Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................

Daftar Isi................................................................................................................

ii

Pendahuluan..........................................................................................................

1. Latar Belakang Masalah............................................................................

2. Rumusan Masalah/Permasalahan..............................................................

3. Tujuan Penulisan.......................................................................................

4. Manfaat Penulisan.....................................................................................

Pembahasan...........................................................................................................

Penutup..................................................................................................................

1. Kesimpulan................................................................................................

2. Saran..........................................................................................................

Sumber Bacaan......................................................................................................

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pada awal sejarah manusia, sifat dan ragam pencemaran yang dilakukan
manusia adalah sederhana. Jenis zat atau senyawa yang terlihat di dalam masalah ii
tidak terlalu kompleks. Peningkatan jumlah penduduk yang disertai peningkatan
kemajuan teknologi, mempengaruhi juga sifat dan ragam pencemaran. Pencemaran
yang dialami pada masa-masa lalu umumnya kurang bersifat fatal. Tidak demikian
dengan sifat dan ragam pencemaran masa sekarang ini. Banyak pencemaran yang
bersifat fatal terhadap makhluk hidup, dan banyak juga pencemaran yang bersifat
secara lambat-lambat mematikan terhadap manusia.
Berdasarkan sifat lingkungan dan sifat pencemarannya, maka masalah
pencemaran yang kita hadapi adalah : pencemaran udara, pencemaran perairan,
pencemaran suara atau kebisingan, dan pencemaran tanah.

2. Rumusan Masalah/Permasalahan
Adapun rumusan masalah pada karya tulis ini adalah sebagai berikut :
a. Seberapa besar pencemaran yang terjadi pada masa sekarang ini.
b. Apa saja penyebab dari pencemaran udara.
c. Apa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan dan
kesehatan.
d. Bagaimana mula-mula pencemaran udara terjadi.
e. Adakah cara untuk meminimalkan terjadinya pencemaran udara.

3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menyelesaikan tugas kimia
tentang lingkungan dan untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran
lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia.

4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita dapat mengetahui lebih
dalam

tentang

masalah

pencemaran

lingkungan

beserta

dampak

yang

ditimbulkannya dan kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar pencemaran


lingkungan disebabkan oleh ulah manusia sendiri.

PEMBAHASAN
Hasil-hasil pembakaran dari kendaraan bermotor, pabrik-pabrik dan pemanasan
atau kegiatan masak-memasak di rumah merupakan sumber terbesar dari pada
pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan manusia. Dari sekian banyak
zat-zat yang dilepaskan dengan cara ini ke dalam atmosfer telah diketahui lebih dari 100
yang merupakan kontaminan. Benda-benda padat yang termasuk di dalamnya lebih dari
20 diantaranya adalah unsur-unsur logam. Bagian dari senyawa organik jauh lebih besar
lagi dan meliputi banyak sekali senyawa hidrokarbon alifatik dan juga fenol, asam serta
basa-basa dan banyak senyawa lainnya. Oleh reaksi-reaksi yang terjadi antara

kontaminan-kontaminan tadi di udara, termasuk reaksi fotokimia, maka senyawasenyawa baru akan menambah keragaman senyawa-senyawa pencemaran.
Di antara pencemaran-pencemaran udara tadi, senyawa-senyawa yang berada di
dalam suspensi yang terdiri dari butiran-butiran padat atau cair adalah apa yang disebut
aerosol. Aerosol ini dapat terbentuk melalui : peristiwa kondensasi, massa molekuler
bergabung membentuk butiran-butiran yang lebih besar (contoh : pembentukan awan
dari butiran-butiran cair), atau dari proses dispersi : material-material yang kasar dipecah
menjadi butiran-butiran aerosol ini tidak mengendap melainkan melayang atau terapungapung di udara dan oleh karena itu mudah sekali disebarkan angin.
Butiran-butiran alami seperti misalnya kabut, bakteri, spora tumbuh-tumbuhan
dari tepung sari umumnya rendah konsentrasinya di dalam udara; oleh sebab itu,
biasanya tidak menyebabkan pencemaran udara; dari segi kesehatan, benda-benda itu
umumnya tidak membahayakan (kecuali tentu bagi mereka yang peka atau alergi
terhadap benda-benda tadi). Lain halnya dengan butiran-butiran yang dilepaskan oleh
proses-proses buatan, misalnya semen, tepung kuarsa dan asbes, asap minyak, asap
tumbuhan atau rokok dan aerosol-aerosol radio aktif dapat menimbulkan masalah
pencemaran udara yang gawat. Benda-benda itu dapat menimbulkan kerusakan pada
makhluk hidup. Terutama sekali aerosol-aerosol yang butiran-butirannya sangat halus,
dapat masuk paru-paru dan mengganggu pernafasan.
Aerosol-aerosol mampu menunjukkan gaya permukaan yang hebat. Benda-benda
ini mampu mengumpulkan molekul-molekul gas, yang membantu reaksi kimia dari
aerosol tadi dengan gas-gas sekitarnya. Aerosol-aerosol ini dapat mengubah pengaruh
radiasi energi dari matahari. Kemudian oleh karena pengaruhnya sebagai inti

kondensasi, benda-benda itu mampu juga mempengaruhi pembentukan embun atau


kabut.
Telah disinggung di muka bahwa debu merupakan pencemar udara. Dari segi
kesehatan, debu ini dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yakni debu kasar dan debu
halus. Dalam hubungannya dengan kesehatan, debu kasar kurang membahayakan. Debu
ini karena ukurannya, tidak dapat menembus saluran paru-paru. Tambahan lagi, oleh
kemajuan teknologi, debu-debu kasar ini telah banyak dikurangi jumlahnya yang
terhambur ke luar. Lain halnya dengan debu-debu halus. Debu-debu halus ini telah
benar-benar merupakan masalah kesehatan. Debu-debu halus hanya sebagian kecil saja
yang dapat tertahan oleh mekanisme saringan alami dalam sistem pernafasan.
Selebihnya dapat masuk ke paru-paru. Akan lebih gawat lagi pengaruh debu halus ini
apabila terdapat faktor yang menimbulkan komplikasi, seperti halnya senyawa 3,4
benzopiris yang menyebabkan kanker, dan oksida logam berat, seperti senyawa
vanadium, yang bertindak sebagai katalisator. Lebih jauh lagi, oleh pengaruh katalisator
oksida-oksida berbagai logam, maka dioksida belerang berbentuk gas (bila ada) dapat
diubah menjadi trioksida belerang yang sangat berbahaya, senyawa ini dengan uap air
yang ada di dalam saluran paru-paru akan membentuk asam belerang. Berdasarkan pada
proses industrial yang menghasilkan debu-debu halus tadi, maka racun-racun berikut ini
telah didefinisikan : arsenik, berillium, cadmium, timol, selenium, thallium, uranium,
asbes, senyawa khromium dan senyawa air raksa. Asap yang keluar dari knalpot yang
merupakan sisa hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dan dari cerobongcerobong asap dari kilang-kilang pengolahan minyak mengandung debu-debu halus
yang terdiri dari butiran-butiran timah.

Selain pencemaran sebagai akibat debu halus seperti yang dikemukakan, masih
ada beberapa pencemaran yang ditimbulkan industri, misalnya industri kimia, dan
industri minyak bumi.
Dalam kegiatan berproduksinya itu, industri kimia atau industri minyak, selain
menghasilkan produk-produk pokok, mereka mengeluarkan hasil-hasil ikutan. Hasilhasil ikutan yang utama yang dikeluarkan oleh industri kimia adalah gas-gas dan uapuap dari senyawa kimia organik seperti misalnya hidrokarbon-hidrokarbon dan turunanturunan halagennya, aldea, keton, asma-asam karbosilat, dan senyawa nitrogen serta
belerang (amine, merkaptan, disulfida); gas-gas dan uap-uap senyawa kimia inorganik
seperti misalnya, hidrogen sulfida, asam hidroklorik dan senyawa fluorin, dioksida
belerang, fosida hidrogen; dan akhirnya tepung-tepung beracun seperti misalnya fluorida
dan karbida, arsenik, asbes, dan alloy besi.
Lebih lanjut lagi, selain hasil-hasil tersebut tadi yang dapat menyebabkan
pencemaran, masih terdapat lagi satu jenis pencemaran oleh hasil pabrik yang cukup
mengganggu. Pencemaran ini bersifat bau yang mengganggu. Faktor bau ini seringkali
disebabkan oleh kandungan senyawa tertentu yang sangat rendah, tetapi masih cukup
tajam. Misalnya thiofenol dengan konsentrasi 1 : 10 billium masih cukup mengganggu.

PENUTUP
1. Kesimpulan

Bahwa pencemaran udara selain disebabkan oleh faktor alam, pencemaran udara
lebih banyak disebabkan oleh manusia, misalnya dari kendaraan bermotor,
kegiatan industri dan sebagainya.

Selain dapat membahayakan lingkungan, pencemaran udara juga dapat


membahayakan kesehatan manusia.

2. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya
kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara,
misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas
yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain
sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.

SUMBER BACAAN
Buku Lingkungan Hidup, Mahkota Offset Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai