PENDAHULUAN
Nilai
Nomin
al (Rp)
Open
Price
(Rp)
Nilai Pasar
Close
High
Price
Price
(Rp)
(Rp)
Volume
Low
Price
(Rp)
Januari
250
1.930
1.940
1.940
1.910
Februari
250
2.080
2.150
2.190
2.060
Maret
250
2.150
2.200
2.200
2.140
April
250
2.290
2.340
2.350
2.290
Mei
250
2.360
2.210
2.380
2.210
Juni
250
2.180
2.250
2.250
2.180
Juli
250
2.360
2.380
2.380
2.330
Agustus
50
2.200
2.200
2.250
2.150
Septem
ber
50
2.125
2.100
2.150
2.075
Oktober
50
2.275
2.350
2.350
2.225
50
2.125
2.175
2.175
2.125
50
2.150
2.150
2.150
2.125
Novemb
er
Desemb
er
155.020.0
00
191.622.5
00
79.535.00
0
187.220.0
00
486.750.0
00
182.437.5
00
86.822.50
0
109.446.5
00
137.816.5
00
175.641.0
00
50.601.00
0
52.862.00
0
Sumber : BEI(2013)
Tabel 1.2
Harga saham PT. Telkom Indonesia, Tbk. Tahun 2014
Bulan
Nilai
Nomin
al (Rp)
Open
Price
(Rp)
Nilai Pasar
Close
High
Price
Price
(Rp)
(Rp)
Low
Price
(Rp)
Volume
Januari
50
2.195
2.275
2.275
2.185
Februari
50
2.285
2.325
2.325
2.285
Maret
50
2.190
2.215
2.225
2.190
April
50
2.270
2.265
2.305
2.265
Mei
50
2.550
2.575
2.575
2.420
Juni
50
2.430
2.465
2.465
2.430
137.604.7
00
77.853.60
0
66.329.60
0
127.117.4
00
373.786.2
00
90.405.80
Juli
50
2.660
2.650
2.680
2.630
Agustus
50
2.700
2.665
2.715
2.665
Septemb
er
50
2.915
2.915
2.960
2.900
Oktober
50
2.780
2.750
2.790
2.735
50
2.830
2.825
2.830
2.800
50
2.830
2.865
2.870
2.830
Novemb
er
Desemb
er
0
79.928.30
0
120.072.3
00
94.734.30
0
103.439.8
00
43.622.40
0
65.397.60
0
Gambar 1.1 Grafik harga dan volume saham PT. Telkom Indonesia, Tbk.
Tahun 2013 & 2014
Dari tabel dan grafik tersebut dapat dilihat bahwa harga dan volume saham
PT. Telkom Indonesia, Tbk ini sangat fluktuatif. Pada beberapa titik di grafik yang
menunjukan merosotnya harga saham yang diiringi dengan naiknya volume
saham, hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah kinerja PT Telkom ini sudah
terbilang bagus atau tidak. Untuk menilai kinerja suatu perusahaan biasanya para
investor meneliti dari laporan keuangan dalam kurun waktu tertentu. Menurut
Zaki Baridwan (2010: 17), Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan perusahaan. Sesuai dengan keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:
Kep- /BL/2011, bulan Juni 2011, menyatakan bahwa Perusahaan emiten dan
perusahaan publik berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan berkala
kepada para pemegang saham pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Terbukanya informasi tersebut dapat memberikan informasi kepada investor
maupun calon investor sehingga mereka dapat menganalisis kinerja perusahaan
emiten. Informasi tersebut bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi sehingga para investor dapat melakukan
pengukuran kinerja perusahaan melalui analisis terhadap laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan.
Analisis yang sering digunakan oleh perusahaan dalam pengukuran
kinerjanya adalah analisis rasio keuangan. Menurut Van Horne (2007: 234) Rasio
keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan. Meskipun analisis rasio keuangan digunakan oleh investor
sebagai alat pengukur konvensional, analisis rasio tersebut mempunyai kelemahan
utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui
apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau belum. Oleh
karena itu, pada tahun 1989, Konsultan Stern Steward Management Service di
Amerika Serikat memperkenalkan konsep Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added (MVA) sebagai alat ukur kinerja keuangan dan pasar untuk
mengatasi kelemahan dari rasio keuangan (Nunik Setyarini, 2010:3)
EVA dan MVA adalah suatu alat pengukuran dengan memperhatikan
secara tepat semua faktor-faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai
(value). EVA disebut sebagai metrik kinerja (performance metric) yang
menggambarkan efisiensi perusahaan dalam periode tertentu, sedangkan MVA
disebut sebagai metrik kekayaan (Wealth Metric) yang menggambarkan beberapa
kekayaan yang bisa diciptakan atau dihilangkan sampai saat ini.
Menurut Young dan OByrne (2001:26) EVA merupakan indikator tentang
adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. EVA yang bernilai positif
menandakan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal,
hal tersebut terjadi karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian
yang melebihi tingkat biaya modal. Kekuatan terbesar yang dimiliki oleh EVA
adalah kaitan langsungnya terhadap harga saham. Menurut beberapa peneliti
seperti S. David Young & Stephen F. OByrne, EVA dianggap mempunyai
kemampuan yang lebih baik daripada pengukur kinerja yang baik seperti ROA,
ROE, ROCE, EPS, Residual Income dan indikator-indikator lainnya.
Menurut Young dan OByrne (2001:26) MVA adalah perbedaan nilai
perusahaan (termasuk ekuitas dan hutang) dan modal keseluruhan yang