Anda di halaman 1dari 22

106

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pewarisan sifat pada tingkat populasi dipelajari pada cabang genetika yang
disebut genetika populasi. Ruang lingkup genetika populasi secara garis besar
oleh beberapa penulis dikatakan terdiri atas dua bagian, yaitu deduksi prinsipprinsip Mendel pada tingkat populasi dan mekanisme pewarisan sifat kuantitatif.
Analisis genetik sifat-sifat kuantitatif hanya dapat dilakukan pada tingkat populasi
karena individu tidak informatif.
Untuk mempelajari pola pewarisan sifat pada tingkat populasi, terlebih
dahulu dipahami pengertian populasi dalam arti genetika atau lazim disebut juga
populasi mendelian. Populasi mendelian adalah suatu kelompok individu suatu
spesies yang berproduksi secara seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang
sama dan diantara mereka terjadi perkawinan (interbreeding) sehingga masingmasing akan memberikan kontribusi genetik ke dalam lungkang gen (gene pool),
yaitu sekumpulan informasi genetik yang dibawa oleh semua individu dalam
populasi.
Deskripsi susunan genetik suatu populasi mendelian dapat diperoleh apabila
kita mengetahui macam genotipe yang ada dan juga banyaknya masing-masing
genotipe tersebut. Sebagai contoh, di dalam populasi tertentu terdapat tiga macam
genotipe, yaitu AA, Aa dan aa. Maka, proporsi atau persentase genotipe AA, Aa
dan aa akan menggambarkan susunan genetik populasi tempat mereka berada.
Adapun nilai proporsi genotipe tersebut dikena dengan istilah frekuensi genotipe.
Jadi, frekuensi genotip dapat diartikan sebagai proporsi atau persentase genotip
tertentu di dalam suatu populasi. Susunan genetik suatu populasi ditinjau dari gen-

107

gen yang ada dinyatakan sebagai frekuensi gen atau disebut juga frekuensi alel,
yaitu proporsi atau persentase alel tertentu pada suatu lokus.
Jika individu-individu dalam populasi mengadakan persilangan secara acak
dan beberapa asumsi dipenuhi, maka frekuensi alel dalam populasi akan tetap
dalam keseimbangan yang stabil, yaitu akan berubah dari generasi ke generasi
berikutnya. Tiap gamet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan frekuensi
masing-masing alelnya dan frekuensi tiap zigot akan sama hasil kali dari frekuensi
gamet-gametnya. Keadaan demikian disebut dengan keseimbangan HardyWeinberg.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung frekuensi alel dan frekuensi
genotip, membuktikan hukum Hardy-Weinberg serta mengukur sifat-sifat
kualitatif dan kuantitatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Genetika populasi adalah cabang dari genetika yang mempelajari gen-gen
dalam populasi yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada

108

tingkat populasi. Adapun populasi yaitu suatu kelompok dari satu macam
organisme. Dari situ dapat diambil cuplikan (Suryo, 1991).
Suatu populasi terdiri atas inividu-individu sejenis yang saling berinteraksi.
Dalam suatu populasi menurut hukum Hardy Weinberg adalah tetap. Menurut
hukum Hardy-Weinberg jika individu-individu dalam populasi melakukan atau
mengadakan persilangan secara acak dan beberapa asumsi terpenuhi, maka
frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu
tidak berubah dari generasi ke generasi berikutnya. Tiap gamet yang terbentuk
akan sebanding dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe
zigot akan sama dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gametnya (Stanfield,
1991).
Beberapa asumsi yang mendasari perolehan keseimbangan genetik seperti
diekspresikan dalam persamaan Hardy-Weinberg adalah :
1.
2.

Populasi itu tidak terbatas besarnya dan melakukan secara acak (panmikitis)
Tidak terdapat seleksi, yaitu setiap genotip yang dipersoalkan dapat bertahan

3.
4.

hidup sama seperti yang lain (tidak ada kematian diferensial)


Populasi itu tertutup yaitu tidak terjadi perpindahan (migrasi)
Tidak ada mutasi dari satu alelik kepada yang lain. Mutasi diperbolehkan jika

5.

laju mutasi maju dan kembali adalah sama atau ekuivalen


Terjadi meiosis normal, sehingga hanya peluang yang menjadi faktor operatif
dalam gametogenesis
Jika dalam suatu populasi terjadi perubahan dalam keseimbangan populasi

tersebut,

maka

terjadi

pelanggaran

hukum

Hardy-Weinberg

dan

akan

menyebabkan populasi tersebut bergerak menjauhi frekuensi keseimbangan


gametik dan zigotik (Stanfield, 1991).

109

Frekuensi merupakan perbandingan antara banyaknya individu dalam suatu


kelas dengan jumlah seluruh individu. Setiap individu memiliki sifat-sifat
kualitatif dan kuantitatif. Timbulnya berbagai variasi dalam sifat keturunan
tertentu merupakan pengaruh gen-gen ganda yang menentukan pewarisan secara
kuantitatif (Suryo,1984).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain kantong plastik
berisi biji kedelai, kantong plastik yang berisi kancing warna, kantong plastik
berisi kacang tanah dan lembar pengamatan. Adapun alat yang digunakan antara
lain neraca (timbangan elektrik), kalkulator dan alat tulis.

110

B. Prosedur Kerja
Percobaan 1
Misal suatu populasi yang sudah dalam keadaan seimbang, tersusun dari individuindividu dengan warna merah (GG), putih (gg) dan merah muda (Gg).
1. Sebanyak 200 individu diambil secara acak
2. Warna individu yang terpilih dicatat
3. Frekuensi genotip dan frekuensi alel G dan alel g dihitung
Percobaan 2
Siapkan 2 kantong yang sama ukurannya.
1.

Setiap kantong dengan 2 macam warna kancing baju diisi dengan


perbandingan seperti hasil perhitungan point 1. Kedua kantong isinya sama

2.
3.
4.
5.
6.

banyak
Kancing dari setiap kantong diambil secara acak dan dicatat warna keduanya
Pengambilan diulang sebanyak 100 kali
Frekuensi genotip dan frekuensi alelnya dihitung
Data dimasukkan dalam tabel yang tersedia
Dianalisis dengan X2

Percobaan 3
Pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif menggunakan kacang tanah.
1.

Individu diambil secara acak dari populasi kacang tanah yang tersedia dan

2.
3.

ditimbang
Pekerjaan tersebut diulang sebanyak 100 kali
Bobot diamati dan dibuat grafiknya

111

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Percobaan 1
1. Frekuensi Alel
p2 + 2pq + q2 = 1
p +q
=1
Jumlah
= 46

= 1 0,47= 0,53

2. Frekuensi Genotipe
a. PP = (p2) 100%
= (0,53)2 100%
= 28,09%
b. 2pq = 2 (p) (q) 100%
= 2(0,53)(0,47) 100%
= 49,82%
c. qq = (0,47)2 100%
= (0,47)2 100%
= 22,09%
= pp + 2pq + qq
= 28,09+49,82 +22,09%
= 100%

Maka q2 =

0,47

112

Observasi (O)
Harapan (E)

GG
51
x 200 =50

Karakteristik
|O yang
E|2 diamati
Gg
103
x 200

X2

=1
0,02

=9
0,09

=
0

0,32

0,32

Kesimpulan : X2hit <X2tab= 0,43< 5,99


Maka hasil pengujian signifikan dan sesuai dengan teori

113

Percobaan 2
1. Frekuensi Alel
p2 + 2pq + q2 = 1
p +q =1
Jumlah hh = 45
Maka q2 =

0,67
= 1 0,67 = 0,33

1. Frekuensi Genotipe
a. PP = (p2) 100%
= (0,33)2 100%
= 10,89 %
c. 2pq = 2 (p) (q) 100%
= 2(0,33)(0,67) 100%
= 44,22%
d. qq = (q)2 100%
= (0,67) 2 100%
= 44,89 %
= pp + 2pq + qq
=10,89+ 44,22 +44,89%
= 100%

Karakteristik yang diamati


Hh
hh

HH
Observasi (O)
Harapan (E)

26

29

x 100 = 25

|O E|2

Jumlah total

45

x 100 = 50

100

x 100 = 25

=1

=441

=400

0,04

8,82

16

100
842
24,86

X2
0,04
8,82
16
24,86
2
2
Kesimpulan : X hit > X tab = 24,86 > 5,99
Maka hasil pengujian tidak signifikan dan tidak sesuai dengan teori

Percobaan 3
Tabel 27. Bobot dan Jumlah Kacang Tanah
Bobot (gr)
Jumlah

0,1
-

0,2
-

0,3
11

0,4
28

0,5
32

0,6
24

0,7
1

0,8
4

0,9
-

1,0
-

Gambar 2. Grafik Bobot dan Jumlah Kacang Tanah


Kesimpulan: Bahwa kacang tanah yang memiliki bobot 0,5 gram memiliki sifat
dominan

B. Pembahasan
Tahun 1908 G.H. Hardy dan W. Weinberg secara terpisah menemukan dasardasar yang ada hubungannya dengan frekuensi gen dalam populasi. Dasar-dasar
tersebut kemudian dikenal sebgai hukum Hardy Weinberg. Hukum tersebut
menyatakan bahwa dalam populasi yang seimbang, maka frekuensi gen dan
genotipe akan tetap sama dari satu generasi ke generasi berikutnya. Asumsi yang
digunakan dalam menentukan hukum tersebut adalah apabila terjadi populasi yang
besar, terjadi perkawinan secara acak, tanpa mutasi atau migrasi, tanpa seleksi,
frekuensi gen dan genotip tetap dan frekuensi alel jantan sama dengan frekuensi
alel betina (Sinnot, E.W, 1958).
Sedangkan

menurut

Passarge

(2007)

menyatakan

bahwa

prinsip

keseimbangan Hardy Weinberg dalam keadaan tertentu, frekuensi alel dalam satu
populasi akan tetap konstan dari generasi ke generasi lain. Hal ini menurut Willet
(2006), berlaku pada kondisi-kondisi tertentu seperti : populasi besar dan
perkawinan terjadi secara acak, hal ini untuk menghindari genetics drift,
perubahan frekuensi genetik dari deviasi kebetulan. Kedua tidak terlibat dalam
seleksi alam. Ketiga, populasi ditutup, artinya individu tidak melakukan migrasi.
Hal ini jarang terjadi di kehidupan nyata. Keempat, tidak adanya mutasi dan
terjadinya meiosis normal.
Manfaat hukum Hardy Weinberg dalam bidang pemuliaan tanaman adalah :
1.

Untuk memprediksi frekuensi genotip dan frekuensi alel dalam suatu


populasi, sehingga proses dan upaya pencarian materi genetik berupa plasma

nutfah untuk mendukung program pemuliaan tanaman dapat dilakukan


2.

dengan baik.
Untuk mengetahui frekuensi alel atau frekuensi gen berada dalam kondisi

3.
4.

resesif atau tidak


Untuk menduga proses terjadinya evolusi
Untuk melakukan perhitungan secara matematis terhadap frekuensi genotip
dan alel dalam suatu populasi, sehingga dapat diketahui komposisi genetik

5.

yang akan dijadikan bahan untuk melakukan program pemuliaan tanaman.


Memudahkan seorang pemulia tanaman dalam mendapatkan komposisi
genetik tertentu dengan melakukan perhitungan terhadap frekuensi genotipe
dan alel yang ada dalam suatu populasi.
(Allard, R.W, 1960)
Frekuensi merupakan perbandingan antara banyaknya individu dalam suatu

kelas dengan jumlah seluruh individu. Setiap individu memiliki sifat-sifat


kualitatif dan kuantitatif. Timbulnya berbagai variasi dalam sifat keturunan
tertentu merupakan pengaruh dari gen-gen ganda (multiple gen atau poligen).
Poligen merupakan salah satu dari seri gen ganda yang menentukan pewarisan
sifat secara kuantitatif (Suryo, 1984).
Frekuensi alel atau frekuensi gen adalah proporsi alel tertentu (varian gen)
di antara semua salinan gen dalam suatu populasi. Hal ini dapat secara formal
didefinisikan sebagai persentase dari semua alel pada lokus yang diberikan dalam
gene pool suatu populasi yang diwakili oleh alel tertentu.
Frekuensi genotip adalah suatu presentase individu dalam populasi yang
memiliki

genotipe tertentu. Frekuensi genotipe

menggunakan persamaan Hardy-Weinberg.

dapat dihitung dengan

Sifat kualitatif adalah sifat yang secara kualitatif berbeda sehingga untuk
dikelompokkan dan biasanya dinyatakan dalam kategori.
Ciri-ciri kualitatif :
1.
2.
3.
4.

Dikendalikan oleh gen sederhana (gen mayor)


Tidak dipengaruhi oleh lingkungan
Pengamatannya melalui perhitungan atau ratio
Analisis menggunakan perbandingan-perbandingan
Sifat kuantitatif adalah sifat yang dapat diamati melalui pengukuran secara

kuantitatif.
Ciri-ciri kuantitatif :
1.

Dikendalikan oleh banyak gen-gen (gen minor), jumlah gen banyak

2.
3.
4.

pengaruhnya sedikit
Dipengaruhi oleh lingkungan
Pengamatannya melalui pengukuran
Analisis menggunakan analisis varian
(Mangoendidjojo, 2003)
Praktikum kali ini dalam menghitung frekuensi alel dan frekuensi genotip,

membuktikan hukum Hardy-Weinberg dengan cara pengambilan kancing secara


acak.

Seperti hal nya asumsi dalam hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut :


1.

Perkawinan secara rambang. Dalam perkawinan rambang fenotipe individu


tidak mempengaruhi pilihan pasangannya. Perkawinan rambang lebih banyak

2.

terjadi diantara tanaman, diantara manusia dan hewan.


Tidak ada seleksi. Semua gamet mempunyai kesempatan yang sama untuk
membentuk zigot dan semua zigot mempunyai viabilitas (daya hidup) dan
fertilitas sama.

3.
4.

Tidak ada migrasi, yaitu tidak ada introduksi alel dari populasi lain
Tidak ada mutasi. Mutasi adalah proses yang lambat dan perubahan frekuensi

5.

alel biasanya minimal.


Tidak ada penghanyutan genetik rambang (random genetic drift).
Penghanyutan terjadi dalam populasi kecil karena contoh alel yang kecil bila

6.

dibandingkan suatu populasi besar.


Meiosis normal sehingga faktor kebetulan yang berlaku dalam gametogenesis
(Stanfield, 1991)
Begitu pula yang terjadi saat pengambilan kancing. Pada pengambilan

kancing dilakukan secara rambang atau acak, tidak ada seleksi, artinya semua
kancing mendapatkan kesempatan yang sama pada saat pengambilan dan tidak
ada migrasi, tidak ada kancing lain yang masuk dalam pengacakan dan
pengambilan kancing.
Jika kita memperhatikan sepasang alel (A dan a), kita akan menemukan
bahwa persentase gamet-gamet pada pusat gen yang mengandung A atau a akan
bergantung pada frekuensi-frekuensi genotipe dari generasi parental yang gametgametnya membentuk pusat gen ini. Misalnya, jika sebagian besar populasi itu
bergenotipe resesif aa, maka frekuensi alel resesif dalam pusat gen itu akan relatif
tinggi dan persentase gamet-gamet yang mengandung alele dominan A secara
bersesuaian akan rendah. Perkawinan antar anggota dalam suatu populasi yang
terjadi secara acak maka frekuensi zigotik yang diharapkan pada generasi
berikutnya dapat diramalkan dari pengetahuan tentang frekuensi gen (alelik)
dalam pusat gen dari populasi parental (Stanfield, 1991)
Bahwa p + q = 1, yaitu persentase gamet-gamet A dan a harus menjadi
100% untuk memperhitungkan semua gamet dalam pusat gen. Frekuensi-

frekuensi genotipe (zigotik) yang diharapkan pada generasi berikutnya dapat


diringkas seperti berikut :
(p + q = 1) = p2 + 2pq + q2 = 1,0
AA

Aa

aa

Jadi p2 adalah fraksi generasi berikutnya yang diharapkan menjadi


homozigot dominan (AA), 2pq adalah fraksi yang diharapkan heterozigot (Aa) dan
q2 adalah fraksi yang diharapkan resesif (aa). Semua fraksi genotipe ini harus
menjadi satu unit untuk memperhitungkan semua genotipe dalam populasi
keturunan. Rumus ini yang mengekspresikan harapan-harapan genotipe dari
keturunan yang berkenaan dengan frekuensi-frekuensi gametik (alelik) dari pusat
gen parental, disebut hukum Hardy-Weinberg (Stanfield, 1991).

Sumber: D.P. Doolittle (1987)


Gambar 3. Pengukuran Frekuensi Alele

Hasil dari percobaan menunjukan bahwa pada pengambilan tiga warna


kancing secara acak sebanyak 200 individu mendapatkan hasil X2 hitung sebesar
0,43 dengan X2 tabel sebesar 5,99. Hal ini menunjukkan bahwa hasil percobaan 1
sesuai dengan teori atau signifikan. Berbeda hal nya dengan percobaan dua yang
tidak sesuai teori. Percobaan kedua ini dengan mengambil kancing secara acak
sebanyak 100 kali, didapatkan hasil X2 sebesar 24,86 dengan X2 tabel 5,99 yang
menunjukkan bahwa hasil tidak signifikan. Hal ini terjadi mungkin disebabkan
oleh pengambilan kancing yang tidak dikocok atau diacak terlebih dahulu atau
kesalahan praktikan dalam mencatat hasil pengamatan warna kancing. Pada
percobaan ketiga, kacang tanah yang diambil secara acak lalu ditimbang dan
menghasilkan sifat bobot dominan sebesar 0,5 gram.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1.

Hasil praktikum percobaan pertama dalam menghitung frekuensi alel dan


frekuensi genotip menunjukkan hasil yang signifikan yaitu dengan nilai X 2
hitung lebih kecil dari X2 tabel yaitu sebesar 0,43. Hal ini membuktikan
bahwa pada percobaan pertama sesuai dengan teori Hardy Weinberg.
Sedangkan percobaan kedua tidak sesuai dengan teori Hardy Weinbeg karna
X2 hitung lebih besar dari X2 tabel yaitu sebesar 24,86.

2.

Hasil pengukuran sifat kuantitatif dalam percobaan ketiga pada kacang tanah
memilki bobot dominan sebesar 0,5 gram.
B. Saran
Secara keseluruhan pada praktikum ini cukup baik akan tetapi materi yang

disampaikan asisten tidak sepenuhnya jelas. Sebaiknya penyampaian materi dapat


diberikan sejelas-jelasnya sehingga praktikan memahami dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Allard, R.W. 1960. Principles Of Plant Breeding. John Willey and Sons Inc, New
York
D.P. Doolittle. 1987. Population Genetics Basic Principles. Springer-Verlag,
Berlin Heidelberg
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius,
Yogyakarta
Passarge, E. 2007. Color Atlas Of Genetics. Thieme Stuttgart. New York
Sinnot, E.W. 1958. Principles Of Genetics 5th edition. McGraw-Hill Book
Company Inc, New York
Stanfield, W.D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta
Suryo. 1983. Genetika. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

_____. 1991. Genetika. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta


Willet, E. 2006. Genetics Demystified. The McGraw Hill Companies Inc, New
York

Lampiran 6. ACC Acara Penghitungan Frekuensi Alele, Frekuensi Genotipe,


Pengukuran Sifat-Sifat Kualitatif dan Kuantitatif

BIODATA PENULIS
Nama

: Olivia Haritsa Gusri

Jenis Kelamin

: Perempuan

TTL

: Bekasi, 2 Mei 1995

Alamat asal

: Griya Persada blok D2 no 14. Tambun Selatan. Bekasi

Alamat kos

: Jl. H. Madrani. Gg Yudistira no 6. Wisma White House.


Purwokerto Utara

Email

: oliviagusri@yahoo.com

Facebook

: https://www.facebook.com/oliviagusri

Twitter

: @olivilia

Instagram

: oliviagusri

Ask.fm

: @OliviaHaritsaGusri

Anda mungkin juga menyukai