LAPORANPENELITIAN
HALAMAN PENGESAHAN
1. JudulPenelitian
2. KetuaPeneliti
a. NamaLengkap
b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. Jabatan Struktural
e. Jabatan Fungsional
f. Fakultas/Jurusan
g. Pusat Penelitian
h. Alamat
i. Telpon/Faks
j. Alamat Rumah
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
k. Telpon/Faks/E-mail
3. Anggota
4. JangkaWaktuPenelitian
5. Pembiayaan/Jumlah
KetuaPeneliti
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian danPengabdianMasyarakat
Page i
Page
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. Jabatan Struktural
e. Jabatan Fungsional
f. Fakultas/Jurusan
g. Pusat Penelitian
h. Alamat
i. Telpon/Faks
j. Alamat Rumah
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
k. Telpon/Faks/E-mail
Ketua Peneliti
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Page i
Page
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................4
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penyakit Kecacingan ..........................................................6
B. Epidemiologi Penyakit Kecacingan..................................................6
1. Faktor Agent ..............................................................................6
2. Faktor Lingkungan ...................................................................12
3. Faktor Host ..............................................................................18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ...........................................................................25
B. Populasi dan Sampel .....................................................................30
C. Pengumpulan Data ........................................................................31
D. Pengolahan Data............................................................................34
E. Analisis Data ..................................................................................35
F. Etika Penelitian ..............................................................................40
G. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data WHO tahun 2006 melaporkan kejadian penyakit kecacingan di
dunia masih tinggi yaitu 1 milyard orang terinfeksi cacing Ascaris
lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing Trichuris trichiura, dan 740 juta
terinfeksi
cacing
hookworm
(Ancylostoma
duodenale
dan
Necator
Laporan Penelitian
Page 1
tersembunyi
pada
pertumbuhan
dan
perkembangan
Laporan Penelitian
Page 2
Laporan Penelitian
Page 3
sakit pada host jika di mediasi oleh lingkungan. Teori ini dikenal dengan teori
simpul. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk kajian
epidemiologi lingkungan penyakit cacingan di komunitas TPK Sarimukti
Kabupaten Bandung Barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti membuat
rumusan
masalah
sebagai
berikut
Bagaimana
kajian
epidemiologi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk melakukan kajian epidemiologi lingkungan kejadian penyakit
kecacingan pada kelompokpemulung di TPK Sarimukti Kecamatan
Cipatat.
2. Tujuan Khusus
a. Untukmengidentifikasi penyediaan air bersihpada kelompok pemulung
di TPK Sarimukti
b. Untuk mengidentifikasi higiene perorangan pada kelompok pemulung
di TPK Sarimukti Kecamatan Cipatat.
c. Untuk mengetahui kejadian penyakit kecacingan pada kelompok
pemulung di TPK Sarimukti Kecamatan Cipatat.
Laporan Penelitian
Page 4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
kesehatan masyarakat khususnya lingkup kajian epidemiologi lingkungan
yang berhubungan dengan penyakit kecacingan.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
informasi untuk komunitas di TPK Sarimukti Kecamatan Cipatat dalam
upaya pencegahan terhadap penyakit kecacingan.
Laporan Penelitian
Page 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Penelitian
Page 6
sebagian
dari
Nematoda
usus
ini
Hewan
ini
bersifat
kosmopolit,
terutama
didaerah
: Nematoda
Subkelas
: Phasmida
Superfamilia
: Ascaroidea
Genus
: Ascaris
Spesies
: Ascaris lumbricoides
(Irianto, 2009)
Laporan Penelitian
Page 7
: Nematoda
Subkelas
: Aphasmidia
Ordo
: Enoplida
Superfamili
: Trichuroidea
Familia
: Trichuridae
Genus
:Trichuris
Spesies
:Trichuris trichiura
(Irianto, 2009)
Laporan Penelitian
Page 8
: Nemathelminthes
Kelas
: Nematoda
Subkelas
: Phasmida
Ordo
: Rhabditida
Familia
: Ancylostomatidae
Genus
Spesies
(Irianto, 2009)
Laporan Penelitian
Page 9
Laporan Penelitian
Page 10
keluar
trichiura
merupakan
siklus
langsung
karena
tidak
Laporan Penelitian
Page 11
Laporan Penelitian
Page 12
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis,
Laporan Penelitian
Page 13
b.
c.
d.
e.
fasilitas-fasilitas
sanitasi
yang
baik
atau
memadai,
Laporan Penelitian
Page 14
berkembang,
termasuk
Indonesia
setiap
orang
memerlukan air antara 30-60 liter per hari.Diantara kegunaankegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kbutuhan untuk
minum.Oleh karena itu untuk keperluan minum (termasuk untuk masak)
air harus mempunyai persyaratan khusus agar tidak menimbulkan
penyakit bagi manusia (Notoatmodjo, 2007).
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut
hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan.
Menurut Notoatmodjo (2007) Air yang sehat harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut:
1)
Syarat kimia
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah yang bening
(tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa).
2)
Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala
bakteri, terutam bakteri pathogen.
3)
Laporan Penelitian
Syarat kimia
Page 15
Air
Mati
Tangan
Tinja
Lalat
Makanan,
minuman,
sayuran dll
Penjamu
(host)
Tanah
Sakit
Laporan Penelitian
Page 16
cemplung
sering
kita
jumpai
didaerah
Laporan Penelitian
Page 17
ini
mempunyai
fungsi,
yaitu
disamping
mencegah
Laporan Penelitian
Page 18
Laporan Penelitian
Page 19
tangan
menggunakan
sabun,
kebiasaan
memakai
alas
2)
perorangan
penting
untuk
pencegahan.
Kuku
makan
masyarakat,
menyebabkan
terjadinya
Laporan Penelitian
Page 20
atau setengah matang, ikan, kerang, daging atau sayuran, bila didalam
makanan tersebut terdapat kista atau larva cacing, maka siklus hidup
cacingnya menjadi lengkap, sehingga terjadi infeksi pada manusia
(Entjang, 2003).
5) Sosial ekonomi
Kelas sosial adalah variabel yang sering dilihat hubungannya dengan
angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat
kehidupan seseorang.Kelas sosial ini ditentukan pula oleh tempat tinggal
(Notoadmodjo, 2007). Pengertian sanitasi lingkungan yang baik sulit
dikembangkan dalam masyarakatyang mempunyai keadaan sosioekonomi rendah, dengan keadaan sebagai berikut:
a) Rumah berhimpitan didaerah kumuh (slum area) dikota besar yang
mempunyai sanitasi lingkungan buruk, khususnya tempat anak balita
tumbuh
b) Didaerah pedesaan anak berdefekasi dekat rumah dan orang dewasa
dipinggir kali, diladang dan perkebunan tempat bekerja
c) Penggunaan tinja yang mengandung telur cacing untuk pupuk dikebun
sayuran
d) Pengolahan tanah pertanian/perkebunan dan pertambangan dengan
tangan dan kaki telanjang, tidak terlindungi (Sutanto et al, 2008).
6) Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui
beberapa jalan, yakni:
Laporan Penelitian
Page 21
a)
b)
c)
d)
7) Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikanpenyelidikan epidemiologi.Angka-angka kesakitan maupun kematian
didalam hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur
(Notoatmodjo, 2007). Penyakit cacingan ini banyak diderita oleh anakanak yang belum begitu tahu cara memelihara kebersihan dan kesehatan.
Misalnya mungkin saja diidapi oleh orang dewasa juga karena faktor
kurang memelihara kebersihan (Saydam, 2011).
Laporan Penelitian
Page 22
Laporan Penelitian
Page 23
pencegahan
membangun
pedesaan.
sistem
pencemaran
pembuangan
Pemupukan
tanaman
terhadap
jamban
dengan
tanah
umum
tinja
dan
dengan
didaerah
sistem
Laporan Penelitian
Page 24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
1. Paradigma penelitian
Penyakit cacingan adalah penyakit cacingan usus yang ditularkan
melalui tanah atau sering disebut Soil TransmittedHelminths (STHs)
yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar.Pada usia ini anak
masih sering kontak dengan tanah yang merupakan reservoir penyakit
kecacingan. Ada tiga jenis cacing terpenting adalah cacing gelang
(Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing
tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) (Depkes RI,
2004).
Dalam konteks epidemiologi penyakit kecacingan terjadi karena
adanya interaksi faktor lingkungan, faktor host, dan faktor agent..Faktor
lingkungan meliputi: penyediaan air bersih dan kepemilikan jamban
(Notoadmodjo, 2007). Sedangkan faktor host diantaranya higiene
personal meliputi: kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memakai alas
kaki/sandal, kebiasaan memotong kuku, kebiasaan mengkonsumsikan
makanan mentah (Sutanto et al, 2008).Faktor agent melibatkan tiga jenis
klasifikasi cacing.
Frekuensi
penyakit
kecacingan
disuatu
daerah
cenderung
Laporan Penelitian
Page 25
Faktor Lingkungan
Kejadian kecacingan
pada Kelompok
Pemulung
Higiene Personal
2. Rancangan penelitian
Rancangan atau jenis penelitian adalah sesuatu yang sangat
penting dalam penelitian, yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil
(Nursalam, 2003).Metode penelitian yang digunakan adalahmetode
penelitian survei analitikjenis kasus kontrol yaitu suatu metode penelitian
yang
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
menganalisis
faktor
risiko
Laporan Penelitian
Page 26
3. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini terdiri dari
dua kelompok yaitu uji model regresi secara simultan dan secara parsial.
Uji model secara simultan adalah untuk melihat apakah variabel-variabel
independen secara keseluruhan memberikan peran terhadap variabilitas
variabel dependen, sedangkan uji secara parsial untuk melihat peran
masing-masing
variabel
independen
secara
mandiri
dengan
: 1 = 2 = 0,
H1
: 1 0 atau 2 0,
Jika H 0 ditolak, maka perlu dicari variabel bebas X mana saja yang
berpengaruh signifikan terhadap Y
b. Uji regresi secara parsial
Hipotesis 2 :
H 0 : 2 = 0 vs H 1 : 2 0
Hipotesis 3 :
H 0 : 1 = 0 vs H 1 : 1 0
Laporan Penelitian
Page 27
4. Variabel penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki
oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang
dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel penelitian ini
terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas yaitu:
a. Variabel bebas (Independent)
Variabel bebas (Independent) yaitu variabel perlakuan untuk
diketahui hubungannya terhadap variabel terikat (Notoatmodjo,
2010).Variabel independent dalam penelitian ini adalah faktor
lingkungan dan higiene personal.
b. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang timbul dan
dapat dipengaruhi variabel bebas (Notoatmodjo, 2010).Variabel
dependent dalam penelitian ini adalah kejadian kecacingan pada
kelompok pemulung.
5. Definisi operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud,
atau
tentang
apa
yang
diukur
oleh
variabel
yang
Laporan Penelitian
Page 28
Vaiabel
Kejadian
kecacingan
Faktor
lingkungan
higiene
personal
Laporan Penelitian
Definisi
konseptual
Cacingan
adalah segala
macam
cacing yang
ternyata
hidup parasit
dalam
lambung
manusia
(Saydam,
2011).
Definisi
operasional
Cacingan
adalah
penyakit yang
ditularkan
melalui tanah
pada kelompok
pemulung
di
TPK Sarimukti
Kecamatan
Cipatat.
Alat
ukur
Uji
labolato
rium
Faktor
lingkungan,ba
ik lingkungan
fisik, biologis
maupun
lingkungan
sosial
(Notoatmodjo,
2007).
Kepemilikan
jamban dan
penyediaan
air
bersih
seperti pada
kelompok
pemulung
diTPK
Sarimukti
Kecamatan
Cipatat.
Wawan
cara
Kebiasaan
mencuci
tangan,
memperhatika
n kebersihan
kuku,
mengkonsumsi
makan
mentah,
memakai alas
kaki,
pada
pemulung
di
TPK Sarimukti
Kecamatan
Cipatat.
Wawan
cara
kebersihan
seseorang
adalah suatu
tindakan
untuk
memelihara
kebersihan
dan
kesehatan
seseorang
untuk
kesejahteraan
fisik
dan
psikis
(http://kepera
watan-agung.
Bl
ogspot.com/)
Kategori
Skala
0=kecacin
gan
Nomin
al
1=tidak
kecacinga
n
0=Buruk,ji
kapertany
aan no 13
salah
satu atau
seluruhny
a dijawab
tidak
Ordinal
1=Baik,
jika
seluruh
pertanyaa
n no 1-3
dijawab
ya
0= Buruk,
jika
pertanyaa
n no 4-12
salah
satu atau
seluruhny
a dijawab
tidak
Ordinal
1= Baik,
jika
seluruh
pertanyaa
n no 4-12
dijawab
ya
Page 29
2. Sampel
Menurut Notoatmodjo (2010) sampel adalah objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sedangkan menurut Arikunto
(2010) sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan total sampling yaitu dengan cara kelompok
yang menderita penyakit cacingan dijadikan kelompok kasus dan
seluruhnya menjadi responden dalam penelitian ini. Kelompok kontrol
ditentukan oleh peneliti dengan teknik pengambilan sampel Purposive
Sampling berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu
berjumlah 15 responden.
Laporan Penelitian
Page 30
C. Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2010). Teknik pengumpulan
data yang diperoleh dari penelitian ini berupa:
a. Kuesioner: melalui pertanyaan mengenai kondisi lingkungan dan
higiene personal.
b. Uji laboratorium yang dilakukan di STIKES A. Yani Cimahi untuk
mengetahui adanya penyakit kejadian kecacingan.
Metode pemeriksaan labolatorium yang dipilih dalam penelitian ini
adalah, metode pemeriksaan telur cacing secara pengapungan cacing
dengan NaCl jenuh atau flotasi dan dengan cara metode Natif.
Alat dan bahan untuk pemeriksaan:Peralatan yang digunakan dalam
pemeriksaan telur cacing teknik pengapungan dengan larutan NaCl
jenuh ini diantaranya:
1)
Tabung reaksi
2)
3)
4)
Batang aplikator
5)
Kaca objek
6)
Kaca penutup
7)
Mikroskop
Prosedur kerja:
Laporan Penelitian
Page 31
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Laporan Penelitian
Page 32
1) Pada gelas objek bersih, teteskan 1-2 tetes NaCl 0,9% atau eosin
2%
2) Ambil feses sedikit dengan lidi, ditaruh pada larutan tersebut
3) Dengan lidi, ratakan/larutkan, kemudian ditutup dengan gelas
penutup
4) Periksa dibawah mikroskop, pembesaran 100 kali.
2. Instrument penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006). Instrumen penelitian yang
akan digunakan diantaranya kuesioner, peralatan uji laboratorium,
komputer, dan ATK lainnya.
pemeriksaan
labolatorium
dari
hasil
pemeriksaan
Laporan Penelitian
Page 33
Laporan Penelitian
Page 34
E. Analisa data
Analisis ini menggunakan analisis jalur untuk melihat bagaimana
pengaruh antara variabel independen dengan dependen dalam hal ini
pengaruh faktor lingkungan(X 1 ) dan higiene personal (X 2 )terhadap kejadian
penyakit cacingan (Y), maka digunakan analisis jalur seperti yang dianjurkan
oleh Soedibjo (2005). Analisis jalur digunakan untuk melihat dan menguji
model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (kausal).
Sedangkan analisis regresi baik sederhana maupun berganda hanya dapat
menjelaskan hubungan fungsional dan korelasional bukan hubungan kausal.
Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur memungkinkan pengguna dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan
sebab dan akibat tanpa memanipulasi variabel-variabel. Memanipulasi
variabel maksudnya ialah memberikan perlakuan (treatment) terhadap
variabel-variabel tertentu dalam pengukurannya. Asurnsi dasar model ini
ialah beberapa variabel sebenamya mempunyai hubungan yang sangat
dekat satu dengan lainnya.
Terdapat beberapa definisi mengenai analisis jalur ini (Jonathan, 2007),
di antaranya: "Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan
sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya
mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga
secara tidak langsung" (Robert D. Rutherford, 1993). Sementara itu, definisi
lain mengatakan "Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk
regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat
Laporan Penelitian
Page 35
"Model
perluasan
regresi
yang
digunakan
untuk
menguji
keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab
akibat yang dibandingkan oleh peneliti.
Berbeda dengan analisis regresi, analisis jalur ini menggunakan model
struktural. Dalam analisis jalur, variabel yang dipengaruhi (terikat) disebut
sebagai variabel endogen (variabel akibat), sedangkan variabel yang
mempengaruhi (bebas) atau variabel penyebab disebut sebagai variabel
eksogen. Di samping itu ada variabel lain yang disebut sebagai variabel
gangguan (ada juga yang menyebutnya variabel residu atau komponen
acak). Variabel gangguan ini berisikan penyebab dari sumber-sumber lain
selain variabel eksogen yang mungkin belum teridentifikasi oleh teori.
Pada penelitian ini model analisis jalur adalah model persamaan satu
jalur dengan bentuk :
Gambar 3.2.
Model Persamaan Satu Jalur
X1
pyx1
rx1x2
X2
Laporan Penelitian
pyx2
Page 36
Y = p yx1 X 1 + p yx 2 X 2 +
di mana :
p yx1 , p yx2
= koefisien jalur
r x1x2
X1
X2
Laporan Penelitian
Page 37
menggunakan
Korelasi
Pearson,
analisisnya
menggunakan
bantuan
komputer :
rxy =
n
n
n
n xi y i xi y1
i =1
i =1
i =1
2
2
n
n
n
2
2
n xi x i n y i y i
i =1
i =1
i =1
i =1
= Banyaknya responden
xi
yi
x i
y i
Laporan Penelitian
Page 38
Tabel 3.2.
Kriteria Derajat Keeratan Koefisien Korelasi Champion
Koefisien Korelasi
0.00 0.25
0.26 - 0.50
0.51 0.75
0.76 1.00
F=
MSR
MSE
di mana :
MSR =
SSR
p
dan
MSE =
SSE
(n p 1)
t=
bi
sbi
di mana :
b i adalah koefisien regresi sampel ke-i (i = 1, 2, ..., 5) dan
s bi adalah kekeliruan baku taksiran dari koefisien regresi.
Laporan Penelitian
Page 39
F. Etika Penelitian
Sebelum
rekomendasi
melakukan
dari
penelitian,
institusinya
atau
peneliti
pihak
lain
mendapatkan
dengan
adanya
mengajukan
Laporan Penelitian
Page 40
2)
Laporan Penelitian
Page 41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
a. Gambaran Faktor Lingkungan Pada Kelompok Pemulung di TPA
Sarimukti Kecamatan Cipatat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Faktor Lingkungan
Pada Kelompok Pemulung di TPA Sarimukti
Kecamatan Cipatat.
Faktor Lingkungan
Frekuensi
Persentase (%)
Buruk
Baik
20
10
66,7
33,3
Total
30
100
Frekuensi
Persentase (%)
Buruk
Baik
18
12
60,0
40,0
Total
34
100
Laporan Penelitian
Page 41
Frekuensi
Persentase (%)
Kecacingan
15
50,0
Tidak Kecacingan
15
50,0
Total
30
100
Berdasarkan
tabel
4.4
didapatkan
bahwa
setengah
dari
Laporan Penelitian
Page 42
Gambar 4.4
Model Persamaan Satu Jalur
X1
pyx1
Y
rx1x2
X2
pyx2
Y = p yx1 X 1 + p yx 2 X 2 +
di mana :
p yx1 , p yx2
= koefisien jalur
r x1x2
X1
X2
Dari model di atas analisis jalur ini bisa dihitung (Jonathan, 2007) melalui:
a.
Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mencari besarnya korelasi antar
variabel eksogen (r x1x2 ) yaitu korelasi antara X 1 (faktor lingkungan) dan
X 2 (personal hiegiene). Untuk analisis ini menggunakan Korelasi
Pearsondidapat Koefisien korelasi (r xy ) sebesar 0,433, dengan nilai
signifikansinya sebesar 0,017. Hasil tersebut menunjukkan adanya
korelasi antara faktor lingkungan dan personal hiegine karena nilai
Laporan Penelitian
Page 43
b.
Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan untuk :
1) Mengetahui seberapa besar pengaruh variabel eksogen (X 1 dan X 2 )
terhadap variabel endogen (Y).
Besarnya pengaruh faktor lingkungan (X1) dan personal hiegiene (X2)
terhadap kejadian kecacingan (Y) dengan cara menghitung koefisien
determinasi (KD) setelah mengetahui nilai R2, dengan rumus koefisien
determinasi (KD) sebagai berikut :
KD = R2 x 100%
Dengan menggunakan software SPSS versi 15 (hasil perhitungan
pada lampiran ) didapat :
Tabel 4.16 Nilai R Square
Model Summary
Model
1
R
,583a
R Square
,340
Adjusted
R Square
,291
Std. Error of
the Estimate
,428
Laporan Penelitian
Page 44
Laporan Penelitian
Page 45
1 = 2 (jumlah variabel 1 = 3 1)
2 = 52 (jumlah responden 3 = 55 3)
Dengan menggunakan software SPSS versi 15 (hasil perhitungan pada
lampiran) didapat
Tabel 4.18 Hasil Uji F
ANOVAb
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
2,550
4,950
7,500
df
2
27
29
Mean Square
1,275
,183
F
6,956
Sig.
,004a
Laporan Penelitian
Page 46
B. Pembahasan
1.
lengkap
dengan
penyediaan
air
bersih
dan
kepemilikan
Laporan Penelitian
Page 47
Laporan Penelitian
sulit
diterapkan
disuatu
masyarakat
yang
sedang
Page 48
2.
Higiene
Personal
pada
Kelompok
Pemulung
di
TPA Sarimukti
Kecamatan Cipatat
Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa dari 34
responden, sebagian besar dari responden memiliki higiene personal
buruk dengan jumlah 21 (61,8%). Sebagian besar dari responden memiliki
higiene personal yang buruk. Buruknya personal higiene seseorang
menyebabkan kecacingan yang sering dipengaruhi oleh perilaku tidak baik
seperti kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun, kebiasaan
memakai
alas
kaki,
kebiasaan
memotong
kuku
dan
kebiasaan
Laporan Penelitian
Page 49
merupakan
faktor
utama
dalam
mewujudkan
tangan
menggunakan
sabun,
kebiasaan
memakai
alas
Laporan Penelitian
Page 50
Laporan Penelitian
Page 51
diri seperti memakai alas kaki ketika bekerja hal ini sangat perlu
diperhatikan oleh para pemulung karena untuk kejadian kecacingan
sendiri bukan hanya dapat ditularkan melalui makanan saja tetapi
melalui telapak kaki juga dapat ditularkan, hal ini yang kadang-kadang
masih tidak dipahami oleh kelompok pemulung tersebut karena para
kelompok pemulung tersebut selalu beranggapan bahwa penyakit
kecacingan hanya bisa ditularkan melalui makanan saja.
Hal ini didukung oleh penelitian Ayu (2003) yang menyatakan
bahwa kejadian kecacingan berhubungan dengan penggunaan alas
kaki.Penggunaaan alas kaki merupakan salah satu penyebab terjadinya
kejadian kecacingan karena jika dilihat secara luas kejadian kecacingan
tidak hanya berhubungan dengan penggunaan alas kaki saja tetapi
dapat dilihat pula secara luas yaitu dari higiene personal dan dari faktor
lingkungan.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa sebagian besar
pemulung mengalami kejadian kecacingan. Hal ini dimungkinkan karena
dari waktu ke waktu semakin berkurangnya pengetahuan masyarakat
akan kesehatan dan tidak adanya penyuluhan dan pengobatan oleh
tenaga kesehatan.
Laporan Penelitian
Page 52
agent
lingkungan,
makanan
dan
minuman
yang
belum
sehinnga
menyebabkan penyakit.
Keadaan
kesehatan
lingkungan
memenuhi
Laporan Penelitian
Page 53
permukaan
tanah
disekeliling
jamban
tersebut,
tidak
Laporan Penelitian
Page 54
pada kelompok
pemulung
sangat
penting
mengingat
Laporan Penelitian
Page 55
Laporan Penelitian
Page 56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti membuat simpulan sebagai
berikut:
1. Hampirsetengahrespondensebesar
66,7%
yang
faktorlingkungannyaburuk
2. Hampirsetengahrespondensebesar 60,0% yang higienepersonalnyaburuk
3. Setengahrespondensebesar50,0% yang mengalamikejadiankecacingan.
4. Sebesar 43,3% lingkungan dan higiene personal secara parsial
berpengaruh terhadap kejadian kecacingan
5. Sebesar 20,9% lingkungan dan hiegine personal secara simultan
berpengaruh terhadapkejadiankecacingan
B. Saran
1. Adanya
rekayasa
lingkungan
pada
kelompok
pemulung
dengan
Laporan Penelitian
Page 57
Informed Consent
Surat Persetujuan Responden
Bersedia menjadi responden penelitian pada riset dibawah ini:
Judul: Kajian Epidemiologi Lingkungan Penyakit Kecacingan pada Kelompok
Pemulung di TPK Sarimukti Kecamatan Cipatat KKB
Penelitinya: Dr. Budiman, S.Pd., SKM., S.Kep., M.Kes
Demikian surat persetujuan penelitian ini saya buat
Tidak Menyebutkan Nama
Responden-1
Kuesioner Penelitian
Kajian Epidemiologi Lingkungan Penyakit Kecacingan pada Kelompok Pemulung
di TPK Sarimukti Kecamatan Cipatat KBB.
Petunjuk pengisian
a. Isilah pertanyaan ini menurut anda sesuai persepsi anda
b. Pada data responden di isi sesuai kenyataan
c. Pada variabel lingkungan dan personal higiene diberikan tanda (x) pada jawaban
yang anda pilih
d. Setiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban
e. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas mohon saudara menanyakan pada peneliti
f. Periksalah kembali jawaban untuk meyakinkan dan mengecek seluruh jawaban
1.
2.
3.
b. Ya
9. Apakah menggunakan alas kaki tertutup (observasi )
a. Tidak
b. Ya
Kebiasaan memotong kuku
10. Apakah anda memotong kuku setiap 1 minggu sekali ?
a. Tidak
b. Ya
11. Lihat keadaan kuku bersih dan pendek (observasi)
a. Tidak
b. Ya
Kebiasaan mengkonsumsi makanan mentah
12. Apakah ketika anda mengkonsumsi makan makanan mentah (lalaban) dicuci terlebih
dahulu ?
a. Tidak
b. Ya
Terimakasih, atas peran sertanya untuk menjadi responden dalam penelitian ini
Correlations
Correlations
FAKTORLINGKUNGAN
HIGIENEPERSONAL
FAKTORLIN
GKUNGAN
1
HIGIENEP
ERSONAL
,433*
,017
30
30
,433*
1
,017
30
30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Frequencies
Statistics
Valid
Mis sing
FAKTORLIN
GKUNGAN
30
0
KEJADIANK
ECACINGAN
30
0
HIGIENEP
ERSONAL
30
0
Frequency Table
FAKTORLINGKUNGAN
Valid
BURUK
BAIK
Total
Frequency
20
10
30
Percent
66,7
33,3
100,0
Valid Percent
66,7
33,3
100,0
Cumulative
Percent
66,7
100,0
KEJADIANKECACINGAN
Valid
KECACINGAN
TIDAKKECACINGAN
Total
Frequency
15
15
30
Percent
50,0
50,0
100,0
Valid Percent
50,0
50,0
100,0
Cumulative
Percent
50,0
100,0
HIGIENEPERSONAL
Valid
BURUK
BAIK
Total
Frequency
18
12
30
Percent
60,0
40,0
100,0
Cumulative
Percent
60,0
100,0
Valid Percent
60,0
40,0
100,0
Analisis Jalur
Regression
Descriptive Statistics
KEJADIANKECACINGAN
FAKTORLINGKUNGAN
HIGIENEPERSONAL
Mean
,50
,33
,40
Std. Deviation
,509
,479
,498
N
30
30
30
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
KEJADIANKECACINGAN
FAKTORLINGKUNGAN
HIGIENEPERSONAL
KEJADIANKECACINGAN
FAKTORLINGKUNGAN
HIGIENEPERSONAL
KEJADIANKECACINGAN
FAKTORLINGKUNGAN
HIGIENEPERSONAL
KEJADIANK
ECACINGAN
1,000
,424
,544
.
,010
,001
30
30
30
b
Va riables Entered/Re moved
Model
1
Variables
Entered
HIGIENEP
ERSONAL,
FA KTORLI
NGKUNGA
a
N
Variables
Removed
Method
Enter
FAKTORLIN
GKUNGAN
,424
1,000
,433
,010
.
,008
30
30
30
HIGIENEP
ERSONAL
,544
,433
1,000
,001
,008
.
30
30
30
Model Summary
Model
1
R
,583a
R Square
,340
Adjusted
R Square
,291
Std. Error of
the Estimate
,428
ANOV Ab
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
2,550
4,950
7,500
df
2
27
29
Mean S quare
1,275
,183
F
6,956
Sig.
,004a
Model
1
(Const ant)
FA KTORLINGK UNGAN
HIGIENEP ERS ONA L
Unstandardized
Coeffic ient s
St d. E rror
B
,105
,237
,246
,184
,177
,453
St andardiz ed
Coeffic ient s
Beta
,232
,444
t
2,245
1,338
2,559
Sig.
,033
,192
,016
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.(2010).
ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.
RinekaCipta.
Jakarta:
RI.
(2004).
PedomanUmum
Program
NasionalPemberantasanCacing di Era Desentralisasi. Jakarta.
http://www.depkes.go.id/dwonloads/publikasi/profil%kesehatan
Indonesia.pdf.
Dinkes.Kabupaten Bandung
Bandung Barat.
Barat.(2011).
ProfilKesehatanKabupaten
referensielektronikdirekomendasikanolehLukman.D,
2011,
tersediahttp://keperawatan
agung-blogspot.com,
diunduhpadatanggal 11 April 2012.
Format
referensielektronikdirekomendasikanolehAliyah,
2011,
tersediahttp://medicastore.com, diunduhpadatanggal 10 Juni 2012.
Irianto.K.
(2009).PanduanPraktikumParasitologiDasar.
YramaWidya.
Bandung:
&Chayatin.(2009).
IlmuKeperawatanKomunitasPengantardanTeori.Jakarta:
SalembaMedika.
(2009).
IlmuKesehatanMasyarakatTeoridanAplikasi.
Jakarta: SalembaMedika.
Notoatmodjo.(2007).
RinekaCipta.
KesehatanMasyarakatIlmudanSeni.
Jakarta:
Transmitted
Helminths.