Anda di halaman 1dari 2

Hubungan antara Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar dengan FaktorFaktor Lainnya di Sekolah

Dasar Negeri Grogol 11 Pagi Jakarta Barat Periode April 2015


Martin Prayigo Utomo , Muhammad Hasif bin Husin , Nor Ain Syafiqah Sholehudin ,
Aminah Mohd Yasin
ABSTRACT
Background: Inadequate breakfast can be one of the factors that affect everyday nutritional intake.
According to Riskesdas 2010, prevalence of underweight children from 6 to 12 years old takes up
12,2% cases; 4,6% severely underweight and 7,6% underweight children. On the other hand,
prevalence of overweight children from the age 6 to 12 years old is 9,2%. There are only few data
available in Indonesia on the breakfast habit among children associated with nutritional status. The
aim of the study is to investigate the relationship between daily breakfast routine with nutritional
status (BMI/age) of elementary schoolchildren and other factors associated.
Method : The design study used is cross sectional within the periode of April 2015 at Sekolah
Dasar Negeri Grogol 11 Pagi, Jakarta Barat. The sample size totals up to 112 schoolchildren using
the technique of multistage random sampling. The statistics is tested with chi-square, univariate and
bivariate analysis.
Results : The results evidently show that daily breakfast routine does not affect nutritional staus
with the value of p>0,59. While other factors associated with breakfast habit are; sex (p>0,515)
mother's knowledge (p>0,91), mother's education level (p >0,47), family income (p> 0,786) and
mother's occupation (p>0,613).
Conclusion: There is no significant relationship between daily breakfast routine of schoolchildren
with their nutritional status. This is partly because breakfast habit is not the only factor that affect
nutritional status of schoolchildren. Instead, it is can be affected by their lunch and dinner habit and
daily activities.
Keyword: breakfast routine, nutritional status, elementary schoolchildren
ABSTRAK
Latar belakang : Sarapan yang tidak memadai dapat menjadi faktor yang berpengaruh pada angka
kecukupan gizi. Menurut Riskesdas tahun 2010, prevalensi anak yang kurus pada anak umur 6-12
tahun sebesar 12,2% yang terdiri dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Sedangkan prevalensi
kegemukan pada anak umur 6-12 tahun yaitu sebesar 9,2%. Di Indonesia sampai saat ini belum
banyak data atau laporan mengenai pola kebiasaan sarapan di kalangan anak dengan status gizi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan
status gizi ( IMT/U) anak sekolah dasar beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Metode : Design penelitian yang digunakan adalah secara cross sectional yang dilakukan pada
bulan April 2015 di Sekolah Dasar Negeri Grogol 11 Pagi, Jakarta Barat. Jumlah sampel adalah
sebanyak 112 orang dengan mengggunakan teknik multistage random sampling. Uji statistik yang
digunakan adalah secara chi square dan univariat serta bivariat.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan pagi tidak mempengaruhi status gizi
(p>0,59). Pada uji hubungan faktor-faktor lain terhadap kebiasaan sarapan pagi, didapatkan hasil
pada variable jenis kelamin (p>0,515) pengetahuan ibu (p>0,91) tingkat pendidikan ibu (p >0,47)
pendapatan keluarga (p> 0,786) dan pekerjaan ibu (p>0,613)
Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan siswa dengan status
gizi siswa, hal ini karena kebiasaan sarapan pagi bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi
status gizi siswa, banyak faktor lain seperti kebiasaan makan siang, kebiasaan makan malam dan
aktivitas anak.
Kata kunci: kebiasaan sarapan, status gizi, anak sekolah dasar

Anda mungkin juga menyukai