Anda di halaman 1dari 34

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK No. 15
(revisi 2009)

15 Desember 2009

PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No.

15
(revisi 2009)

PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Hak cipta 2009, Ikatan Akuntan Indonesia

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:


Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982
tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil
pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1),
dipidana penjara pa- ling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jalan Sindanglaya No. 1
Menteng
Jakarta 10310
Telp: (021) 3190-4232
Fax : (021) 724-5078
Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
Desember 2009

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

PSAK 15 (revisi 2009) tentang Investasi Pada Entitas Asosiasi


telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada
tanggal 15
Desember 2009.
PSAK 15 (revisi 2009) tentang Investasi pada EntitasAsosiasi
merevisi PSAK 15 tentang Akuntansi untuk Investasi dalam
Perusahaan Asosiasi yang telah dikeluarkan pada 7 September
1994.
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang
tidak material.
Jakarta, 15 Desember 2009
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Rosita Uli Sinaga
Roy Iman Wirahardja
Agus Edy Siregar
Etty Retno Wulandari
Merliyana Syamsul
Meidyah Indreswari
Riza Noor Karim
Setiyono Miharjo
Saptoto Agustomo
Jumadi
Ferdinand D. Purba
Irsan Gunawan
Budi Susanto
Ludovicus Sensi Wondabio
Eddy R. Rasyid
Liauw She Jin
Sylvia Veronica Siregar

Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

Investasi pada Entitas Asosiasi


PSAK No. 15 (revisi 2009)
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

iii

Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

PERBEDAAN DENGAN IFRSs


PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi
mengadopsi seluruh IAS 28 Investments in Associates per 1
Januari 2009, kecuali:
1.

IAS 28 paragraf 02 mengenai definisi laporan


keuangan tersendiri tidak diadopsi karena PSAK
15 (revisi
2009) menghilangkan pengaturan tentang laporan
keuangan tersendiri sehingga definisi tersebut tidak
ada relevansinya.

2.

IAS 28 paragraf 03 mengenai penjelasan apa yang


dimaksud dengan laporan keuangan tidak diadopsi
karena pengertian laporan keuangan sudah jelas.

3.

IAS 28 paragraf 04 mengenai penjelasan apa yang


dimaksud dengan laporan keuangan tersendiri tidak
diadopsi karena tidak ada pengaturan mengenai
laporan keuangan tersendiri bagi venturer dalam PSAK
15 (revisi
2009).

4.

IAS 28 paragraf 05 mengenai pengecualian dari


konsolidasi bagi entitas induk, penerapan metode
ekuitas bagi invetor, dan penerapan metode ekuitas
dan konsolidasi proporsional bagi venturer dimana
entitas tersebut hanya menyajikan laporan keuangan
tersendiri tidak diadopsi. Entitas yang dapat
menyajikan laporan keuangan tersendiri hanya entitas
induk (lihat PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri) dan
laporan keuangan tersendiri tersebut harus sebagai
lampiran dari laporan keuangan konsolidasian.

5.

IAS 28 paragraf 07(a) yang menjadi PSAK 15 (revisi


2009) paragraf 04(b) mengenai organ pengelola
(governing body) yang disesuaikan dengan sistem
hukum untuk perseroan terbatas di Indonesia yang

iv

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

menggunakan dua dewan yaitu dewan direksi dan


dewan komisaris.
6.

IAS 28 paragraf 13(b) dan (c) dan 37(h) mengenai


pengecualian bagi investor untuk tidak menerapkan
metode ekuitas atas investasinya pada entitas asosiasi
dan pengungkapannya, dimana hal tersebut terkait
dengan penyajian laporan keuangan tersendiri.
Pengaturan tersebut tidak diadopsi karena
disesuaikan dengan pengaturan dalam PSAK 4
(revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian
dan Laporan Keuangan Tersendiri.

7.

IAS 28 paragraf 35-36 mengenai penyajian laporan


keuangan tersendiri oleh investor. Pengaturan tersebut
tidak diadopsi karena disesuaikan dengan pengaturan
dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri..

8.

IAS 28 paragraf 41 yang menjadi PSAK 28 (revisi


2009) paragraf 36 mengenai tanggal efektif dengan
menghilangkan kemungkinan penerapan dini karena
penerapan dini tersebut hanya dapat dilakukan dengan
tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi
secara bersamaan menjadi SAK, tetapi adopsi IFRS
tersebut dilakukan secara bertahap.

9.

IAS 28 paragraf 41A, 41B dan 41C mengenai


ketentuan transisi tidak diadopsi karena hal tersebut
tidak relevan mengingat ketentuan transisi tersebut
untuk amandemen pengaturan yang belum diadopsi.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

DAFTAR ISI

vi

PENDAHULUAN ..................................................
Ruang Lingkup.........................................................
Definisi .....................................................................
Pengaruh Signifikan .................................................
Metode Ekuitas ........................................................

Paragraf
01-09
01
02
03-07
08-09

PENERAPAN METODE EKUITAS ...................


Rugi Penurunan Nilai...............................................

10-31
28-31

PENGUNGKAPAN ...............................................

32-35

TANGGAL EFEKTIF...........................................

36

PENARIKAN .........................................................

37

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Investasi pada Entitas Asosiasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

PSAK No. 15 (revisi 2009)

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


NO. 15 (REVISI 2009)
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 12 (revisi 2009):
Investasi pada Entitas Asosiasi terdiri dari paragraf
1-37. Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan
mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf
tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 15
(revisi 2009) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan
dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsur-unsur yang tidak material. PSAK 25 (revisi 2009):
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi
dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan
menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan
yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsur-unsur yang tidak material.
PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
01. Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Namun, Pernyataan ini tidak
diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi yang
dimiliki oleh:
(a) organisasi modal ventura; atau
(b) reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk
dana asuransi terhubung-investasi yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi atau diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk diperdagangkan dan dicatat sesuai dengan PSAK
55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran. Investasi tersebut itu diukur pada nilai
wajar sesuai dengan PSAK 55, perubahan nilai wajar
diakui pada laporan laba rugi dalam periode terjadinya
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

15.1

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

perubahan. Entitas yang memiliki investasi tersebut


membuat pengungkapan yang disyaratkan oleh
2
paragraf
32(f).

3
4
5 Definisi
6
7

02. Berikut adalah pengertian istilah yang


digunakan
8 dalam Pernyataan ini:
9
10 Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas non11 korporasi seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas
12 lain (yang dikenal sebagai entitas induk).
13
14 Entitas asosias i adalah suatu entitas, termasuk entitas
15 nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor
16 mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan
17 entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura
18 bersama.
19
20 Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan
21 suatu kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entitas
22 ekonomi tunggal.
23
24 Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang
25 disajikan oleh entitas induk, yang mencatat investasi pada
26 entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama
27 entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan
28 berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee.
29
30 Metode ekuitas adalah metode akuntansi dimana investasi
31 pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan dan selanjutnya
32 disesuaikan untuk perubahan pascaperolehan dalam bagian
33 investor atas aset neto investee. Laba atau rugi investor
34 meliputi bagian investor atas laba atau rugi investee.
35
36 Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi
37 dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional
38 investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan

15.2

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

1 bersama atas kebijakan tersebut.


2
3 Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur
kebijakan
4 keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh
5 manfaat dari aktivitas entitas tersebut.
6
7 Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual
untuk
8 berbagi pengendalian atas suatu aktivitas ekonomi, dan
ada
9 hanya ketika keputusan keuangan dan operasional
strategis
10 terkait dengan aktivitas tersebut mensyaratkan konsensus
11 dari seluruh pihak-pihak yang berbagi pengendalian
12 (venturer).
13
14 Pengaruh Signifikan
15
03. Jika investor memiliki, secara langsung maupun
16
17 tidak langsung (misalnya melalui entitas anak), 20% atau lebih
18 hak suara investee, maka investor dianggap memiliki pengaruh
19 signifikan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa entitas
20 tidak memiliki pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor
21 memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya
22 melalui entitas anak), kurang dari 20% hak suara investee, maka
23 investor dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali
24 pengaruh signifikan tersebut dapat dibuktikan dengan jelas.
25 Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak
26 menghalangi investor untuk memiliki pengaruh signifikan.
27
04. Keberadaan pengaruh signifikan oleh investor
28
29 umumnya dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini:
30 (a) keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris
atau organ setara di investee;
31
32 (b) partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk
partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang
33
dividen atau distribusi lainnya;
34
35 (c) adanya transaksi material antara investor dengan
investee;
36

37 (d)
38 (e)

pertukaran personel manajerial; atau


penyediaan informasi teknis pokok.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

15.3

Investasi pada Entitas Asosiasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

PSAK No. 15 (revisi 2009)

05. Entitas mungkin memiliki waran, opsi beli saham,


instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi
menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lain yang
mempunyai potensi (jika dieksekusi atau dikonversi) untuk
menambah hak suara entitas atau mengurangi hak suara pihak
lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lainnya
(yaitu hak suara potensial). Keberadaan dan dampak dari hak
suara potensial yang saat ini dapat dieksekusi atau dikonversi,
termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain,
10 dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas
memiliki
pengaruh signifikan. Hak suara potensial saat ini tidak dapat
12 dieksekusi atau dikonversi ketika, misalnya, hak suara
tersebut
tidak dapat dieksekusi atau dikonversi sampai dengan suatu
tanggal di masa depan atau sampai terjadinya suatu peristiwa
di masa depan.
06. Dalam menilai apakah hak suara potensial
berkontribusi terhadap pengaruh signifikan, maka entitas
menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat eksekusi
hak suara potensial dan perjanjian kontraktual lain apakah
dipertimbangkan secara individual atau dalam kombinasi) yang
mempengaruhi hak potensial, kecuali maksud manajemen dan
kemampuan keuangan untuk mengeksekusi atau mengkonversi.
25

07. Entitas kehilangan pengaruh signifikan atas


investee
26 ketika entitas kehilangan kekuasaan untuk berpartisipasi
dalam
27 keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee.
28 Hilangnya pengaruh signifikan dapat terjadi dengan atau
29 tanpa perubahan dalam tingkat kepemilikan secara absolut
30 atau relatif. Hal ini dapat terjadi, misalnya, ketika entitas
31 asosiasi menjadi subjek pengendalian pemerintah,
pengadilan,
32 administrator, atau regulator. Hal ini dapat juga terjadi
sebagai
33 hasil dari suatu perjanjian kontraktual.
34

35 Metode Ekuitas
36
37
08. Dalam metode ekuitas, investasi pada entitas
asosiasi
pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan dan
38
15.4

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

1 jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk


2 mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah
3 tanggal perolehan. Bagian investor atas laba atau rugi
investee
4 diakui dalam laporan laba rugi investor. Penerimaan
distribusi
5 dari investee mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian
6 terhadap jumlah tercatat tersebut juga diperlukan jika terdapat
7 perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang
8 timbul dari pendapatan komprehensif lain investee. Perubahan
9 tersebut termasuk perubahan yang timbul dari revalusi aset
10 tetap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor
11 atas perubahan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif
12 lain investor (lihat PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan
13 Keuangan).
14
15
09. Ketika terdapat hak suara potensial, maka bagian
16 investor atas laba atau rugi investee dan perubahan dalam
17 ekuitas investee ditentukan berdasarkan bagian kepemilikan
18 saat ini dan tidak mencerminkan kemungkinan eksekusi atau
19 konversi hak suara potensial.
20
21 PENERAPAN METODE EKUITAS
22
23
10. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
24 menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi
25 diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan
26 PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
27 untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
28
29
11. Investasi yang dijelaskan di paragraf 10 dicatat
30 sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang
31 Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
32
33
12. Ketika investasi pada entitas asosiasi yang
34 sebelumnya diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
35 tidak lagi memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai
36 dimiliki untuk dijual, maka investasi tersebut dicatat dengan
37 menggunakan metode ekuitas sejak tanggal klasifikasi sebagai
38 dimiliki untuk dijual. Laporan keuangan untuk periode sejak

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

15.5

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

1 klasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual disesuaikan.


2
3
13. Pengakuan penghasilan yang didasarkan pada
4 distribusi yang diterima tidak dapat menjadi ukuran yang
5 cukup atas penghasilan yang diperoleh oleh investor atas
6 investasi dalam entitas asosiasi, karena distribusi yang
diterima
7 mempunyai hubungan yang sedikit dengan kinerja entitas
8 asosiasi. Karena investor memiliki pengaruh signifikan atas
9 entitas asosiasi, maka investor mempunyai andil dalam
kinerja
10 entitas asosiasi dan, sebagai hasilnya, memperoleh imbal
11 hasil atas investasinya. Investor mencatat bagiannya dengan
12 memperluas lingkup laporan keuangannya dengan mencakup
13 bagiannya atas laba atau rugi entitas asosiasi. Sebagai
hasilnya,
14 penerapan metode ekuitas memberikan pelaporan yang lebih
15 informatif atas aset neto dan laba atau rugi investor.
16
17
14. Investor menghentikan penggunaan metode
ekuitas
18 sejak tanggal investor tidak lagi memiliki pengaruh
signifikan
19 atas entitas asosiasi dan mencatat investasinya sesuai
dengan
20 PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan
21 dan Pengukuran, yang mana hilangnya pengaruh
signifikan
22 tersebut tidak mengakibatkan entitas asosiasi menjadi
entitas
23 anak atau ventura bersama sebagaimana didefinisikan
dalam
24 PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura
25 Bersama. Ketika kehilangan pengaruh signifikan, maka
26 investor mengukur setiap investasi yang tersisa pada entitas
27 asosiasi pada nilai wajar. Investor mengakui dalam
laporan
28 laba rugi setiap selisih antara:
29 (a) nilai wajar investasi yang tersisa dan hasil pelepasan
30
sebagian kepemilikan pada entitas asosiasi, dengan
31 (b) jumlah tercatat investasi dalam tanggal ketika

32
33
34

hilangnya pengaruh signifikan.

15. Ketika investasi dihentikan sebagai investasi


pada
35 entitas asosiasi dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (revisi
36 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran,
37 maka nilai wajar investasi ketika dihentikan sebagai
investasi
38 pada entitas asosiasi dianggap sebagai nilai wajar pada
saat
15.6

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

1 pengakuan awal sebagai aset keuangan sesuai dengan


PSAK
2 55 (revisi 2006).
3
16. Jika investor kehilangan pengaruh signifikan atas
4
5 entitas asosiasi, maka investor mencatat seluruh jumlah yang
6 diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait
dengan
7 entitas asosiasi tersebut menggunakan dasar yang sama
dengan
yang
diperlukan
jika
entitas
asosiasi telah melepaskan secara
8
9 langsung aset dan liabilitas yang terkait. Oleh karena itu,
10 jika keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui
11 dalam pendapatan komprehensif lain oleh entitas asosiasi
12 akan direklasifikasi ke laporan laba rugi atas pelepasan aset
13 atau liabilitas yang terkait, maka investor mereklasifikasi
14 keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke laporan laba rugi
15 (sebagai penyesuaian reklasifikasi) sejak investor kehilangan
16 pengaruh signifikan atas entitas asosiasi. Misalnya, jika
entitas
17 asosiasi memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual dan
18 investor kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi
19 tersebut, maka investor mereklasifikasi keuntungan atau
20 kerugian yang telah diakui sebelumnya dalam pendapatan
21 komprehensif lain yang terkait dengan aset tersebut ke
laporan
22 laba rugi. Jika bagian kepemilikan investor pada entitas
asosiasi
23 berkurang, namun investasi tersebut tetap sebagai investasi
24 pada entitas asosiasi, maka investor mereklasifikasi ke
laporan
25 laba rugi hanya suatu jumlah proporsional dari keuntungan
26 atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam pendapatan
27 komprehensif lain.
28
17. Banyak prosedur yang sesuai untuk penerapan
29
30 metode ekuitas yang serupa dengan prosedur konsolidasi
31 sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 4 (revisi 2009):
Laporan
32 Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

33 Selanjutnya, konsep yang mendasari prosedur yang


digunakan
34 dalam akuntansi untuk perolehan entitas anak digunakan
dalam
35 akuntansi untuk perolehan investasi pada entitas asosiasi.
36
18. Bagian kelompok usaha dalam entitas asosiasi
37
38 merupakan agregasi kepemilikan entitas induk dan entitas
anak
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

15.7

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

1 pada entitas asosiasi tersebut. Kepemilikan entitas asosiasi


2 lain atau ventura bersama dalam kelompok usaha diabaikan
3 untuk tujuan ini. Jika entitas asosiasi mempunyai entitas
anak,
4 entitas asosiasi, atau ventura bersama, maka laba atau rugi
dan
5 aset neto yang dicatat dengan menerapkan metode ekuitas
6 merupakan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan
entitas
7 asosiasi (termasuk bagian entitas asosiasi atas laba atau rugi
8 dan aset neto dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang
9 dimilikinya), setelah penyesuaian yang diperlukan terhadap
10 dampak penyeragaman kebijakan akuntansi (lihat paragraf 23
11 dan 24).
12
19. Laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi
13
14 hilir dan hulu antara investor (termasuk entitas anak yang
15 dikonsolidasikan) dan entitas asosiasi diakui dalam laporan
16 keuangan investor tersebut hanya sebesar bagian investor
17 lain dalam entitas asosiasi. Transaksi hilir, misalnya,
18 penjualan aset entitas asosiasi kepada investor. Transaksi
19 hulu, misalnya, penjualan aset dari investor kepada entitas
20 asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi
21 yang dihasilkan dari transaksi-transaksi ini dieliminasi.
22
20. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
23
24 menggunakan metode ekuitas sejak tanggal investasi ter25 sebut memenuhi definisi entitas asosiasi. Pada saat perolehan
26 investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi
27 dengan bagian investor atas nilai wajar neto aset dan liabilitas
28 teridentifikasi dari entitas asosiasi dicatat dengan cara sebagai
29 berikut:
30 (a) goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi termasuk
dalam jumlah tercatat investasi. Amortisasi goodwill
31
tersebut tidak diperkenankan.
32
33 (b) setiap selisih lebih bagian investor atas nilai wajar neto
aset dan liabilitas teridentifikasi dari entitas asosiasi
34
terhadap
biaya perolehan investasi dimasukkan sebagai
35
penghasilan dalam menentukan bagian investor atas
36
laba atau rugi entitas asosiasi pada periode investasi
37

38
15.8

diperoleh.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Investasi pada Entitas Asosiasi

2
3
4
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18

PSAK No. 15 (revisi 2009)

1 Penyesuaian terhadap bagian investor atas laba atau rugi


entitas
asosiasi setelah perolehan juga dilakukan untuk mencatat,
misalnya, penyusutan aset yang tersusutkan berdasarkan nilai
wajarnya pada tanggal perolehan. Serupa dengan hal tersebut,
5 penyesuaian terhadap bagian investor atas laba atau rugi
entitas
asosiasi setelah perolehan dilakukan untuk rugi penurunan
nilai yang diakui oleh entitas asosiasi, misalnya goodwill atau
aset tetap.
21. Laporan keuangan terkini entitas asosiasi yang
11 tersedia digunakan oleh investor dalam menerapkan
metode
ekuitas. Jika akhir periode pelaporan investor berbeda
dengan entitas asosiasi, maka entitas asosiasi menyajikan
(untuk digunakan oleh investor) laporan keuangan dengan
tanggal yang sama dengan laporan keuangan investor,
kecuali hal tersebut tidak praktis.
22. Jika (sesuai dengan paragraf 21) laporan
19 keuangan entitas asosiasi yang digunakan dalam
menerapkan
metode ekuitas disusun berbeda tanggal dengan investor,
maka penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap
transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi di antara
tanggal laporan keuangan entitas asosiasi dengan tanggal
laporan keuangan investor. Dalam setiap kasus, perbedaan
antara akhir periode pelaporan entitas asosiasi dengan
akhir periode pelaporan investor tidak boleh lebih dari tiga
bulan. Panjangnya periode pelaporan dan setiap perbedaan
antar akhir periode pelaporan adalah sama dari period ke
periode.

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
23. Laporan keuangan investor disusun dengan
32 menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk
33 transaksi dan peristiwa dalam keadaan serupa.
34
35
24. Jika entitas asosiasi menggunakan kebijakan
36 akuntansi yang berbeda dengan investor untuk transaksi dan

37 peristiwa dalam keadaan serupa, maka penyesuaian dilakukan


38 untuk menyamakan kebijakan akuntansi entitas asosiasi
dengan
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

15.9

Investasi pada Entitas Asosiasi

1
2
3
4
5
6
7

PSAK No. 15 (revisi 2009)

kebijakan akuntansi investor ketika laporan keuangan entitas


asosiasi tersebut digunakan oleh investor dalam menerapkan
metode ekuitas.

25. Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen


kumulatif yang dimiliki oleh pihak selain investor dan
diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung
8 bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian dividen
atas
9 saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah atau
10 belum diumumkan.
11
12
26. Jika bagian investor atas rugi entitas asosiasi sama
13 dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi,
14 maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi
15 lebih lanjut. Kepentingan pada entitas asosiasi adalah jumlah
16 tercatat investasi pada entitas asosiasi dengan metode ekuitas
17 ditambah dengan setiap kepentingan jangka panjang yang
18 secara substansi, membentuk bagian investasi neto investor
19 pada entitas asosiasi. Misalnya, suatu pos yang diselesaikan,
20 baik tidak direncanakan ataupun mungkin terjadi di masa
21 datang yang dapat diperkirakan (foreseable future), secara
22 substansi merupakan suatu perpanjangan investasi pada
entitas
23 asosiasi. Pos-pos tersebut dapat termasuk saham preferen dan
24 piutang atau pinjaman jangka panjang yang diberikan tetapi
25 tidak termasuk piutang dagang, utang dagang, atau setiap
26 piutang jangka panjang dengan agunan yang memadai,
seperti
27 pinjaman yang diberikan dengan penjaminan. Kerugian yang
28 diakui, dalam metode ekuitas, atas selisih lebih investasi
29 investor pada saham biasa diterapkan untuk komponen lain
dari
30 bagian investor pada entitas asosiasi dalam urutan yang
terbalik
31 dengan senioritasnya (misalnya prioritas dalam likuidasi).
32
33
27. Setelah kepentingan investor dikurangkan menjadi
34 nol, tambahan kerugian dicadangkan, dan liabilitas diakui,
35 hanya sepanjang investor memiliki kewajiban konstruktif

atau
36 hukum atau melakukan pembayaran atas nama entitas
asosiasi.
37 Jika entitas asosiasi kemudian melaporkan laba, maka
investor
38 mulai mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah
15.10

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

1 bagiannya atas laba tersebut sama dengan bagian atas rugi


yang
2 belum diakui.
3
4 Rugi Penurunan Nilai
5
6
28. Setelah menerapkan metode ekuitas, termasuk
penga7 kuan kerugian entitas asosiasi sesuai dengan paragraf 26,
maka
8 investor menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 (revisi
2006):
9 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran untuk
10 menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan
rugi
11 penurunan nilai dengan memperhatikan investasi neto
investor
12 pada entitas asosiasi.
13
14
29. Investor juga menerapkan persyaratan dalam
15 PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan
16 dan Pengukuran untuk menentukan apakah setiap tambahan
17 rugi penurunan nilai diakui dengan memperhatikan bagian
18 investor pada entitas asosiasi yang bukan merupakan bagian
19 dari investasi neto dan jumlah rugi penurunan nilai.
20
21
30. Karena goodwill yang membentuk nilai tercatat
22 investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui secara terpisah,
23 maka tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara
terpisah
24 dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai
25 goodwill dalam PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai
26 Aset. Sebagai gantinya, seluruh nilai tercatat investasi diuji
27 penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 (revisi 2009) sebagai
28 suatu aset tunggal, dengan membandingkan antara jumlah
29 terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan
30 nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual) dengan jumlah
31 tercatatnya, kapan pun penerapan persyaratan dalam PSAK
32 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengukuran dan
33 Pengukuran mengindikasikan bahwa investasi mungkin telah

34 mengalami penurunan nilai. Rugi penurunan nilai yang


diakui
35 pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset,
36 termasuk goodwill, yang membentuk bagian dari nilai tercatat
37 investasi pada entitas asosiasi. Dengan demikian, pemulihan
38 dari penurunan nilai diakui sesuai dengan PSAK 48 (revisi
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

15.11

Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 15 (revisi 2009)

1 2009) sepanjang jumlah terpulihkan dari investasi tersebut


2 kemudian meningkat. Dalam menentukan nilai pakai
investasi,
3 entitas mengestimasi:
4 (a) bagiannya atas nilai kini arus kas masa depan yang di5
harapkan akan dihasilkan oleh entitas asosiasi,
termasuk
6
arus kas dari operasional entitas asosiasi dan hasil
7
pelepasan investasi; atau
8 (b) nilai kini estimasi arus kas masa depan yang
diharapkan
9
timbul dari dividen yang akan diperoleh dari investasi
10
dan pelepasan investasi.
11 Dengan asumsi-asumsi yang tepat, kedua metode tersebut akan
12 memberikan hasil yang sama.
13
14
31. Jumlah terpulihkan dari investasi pada entitas
15 asosiasi dinilai untuk setiap entitas asosiasi, kecuali entitas
16 asosiasi tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk dari
17 pemakaian berkelanjutan yang sebagian besar independen dari
18 aset lain.
19
20 PENGUNGKAPAN
21
22
32. Pengungkapan berikut ini dibuat:
23 (a) nilai wajar investasi pada entitas asosiasi yang tersedia
24
kuotasi harga publikasian;
25 (b) ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi, ter26
masuk jumlah agregat aset, liabilitas, pendapatan, dan
27
laba atau rugi;
28 (c) alasan mengapa anggapan investor yang tidak memiliki
29
pengaruh signifikan jika investor memiliki kurang dari
30
20% hak suara atau hak suara potensial investee
31
secara langsung atau tidak langsung melalui entitas
32
anak, namun disimpulkan bahwa investor tersebut
33
memiliki pengaruh signifikan;
34 (d) alasan mengapa anggapan investor yang memiliki
35
pengaruh signifikan jika investor memiliki lebih dari
36
20% hak suara atau hak suara potensial investee
37
secara langsung atau tidak langsung melalui entitas

38
15.12

anak, namun disimpulkan bahwa investor tersebut


Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Investasi pada Entitas Asosiasi

4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

PSAK No. 15 (revisi 2009)

tidak memiliki pengaruh signifikan;


2 (e) akhir periode pelaporan dari laporan keuangan
entitas
asosiasi, ketika laporan keuangan tersebut
3
digunakan
dalam menerapkan metode ekuitas dan tanggal atau
periode yang berbeda dengan investor, dan alasan
menggunakan tanggal atau periode yang berbeda;
(f)
sifat dan tingkatan setiap pembatasan signifikan
(misalnya hasil dari perjanjian pinjaman yang
8
diterima
atau persyaratan regulator) atas kemampuan entitas
asosiasi untuk mentransfer dana kepada investor
dalam bentuk dividen tunai, atau pembayaran kembali
pinjaman yang diberikan atau uang muka;
(g) bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui, baik
untuk periode terjadinya kerugian tersebut maupun
secara kumulatif, jika investor menghentikan
pengakuan bagiannya atas rugi entitas asosiasi; dan
(h) ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi, secara
individual atau dalam kelompok, yang tidak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, termasuk jumlah
total aset, total liabilitas, pendapatan, dan laba atau
rugi.
33. Investasi pada entitas asosiasi yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas diklasifikasikan sebagai aset
tidak lancar. Bagian investor atas laba atau rugi entitas
asosiasi, dan jumlah tercatat investasi, diungkapkan secara
terpisah. Bagian investor dari setiap operasi yang dihentikan
dari entitas asosiasi juga diungkapkan secara terpisah.
34. Bagian investor atas perubahan yang diakui dalam
pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi diakui oleh
investor dalam pendapatan komprehensif lain.
35. Sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi,
Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi investor
mengungkapkan:
(a) bagiannya atas liabilitas kontinjensi entitas asosiasi

38

yang terjadi bersama-sama dengan investor lain, dan


Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

15.13

Investasi pada Entitas Asosiasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
15.14

(b)

PSAK No. 15 (revisi 2009)

liabilitas kontinjensi yang timbul karena investor


berkewajiban bersama-sama untuk semua atau
sebagian liabilitas entitas asosiasi.

TANGGAL EFEKTIF
36. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2011.
PENARIKAN
(a)
(b)

37. Pernyataan ini menggantikan:


PSAK 15 (1994): Akuntansi untuk Investasi Dalam
Perusahaan Asosiasi; dan
PSAK 40 (1997): Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak
Perusahaan/Perusahaan Asosiasi.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai