BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sikap dan Dukungan Keluarga dalam memilih tempat persalinan di Wilayah Kerja
UPT Pelkesmas Rantau Selamat Kab.Aceh Timur Tahun 2014, Belum pernah di
lakukan sebelumnya ,tetapi ada penelian yang hampir serupa yaitu :
Handayani. R, (2005), berjudul Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemilihan Tempat Pelayanan Persalinan Pada Keluarga Miskin (Gakin) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Playen I Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005, penelitian
78
responden dari keluarga miskin pada persalinan selama tahun 2004, yang terdiri dari
32 responden dengan pemilihan tempat pelayanan persalinan pada tempat pelayanan
yang sesuai dan 46 responden dengan pemilihan tempat pelayanan persalinan pada
tempat pelayanan yang tidak sesuai, dengan perbandingan secara proporsional.
Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling, dengan cara
menggunakan tabel random. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan (p=0,039), tingkat pendidikan (p=0,050), dan
dukungan suami (p=0,047), dengan pemilihan tempat pelayanan persalinan pada
keluarga miskin. Tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap, dan jarak dari
rumah ke tempat pelayanan persalinan dengan pemilihan tempat pelayanan
persalinan pada keluarga miskin.
10
Kabupaten Bantaeng. Daftar ibu multipara diperoleh dari kohort ibu bersalin. Hasil
Penelitian ini didapatkan sebesar 21,79% ibu multipara yang sebelumnya bersalin
didukun beralih ke tenaga kesehatan. Berdasarkan tempat persalinan, 20,51% ibu
multipara beralih tempat persalinannya dari rumah ke fasilitas kesehatan. Hasil
analisis bivariat menunjukkan bahwa kepemilikan asuransi kesehatan memiliki
hubungan dengan perubahan penolong persalinan dari dukun ke tenaga kesehatan.
Frekuensi kunjungan antenatal care (ANC), komplikasi persalinan dan kepemilikan
asuransi kesehatan memiliki hubungan dengan perubahan tempat persalinan yang
dilakukan oleh ibu multipara dari rumah ke fasilitas kesehatan (p < 0,05).
Dikarnanya perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
adanya persalinan aman dan program persalinan gratis melalui penyuluhan pada saat
kunjungan ANC sehingga ibu multipara lebih banyak yang beralih penolong
persalinan ke tenaga kesehatan dan difasilitas kesehatan.
Triani Wulan Sari (2010), menyatakan Pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat
dilihat berdasarkan tempat pertolongan persalinan. Hal ini akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain demografi, sosial, pengambilan keputusan dan jarak.
tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristik sosiodemografi ibu bersalin di
11
12
13
bermakna dan p = 0,051 untuk penolong persalinan yang berarti tidak memiliki
pengaruh yang bermakna.
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin
(sarwono, 2002)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi belakang kepala tanpa
memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan pada
umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Prawirohardjo, 1997)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Saifuddin, 2006)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai (inpartu)
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (JNPK-KR, 2007)
14
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan
kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah. (Rohani, 2011)
Bentuk persalinan berdasarkan teknik :
1). Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2). Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi forceps,
ekstraksi vakum dan sectio sesaria
3). Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan pemberian rangsang. (Rukiyah; Ai yeyeh; dkk, 2009)
Persalinan berdasarkan umur kehamilan :
1). Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable),
berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan di bawah 28 minggu.
2). Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan 28-36
minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur; berat janin antara 1.000-2.500 gram.
3). Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan 37-40
minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500 gram.
4). Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.
5). Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi,
di atas kenderaan, dan sebagainya.
15
6). Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh
bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic Disproportion (CPD). (Rohani; dkk,
2011)
persalinan dapat
perawat serta non professional adalah dukun bayi (dukun terlatih dan tidak
terlatih), anggota keluarga lain (Depkes RI,2000), pelayanan persalinan
dapat di puskesmas, rumah sakit, rumah bersalin, pondok persalinan desa
maupun rumah penduduk.
2.2.3. Tenaga Kesehatan.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui
pendidikan kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan (Depkes RI, 1992). Yang termasuk dalam tenaga
kesehatan diantaranya :
1) Dokter
16
ahli
dalam
hal
penyakit
dan
besar
dengan
sarana rumah sakit yang lebih lengkap, walaupun sebagai tenaga ahli
mereka dapat mengatasi semua kasus, akan tetapi hanya sebagian kecil
saja masyarakat yang dapat menikmatinya. Hal ini disebabkan karena
biaya yang relatif mahal, juga dokter ahli yang jumlahnya masih
sedikit serta jumlahnya yang tidak merata.
2) Bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai
dengan
persyaratan
yang
900/Menkes/SK/VII/2002)
berlaku
(Kepmenkes
RI
Nomor
jangkauan
kematian
bayi,
dan angka
17
juga
harus
dapat
bantuan
apabila
mereka
memiliki
dapat
18
Dukun
bayi
adalah
seorang
anggota
masyarakat,
yang
pada
menolong
persalinan secara
tradisional dan
Ia
mendampingi
diminta
wanita
pertimbangannya
yang
bersalin
pada
sampai
masa
persalinan
kehamilan,
selesai
dan
bayi
sebagai
penolong
persalinan
mempunyai
kekuatan
higienis.
Masih
pelayanan
banyaknya
dukun
jasa
oleh
dukun
disebabkan
masyarakat, baik
lebih
terjangkaunya
jangkau fisik,
jangkauan
19
ialah bersikap akrab, biaya murah, bersedia merawat ibu sampai 40 hari
setelah melahirkan, bersedia membantu keluarga dalam berbagai pekerjaan
rumah tangga, lebih dikenal, dan berperan sebagai penasehat dalam
melaksanakan sebagai tata upacara selamatan (Handayani dkk,1997).
Tugas dukun bayi adalah mengidentifikasi atau menganalisa ibu- ibu
risiko tinggi sedini mungkin dan merujukkan pada waktu yang tepat.
Melaksanakan pertolongan persalinan dengan aman dan benar, mampu
meningkatkan motivasi ibu agar melakukan kunjungan ke Puskesmas
untuk perawatan kehamilan, imunisasi TT 2 kali selama hamil, bayi
memperoleh imunisasi secara lengkap serta meningkatkan gizi ibu dan
bayi melalui program perbaikan gizi (Depkes, 1995). Meskipun demikian
dalam pelaksanaan pertolongan persalinan masih ditemukan berbagai
hambatan antara lain Dukun bayi terlatih kurang menyadari manfaat
penggunaan dukun kit, dukun bayi kurang menghiraukan cara pertolongan
persalinan yang bersih dan aman, kurangnya kemampuan dukun bayi
dalam mengenali resiko tinggi persalinan,dukun bayi kurang menyadari
bahaya akibat keterlambatan
20
karena
itu
semua
sampai
21
tidak terasa dan berat badan tidak naik (Depkes RI, 2001).
Aspek
penting
pelayanan antenatal
dalam
pelayanan
termasuk
kesehatan
konseling
dalam
bagi
ibu
pelayanan
adalah
kebidanan.
Pemerintah menjamin setiap waita hamil dan menyusui dapat memelihara dan
meningkatkan serajd kesehatannya baik fisik maupun mental selama hamil
bersalin
dan
nifas
karena
ibu
hamil
termasuk
golongan
yang
masih
bisa
dirasakan
(Depkes
RI,
2004).
Dengan
permasalahan yang dikemukakan diatas maka selama ibu diketahui hamil ibu
hamil
dan
keluarganya
harus
mengetahui
tanda-tanda
bahaya
pada
persalinan
oleh
tenaga
kesehatan
dengan
pelayanan
22
yang harus diterima secara wajar dan dipandang sebagai kodrat dan alamiah
dan jika terjadi suatu yang tidak diinginkan dipandang sebagai kehendak
Allah Yang Maha Kuasa yang dikemukkan oleh Kumara dkk, (2005) tidak
perlu terjadi bila permasalah ini disampaikan secara baik dan benar dengan
pesan-pesan yang dapat dimengerti dengan menggunakan bahasa setempat saat
memberikan konseling.
pelayanan
kesehatan
seperti
praktek
23
ada.
Maka konseling
menjadi sangat
penting
fasilitas
untuk
24
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasi materi tersebut
dengan benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap objek yabg telah dipejari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sabagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumusan metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesisitu suatu kemampuan untuk menyusun formulasiformulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket, yamg menyatakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
25
2.2.7.2. Sikap
Sikap adalah respon tertutup sesorang terhadap stimulus atau objek tertentu,
yang mudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senangtidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Jadi jelas,
disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam
merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,
perhatiaan, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2010).
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaktsi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan `pre-disposisi` tindakan atau perilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku
yang terbuka (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007) seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini
terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :
1) Menerima (Receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
2) Merespons (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3) Menghargai (Valuing)
26
untuk
pergi
menimbang
anaknya
ke
Posyandu,
atau
mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah
mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4) Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau
menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang
tuanya sendri.
Ciri-ciri sikap sebagaimana yang dikemukakan para ahli menurut Sunaryo
(2006), yaitu :
1) Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari (learnability) dan dibentuk
berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu dalam
hubungan dengan objek.
2) Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu
sehingga dapat dipelajari.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap.
4) Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada
sekumpulan/banyak objek.
5) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.
Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga membedakan
dengan pengetahuan.
27
2.2.7.3. DUKUNGAN
1). Pengertian Dukungan
Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang
lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan/motivasi
atau semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan
(Chaplin, 2006).
Pengertian dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran,
bantuan, yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab
dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan
hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada
tingkah laku penerimanya atau dukungan adalah keberadaan, kesediaan,
kepedulian dari orang-orang yang diandalkan, menghargai dan menyayangi kita
(Kuntjoro, 2002).
28
29
30
31
Ha
H0
Ha
H0