Laporan Trtransmisi Z
Laporan Trtransmisi Z
(resistif, induktif)
Mengetahui rugi-rugi yang terjadi pada jaringan transmisi dan efisiensi
jaringan
Mengetahui kompensasi daya reaktif jenis (parallel dan seri) pada jaringan
transmisi.
Mengetahui dan melakukan proteksi arus lebih pada selang waktu yang
ditentukan
Mengetahui dan melakukan proteksi arah arus pada selang waktu yang
ditentukan
4.1.2 TEORI DASAR
Sebuah garis
Gambar 4.1. Diagram rangkaian Tiga fase saluran transmisi listrik yang terdiri
dari unsur terkonsentrasi
Tahanan aktif (R) ditentukan oleh bahan konduktor, penampang dan, panjang.
induktansi untuk medan magnet yang dihasilkan ketika arus mengalir melalui loop
konduktor. Sebuah perbedaan dibuat antara dua jenis kapasitansi. kapasitansi CL
adalah kapasitansi antara dua konduktor luar, sedangkan CE adalah kapasitansi
antara konduktor luar dan bumi. Kerugian disipasi yang disebabkan oleh
kebocoran arus dan, khususnya, kerugian korona pada arus tinggi, dijelaskan oleh
konduktansi G. Akhirnya, karakteristik konduktor kembali (bumi, kawat bumi)
yang diwakili melalui parameter RE dan LE. Model baris terdiri dari saluran
udara 380 kV-terdiri dari empat kelompok dan memiliki penampang dari 4 x 300
mm (aluminium).
Model ini memiliki data longitudinal berikut (konstanta):
R '= 0,024 / km, L' = 0,77 mH / km, CB '= 13,07 nF / km.
Representasi fase tunggal cukup jika kondisi operasi dalam simetris (tegangan
identik dan arus untuk tiga konduktor luar). Garis dan kapasitansi bumi pada
berbagai tegangan diubah menjadi variabel baru yang efektif atau kerja
kapasitansi CB. Dalam kasus ini: CB = CE + 3 CL. Harus dicatat bahwa kabel
bawah tanah memiliki kerja kapasitansi jauh lebih tinggi dari saluran udara.
Apapun, representasi dengan memakai bantuan -elemen lebih menguntungkan
daripada jenis diagram T.
90 sehingga titik sumbu nyata dalam arah y. Arus / tegangan diagram fasor
bawah menggambarkan keadaan tanpa beban.
Gambar 4.5: Diagram fasor Arus / tegangan dari garis lossless dalam kondisi
tanpa beban
Diagram fasor menunjukkan bahwa dalam keadaan operasi, tegangan pada
ujung garis itu lebih tinggi dari tegangan pada awal garis itu. Hal ini disebabkan
kapasitansi kerja dan dikenal sebagai efek Ferranti. Tegangan pada akhir baris
telah meningkat secara tidak proporsional sehubungan dengan panjang garis itu,
sehingga upaya yang dilakukan untuk menghindari hal ini kondisi pengoperasian
dalam praktek. Arus yang mengalir di negara tanpa beban disebut arus pengisian,
dan daya reaktif terkait pengisian daya. Seperti telah disebutkan, kabel bawah
tanah memiliki kapasitas kerja yang lebih tinggi dari saluran udara. Efek yang
dijelaskan sebelumnya jauh lebih jelas di sini. Dalam hal pencocokan, resistansi
beban R adalah persis sama dengan karakteristik impedansi. Daya yang
dikonsumsi oleh resistensi aktif disebut kekuatan alami. Yang dihasilkan saat ini
cukup tinggi sehingga konsumsi daya reaktif disebabkan oleh induktansi garis
adalah persis sama dengan daya reaktif yang dihasilkan oleh kapasitansi kerja
Selain itu, tegangan pada awal baris dalam hal ini memiliki besarnya sama dengan
tegangan pada akhir baris.
Diagram fasor selanjutnya menjelaskan situasi ini.
Gambar 4.6: Diagram fasor arus / tegangan dari garis lossless selama pencocokan
(terminasi dengan karakteristik impedansi)
Karena bahan konduktif yang dibuat, setiap baris transmisi real juga memiliki
ketahanan aktif, terhadap kerugian transmisi. Sebuah efisiensi sistem transmisi
yang didefinisikan sebagai rasio antara kekuatan aktif pada output sistem dan
masukan. Karena tidak ada daya reaktif maka harus ditransmisikan dalam hal
pencocokan, efisiensi dimaksimalkan dalam kasus ini. Karena nilai garis beban
yang ditentukan oleh perilaku konsumen yang terhubung ke baris, cocok sangat
jarang terjadi dan secara acak. Namun, kompensasi daya reaktif juga tersedia
sebagai pilihan untuk meminimalkan kerugian transmisi. Dalam kasus (tigakutub) sirkuit pendek, resistansi beban R memiliki nilai 0. Arus kemudian
mengalir hanya dibatasi oleh garis impedansi (dengan asumsi bahwa hasil
induktansi saluran transmisi lossless) dan karena itu jauh lebih tinggi dari nilai
yang terjadi selama operasi normal. Ini harus dideteksi dan diisolasi sesegera
mungkin oleh perangkat perlindungan jaringan. Diagram Fasor di bawah
menggambarkan situasi ini.
Gambar 4.7: Diagram fasor arus / tegangan dari garis lossless dalam hal hubungan
pendek pada akhir garis itu
Akhirnya, kita akan melihat diagram fasor dalam kasus beban resistif / induktif
seperti yang terjadi paling sering selama operasi kehidupan nyata. Untuk
representasi yang lebih tepat, garis Lossles diasumsikan di sini.
Resultan arus I2 melalui beban terdiri resistif dan komponen induktif sesuai
dengan rasio daya aktif dan reaktif beban itu. Dalam prakteknya, pengaruh
kapasitansi pada akhir baris adalah (kualitatif) lebih rendah daripada yang
diindikasikan di dalam diagram fasor, yaitu I2 dan I12 kira-kira sama. Dengan
meningkatnya daya reaktif, begitu juga arus membujur melalui jalur dan,
akibatnya, kerugian yang dihasilkan oleh garis resistensi R. Untuk meminimalkan
kerugian ini, perusahaan pemasok listrik menentukan nilai batas tertentu untuk
daya reaktif dan faktor daya cos .
Dengan demikian, hal itu adalah umum untuk menuntut biaya tambahan
pada tarif dasar listrik (klausul daya reaktif) dari nilai-nilai cos bawah 0,8. Salah
satu alternatif bagi pelanggan adalah untuk mengkompensasi (biasanya) daya
reaktif induktif dengan cara kapasitor terhubung secara paralel. Segitiga daya
ditunjukkan di bawah ini menggambarkan hubungan yang terlibat di sini.
Gambar 4.9: rasio daya dengan beban terkompensasi dan dikompensasi sebagian
P adalah daya aktif, daya reaktif Q, dan S yang daya semu. Untuk
mengurangi daya semu dan, akibatnya, arus , daya reaktif bisa diturunkan,
misalnya, dari nilai Q asli ke nilai sisa QR. Ini setara dengan memperbaiki faktor
daya dari cos 2 cos '2. Seperti yang ditunjukkan dalam diagram, kompensasi
daya reaktif QC dibutuhkan untuk ini karena:
QC = P * (tan 2 - tan '2), di mana P adalah total daya aktif dikonsumsi.
Persamaan menunjukkan bahwa kapasitansi kompensasi tergantung beban. tiga
individu kapasitor C terhubung dalam konfigurasi bintang ditentukan oleh:
C = QC / ( * UN
Persamaan terakhir mengasumsikan bahwa tegangan nominal berada pada seluruh
beban. Selain itu, setengah kapasitansi kerja berada pada akhir baris juga
memberikan kontribusi yang sangat sedikit ke arah kompensasi. Namun, kedua
pengaruh biasanya diabaikan selama desain mekanisme kompensasi. Untuk
kompensasi penuh, '2 harus nol, sehingga:
QC = P * tan 2.
Biasanya, hal itu sudah cukup untuk melakukan kompensasi daya reaktif sisa
meninggalkan sisa di mana biaya tambahan untuk pekerjaan reaktif hanya
dihindari. Selain kompensasi ini paralel (yang relevan dengan konsumen), ada
juga kemungkinan kompensasi seri dalam kasus garis yang sangat panjang.
Dilakukan oleh operator jaringan transmisi ini, jenis kompensasi dimaksudkan
untuk mengurangi efek longitudinal konduktivitas L dan, karena itu, drop
tegangan UL (lihat Gambar 4.4).
10
Gambar 4.10: Seri kompensasi: Diagram Circuit dan diagram fasor terkai
11
Alat
Keterangan
Kode Alat
CO3301-3A
Beban resistif
CO3301-3F
CO3301-3E
CO3301-3D
Unit pentanahan
CO3301-4X
12
CO5127-1Y
Gambar 4.11. Rangkaian untuk pengukuran tanpa beban, pencocokan dan hubung
singkat.
13
14
15
16
Mengaktifkan suplai daya dan alat ukur tiga fasa yang digunakan pada
sisi input dan output jaringan transmisi
Menaikkan tegangan hingga mencapai tegangan nominal input (380V)
Menurunkan nilai induktor (3,2H, 2,8H, 2,0H, 1,6H, 1,2H)
Mencatat nilai-nilai yang ditunjukkan oleh parameter alat ukur (V L-L
keluaran, IL1 keluaran, daya reaktif keluaran, IL1 masukan serta daya
aktif dan daya reaktif pada sisi masukan jaringan transmisi)
Tegangan diturunkan dan percobaan selesai.
f. Pengujian pengukuran jaringan transmisi dengan beban resistifinduktif
Membuat rangkaian seperti gambar yang ditunjukkan pada Gambar
4.15 dengan modul transmisi 300 km.
Mengaktifkan suplai daya dan alat ukur tiga fasa yang digunakan pada
sisi input dan output jaringan transmisi
Menaikkan tegangan hingga mencapai tegangan nominal input (380V)
Menaikkan daya hingga daya aktif 300W pada L = 3,2
Mencatat nilai-nilai yang ditunjukkan oleh parameter alat ukur (V L-L
keluaran, IL1 keluaran, daya reaktif keluaran, IL1 masukan serta daya
aktif dan daya reaktif pada sisi masukan jaringan transmisi)
Tegangan diturunkan dan mengubah beban (L = 2 pada 400W) dan (L =
1,2 pada 500W) serta (L = 1,2H pada 300W)
Ulangi langkah 3 dan 4
Turunkan tegangan dan percobaan selesai.
g. Pengujian pengukuran jaringan transmisi dengan beban resistifinduktif
Membuat rangkaian seperti gambar yang ditunjukkan pada Gambar
4.16 dengan modul transmisi 300 km.
Mengaktifkan suplai daya dan alat ukur tiga fasa yang digunakan pada
sisi input dan output jaringan transmisi
Menaikkan tegangan hingga mencapai tegangan nominal input (380V)
Tambahkan beban kapasitif 3x4F
Mencatat nilai-nilai yang ditunjukkan oleh parameter alat ukur (V L-L
keluaran, IL1 keluaran, daya reaktif keluaran, IL1 masukan serta daya
aktif dan daya reaktif pada sisi masukan jaringan transmisi)
17
Jaringan
Jaringan
150 Km
218
222
210
382
221
225
225
388
0,14
0,14
0,14
0
-92
300 Km
217
221
208
380
234
239
238
409
0,29
0,29
0,29
0
-185
Tabel 4.2. Percobaan transmisi matching dengan l : 150 km, l : 300 km (Beban R).
Pengamatan
Daya masuk (W)
Tegangan L1-L2 (pada
akhir jaringan) V
Arus L1 (Beban) A
Arus L1 (Pada saat start) A
Daya aktif (pada saat start)
W
Daya reaktif (pada saat
start) VAR
300
400
500
600
700
300
400
500
600
700
380
377
375
372
369
389
379
367
363
343
0,44
0,6
0,75
0,9
1,05
0,43
0,59
0,75
0,93
1,12
0,46
0,6
0,76
0,9
1,05
0,5
0,62
0,76
0,92
1,11
302
402
503
604
706
302
400
507
616
723
-67
-50
-27
36
-133
-93
-34
41
127
Tabel 4.3. Percobaan transmisi matching dengan l : 150 km, l : 300 km (Beban R)
untuk nilai daya reaktif : 0 var
18
Hasil pengamatan
Daya aktif dari beban (daya alami dari lingkungan)
Tegangan L1-L2- (pada akhir jaringan)
Arus L1 (beban)
Arus L1 (pada saat start)
Daya Aktif (pada saat start)
Daya Reaktif (pada saat start)
Jaringan
Jaringan
150 Km
600
373
0,9
0,9
602
1
300 Km
551
360
0,84
0,83
561
0
Jaringan
Jaringan
150 Km
150
1,09
54
359
2
300 Km
109
0,74
18
141
0,82
2 Uf
4 Uf
6 Uf
384
405
425
0,14
0,29
0,45
-93
0,4
2
-238
-211
0,56
5
-331
-344
0,72
9
-430
19
Beban (R & L)
L : 1.2 H
L : 3.2 H
L : 2.0 H
P : 300 W
P : 400 W
349
323
W
289
0.51
0.74
1,05
129
181
246
0.94
0.92
0,92
0.45
0.64
0,92
302
408
521
15
140
332
P : 500
269
0.76
0.57
307
217
173
0.86
0.46
306
74
33
1
0.48
301
-94
Pada Tabel 4.1 pengujian sistem transmisi 150 km dan 300 km dalam
keadaan tanpa beban diketahui memiliki peningkatan tegangan pada sisi
keluaran. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat kapasitif yang dimiliki oleh
jaringan transmisi, sehingga mempunyai sifat yang dapat meningkatkan
tegangan yang lewat.
Pada Tabel 4.2 untuk percobaaan matching dengan jarak 150 km dan 300
km beban resistif, maka dapat dihitung losses sebagai selisih antara daya
input dan daya output.
20
Pengamatan
Panjang 150 km
Panjang 300 km
302
402
503
604
706
302
400
507
616
723
300
400
500
600
700
300
400
500
600
700
99,3
99,4
99,3
99,3
99,3
100
98,6
97,4
96,8
99,
5
a. Jarak 150 km
Resistansi
R=Z w =U 2 L L load / P
2
37 3 /60 0
231,881
Efisiensi
P
60 0
= load =
x 100
Pinput 602
= 99,6 %
b. Jarak 300 km
Resistansi
R=Z w =U LL2 load / P
3 602 /551
235,208
Efisiensi
21
P load 551
=
x 100
Pinput 561
= 98,217 %
Untuk percobaan matching dengan beban (R & L) pada jarak 300 km dan
beban (L=3.2H ; L=2 H ; L=1,2H ) yang datanya dapat dilihat pada Tabel
4.7, maka dapat dihitung besarnya daya semu (S) pada beban, sebagai
berikut :
L=3.2H pada 300W
cos =P/S
S=P /cos
S=302/0.9 4=321.3VA
L=2.0 pada 400W
cos =P/S
S=P /cos
S=5 21/0.92=566.3 VA
22
4.1.8
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Jaringan Transmisi memiliki nilai kapasitif yang dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan tegangan.
2. Penambahan beban L murni menyebabkan terjadinya penurunan
tegangan pada sisi output jaringan transmisi.
3. Penambahan beban C murni menyebabkan terjadinya peningkatan
tegangan pada sisi output jaringan transmisi karena sifat beban C yang
cenderung menyimpan daya.
4. Pada jaringan transmisi, kombinasi beban L dan C dibutuhkan. Dimana
beban L sebagai kompensator dan beban C sebagai reactor shunt.
23
24
U1 = U2 UL = 161 V
Kekuatan pengisian dapat dipastikan dengan ketepatan yang cukup dengan asumsi
bahwa tegangan pada awal dan akhir baris adalah identik.
Dalam kasus ini: Qc = 3 * (UN / 3) * * CB = UN * * CB
Untuk jarak pagar 150 km:
I2 = reaktif U2 / ( 3 * L) = 0,516 A.
Dengan demikian, arus yang kompleks pada akhir baris adalah:
I2 = (0,856 - 0,516 j); nilai I2 = 0,999 A.
Berikut ini berlaku untuk faktor daya beban ini: tan j2 = I2 reaktif / I2 aktif
= 0,60 dan cos 2 = 0,856.
Melintang saat ini karena setengah kapasitansi bekerja di akhir baris
adalah:
I20 = U2 * (j CB / 2) = j 0.060 A (bintang tegangan U2 = 199 V).
The memanjang saat ini di sepanjang garis adalah I12 = I2 + I20 = (0,856 j 0.060) A.
Tegangan pada awal garis adalah U1 = 379,5 V
Melintang saat ini karena setengah kapasitansi bekerja di awal baris
adalah:
I10 = U1 * (j CB / 2) = 0,50 A
Setelah perkalian, daya aktif adalah:
P1 = 520 W dan daya reaktif Q1 = 195 var.
4.1.8 KESIMPULAN
26
27