DIBUAT OLEH :
TIM PENGAJAR HUKUM ACARA PIDANA
I WAYAN TANGUN SUSILA,SH.MH
I WAYAN BELA SIKILAYANG,SH.MH.
Pertemuan ke-I
PENGANTAR
Ada orang bernama A mengambil sepeda milik orang lain bernama B
dan oleh karenanya perbuatan A tersebut dilaporkan oleh B kepada
Polisi. Atas laporan A tersebut kemudian Polisi melakukan tindakan
sesuai
wewenangnya
yaitu
melakukan
tindakan
penyelidikan/penyidikan termasuk melakukan tindakan penangkapan,
penahanan, penggeledahan, penyitaan. Setelah dilakukan penyidikan
ternyata ada cukup bukti untuk dilakukan penuntutan, dan oleh
karenanya perkara A ini dilimpahkan ke Penuntut Umum untuk
selanjutnya dapat dilakukan penuntutan.Atas tuntutan Penuntut Umum
oleh Pengadilan kemudian diputus sebagai terbukti bahwa A telah
melakukan tindak pidana pencurian dan dihukum dengan hukuman
penjara selama 3 tahun. Putusan tersebut oleh Jaksa dilaksanakan
eksekusi dan Si A ditempatkan sebagai tahanan di Lembaga
Pemmasyarakatan.
Tugas :
1. Aspek hukum apa yang ada dalam kasus tersebut diatas dan
bagaiamana hubungan antara aspek-aspek hukum tersebut.
2. Definisi Hukum Acara Pidana.
Bacaan :
1.
R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Prosedur penyelesaian perkara
pidana menurut KUHAP bagi penegak Hukum), tahun 1982, hal.1
3).
2.
Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, 1983,
hal. 13 17.
Pertemuan ke-II
TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA
Pengakuan dalam perkara perdata adalah sebagai bukti sempurna yang
kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi . Berbeda halnya dalam
perkara pidana bahwa pengakuan tidak dapat dijadikan dasar / bukti
dalam menjatuhkan putusan untuk menyatakan bahwa seseorang telah
bersalah atau tidak bersalah melakukan suatu tindak pidana.
Tugas :
2
Tugas :
1. Cari pengertian peradilan pidana.
2. Bagaimana proses peradilan pidana menurut KUHAP.
3. Apa tugas / wewenang Kepolisian, Jaksa/Penuntut Umum dan
Hakim dalam proses peradilan pidana.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Pertemuan ke-VII
PENYELIDIKAN
Penyelidik dengan setelah menerima laporan dan atau pengaduan
masyarakat bahwa telah terjadi suatu tindak pidana, akan dilakukan
penyelidikan guna membuat terang mengenai tindak pidana yang
dilaporkan/diadukan tersebut. Kemudian hasil penyelidikan diserahkan
kepada penyidik dan apabila menurut penyidik ada cukup alasan untuk
dilakukan penyidikan maka oleh penyidik akan dilakukan tindakan
penyidikan guna menemukan bukti dan tersangkanya.
Tugas :
1. Siapakah penyelidik tersebut,
2. Apa saja wewenang yang dimiliki penyelidik.
3. Bagaimana hubungan kerja antara penyelidik dengan penyidik
dalam proses penyelidikan.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984.
2. KUHAP.
Pertemuan ke-VIII
PENYIDIKAN
Penyidik dengan setelah menerima hasil penyelidikan akan melakukan
tindakan dan atau tidak halmana sangat tergantung dari pertimbangan
penyidik sendiri. Secara undang-undang penyidik memiliki wewenang
untuk tidak melakukan penyidikan alias menghentikan penyidikan .
penyidik
wajib
untuk
Tugas :
1. Apa pengertian penyidikan.
2. Apa yang menjadi alasan penghentian penyidikan secara undangundang.
3. Bagaimana hubungan fungsional antara penyidik dan penuntut
umum dalam proses penyidikan.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984.
2. KUHAP.
Pertemuan ke-IX
HAK TERSANGKA / TERDAKWA
Dengan berlakunya KUHAP bahwa tersangka/terdakwa diberikan
sejumlah hak yang yang dalam penggunaannya adalah tergantung dari
pihak tersangka/terdakwa sendiri dalam artian apakah hak tersebut
dipergunakan atau tidak. Namun ada hak menurut undangpundang
wajib diberikan oleh pemerintah baik diminta dan ataupun tidak.
Tugas :
1. Hak-hak apa saja yang diberikan oleh undang-undang kepada
tersangka/terdakwa.
2. Hak apa yang oleh pemerintah secara wajib untuk diberikan baik
diminta dan ataupun tidak.
3. Bagaimana apabila hak tersangka/terdakwa tersebut dilanggar oleh
penyidik dan atau penuntut umum.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984.
2. KUHAP.
Pertemuan ke-X
PENANGKAPAN
3. KUHAP.
Pertemuan ke-XII
PENGGELEDAHAN / PENYITAAN
Untuk kepentingan pencaharian bukti-bukti bahwa Polisi dalam hal ini
melakukan tindakan penggeledahan rumah dan sekaligus menyita
barang-barang yang ada di dalam rumah tersebut.
Tugas :
1. Secara undang-undang apakah tindakan Polisi tersebut dapat disebut
sebagai penggeledahan / penyitaan.
2. Bagaimana penggeledahan/penyitaan dilakukan dalam keadaan
tertangkap tangan.
3. Apakah konskwensi yuridis terhadap penggeledahan/penyitaan yang
tidak sesuai dengan undang-undang.
Bacaan :
1. Tanusubroto, Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana, 1984, hal 38.
2. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Prosedur penyelesaian perkara
pidana menurut KUHAP bagi Penegak Hukum), 1982, hal.29.
3. KUHAP.
Ertemuan ke-XIII
I.
PENUNTUTAN
Jaksa/Penuntut Umum setelah menrima berkas perkara dari penyidik
akan mempelajari dan apabila berkas perkara dianggap belum cukup,
penutntut umum memiliki wewenang untuk melakukan pra-penuntutan.
Apabila berkasnya telah dianggap cukup maka penuntut umum
membuat surat dakwaan kemudian melakukan penuntutan dengan
melimpahkan perkara ke pengadilan berwenang. Kemudian setelah
perkara disidangkan ternyata oleh pengadilan dinyatakan bahwa surat
dakwaan Penuntut Umum tersebut sebagai tidak memenuhi syarat
undang-undang dan dibatalkan demi hukum.
Tugas :
1. Apakah surat dakwaan.itu.
8
Pertemuan ke-XIV
PEMERIKSAAN PERKARA DI SIDANG PENGADILAN
Pengadilan dalam menindak lanjuti tuntutan Penuntut Umum agar
perkara disidangkan, maka untuk ini sesuai wewenang yang ada akan
menentukan acara pemeriksaan perkara yaitu apakah dilakukan dengan
acara biasa, singkat dan cepat adalah tergantung dari bobot dan
pembuktian perkara bersangkutan.
Tugas :
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan perkara biasa, singkat dan
cepat.
2. Bagaimana proses acara sidang pengadilan perkara biasa, singkat
dan cepat.
3. Bagaimana acara pembuktian dalam perkara pidana.
4. Apa yang dimaksud dengan alat bukti minimum.
5. Jenis putusan perkara pidana.
Bacaan :
1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984., hal.212 224
2. Soedirjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana, 35 46
Pertemuan ke-XV
PEMBUKTIAN
Dalam ilmu pengetahuan dikenal adanya beberapa teori pembuktian
antara lain pembuktian yang menekankan pada alat bukti menurut
9
10
11
12