanah
seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL 1987 atau yang
ditunjukkan pada Tabel :

Nilai-nilai tersebut pada Tabel seluruhnya berlaku untuk tanah lembab


sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu bahan isolasi yang
bagus, sama seperti air destilasi. Maka elektrode bumi selalu harus ditanam
sedalam mungkin dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu terletak
dalam lapisan tanah yang basah.
1. Resistans pembumian
Resistans pembumian elektrode bumi rt tergantung pada jenis dan keadaan
tanah serta pada ukuran dan susunan elektrode.

16

Contoh: untuk mencapai resistans pembumian suatu elektrode bumi


sebesar 5 ohm, maka menurut Tabel 2.1 dan 2.2 untuk tanah liat atau ladang
dengan resistans jenis tanah liat atau tanah ladang dengan rt = 100 ohm-m,
diperlukan sesuatu elektrode pita dengan panjang 50 m atau 4-elektrode batang,
masing- masing panjangnya 5m, yang disusun dalam lingkaran dengan diameter
15 m. Untuk pasir basah dengan rt=200 ohm maka terdapat resistans pembumian
sama dengan 6 ohm dan panjang pita pembumian 100m
Untuk mendapatkan reistans pembumian yang hasilnya sama bila dipakai
pelat elektrode, maka memerlukan bahan yang lebih banyak dari pada elektrode
pita atau batang tanah. Contoh untuk menentukan resistans pembumian suatu
elektrode:
a. Suatu elektrode pita dengan ukuran 30mm x 4mm (l x t) dengan panjang
L=40 mm.
b. Resistans jenis tanah rt = 180 ohm-m.
c. Resistans pembumian dapat dihitung dengan rumus dalam Tabel
VI.

KWH METER
KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini

bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet


tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium. Pengukur Watt atau
Kwatt, yang pada umumnya disebut Watt-meter/Kwatt meter disusun sedemikian
rupa, sehingga kumparan tegangan dapat berputar dengan bebasnya, dengan jalan
demikian tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH (watt Jam) ataupun
dalam Kwh (kilowatt Hour).
Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah tangga menggunakan
satuan kilowatt- hour (KWH), dimana 1 KWH sama dengan 3.6 MJ. Karena
itulah alat yang digunakan untuk mengukur energi pada industri dan rumah

17

tangga

dikenal

dengan

watthourmeters.

Besar

tagihan listrik

biasanya

berdasarkan pada angka-angka yang tertera pada KWH meter setiap


bulannya Untuk saat ini. KWH meter induksi adalah satu-satunya tipe yang
digunakan pada perhitungan daya listrik rumah tangga.
Bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan,
kumparan arus,sebuah

piringan

aluminium,

sebuah

magnet

tetap,

dan

sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan. Jika meter
dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat torsi yang membuatnya
berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi.
Semakin besar daya yang terpakai, mengakibatkan kecepatan piringan
semakin besar; demikian pula sebaliknya.
Jenis-Jenis KWH METER
Apabila dilihat dari cara kerjanya, KWH Meter dibedakan menjadi :
1. KWH meter Analog
2. KWH meter Digital
Untuk Penjelasannya dapat dilihat dibawah ini :
a. KWH meter Analog
Adapun bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter Analog antara lain,
sebagai berikut :
1. kumparan tegangan
2. kumparan arus
3. piringan aluminium
4. magnet tetap
5. gear mekanik yang mencatat jumlah perputaranpiringan aluminium
6. Bendera pengereman berfungsi mengatur piringan pengujian beban nol
pada tegangan normal.
7. Lidah pengereman adalah merupakan pasangan dengan bendera(8).Posisi
lidah pengereman dan bendera pengereman harus tepat sehingga:

Pada beban nol,tegangan norminal piringan berhenti pada saat posisi


mereka berdekatan.

Tetapi arus mula (0,5 % Id) piringan harus dapat berputar > 1 putaran.

18

b. KWH Meter Digital


KWH Meter digital digunakan untuk mengatasi kelemahan dari KWH
Meter analog. Adapun kelebihan dari KWH Meter Digital antara lain sebagai
berikut :

Sistem pembayarannya dengan sistem prabayar, dengan sistem prabayar


menggantikan cara pembayaran umumnya, dengan menggunakan kartu
prabayar elektronik pengganti tagihan bulanan.

KWH meter denan tampilan digital yang menyala dan berukuran cukup
besar.

Akurasi perhitungan KWH, tidak adanya tunggakan pembayaran tagihan


listrik, kemudahan memutus sambungan listrik pelanggan yang melakukan
tunggakan tagihan dengan menggunakan alat yang bisa di set up dari jarak
maximal 200 meter.

Gambar KWH Meter Digital 1 phasa

19

Display Menu
1. Aktif Energy (kWh)
2. V rms ** (V) 2 angka dibelakang koma
3. I rms ** (A) 2 angka dibelakang koma
4. Status Tusbung
Gambar KWH Meter Digital Prabayar

Display Menu

20

1.
2.
3.
4.
5.

Sisa kWh
Sisa Nominal Rupiah
Status Tusbung
Status Alarm sebelum sisa nominal kWh habis
Status Isi Ulang kWh

c. Prinsip Kerja KWH Meter


1. KWH Meter Analog
Ditinjau dari segi cara bekerjanya maka pengukur ini memakai prinsip azas
induksi atau azas Ferraris. Dan pada umumnya alat pengukur ini digunakan untuk
mengukur daya listrik arus bolak balik. Pada alat ini dipasang sebuah cakera
alumunium (alumunium disk) yang dapat berputar, dimuka sebuah kutub magnit
listrik (Electro magnet).
Magnit llsitrik ini diperkuat oleh kumparan tegangan dan kumparan arus. Dengan
adanya lapangan magnit tukar yang berubah-ubah maka cakera (Disk) alumunium
ditimbulkan suatu arus bolak-balik, yang menyebabkan cakera tadi mulai berputar
dan menggerakkan pesawat hitungnya.
Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di bedakan menjadi tiga
macam, yaitu
1. Daya kompleks S(VA) = V.I
2. Daya reaktif Q(VAR) = V.I sin
3. Daya aktif P(Watt) = V.I cos
Dari ketiga daya tersebut yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif,
yang dinyatakan dengan satuan Watt. Sedangkan daya reaktif dapat diketahui
besarnya dengan menggunakan alat ukur Varmeter. Untuk pemakaian pada rumah,
biasanya hanya digunakan KWH meter.
Pada pembebanan bebas induksi kecepatan berputarnya cakera sangat
tergantung pada hasil kali tegangan pada hasil kali dari tegangan (E) x Kuat arus
(I) dalam satuan watt. Jumlah putaran tergantung pada kecepatan dan lamanya,
dengan demikian dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Tegangan x Kuat Arus x Waktu = E x I x t dalam satuan Watt jam (WH)
Untuk alat pengukur Kilowatt jam (KWH) arus putar, pada umunya mempunyai
tiga system magnit, yang masing masing dengan sebuah kumparan arus dan
tegangan yang bekerja pada sebuah cakera turutan, dimana ketiga cakera itu
dipasang pada sumbu yang sama.
21

Cara kerja KWH Meter :


Pada piringan KWH meter terdapat suatu garis penanda (biasanya
berwarna hitam atau merah).
Garis ini berfungsi sebagai indikator putaran piringan. Untuk 1
KWH biasanya setara dengan 900 putaran (ada juga 450 putaran tiap KWH).
Saat beban banyak memakai daya listrik, maka putaran piringan KWH ini akan
semakin cepat. Hal ini tampak dari cepatnya garis penanda ini melintas.
2. KWH METER DIGITAL
Adapun cara kerja dari KWH meter digital antara lain sebagai berikut :
1. KWH Meter digital dikontrol oleh sebuah mikrokontroler dengan tipe
AVR90S8515 dan menggunakan sebuah sensor digital tipe ADE7757
yang berfungsi untuk membaca tegangan dan arus serta untuk mengetahui
besar energi yang digunakan pada instalasi rumah.
2. Seven Segment sebagai penampil data besaran energi listrik yang
digunakan di rumah. Dari komponen-komponen tersebut dihasilkan
sebuah KWH meter moderen dengan tampilan digital yang dapat
mengukur besaran penggunaan energi, dengan batasan maksimal beban
500 watt.

22

Adapun sistem pembayaran KWH Meter digital yaitu dengan sistem pembayaran
moderen membeli sebuah voucher elektronik, berisi besaran digital yang
berfungsi sebagai pulsa dan juga sebagai pembanding besaran energi yang
digunakan. Secara otomatis sistem ini memutuskan tegangan rumah bila besaran
tersebut mencapai nilai 0.
VII.

LUX METER
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat

penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini
didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat
ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor
tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya
akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus
listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun
semakin besar.
Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini
termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah
sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya
ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari hasil
dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami
atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai
warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang
gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil
yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang
yang ditangkap oleh sensor photo diode.
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid
Crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format
digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus.
LCD pun mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam
23

cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik
eksternal.
Hampir semua lux meter terdiri dari rangka sebuah sensor dengan sel foto,
dan layer panel. Sensor diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari
sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin
banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar.
Cahaya selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna pada panjang
gelombang yang berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek
dari semua panjang gelombang. Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai
suhu warna dan dinyatakan dalam derajat Kelvin. Standar suhu warna untuk
kalibrasi dari hampir semua jenis cahaya adalah 2856 derajat Kelvin, yang lebih
kuning dari pada warna putih. Berbagai jenis dari cahaya lampu menyala pada
suhu warna yang berbeda. Pembacaan lux meter akan berbeda, tergantung variasi
sumber cahaya yang berbeda dari intensitas yang sama.
Hal ini menjadikan, beberapa cahaya terlihat lebih tajam atau lebih lembut
dari pada yang lain. Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi
(cahaya) di perkantoran, pabrik, markas kemanan dan lain sebagainya.
Adapuun bagian- bagian dari alat lux meter adalah sebagai berikut :

24

Fungsi bagian- bagian alat ukur :


Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran
Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

Aliran cahaya atau fluksi iluminasi (F) yang dipancarkan oleh sumber
diukur dalam Lumen. Satu Lumen adalah fluki cahaya yang dipancarkan dalam
sudut pejal satuan dari sebuah titik sumber sebesar satu lilin. Radian dapat
dipandang sebagai sudut yang dilingkupi oleh suatu busur yang sama dengan
radius satuan r , sedangkan sebuah sudut pejal menutupi suatu daerah pada bola
pejal yang sama dengan kuadarat jari-jarinya.
F = I W Lumen
Dimana :
F = Fluksi cahaya
I = Intensitas Cahaya
Iluminassi (E) adalah cahaya yang jatuh pada sebuah permukaan. Hali ini
diukur terhadap fluksi penerangan yang diterima pada luas satuan, misalnya
Lumen setiap m2, satuannya adalah Lux. Penerangan cahaya (Iuminasi) mengikuti
hokum kuadrat terbalik sehingga jika permukaan yang diterangi berpindah dari
harga semula untuk iluminasi hubungannya dapat dituliskan
E = I / h2 Lux
25

Dimana :
E = Iluminasi (Lux)
I = Intensitas Cahaya (Candela)
h = Jarak antara luxmeter dengan sumber cahaya (meter)

a. Prosedur Penggunanaan Alat


Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter amat sederhana. Tidak
serumit alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar
diperhatikan adalah alat sensornya,karena sensornyalah yang kan mengukur
kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor harus ditempatkan pada
daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara tepat agar
hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah
sebagai berikut :
1. Geser tombol off/on kearah On.
2. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000
lux) pada tombol Range.
3. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan
daerah yang akan diukur kuat penerangannya.
4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor
cahaya yang bersifat amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus
diamankan pada temapat yang aman sehingga sensor ini dapat terus berfungsi
dengan baik karena sensor ini merupakan komponen paling vital pada alat ini.
Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah
baterainya. Jikalau pada layar panel menunjukan kata LO BAT berarti baterai
yang digunakan harus diganti dengan yang baru. Untuk mengganti baterai dapat
dilakukan dengan membuka bagian belakang alat ini (lux meer) kemudian
mencopot baterai yang habis ini, lalu menggantinya dengan yang dapat
digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai dengan tegangan 9
volt, tetapi untuk tegangan beterai ini tergantung pada spesifikasi alatnya.

26

Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh


diruangan yang dengan kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran
ternyata hasilnya tidak normal maka dapat dilakukan pengkalibrasian ulang
dengan menggunakan tombol Zero Adjust.

b. Cara Pembacaan
Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3
kisaran pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan
kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih
2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari
2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan pada
kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat
dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur
tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar
hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan
alat.
Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam
pembacaan pada layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 200019990 dalam membaca hasil pada layar panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan
range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca hasil dikalikan 100 lux.
c.

Kegunaan Lux Meter


Luxmeter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat atau

lemahnya cahaya yang terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu. Apabila
kita telah mengetahui intensitas cahaya pada suatu ruangan, kita dapat
menentukan lampu yang tepat untuk dipasang pada setiap ruangan. Sehingga,
dihasilkan tingkat pencahayaan yang sesuai standar. agar tingkat pencahayaan
ruangan sesuai dengan fungsi ruangan. Fungsi ruangan yang dimaksud adalah

27

jenis aktifitas yang dilakukan di dalam ruangan tersebut. Biasanya alat ini banyak
digunakan pada arsitektur, penelitian, fotografi,. Dalam aplikasi penggunaannya
dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada bidang arsitektur, industri, dan
lain-lain.
Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya
(Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi
sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda
cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam
penggunaan alarm.
Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada alat yang biasa digunakan
pada fotografi, sebagai contoh pada alat available light, reflected lightmeter, dan
incident lightmeter.

28

Anda mungkin juga menyukai