Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


HAK ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM

Dosen Pembimbing : Dra. Zakiah, M.Pd


Oleh :
Dwi Khairani (13 0403 097)
Fadel Muhammad Patra (13 0404 107)
Hermansah (13 0403 101)
Silvy Desharma (13 0404 103)
Tri Ardi Kurniawan (13 0403 095)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah
hal yang menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya
dalam konstitusinya. Melalui deklarasi universal HAM 10 desember
1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak
mengenai manusia sebagai manusia. Sejarah HAM dimulai dari
Magna Charta di Inggris pada tahun 1252 yang kemudian berlanjut
pada Bill Of Rights dan kemudian berpangkal pada DUHAM PBB.
Dalam konteks ke Indonesiaan penegakan HAM masih bisa dibilang
kurang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan penegakan
HAM di Indonesia terhambat seperti masalah politik, dualisme
peradilan dan prosedural acara (kontras, 2004;160).
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam
adalah sebagai way of life yang berarti pandangan hidup. Islam
menurut para penganutnya merupakan konsep yang lengkap
mengatur segala aspek kehidupan manusia. Begitu juga dalam
pengaturan mengenai hak asasi manusia Islam pun mengtur
mengenai hak asasi manusia. Islam adalah agama rahmatan lil
alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan dalam
ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep
kaum mustadhafin yang harus dibela.
Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah
mempunyai
tempat
tersendiri
dalam
pemikiran
Islam.
Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam sebenarnya yang
telah mendorong adanya wacana HAM dalam Islam. Karena dalam
demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia mendapat
tempat yang spesial. Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi
dapat dengan mudah kita temukan didalamnya konsep tentang
penegakan HAM.

BAB II
HAK ASASI MANUSIA MENURUT ISLAM
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Secara etimologi hak merupakan unsur normatif yang berfungsi
sebagai pedoman perilaku, melindumgi kebebasan, kekebalan serta
menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjadi harkat dan
martabatnya. Sedangkan asasi berarti yang bersifat paling
mendasar yang dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tak
satupun makhluk mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat
yang salah satu diantaranya :
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai
dengan kodratnya (Kaelan: 2002).
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam
Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang
melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil
dapat hidup sebagai manusia
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak
yang kodrati.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
HAM disebutkan bahwa Hak asasi manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok
yang di miliki oleh setiap umat manusia sejak lahir sebagai Anugrah
Tuhan Yang Maha Esa kepada hambanya, yaitu umat manusia tanpa
2

terkecuali. Hak asasi manusia melekat pada diri manusia sejak lahir,
karena itu muncul gagasan tentang hak asasi manusia dan
pengakuan atas-Nya sehingga dalam proses ini lahir beberapa
naskah. Yang antara lain:
1. Magna Carta (Piagam Agung, 15 Juni 1215)
Magna Carta di Inggris memuat hal-hal sebagai berikut:
Seorang tidak boleh dipenjarakan (dihukum) dengan tidak ada
vonis yang sah menurut hukum.
Suatu pajak (cukai) tidak boleh dinaikkan dengan tanpa
persetujuan sebuah dewan yang di dalamnya duduk kaum
bangsawan, kaum pendeta, dan rakyat jelata.
2. Habeas Courpus Act Petition of Right
Suatu dokumen yang lahir karena tuntutan rakyat yan duduk di
House of Commons (parlemen) kepada Raja Charles III.
3. Bill of Right (Undang-Undang Hak, Inggris 1689)
Undang-undang yang di terima parlemen Inggris setelah
mengadakan revolusi tidak berdarah kepada Raja James II
(peristiwa kemenangan atas raja), yang isinya tentang hak-hak
dan kebenaran warga Negara.
4. Declaration of Independence (Pernyataan kemerdekaan USA, 4 Juli
1776)
Tututan adanya hak bagi setiap orang untuk hidup merdeka.
5. Revolusi Prancis, 5 Agustus 1789
Bahwa manusia di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan
memiliki hak-hak yang sama. Terkenal dengan simbol liberte =
kemerdekaan,
egalite
=
persamaan,
dan
fraternite
=persaudaraan.
6. The Four Freedom (empat kebebasan USA 1941)
Frankin D. Roosevelt (Amerika Serikat) merumuskan tentang
Freedom of speech and expression (kebebasan berbicara dan
menyatakan pendapat);
Freedom of worship (kebebasan beribadat);
Freedom from want (kemelaratan);
Freedom from fear (kebebasan dari rasa takut).
3

7. Universal Declaration of Human Right (10 Desember 1948)


Universal Declaration of Human Right (pernyataan sedunia
tentang Hak Asasi Manusia). Pernyataan ini berisi, antara lain hak
kebebasan politik, hak social, hak beristirahat dan liburan, hak
akan tingkat penghidupan yang cukup bagi penjagaan
kesehatanm keselamtan diri sendiri dan keluarga, serta hak asasi
pendidikan.

Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atau dibedakan menjadi:


1. Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama,
dan kebebasan bergerak.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk
memiliki
sesuatu,
membeli
dan
menjualnya
serta
memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal
Equality.
4. Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam
pemilihan umum), dan mendirikan partai politik.
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayan atau Social and Cultur Right,
misalnya hak untuk memilih pendidikan dan mengembangkan
kebudayaan.
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan
dan perlindungan atau Prosedural Right, misalnya pengaturan
dalam hal penangkapan, penggeledahan dan peradilan.
2.2 Hak Asasi Manusia Menurut Islam
Pertanyaan adakah HAM dalam Islam harus dirunut secara
sejarah dialektika HAM dalam Islam. Menurut Anas Urbaningrum,
hak asasi manusia atau lebih dikenal manusia modern sebagai HAM,
telah lebih dahulu diwacanakan oleh Islam sejak empat belas abad
silam. Hal ini memberi kepastian bahwa pandangan Islam yang khas
tentang HAM sebenarnya telah hadir sebelum deklarasi universal
4

HAM PBB pada 18 Shafar 1369 Hijriyah atau bertepatan dengan 10


Desember 1948 Masehi (Anas, 2004;91). Secara internasional umat
Islam yang terlembagakan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI)
pada 5 Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi tentang HAM dari
perspektif Islam. Deklarasi yang juga dikenal sebagai Deklarasi
Kairo mengandung prinsip dan ketentuan tentang HAM berdasarkan
syariah (Azra).
HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun
yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Ini dibuktikan oleh adanya
Piagam Madinah (mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi
Muhammad berhijrah ke kota Madinah. Dalam Dokumen Madinah
atau Piagam Madinah itu berisi antara lain pengakuan dan
penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat
yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri, adalah
merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102). Dari pengakuan terhadap
semua pihak untuk bekerja sama sebagai satu bangsa, didalam
piagam itu terdapat pengakuan mengenai HAM bagi masing-masing
pihak yang bersepakat dalam piagam itu. Secara langsung dapat
kita lihat bahwa dalam piagam madinah itu HAM sudah
mendapatkan pengkuan oleh Islam
Memang, terdapat prinsip-prinsip HAM yang universal; sama
dengan adanya perspektif Islam universal tentang HAM (huqul alinsan), yang dalam banyak hal kompatibel dengan Deklarasi
Universal HAM (DUHAM). Tetapi juga harus diakui, terdapat upayaupaya di kalangan sarjana Muslim dan negara Islam di Timur Tengah
untuk lebih mengkontekstualisasikan DUHAM dengan interpretasi
tertentu dalam Islam dan bahkan dengan lingkungan sosial dan
budaya masyarakat-masyarakat muslim tertentu pula.
2.3 Bentuk HAM dalam Islam
Islam sebagai agama universal membuka wacana signifikan bagi
HAM. tema-tema HAM dalam Islam, sesungguhnya merupakan tema
yang senantiasa muncul, terutama jika dikaitkan dengan sejarah
panjang penegakan agama Islam. Menurut Syekh Syaukat Hussain
yang diambil dari bukunya Anas Urbaningrum, HAM dikategotrikan
dalam dua klasifikasi. Pertama, HAM yang didasarkan oleh Islam
bagi seseorang sebagai manusia. Dan kedua, HAM yang diserahkan
kepada seseorang atau kelompok tertentu yang berbeda. Contohnya
5

seperti hak-hak khusus bagi non-muslim, kaum wanita, buruh, anakanak dan sebagainya, merupakan kategori yang kedua ini (Anas,
2004;92).
Berdasarkan temuan diatas, hak asasi manusia diklasifikasikan
menjadi hak negatif dan hak positif. Dalam hal ini hak negatif yang
dimaksud adalah hak yang memberikan kebebasan kepada setiap
individu dalam pemenuhannya.
Yang pertama adalah hak negatif yaitu memberikan kebebasan
kepada menusia dalam pemenuhannya. Beberapa yang dapat kita
ambil sebagai contoh yaitu:
1.

Hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. Islam


menegaskan bahwa pembunuhan terhadap seorang manusia
ibarat membunuh seluruh umat manusia. Hak ini terkandung
dalam surah Al-Maidah ayat 63 yang berbunyi :
Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil,
bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan
karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memlihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah
memelihara
kehidupan
manusia
semuanya.
Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keternagan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak
diantar
amereka
sesudah
itu
sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS
5;63)

2. Hak untuk mendapat perlindungan dari hukuman yang sewenarg


wenang. yaitu dalam surat Al Anam:164 dan surat Fathir:18 yang
masing masing berbunyi :
Katakanlah: Apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia
adalah tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah sesorang
membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada
dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan
akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.
(QS 6;164)

Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
Dan jika sesorang yang berat dosanya memanggil (orang lain)
untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya
sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.
Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orangorang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak
melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan
barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia
mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allahlah kembali(mu). (QS 35;18)
3. Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam
surat An Nisa ayat 58 dan surat Al-Hujurat : 6 yang berbunyi
seperti ini:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.(QS 4;58)
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
yang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti,
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu. (QS 49;6)
4. Hak atas kebebasan beragama memilih keyakinan berdasar hati
nurani. Yang bisa kita lihat secara tersirat dalam surat Al Baqarah
ayat 256 dan surat Al Ankabut ayat 46 yang berbunyi:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada yang thagut
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS
2;256)
Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim
di antara mereka, dan katakanlah: kami telah beriman kepada
(kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan
7

kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya
kepada-Nya berserah diri. (QS 29;46)
5. Hak atas persamaan hak didepan hukum secara tersirat terdapat
dalam surat An-Nisa ayat 1 dan 135 dan Al Hujurat ayat13:
Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciotakan dari diri yang satu, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah)hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu. (QS 4;1)
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika
ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tau kemaslahatannya.
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS
4;135)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjdaikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS
49;13)
6. Dalam hal kebebasan berserikat Islam juga memberikan dalam
surat Ali Imran ayat 104-105 yang berbunyi:
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan
mencegah dari yang munkar ; merekalah orang yang beruntung.
(QS 3;104)
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai
berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada

mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang


berat. (QS 3;105)
7. Dalam memberikan suatu protes terhadap pemerintahan yang
zhalim dan bersifat tiran. Islam memberikan hak untuk memprotes
pemerintahan yang zhalim, secara tersirat dapat diambil dari
surat An-Nisa ayat 148, surat Al Maidah 78-79, surat Al Araf ayat
165, Surat Ali Imran ayat 110 yang masing masing berbunyi:
Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan
terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 4;148)
Telah dilanati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan
Daud dan Isa Putera Maryam. Yang demikian itu. Disebabkan
mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (QS 5;78)
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan yang
munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa
yang selalu mereka perbuat itu. (QS 5;79)
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada
mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari
perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang
zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat
fasik. (QS 7;165)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar
dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab Beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka yang ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik. (QS 3;110)
8. Dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti bentuk hak positif
dalam hak ekonomi sosial dan Islam pun mengandung secara
tersirat mengenai hak ini. Hak mendapatkan kebutuhan dasar
hidup manusia secara tersirat terdapat dalam surat Al Baqarah
ayat 29, surat Ad-Dzariyat ayat 19, surat Al Jumuah ayat 10, yang
berbunyi:
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dimuka bumi
untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS
2;29)
9

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (QS
51;19)
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS 62;10)
9.

Dalam hak mendapatkan pendidikan Islam juga memiliki


pengaturan secara tersirat dalam surat Yunus ayat 101, surat AlAlaq ayat 1-5, surat Al Mujadilah ayat 11 dan surat Az-Zumar ayat
9 yang masing-masing berbunyi berbunyi:
Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.
Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang
memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS
10;101)
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah. Niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan:berdirilah kamu, maka berdirilah kamu, niscaya Allah
akan meninggikan orang orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 58;11)
(apakah kamu hai orang yang musyrik) ataukah orang-orang
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhrat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?.
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.

2.4 Contoh-Contoh Pelanggaran HAM


a. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya
dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip
Muntu pada tahun 2003.
b. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan
penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan
pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.

10

c. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran


HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para
pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan
terjadi kecelakaan.
d. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan
merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan
sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus
kendaraan yang tertib dan lancar.
e. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk
pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan
pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak
bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

BAB III
PENUTUP
HAM yang berkembang di dunia internasional tidak bertentangan
antara satu sama lain. Bahkan organisasi Islam internasional yang
terlembagakan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 5
Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi HAM.
Kemudian Islam mematahkan bahwa dalam Islam telah
dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu (Anas Urbaningrum,
2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak memiliki konsep
tentang pengakuan HAM. Ini dibuktikan oleh adanya piagam
madinah (mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi
MuHAMmad berhijrah ke kota Madinah. Dalam dokumen madinah
atau piagam madinah itu berisi antara lain pengakuan dan
penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat
yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri, adalah
merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102). Dalam dokumen itu dapat
disimpulkan bahwa HAM sudah pernah ditegakkan oleh Islam
Berdasar analisis diatas Islam mengandung pengaturan
mengenai HAM secara tersirat. Dapat kita bagi menjadi sembilan
bagian hak asasi manusia dalam Islam yang pengaturannya secara
tersirat.
11

12

DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Idrus, Junaidi (2004). Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid Membangun Visi
dan Misi Baru Islam Indonesia. Jogjakarta: LOGUNG PUSTAKA
Nainggolan, Zainuddin S (2000). Inilah Islam. Jakarta: DEA
Pramudya, Willy, Cak Munir (2004). Engkau Tak Pernah Pergi. Jakarta: Gagas
Media
Radjab, Suryadi (2002). Dasar-Dasar Hak Asasi Manusia. Jakarta: PBHI
Thaha, Idris (2004). Demokrasi Religius: Pemikiran Politik Nurcholish Madjid dan
M. Amien Rais. Jakarta: Penerbit Teraju
Urbaningrum, Anas (2004). Islamo - Demokrasi Pemikiran Nurcholish Madjid.
Jakarta: Penerbit Republika

Anda mungkin juga menyukai