Anda di halaman 1dari 11

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks
karena melibatkan berbagai faktor yang harus dijalankan sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Apabila seorang pendidik
tidak memahami pola pola perkembangan dari peserta didik maka
akan mengalami berbagai masalah yang akan menghambat proses
pembelajaran.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik?
2. Bagaimana pola perkembangan afektif peserta didik?
3. Bagaimana pola perkembangan kognitif peserta didik?
1.3 Tujuan :
1. Mengetahui hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
2. Mengetahui pola perkembangan afektif peserta didik.
3. Mengetahui pola perkembangan kognitif peserta didik.

BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Pertumbuhan peserta didik
Pertumbuhan adalah proses perubahanukuran-ukuran fisik secara
kuantitatif dan dapat dilihat dengan panca indera. Pertumbuhan manusia
dialami sejak sebelum lahir dan sesudah lahir. Pertumbuhan sebelum lahir
yaitu pertumbuhan dari bertemunya sperma dan zigot yang kemudian
menjadi

zigot

dan

tumbuh

menjadi

embrio

dan

akan

mengalami

pertumbuhan yang dinamakan dengan fetus/janin dan saat mencapai waktu


kelahiran menjadi bayi. Pertumbuhan sesudah lahir yaitu pertumbuhan dari
bayi tumbuh menjadi balita kemudian anak-anak dan remaja, setelah remaja
dilalui maka akan tumbuh menjadi dewasa yang akan mulai belajar
kemandirian. Dan pertumbuhan yang selanjutnya adalah masa tua dimana
ini merupakan masa yang paling akhir dimana pada masa ini banyak sekali
tanggung jawab yang harus kita jalani.
2.2 Pengertian Perkembangan peserta Didik
Proses perubahan ukuran secara nonfisik yang bersifat kualitatif.
Aspek-aspek

dari

perkembangan

nasional

adalah

intelek/kognitif,

emosi,bahasa, bakat khusus, nilai moral dan sikap. Perkembangan dapat


didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan
koheren .Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing
mereka maju, dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukan
hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dan telah mendahului
atau mengikutinya. (Chaplin C.P.,1989:134).
Dapat pula dapat dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu
proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada
tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan,
kemasakan, dan belajar.
2

2.3 Faktor-faktor yang Mendasari Pertumbuhan dan Perkembangan


Peserta Didik
1. Faktor yang Mendasari Pertumbuhan
Tinggi rendahnya mutu hasil pertumbuhan peserta didik terdiri dari
faktor-faktor sebagai berikut.
1. Faktor Internal
a. Pembawaan
Pembawaan di tentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang di bawa sejak
lahir (genetis).
b. Kematangan
Tiap

organ

dalam

tubuh

manusia

mengalami

pertumbuhan

dan

perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah


matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing. Pertumbuhan seolah-olah seperti sudah direncanakan
oleh faktor kematangan. Misal anak berumur 3 bulan diberi makanan
yang cukup bergizi supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang
sehingga mampu untuk berjalan, tapi ini tidak mungkin berhasil sebelum
mencapai umur lebih dari 10 bulan.
2. Faktor Eksternal
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat.
b. Makanan
Anak yang kurag gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang
cukup gizi pertumbuhannya akan pesat.
c. Stimulasi Lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatan percepatan
pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat
latihan.

2.4 Pola perkembangan afektif peserta didik

2.4.1 Arti Perkembangan,Afektif,Kognitif


Perubahan psikologis yang tidak dapat diukur, sebagai hasil proses
pematangan yang bersifat kualitatif
Ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak seperti Ingatan, Pemahaman, Penerapan,
Analisis, Sintesis, Penilaian

2.4.2 Tahap-tahap perkembangan Afektif


1. Kepercayaan dasar/Trust (0 1 tahun)
Bayi yang kebutuhannya terpenuhi ,diperlakukan sebaik-baiknya,
diajak main dan bicara, akan tumbuh perasaannya bahwa dunia ini
tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu
bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia menggantungkan
nasibnya.
Jika perawatan terhadap bayi itu tidak tetap, tidak memadai
sebagaimana mestinya, serta terkandung di dalarnnya sikap-sikap
menolak, akan tumbuh pada bayi tersebut rasa takut serta
ketidakpercayaan.ini yang mendasar terhadap dunia sekelilingnya
dan terhadap orang-orang di sekitarnya. Perasaan ini akan terus
terbawa pada tingkat-tingkat perkembangan berikutnya.
2. Otonomi/ Autonomy (1 3 tahun)
4

Pada tahap ini, anak mulai melakukan aktifitas seperti; berjalan,


memanjat,

menjatuhkan

memegang

dan

sesuatu,

melepaskan.

menarik

Anak

dan

sangat

mendorong,

bangga

dengan

kemampuannya ini dan ia ingin melakukan banyak hal . Anak


kemudian akan mengembangkan perasannya, bahwa ia dapat
mengendalikan

otot-ototnya,

dorong-dorongannya,

serta

mengendalikan diri dan lingkungannya.


3. Inisiatif/Initiatives (3 5 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mengendalikan badan secara penuh.
seperti dapat mengendarai sepeda roda tiga, mampu berlari,
memukul, memotong sesuatu. inisiatif anak akan lebih terdorong
dan terpupuk bila orang tua memberi respons yang baik terhadap
keinginan anak untuk bebas dalam melakukan. Dimensi sosial pada
tahap ini mempunyai dua ujung:: inisiative guilt- Anak yang
diberi kebebasan dan kesempatan untuk berinisiatif pada permainan
motorik

serta

mendapat

jawaban

yang

yang

memadai

dari

pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya (intelectual full/live), maka


inisiatifnya akan berkembang dengan pesat.
4. Produktivitas/Productivity (6 11 tahun )
Anak mulai mampu berpikir secara deduktif, bermain dan belajar
menurut peraturan yang ada.
Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan
sesuatu dengan benda-benda yang praktis. dan mengerjakannya
sampai

selesai

sehingga

menghasilkan

sesuatu.

Derdasarkan

hasilnya mereka dihargai dan di mana perlu diberi hadiah. Dengan


demikian

rasa/sifat

ingin

dikembangkan.
5. Identitas/Identity (12 18 tahun)
5

menghasilkan

sesuatu

dapat

Pada tahap ini anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. la
mempunyai

perasaan-perasaan

dan

keinginan-keinginan

baru

sebagai akibat perubahan-perubahan ditubuhnya. Pandangan dan


pemikirannya

tentang

dunia

sekelilingnya

mengalamai

perkembangan. la mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain. la


juga berpikir apa pandangan orang lain tentang dirinya. la mulai
mengerti tentang keluarga yang ideal, agama dan masyarakat, yang
dapat diperbandingkannya dengan apa yang dialaminya sendiri.
6. Generasi Berikut/Generavity (25 45 tahun)
Disini berarti orang ini mulai memikirkan orang-orang lain di luar
keluarganya sendiri, memikirkan generasi yang akan datang serta
hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi ini hidup.
Tahap ini bukan hanya terdapat pada orang tua (ayah dan ibu),
tetapi terdapat pula pada individu-individu yang secara aktif
memikirkan kesejahteraan kaum muda serta berusaha membuat
tempat bekerja yang lebih baik untuk mereka hidup. Orang yang
tidak berhasil mencapai tahap ini berarti ia berada dalam keadaan
self absorption dengan hanya memutuskan perhatian kepada
kebutuhan-kebutuhan dan kesenangan pribadinya saja.
7. Integrity vs Despair/Integritas (45+ )
Pada tahap ini usaha-usaha yang pokok pada individu sudah
mendekati

kelengkapan,

dan

merupakan

masa-masa

untuk

menikmati pergaulan dengan cucu-cucu. Integrity timbul dari


kemampupn individu untuk melihat kembali kehidupannya yang lalu
dengan kepuasan. Sedangkan kebalikannya adalah despair, yaitu
keadaan di mana individu yang menengok ke belakang dan
meninjau kembali kehidupannya masa lalu sebagai rangkaian
kegagalan dan
6

2.4.3 Tahap-tahap perkembangan Kognitif :


1. Tahap Sensori-Motoris (0 2,5 Tahun)

Anak berada pada tahap pertumbuhan

Bayi menggunakan sistem pengindraan dan aktifitas motorik untuk


mengenal lingkungannya

2. Tahap Praoperasional (2 7 Tahun)

Anak mulai mempunyai kemampuan menggunakan simbol yang


mewakili suatu konsep yaitu berkaitan meniru hal-hal yang dilihatnya.

3.Tahap Rasional Konkret (7 11 Tahun)

Anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret.

Mulai bekembang rasa ingin tahunya, ia mengembangkan 3 macam


operasi berpikir(identifikasi, negasi, reprokasi)

4. Tahap Operasional Formal (11 tahun keatas)

Anak

telah

mampu

mewujudkan

suatu

keseluruhan

dalam

pekerjaannya hasil berpikir logis dan aspek perasaan serta moral telah
berkembang.

Soal
1. Apa pengertian perkembangan afektif itu?

2. Apa pengetian perkembangan kognitif itu?


3. Sebutkan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

Perkembangan Peserta Didik?


4. Berikan contoh dari perkembangan afektif itu?
5. Berikan contoh dari perkembangan kognitif itu?

Jawaban

Pertumbuhan

dan

1. Perkembangan afektif adalah perubahan kualitatif terhadap aspek


psikologis yang lebih ditekankan pada emosi dan perasaan.
2. Perkembangan

kognitif

adalah

perubahan

lebih

lanjut

dari

perkembangan intelek yang di tujukan pada perilaku anak ,yaitu


tindakan menolak atau memilih sesuatu dan memecahkan persoalan
yang berlangsung yang berkaitan dengan lingkungannya.
3. 1. Faktor Internal
a. Pembawaan
b. Kematangan
2. Faktor Eksternal
a. Kesehatan
b. Makanan
c. Stimulasi Lingkungan
4. Ketika pada tahap remaja awal yaitu umur 12-15 tahun, emosi kita
cenderung labil dan

kita bertingkah seenaknya sendiri. Tapi sekarang

ketika kita masuk tahap remaja akhir yaitu umur 18-22 tahun, kita bisa
mengontrol emosi kita dan kita menjadi lebih dewasa.
5.

Pada saat masih balita kita susah untuk belajar membaca dan

menulis, namun saat mulai tumbuh menjadi anak-anak akan mengalami


perubahan yaitu bisa membaca dan menulis dengan lebih baik

BAB III

Penutup
3.1

Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan sebenarnya telah di alami

semua manusia sejak sebelum dilahirkan ke dunia. Didalam alam


rahim kita telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama 9
bulan 10 hari yang kemudian akan dilahirkan menjadi bayi dengan
segala yang telah diberikan oleh Sang pencipta. Dan pada saat lahir itu
dimulailah kehidupan manusia yang sesungguhnya yang dapat di
amati.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia ada beberapa
pola-pola yang digunakan yaitu pola perkembangan afektif dan pola
perkembangan

kognitif.

Pola

perkembangan

afektif

meliputi:

Kepercayaan dasar/Trust (0 1 tahun), Otonomi/ Autonomy (1 3


tahun), Inisiatif/Initiatives (3 5 tahun), Produktivitas/Productivity (6
11

tahun

),

Identitas/Identity (12

18

tahun),

Generasi

Berikut/Generavity (25 45 tahun), Integrity vs Despair/Integritas


(45+ ).
3.2

Saran
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi calon pendidik yang akan

mendidik para siswa agar dalam proses mendidik tercapai tujuan yang
di ingankan [oleh karena itu, sebelum mendidik seorang pendidik harus
memahami tantang Perkembangan Peserta Didik.

10

Daftar pustaka
http://mikoelka.blogspot.com/2012/12/makalah-perkembangan-pesertadidik.html, diakses tanggal 11 September 2013
Ali, M. & Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Enung, Fatimah,M.M, Dra. 2008. Psokologi Perkembangan Peserta Didik.
Bandung:CV Pustaka Setia.

11

Anda mungkin juga menyukai