Anda di halaman 1dari 5

Peta Permasalahan Bimbingan dan Konseling

PAPER
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Permasalahan BK
Dosen Pengampu: 1. Drs. Heru Mugiarso, M. Pd., Kons.
2. Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M. Pd.

Oleh :
Ire Wardani

1301411107

Winda Ayu Winurti1301412041


Aisyah Putri Astari

1301412085

Feisal Bintang

1301412106

Leni Hartarti

1301412114

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

A. Pemetaan Permasalahan Bimbingan dan Konseling


Masalah perlu dipetakan karena kita perlu mengamati dari luar, agar
dapat melihat konteks dengan jelas. Masalah bukan hanya dari apa yang kita
lihat saja, tapi tentang bagaimana orang lain melihat masalah tersebut. Tujuan
pemetaan masalah adalah mengetahui "dari mana" sumber masalah ini
berasal, "seluas apa" dampaknya, dan baru kita bisa menganalisis masalah,
mencari kemungkinan jalan keluar, evaluasi, memilih jalan keluar yang
terbaik dan kemudian mengimplementasikan di lapangan. Pemetaan masalah
diharapkan akan membawa kita pada satu titik temu, bukan hanya berdiri di
tempat dan berputar putar di lokasi yang sama. Mengamati dari luar, dan
menemukan situasi dan pandangan orang-orang yang terlibat di dalamnya
mungkin akan menuntun kita mengambil keputusan yang tepat dan bijak,
yang paling penting adalah kita dapat mempersempit luasan dampaknya.
1. Masalah
Pada hakekatnya masalah secara umum menunjuk pada adanya
kesenjangan antara keadaan sekaran (pencapaian) dengan tujuan. Dalam
penelitian mengacu pada fokus yang dipandang belum selesai dalam
tataran teoritik dan praktik atau lebih seringnya dikatakan bahwa adanya
kesenjanan antara teori dan praktik (kenyataan) dan memerlukan
penyelesaisan (Sugiharto & Mulawarman, 2007: 8).
Senada dengan pendapat diatas, Mugiarso Heru, dkk (2012:93)
juga mengemukakan bahwa, masalah merupakan sesuatu atau persoalan
yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Masalah yang menimpa
seseorang bila dibiarkan berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat
mengganggu kehidupan.
Selain itu, Sugiyono (2013:52) menjelaskan bahwa masalah dapat
diartikan sebagai penyimpangan antara apa yang seharusnya dengan apa
yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.

Apabila dikaitkan dengan konseling, menurut Mappiare dalam


Sugiharto & Mulawarman (2007: 8) masalah adalah kesenjangan antara
kondisi sekarang individu dengan apa yang diharapkan individu atau
lingkungannya dan di dalamnya terdapat hambatan untuk mencapai tujuan.
Dari berbagai definisi mengenai masalah diatas, pada dasarnya ada
persamaan inti pokok dari definisi tersebut yakni bahwasanya masalah itu
merupakan suatu persoalan, dimana terjadi kesenjangan atau perbedaan
antara rencan, aturan, keinginan, teori dengan kenyataan, tujuan yang
mana menjadi hambatan dan harus segera diselesaikan atau dipecahkan.
Sehingga masalah dalam bimbingan dan konseling merupakan
sehala hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan yang mana harus
segera di pecahkan untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan BK itu sendiri.
2. Batasan Masalah
Dalam konteks makalah yang akan didiskusikan pada mata kuliah
seminar, masalah didefinisikan sebagai pernyataan dan penjelasan tertulis
tentang:
a. Ketidakpuasan
Ketidakpuasan dapat diartikan adanya hal yang tidak memenuhi
keinginan, belum terpenuhinya target, sehingga menimbulkan
keresahan.
b. Kesenjangan
Kesenjangan menandakan ada sesuatu yang timpang, perbedaan yang
jauh antara satu objek dengan objek yang lain.
c. Kontradiksi
Dua hal yang saling kontradiksi adalah dua hal yang tidak dapat samasama benar pada waktu yang sama dan dalam pengertian yang sama.
pertentangan antara dua hal yg sangat berlawanan atau bertentangan.
d. Keresahan, dan/atau
Ada suatu hal yang menyebabkan keresahan
e. Konflik
Masalah tersebut diangkat yang menarik perhatian dan sekaligus
mengundang Anda untuk mengkaji masalah tersebut.

3. Kriteria Masalah yang Layak Diseminarkan


a. Problematis
Yaitu yang mengandung permasalahan.
b. Logis
Yaitu dari kata adjective: sesuai dengan logika, benar menurut
penalaran, masuk akal.
c. Signifikan
Berarti penting, masalah yang akan dibahas sifatnya penting.
d. Up to date
Masalah yang terbaru, yang sedang hangat dibicarakan.
e. Feasible
Artinya masalah tersebut layak untuk diseminarkan.
f. Menarik
Masalah yang akan dibahas menarik untuk diperbincangkan.
4. Lingkup Kajian Masalah Bimbingan dan Konseling
Permasalahan dalam bimbingan dan konseling sebagai ilmu baru
sangat lah banyak.
5. Mengidentifikasi Permasalahan BK
a. Manajemen
1) Program BK
2) Pengelolaan BK
3) Evaluasi dan supervisi BK
4) Akreditasi dan sertifikasi
b. Penyelenggaraan Layanan
1) Layanan inti: Layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penguasan konten, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
Bkp, layanan Kkp, layanan Kons individu, layanan mediasi,
layanan konsultasi.
2) Layanan pendukung: Kunjungan rumah, konfrensi kasus , Reveral,
Tampilan pustaka , Instrumentasi data.
c. Stake Holder
Siswa, wali kelas, guru mapel, kepala sekolah.
d. Sarana Prasarana
1) Ruang BK
2) Media visual BK
3) Media audio-visual BK

DAFTAR PUSTAKA
Mugiarso, Heru, dkk. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES.
Sugiharto, DYP dan Mulawarman. 2007. Psikologi Konseling. FIP. UNNES.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Solehuddin. Tanpa Tahun. Pemetaan Masalah Bimbingan dan Konseling. Online
[http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMB
INGAN/196202081986011M._SOLEHUDDIN/PEMETAAN_MASALA
H_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf.] Diakses pada 12 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai