10.bab IV Magnet
10.bab IV Magnet
4.2.1
METODE MAGNET
Metoda magnetik adalah salah satu metoda geofisika yang digunakan
bawah
berdasarkan kontras
dimana :
= permeabilitas magnetik yang menunjukkan sifat suatu medium
F = gaya magnetik pada m2
17
Intensitas Magnetik
Suatu benda magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet dengan
kuat medan H, maka akan terjadi polarisasi magnetik pada benda tersebut
yang besarnya diberikan oleh :
Induksi Magnetik
Adanya medan magnetik regional yang berasal dari bumi dapat menyebabkan
terjadinya induksi magnetik pada batuan yang mempunyai susceptibilitas baik.
Total medan magnetik yang dihasilkan pada batuan ini dinyatakan sebagai
induksi magnetik. Medan magnetik yang terukur oleh magnetometer adalah
medan magnet induksi termasuk efek magnetisasi yang diberikan oleh
persamaan :
B = 0 (H + M ) = 0 (1 + k) H
18
Magnetisasi Bumi
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan
megnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak di dalam
inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini
dinyatakan sebagai besar dan arah. Arahnya dinyatakan sebagai deklinasi
(penyimpangan terhadap arah utara - selatan geografis) dan inklinasi
(penyimpangan terhadap arah horisontal). Sedangkan kuat medan magnet
sebagian besar berasal dari dalam bumi sendiri (94%) atau internal field,
sedangkan sisanya (6%) ditimbulkan oleh arus listrik di permukaan dan pada
atmosfir (external field). Kemagnetan bumi bisa berasal dari internal (dalam)
bumi, kerak bumi ataupun dari angkasa luar.
19
Mempunyai harga kerentanan magnetic (k) positif dengan nilai yang kecil.
Contoh materialnya : kapur.
3. Ferromagnetik
Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dengan nilai yang besar
yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/paramagnetik. Sifat kemagnetan
substansi ini dipengaruhi oleh temperatur, yaitu pada suhu di atas suhu
Curie, sifat kemagnetannya hilang. Contoh materialnya : pyrit, magnetit,
hematit, dll.
Medan Magnet Bumi
Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu
medan magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole
magnet yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11o
dari sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak
pada tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi. Menurut IGRF
(2000), melalui perhitungan posisi simetris dimana dipole magnetik
memotong permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi adalah 79,3 N,
71,5 W dan 79,3 S , 108,5 E untuk kutub selatan.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat
diukur yaitu arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis itu adalah
deklinasi magnetik D, intensitas horisontal H dan intensitas vertikal Z. Dari
elemen-elemen ini, semua parameter medan magnet lainnya dapat dihitung.
Parameter yang menggambarkan arah medan magnetik adalah deklinasi
D (sudut antara utara magnetik dan utara geografis) dan inklinasi I (sudut
antara bidang horisontal dan vektor medan total), yang diukur dalam derajat.
Intensitas medan magnetik total F digambarkan dengan komponen horisontal
H, komponen vertikal Z dan komponen horisontal kearah utara X dan kearah
timur Y. Intensitas medan magnetik bumi secara kasar antara 25.000
65.000 nT. Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator
mempunyai intensitas 40.000 nT, sedangkan yang di selatan ekuator
45.000 nT.
20
21
juga yang yang lebih besar dari 100.000 nT yang berupa endapan
magnetik.
Secara garis besar anomali ini disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnet induksi. Medan magnet remanen
mempunyai peranan yang besar pada magnetisasi batuan yaitu pada
besar dan arah medan magnetnya serta sangat rumit diamati karena
berkaitan dengan peristiwa kemagnetan yang dialami sebelumnya. Sisa
kemagnetan ini disebut dengan Normal Residual Magnetism yang
merupakan akibat dari magnetisasi medan utama.
Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan dari
keduanya, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan
magnet induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula
sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan
diabaikan apabila anomali medan magnet kurang dari 25 % medan
magnet utama bumi (Telford, 1979).
Hobs
HVH
22
Data
IGRF
diperoleh
melalui
http://www.ngdc.noaa.gov/geomagmodels/IGRFWMM.jsp
yang
diperbaiki setiap lima tahun sekali. Penentuan nilai IGRF pada tiap titik
pengamatan menggunakan bantuan software Geocalc sebagai input-nya
adalah tahun, lokasi, lintang, bujur, dan ketinggian titik pengamatan.
B. Alat dan Bahan
Dalam pengambilan data anomali magnetik ini menggunakan alat utama, sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
C. Prosedur Operasional
Pengoperasian PPM GSM 19-T
23
Prosedur Pengoperasian Alat PPM GSM 19-T Base Station (Titik Pangkal) di
Lapangan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
24
25
26