Anda di halaman 1dari 5

Outline Tugas Akhir

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari 20% wilayah daratan dan 80%

lainnya merupakan wilayah peraiaran. Indonesia sendiri memiliki beberapa pulau


besar dan pulau kecil, yang dihubungkan melalui selat - selat diantaranya. Fakta ini
membuktikan bahwa pemeratan perekonomian Indonesia dalam menyalurkan
berbagai keperluan masyarakat memerlukan transportasi untuk mendistribusikan
barang keperluan sehari - hari atau barang keperluan tertentu. Dalam hal ini, sistem
transportasi yang efektif dan efisien untuk mendistribusikan berbagai keperluan antar
pulau adalah dengan sistem transportasi laut, dimana transportasi inilah yang
mendukung dalam pendistribusian barang. Jenis transportasi laut sendiri terdapat
kapal pengangkut barang atau biasa disebut kapal container atau full container vesell.
Pendistribusian barang antar pulau juga memerlukan tempat atau wadah yang
dapat menampung banyak barang didalamnya sehingga dapat meminimasi waktu,
tempat serta biaya yang akan dikeluarkan. Dalam hal ini, terdapat container atau peti
kemas yang dapat menampung barang - barang dalam jumlah banyak didalamnya.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 14 Tahun 2007 Km. 74 Tahun
1990 Tentang Kendaraan Pengangkut Peti Kemas pada Bab 1 Pasal 1 No. 4 tentang
Ketentuan Umum dijelaskan bahwa, peti kemas (cargo container) adalah peti atau
kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Standard
Organization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang.
Berbicara mengenai peti kemas terdapat banyak hal yang menyangkut
didalamnya seperti pengadaan, permintaan (penyewaan), pendistribusian, persediaan ,
quality control, dan sebagainya. Pada dasarnya peti kemas sendiri terdapat di
pelabuhan - pelabuhan besar yang didalamnya terdapat banyak persediaan peti kemas.
Persediaan peti kemas sendiri dimulai dengan persediaan peti kemas kosong yang
siap untuk disewa kepada pihak supplier atau distributor. Persediaan sendiri

merupakan salah satu aset fisik perusahaan yang digunakan untuk mengatasi fluktuasi
permintaan yang tidak terkendalikan.
Penelitian ini membahas tentang perencanaan persediaan peti kemas kosong
(empty container) berdasarkan permintaan dari pihak supplier atau distributor pada
PT Meratus Line. PT Meratus Line merupakan salah satu perusahaan pelayaran
terkemukan di Indonesia yang menyediakan solusi transportasi pont - to - point. PT
Meratus Line memiliki banyak tujuan dalam hal pelayarannya di seluruh Indonesia
dan memiliki kapal layanan dalam pendistribusian barang serta memiliki kantor
dengan jaringan terpadu di seluruh Indonesia dan memiliki keunggulan pada
keselamatan, kualitas dan fokus pelanggan. PT Meratus Line sendiri merupakan
perusahaan swasta yang bergerak dibidang transportasi laut yang memiliki beberapa
sub - bidang pelayanan diantaranya pengiriman barang (shipping), agency business,
coal transporter, NVOCC dan Logistic and Forwarding. PT Meratus Line sendiri
sudah memiliki jam terbang yang layak untuk diperhitungkan dalam transportasi laut
karena perusahaan ini sudah melayani dalam hal pendistribusian sejak tahun 1957 di
Indonesia dan sudah bergerak dibidang pelayaran / transportasi laut.
PT Meratus Line sendiri dalam hal melayani konsumennya, telah menyediakan
kapal pelayanan operasi sendiri, memiliki 56 armada kapal dan untuk pengangkutan
barang perusahaan memiliki 40.000 box kotak kontainer yang siap dioperasikan.
Pengoperasian transportasi barang sendiri memiliki jangkauan jaringan jasa
pengiriman di semua pelabuhan utama Indonesia. PT Meratus Line mempunyai
kantor pelayanan yang berada di seluruh Indonesia yang memiliki sistem terpadu,
serta perusahaan juga telah melayanani transporatsi logistik pada intra-asia sehingga
pengiriman dengan menggunakan jasa perusahaan sudah melayani logistik barang
dari - ke luar negeri.
Penelitian ini mengenai pengendalian peti kemas kosong pada PT Meratus Line,
hal ini dikarenakan banyaknya pemesanan dalam hal penyewaan peti kemas
sedangkan perusahaan tidak memproduksi secara berkala peti kemas tersebut
sehingga dapat dikatakan jumlah peti kemas yang tersedia adalah sama, sehingga
untuk perbedaan jumlah pengadaan prti kemas yaitu dilihat dari pengadaan peti

kemas tersebut, apabila lead time pengiriman dari peti kemas dan sampai kembali ke
pool memiliki waktu cepat dari lead time perencanaan awal atau sama dengan lead
time perencanaan akan berakibat pengadaan peti kemas bertambah sedangkan apabila
lead time pengiriman peti kemas sampai ke pool tidak sesuai dengan lead time awal
mengakibatkan pengadaan peti kemas berkurang. Hal ini berakibatkan kepada tingkat
pelayanan menurun dan tidak sesuai dengan yang direncanakan serta berakibat
terjadinya stock out pada perusahaan.
2.

Perumusan Masalah
Fenomena kekurangan persediaan pada perusahaan merupakan masalah yang

sering timbul dalam pengaturan berapa jumlah barang yang akan dipesan, kapan
barang yang dipesan datang, dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan konsumen.
Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan pengendalian persediaan yang dapat
meminimasi biaya yang akan dikeluarkan.
3.

Tujuan Penelitian
Pengendalian persediaan pada perusahaan berguna untuk mengatur jumlah

persediaan yang ada pada perusahaan sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.
Tujuan dari penelitian ini adalah apakah kebijakan yang diberikan PT Meratus Line
Cabang Sumatera Barat dalam persediaan peti kemas kosong untuk pemenuhan
pemesanan pelanggan telah efisien, dan untuk menentukan metode terbaik dalam
pengendalian persediaan peti kemas sehingga dapat meningkatkan tingkat pelayanan
atau performansi perusahaan.
4.

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam menjalankan penelitian ini dapat dijabarkan pada

poin dibawah ini.


1. Data permintaan peti kemas yang diambil, yaitu data permintaan pada tahun ....
Pada PT Meratus Line .

2. Data jumlah persediaan yang diambil, yaitu data jumlah persediaan pada tahun.....
Pada PT Meratus Line.
3. Data harga beli disini memakai data penyewaan peti kemas per unitnya saat
pengumpulan data.
4. Biaya - biaya yang dikumpulkan untuk menunjang penelitian kali ini sebagai
berikut.
a. Data Ongkos Pemesanan peti kemas pada peridoe tahun yang diteliti.
b. Data Ongkos penyimpanan persediaan peti kemas per unit pada periode
tahun yang diteliti.
c. Data ongkos pengadaan peti kemas per unit pada tahun periode yang diteliti.
d. Data ongkos kekurangan persediaan peti kemas
5.

Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini dibagi atas enam bab, diantaranya.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah dalam
penelitian, tujuan masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori - teori yang mendukung penelitian mengenai pengendalian
persedian dan mendukung dalam penyelesaian masalah nantinnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan mengenai langkah - langkah dan tahapan yang harus dilalui
dalam penelitian dan berguna sebagai tolak ukur dalam pembuatan laporan
penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan tentang data - data yang dikumpulkan untuk keperluan
penelitian dan pengolahan dari data yang telah dikumpulkan untuk menghasilkan
tujuan yang diinginkan nantinya.
BAB V ANALISIS

Bab ini berikisan mengenai analisis terhadap setiap pengolahan data yang
dilakukan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai