Anda di halaman 1dari 10

4.

LANDASAN TEORI DAN PROSEDUR OPERASIONAL

4.2.1

METODE MAGNET
Metoda magnetik adalah salah satu metoda geofisika yang digunakan

untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi berdasarkan sifat fisis


suseptibilitas/kerentanan magnetik batuan. Berdasarkan informasi geologi, daerah
Karangsambung merupakan daerah yang mempunyai struktur dan jenis batuan
yang kompleks, atas dasar ini maka dilakukan penelitian geologi

bawah

permukaan di daerah karangsambung dengan menggunakan metoda geomagnetik.


Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengolahan data magnetik
dengan menggunakan data lapangan sampai mendapatkan anomali medan magnet
total. Untuk mendapatkannya dilakukan koreksi-koreksi yang mempengaruhi data
magnetik, diantaranya koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field)
yang sesuai dengan posisi serta waktu pengukuran (akuisisi data) dan Koreksi
Variasi Harian.
Diharapkan dengan menggunakan geomagnetik ini akan diperoleh
informasi bawah permukaan mengenai jenis batuan

berdasarkan kontras

suseptibilitas di daerah penelitian di Karangsambung. Dalam metoda ini


digunakan anomali magnetik sebagai bahan analisis dan interpretasi hasil
penelitian. Anomali lokal dapat menunjukkan sumber dan sebaran anomali
kemagnetan sehingga dapat diketahui struktur bawah permukaan suatu lokasi
melalui sifat kemagnetan batuannya.
A. Teori Dasar
Gaya Magnetik
Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya
masing-masing m1 dan m2 maka gaya magnetik yang dihasilkan adalah :

dimana :
= permeabilitas magnetik yang menunjukkan sifat suatu medium
F = gaya magnetik pada m2

17

r = vektor satuan ber-arah dari m1 ke m2

Kuat Medan Magnet


Kuat medan magnetik pada suatu titik dengan jarak r dari muatannya dapat
dinyatakan sebagai :

Intensitas Magnetik
Suatu benda magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet dengan
kuat medan H, maka akan terjadi polarisasi magnetik pada benda tersebut
yang besarnya diberikan oleh :

biasa disebut juga sebagai Intensitas Magnetisasi dan k adalah kerentanan


magnetik yang merefleksikan sifat kemagnetan suatu benda atau batuan.

Susceptibilitas / Kerentanan Magnetik


Susceptibilitas dinyatakan sebagai tingkat / derajat termagnetisasinya suatu
benda karena pengaruh medan magnetik dan hubungan k dalam satuan SI dan
emu dinyatakan sebagai :
Dimana k' adalah susceptibilitas magnetik dalam satuan emu dan k adalah
susceptibilitas magnetik dalam satuan SI. Harga susceptibilitas ini sangat
penting didalam pencarian benda anomali karena sifatnya yang sangat khas
untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.

Induksi Magnetik
Adanya medan magnetik regional yang berasal dari bumi dapat menyebabkan
terjadinya induksi magnetik pada batuan yang mempunyai susceptibilitas baik.
Total medan magnetik yang dihasilkan pada batuan ini dinyatakan sebagai
induksi magnetik. Medan magnetik yang terukur oleh magnetometer adalah
medan magnet induksi termasuk efek magnetisasi yang diberikan oleh
persamaan :
B = 0 (H + M ) = 0 (1 + k) H
18

dimana 0 adalah permeabilitas magnetik ruang hampa dan = (1+k) adalah


permeabilitas magnetik relatif, sehingga persamaan di atas dapat dituliskan
juga dalam :
persamaan ini menunjukkan bahwa jika medan magnetik remanen dan luar
bumi diabaikan, medan magnet total yang terukur oleh magnetometer di
permukaan bumi adalah penjumlahan dari medan bumi utama H dan
variasinya (M). M adalah anomali magnet dalam eksplorasi magnetik.

Magnetisasi Bumi
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan
megnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak di dalam
inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini
dinyatakan sebagai besar dan arah. Arahnya dinyatakan sebagai deklinasi
(penyimpangan terhadap arah utara - selatan geografis) dan inklinasi
(penyimpangan terhadap arah horisontal). Sedangkan kuat medan magnet
sebagian besar berasal dari dalam bumi sendiri (94%) atau internal field,
sedangkan sisanya (6%) ditimbulkan oleh arus listrik di permukaan dan pada
atmosfir (external field). Kemagnetan bumi bisa berasal dari internal (dalam)
bumi, kerak bumi ataupun dari angkasa luar.

Sifat Magnetik Batuan


Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan
magnet. Adanya perbedaan serta sifat yang khusus dari tiap jenis batuan serta
mineral memudahkan kita didalam pencarian bahan-bahan tersebut. Untuk
lebih mempermudah penafsiran umumnya dilakukan klasifikasi batuan atau
mineral berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukan oleh kerentanan
magnetiknya sebagai berikut :
1. Diamagnetik
Mempunyai kerentanan magnetic (k) negatif dengan nilai yang sangat
kecil artinya bahwa orientasi elektron orbital substansi ini selalu
berlawanan arah dengan medan magnet luar. Contoh materialnya : grafit,
gipsum, marmer, kwartz, garam, dll.
2. Paramagnetik

19

Mempunyai harga kerentanan magnetic (k) positif dengan nilai yang kecil.
Contoh materialnya : kapur.
3. Ferromagnetik
Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dengan nilai yang besar
yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/paramagnetik. Sifat kemagnetan
substansi ini dipengaruhi oleh temperatur, yaitu pada suhu di atas suhu
Curie, sifat kemagnetannya hilang. Contoh materialnya : pyrit, magnetit,

hematit, dll.
Medan Magnet Bumi
Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu
medan magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole
magnet yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11o
dari sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak
pada tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi. Menurut IGRF
(2000), melalui perhitungan posisi simetris dimana dipole magnetik
memotong permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi adalah 79,3 N,
71,5 W dan 79,3 S , 108,5 E untuk kutub selatan.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat
diukur yaitu arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis itu adalah
deklinasi magnetik D, intensitas horisontal H dan intensitas vertikal Z. Dari
elemen-elemen ini, semua parameter medan magnet lainnya dapat dihitung.
Parameter yang menggambarkan arah medan magnetik adalah deklinasi
D (sudut antara utara magnetik dan utara geografis) dan inklinasi I (sudut
antara bidang horisontal dan vektor medan total), yang diukur dalam derajat.
Intensitas medan magnetik total F digambarkan dengan komponen horisontal
H, komponen vertikal Z dan komponen horisontal kearah utara X dan kearah
timur Y. Intensitas medan magnetik bumi secara kasar antara 25.000
65.000 nT. Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator
mempunyai intensitas 40.000 nT, sedangkan yang di selatan ekuator
45.000 nT.

20

Gambar 4.6 Elemen Magnetik Bumi (Blakely, 1995)


Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu sehingga untuk
menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standard nilai
yang disebut dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang
diperbaharui tipa 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil
pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan
dalam waktu satu tahun.
Medan magnet bumi terdiri dari tiga bagian, yaitu :
a. Medan magnetik utama bumi (Main field)
Pengaruh medan magnetik utama bumi 99% dan variasinya terhadap
waktu sangat lambat dan kecil.
b. Medan magnetik luar (external field)
Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan
hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari
matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus
listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka
perubahan medan ini tehadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa sumber
medan luar antara lain :
Perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11
tahun
Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan
pasang surut matahari dan mempunyai jangkau 30 nT
Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan
pasang surut bulan dan mempunyai jangkau 2 nT
Badai magnetik yang bersifat acak dan dengan jangkau sampai dengan
1000 nT
c. Anomali Medan Magnetik
Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan
target dari survey magnetik (anomali magnetik). Besarnya anomali
magnetik berkisar ratusaan sampai dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada

21

juga yang yang lebih besar dari 100.000 nT yang berupa endapan
magnetik.
Secara garis besar anomali ini disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnet induksi. Medan magnet remanen
mempunyai peranan yang besar pada magnetisasi batuan yaitu pada
besar dan arah medan magnetnya serta sangat rumit diamati karena
berkaitan dengan peristiwa kemagnetan yang dialami sebelumnya. Sisa
kemagnetan ini disebut dengan Normal Residual Magnetism yang
merupakan akibat dari magnetisasi medan utama.
Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan dari
keduanya, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan
magnet induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula
sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan
diabaikan apabila anomali medan magnet kurang dari 25 % medan
magnet utama bumi (Telford, 1979).

Akuisisi dan Pengolahan Data Lapangan


Akuisisi data meliputi pengambilan data pada base station untuk
variasi harian dan pengambilan data pada lintasan daerah penelitian.
Pengolahan data lapangan dilakukan dengan mengoreksi data hasil
pengukuran dengan variasi harian dan intensitas magnet utama bumi.
Target dari pengukuran yang dilakukan diatas adalah untuk
mendapatkan anomali medan magnetik yang berhubungan dengan
kerentanan magnet batuan (k). Beberapa pendekatan yang perlu dilakukan
adalah dengan menghilangkan pengaruh medan luar (koreksi variasi
harian) dan pengaruh medan magnet utama bumi (koreksi IGRF).
Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut :
H = Hobs HVH - HIGRF
dimana :
H

= Medan magnet terukur (medan magnet total bumi)

Hobs

= Medan anomali magnetik batuan

HVH

= Medan magnet luar (pengaruh variasi harian)

22

HIGRF = Medan magnet utama bumi

Koreksi Variasi Harian


Koreksi ini dimaksudkan untuk mendapatkan anomali magnetik yang tidak
dipengaruhi efek medan luar (aktivitas matahari). Aktivitas sinar matahari
pada siang hari menyebabkan terionisasinya elektron-elektron yang ada di
atmosfir sehingga akan timbul medan magnet sekunder yang terdeteksi
oleh sensor alat, saat dilakukan survei magnetik. Koreksi variasi harian
dilakukan dengan mengurangkan data pengukuran medan magnet di
lapangan dengan pengukuran medan magnet di titik ikat yang diukur
secara berkala. Harga pembacaan medan magnet di titik ikat diinterpolasi
agar sesuai dengan waktu pembacaan medan magnet di lapangan.
Konstanta harga variasi harian ditentukan dengan cara mengambil harga

rata-rata dari keseluruhan harga pembacaan di titik ikat.


Koreksi IGRF
Koreksi IGRF dilakukan dengan cara mengurangkan data nilai medan
magnet utama bumi di daerah penelitian yang didapat melalui pendekatan
matematis dari intensitas magnet utama bumi atau IGRF (International
Geomagnetic Refference Field) terhadap medan magnet bumi total di titik
pengamatan.

Data

IGRF

diperoleh

melalui

http://www.ngdc.noaa.gov/geomagmodels/IGRFWMM.jsp

yang

diperbaiki setiap lima tahun sekali. Penentuan nilai IGRF pada tiap titik
pengamatan menggunakan bantuan software Geocalc sebagai input-nya
adalah tahun, lokasi, lintang, bujur, dan ketinggian titik pengamatan.
B. Alat dan Bahan
Dalam pengambilan data anomali magnetik ini menggunakan alat utama, sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.

Quantum Magnetometer, dipakai untuk pengukuran magnetik di lapangan.


PPM GSM 19-T, sebagai alat yang dipasang di base.
GPS Garmin untuk menentukan posisi.
Kompas untuk menentukan arah.

C. Prosedur Operasional
Pengoperasian PPM GSM 19-T

23

Prosedur Pengoperasian Alat PPM GSM 19-T Base Station (Titik Pangkal) di
Lapangan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Rangkai Peralatan PPM


Tekan tombol B untuk menyalakan PPM
Tekan tombol A untuk memilih model survey
Pada sub menu survey mode tekan C, kemudian tekan B untuk

mengaktifkan mode Base


5. Tekan tombol F untuk mengedit datum, tetapi tidak perlu di edit (volt
44000). kemudian tekan tombol F lagi untuk memilih sub menu time.
Karna tidak memakai GPS maka time perlu disinkronisasikan, jika tidak
sesuai ubah waktu (wyymmddhhmmss) kemudian tekan F untuk memilih
sub menu file kemudian tekan change untuk mengubah nama file.
6. Cycling, untuk memilih perulangan data pilih 30s (tekan tombol C untuk
-10 atau tombol B untuk +10).
7. Tekan tombol C untuk tuning sehingga keterangan pada tunei nitialis
menjadi Yes kemudian tekan F.
8. Untuk sub menu AC filter dilewati (volt 60).
9. Untuk display mode bisa dipilih text atau grafik (sub menu text dilewati).
10. Untuk sub menu id masukan mode angka untuk file data
11. Jika sudah disetting semua,tekan tombol A untuk kembali ke sub menu
survey mode.
12. Tunggu selama 30 detik sampai nilainya berubah.
13. Alat yang dipasang di titik ikat sangat tergantung dari besarnya
potensial arus DC (minimal 7.8 volt), maka periksa baterai sebelum
mengoperasikan alat.
14. Bila telah selesai survei, hentikan pembacaan alat secara otomatis setelah
alat yang digunakan di lapangan melakukan pembacaan.

Pengoperasian Quantum Magnetometer


Prosedur Pengoperasian Alat Quantum Magnetometer di Lapangan adalah
sebagai berikut :
1. Rakit alat sesuai prosedur.
2. Setelah alat terpasang dengan benar, nyalakan Data Logger dan GPS.
3. Pilih nomor 1 Time And Date Setting lalu tekan F2 (Sync), penanggalan
dan waktu pada data logger akan menyesuaikan dengan penanggalan pada
GPS yg terpasang.

24

4. Kembali ke main menu, pilih nomor 4 Survey Mode, lakukan input


berupa nama observer, selebihnya defaultkan.
5. Pastikan GPS sudah menyala. Tekan F2 hingga muncul tanda On pada
jendela GPS. Kemudian tekan esc agar kembali ke jendela pengukuran
survey.
6. Tekan enter untuk memulai perekaman nilai pertama, akan muncul nilai
komponen total. Untuk mengukur lagi, tekan save lalu enter, kemudian
akan muncul nilai pengukuran komponen total yang baru.
7. Pembacaan di lapangan pada satu titik amat 3 kali dengan interval
pembacaan setiap menit.
8. Contoh hal-hal apa saja yang dapat mengganggu pembacaan di lapangan,
yaitu :
Gradien tinggi : Diakibatkan oleh sumber energi frekwensi radio,
saluran listrik, adanya suara dari saluran listrik (trafo), di dalam
bangunan, atau dekat objek yang sangat magnetis. Ditandai dengan
pembacaan yang sangat bervariasi di daerah yang tidak jauh dari
titik pengamatan.
Perubahan harian cepat : Diakibatkan oleh aktivitas bintik matahari
yang tinggi (terjadinya badai magnetik) sehingga pembacaan akan
bervariasi tinggi.
Debu Magnetik : Diakibatkan oleh kontaminasi partikel-partikel
magnetik pada sensor. Ditandai dengan pembacaan yang bervariasi
pada titik yang sama.
Kontaminasi operator : Diakibatkan apabila operator membawa
benda-benda magnetic (kunci, cincin, pisau, dan benda lainnya
yang bersifat besi) dan dari baterai alat yang berbahan besi,
sehingga dapat mengganggu harga pembacaan.
9. Cara membawa di lapangan jangan sampai terbanting, jatuh, dan kotor.
10. Setelah selesai survei di lapangan, lakukan kembali pembacaan pada titik
pangkal.

25

Gambar 4.7 Rangkaian alat Quantum Magnetometer

26

Anda mungkin juga menyukai