OLEH :
Nama
:Azmil
Stb
:01-13-007
Dosen
:Drs.H.M Yasin,SH.MH
b.
c.
d.
a.
Supremasi aturan-aturan hokum ( supremacy of the law ), yaitu tidak adanya kekuasaan sewenangwenang (absence of arbitrary power), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh di hokum kalau
melanggar hukum.
b.
Kedudukan yang sama dalam mengahdapai hukum(equality before the law). Berlaku untuk orang biasa
maupun pejabat.
c.
Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang ( di Negara lain oleh undang-undang dasar) serta
keputusan-keputusan pengadilan.
Dalam perkembangannya konsepsi Negara hukum tersebut kenudian mengalami
penyempurnaan,yang secara umum dapat di lihat di antaranya:
a.
b.
bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hokum atau
peraturan perundang-undangan,
c.
d.
e.
f.
adanya peran yang nyata dari anggot-anggota masyarakat atau warga Negara untuk turut serta
mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah,
g.
adanya system perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata sumber daya yang
diperlukan bagi kemakmuran warga Negara.
Perumusan unsur-unsur Negara hukum ini tidak terlepas dari falsafah dan sosio politik yang melatar
belakanginya , terutama falsafah indifidualisme, yang menempatkan individu atau warga Negara
sebagai Primus interpares dalam kehidupan bernegara. Oleh Karena itu, unsur pambatasan kekuasaan
Negara untuk melindungi hak-hak individu menempati posisi yang signifikan.
Semangat membatasi
kekuasaan ini semakin kental segera setelah lahirnya adagium yang begitu popular dari Lord Acton, yaitu
Power tends to corrupt, but absolute power corrupt absolutely, ( Manusia yang mempunyai kekuasaan
cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi kekuasaan yang tidak terbatas(absolut) pasti
akan disalahgunakan). Model negra hokum seperti ini berdasarkan catatan sejarah di kenal dengan
sebutan demokrasi konstitusional, dengan cirri bahwa pemerintah yang demokratis adalah pemerintah
yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tercantum dalm konstitusi, sehingga
sering disebut pemerintah berdasarkan konstitusi (constitutional government).
Esensi dari Negara berkonstitusi adalah perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Atas
dasar itu, keberdaan konstitusi dalam suatu Negara merupakan condition sine quanon. Menurut Sri
Sumantri, tidak ada suatu Negara pun di Dunia ini yang tidak mempunyai konstitusi atau undang-undang
dasar. Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya.
B. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
1) Perwkilan politik
2) Pertanggungjawaban politik
3) Pemencaran kewenagan,
4) Pengawasan dan control,
5) kejujuran dan keterbukaan pemerintahan untuk umum,
6) Rakyat diberi kemungkinan untuk mengajukan keberatan
Dengan rumusan yang hampir sama, H.D. van Wijk/ Willem Konijnenbelt menyebutkan prinsipprinsip demokrasi sebagai berikut:
A. PRINSIP-PRINSIP RECHTSSTAAT
1) pemerintahan berdasarkan undang-undang
2) hak-hak asasi
3) pembagian kekuasaan
4) pengawasan lembaga kehakiman
B. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
1) keputusan-keputusan penting, yaitu undang-undang,
2) hasil dari pemilihan umum diarahkan untuk mengisi dewan perwakilan rakyat dan untuk
pengisian pejabat-pejabat pemerintah.
3) keterbukaan pemerintah,
4) siapapun yang memiliki kepentingan yang (dilanggar) oleh tindakan penguasa, (harus) diberi
kesempatan untuk membela kepentingannya.
5) setiap keputusan harus melindungi berbagai kepentingan minoritas, dan harus seminimal
mungkin menghindri ketidakbenaran dan kekeliruan.
membuat peraturan dalam bentuk undang-undan baik dalam arti formal maupun materiil yang di
sebut regeling,
b.
pemerintahan dalam arti secara nyata memelihar kepentingan umum yang disebut bestuur,
c.
d.
kewenangan untuk membuat peraturan atas inisiatif sendiri, terutama dalam menghadapi soal-
soal genting yang belum ada peraturannya, tanpa bergantung pada pembuat undang-undang pusat.
b.
c.
Droit function, yaitu kekuasaan administrasi Negara untuk menafsirkan sendiri berbagai
peraturan,
Negara hukum menurut F.R.Bothlingk adalah Negara dimana kebebasan kehendak pemegang
kekuasaan di batasi oleh ketentuan hukum
A. Hamid S. Attamimi, dengan mengutip Burkens, mengatakan bahwa Negara hukum secara sederhana
adalah Negara yang menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan Negara dan penyelenggaraan
kekuasan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan dibawah kekuasaan hukum. Dalam Negara hukum,
segala sesuatu harus dilakukan menurut hokum. Negra hukum menentukan bahwa pemerinth harus
tunduk pada hukum, bukannya hukum yang harus tunduk pada pemerintah.
Dalam Negara Hukum, hukum di tempatkan sebagain aturan main dalam penyelenggaraan
kenegaraan, pemerintahan, dan kemsyarakatan, sementara tujuan Hukum itu sendiri antara lain
diletakkan untuk menata masyarakat yang damai, adil, dan bermakna. Artinya sasaran dari Negara
Hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan yang bertumpu
pada keadilan, kedamaian, dan kemanfaatan atau kebermaknaan. Dalam Negara Hukum, eksistensi
hukum di jadikan sebagai instrument dalam menata kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan
kemasyarakatan.
Lebih lanjut J.B.J.M. ten Berge mengatakan bahwa Hukum administrasi Negara berkaitan erat
dengan kekuasaan dan kegiatan penguasa. Karena kekuasaan dan kegiatan penguasa itu dilaksanakan,
lahirlah hukum administrasi Negara.
Dengan demikian, keberadaan hukum administrasi Negara itu muncul karena adanya penyelenggaran
kekuasaan Negara dan pemerintahan dalam suatu Negara hukum, yang menuntut dan menghendaki
penyelenggaraan tugas-tugas kenegaraan. Pemerintahan, dan kemasyarakatan yang berdasarkan atas
Hukum.
a.
b.
pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma hokum administrasi,
c.
disamping pihak tergugat , organ pemerintah juga dapat tampil menjadi pihak yang tidak puas, artinya
sebagai penggugat.
d.
2.
B. Kewengan Pemerintah
a.
Wewenang Pemerintahan
Setiap penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki legitimitas, yaitu
kewennagan yang diberikan oleh undang-undang. Dengan demikian, substansi asas legalitas adalah
wewenang, yakni het vermogen tot het verrichtenn van bepaalde rechtshandeligen, yaitu kemampuan
untuk melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu.
Mengenai wewenang itu H.D Stout mengatakan bahwa (wewenang merupakan pengertian yang
berasal dari hukum organisasi pemerintahan, yang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan-aturan
yang berkenaan dengan perolehan penggunaan wewenang pemerintahan oleh subjek hukum public di
dalam hubungan hukum public).
Kewenangan memiliki kedudukan penting dalam kajian hukum tata Negara dan hukum administrasi.
Dalam Negara hukum, wewenang pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1.
a)
b)
C. Tindakan Pemerintahan
1.
2.
Tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan tindakan yang dilakukan oleh organ pemerintahan atau
administrasi Negara yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum dalam bidang
pemerintahan atau administrasi Negara.
b.
Ada dua macam tindakan hukum, yaitu tindakan-tindakna hukum public (publiekrechtshanddeligen) dan
tindakan hukum privat (privaatrechtshandeligen).
INSTRUMEN PEMERINTAHAN
A. Pengertian Instrumen Pemerintahan
Instrument pemerintahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah alatalat atau sarana-sarana
yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi Negara dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Disamping itu, pemerintah juga menggunakan berbagai instrument yuridis dalam menjalankan
kegiatan mengatur dan menjalankan urusan pemerintahan dan kemasyarakatan, seperti peraturan
perundang-undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijaksanaan, perizinan, instrument hukum
keperdataan, dan sebagainya.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan merupakan hukum yang in abstracto atau genralnorm yang sifatnya mengikat umum
(berlaku umum) dan tugasnya adalah mengatur hal-hal yang bersifat umum (general). Secara teoritis,
istilah perundang-undangan (legislation wetgeving atau gesetzgebung) mempunyai dua pengertian, yaitu
sebagai berikut :
1.
2.
Perundang-undangan adalah segala peraturan Negara, yang merupakan hasil pembentukan peraturanperaturan.
Berdasarkan penjelasan pasal 1 angka 2 UU No. 5 Tahun 1986 tentang peradilan tata Usaha
Negara, peraturan perundang-undangan adalah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum
yang dikeluarkan oleh badan perwakilan rakyat bersama pemerintah, baik ditingkat pusat maupun di
tingkat daerah, serta semua keputusan badan atau pejabat tata usaha Negara, baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah, yang juga mengikat umum. Menurut pasal 1 angka 2 UU No. 10 tahun 2004
tentang pembentukan peraturan perundang-udangan, yang dimaksud dengan peraturan perundangundnagan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga Negara dan pejabat yang berwenang
dan mengikat secara umum.
Pengertian Ketetapan
Ketetapan tata saha Negara pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana Jerman, Otto Meyer,
dengan istilah Verwaltungsakt. Istilah ini diperkenalkan di negeri Belanda dengan nama Beshkking.
Di Indonesia istilah beschkking diperkenalkan pertamakali oleh WF. Prins. Istilah beschkking sudah
sangat tua dan dari segi kebahasaan digunakan dalam berbagai arti. Ketetapan merupakan keputusan
pemerintahan untuk hal yang bersifat konkret dan individual ( tidak ditujukan untuk umum) dan sejak dulu
telah dijadikan instrument yuridis pemerintahan yang utama.
2.
Macam-mcam Ketetapan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
D.
Peraturan Kebijaksanaan
Peraturan kebijaksanaan tidak dapat dilepaskan dengan kewenangan bebas (vijebevoegdheid)
dari pemerintah yang sering disebut dengan istilah freis Ermenssen. Secara
bahasa freies Ermenssen berasal dari kata frei yang artinya bebas, lepas, tidak terikat, dan
merdeka. Freis artinya orang yang bebas, tidak terikat, dan merdeka. Sementara itu, Ermenssen berarti
mempertimbangkan, menilai, menduga, dan memperkirakan. Freis Ermessen berarti orang yang
memiliki kebebasan untuk menilai, menduga, dan mempertimbangkan.
Freis Ermessen ini muncul sebagai alternative untuk mengisi kekurangan dan kelemahan di
dalam penerapan asas legalitas (wetmatigheid vain bestuur). Freies Ermessen muncul bersamaan
dengan pemberian tugas kepada pemeintah untuk merealisasikan tujuan Negara seperti yang tercantum
dalam alenia keempat pembukaan UUD 1945.
E. Rencana-Rencana
1.
Pengertian Rencana
Istilah pemerintahan memiliki dua arti yaitu fungsi pemerintahan atau kegiatan memerintah dan
organisasi pemerintahan atau kumpulan jabatan pemerintahan (Complex van Bestuursorgaan).
Rencana merupakan alat bagi implementasi, dan implementasi didefinisikan sebagai keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan merupakan fungsi
organic yang pertama dari administrasi dan manajemen. Alasannya ialah bawah tanpa adanya rencana,
maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha pencapaian
tujuan.
Berdasarkan hukum administrasi Negara, rencana meruapkan bagian dari tindakan hukum
pemerintahan (bestuurrechthanding), suatu tindakan yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibatakibat hukum.
Perencanaan terbagi dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut :
a.
b.
c.
2.
Unsur-Unsur Rencana
J.B.M.Ten Berge mengemukakan unsur-unsur rencana sebagai berikut
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Semenhang (Keterkaitan)
h.
F.
1.
Perizinan
Pengertian Perizinan
Beberapa istilah lain yang tidak sedikit banyak memiliki kesejajaran dengan izin, yaitu dispensasi,
konsesi, dan lisensi. Dispensasi ialah keputusan administrasi Negara yang membebaskan suatu
perbuatan tersebut. Menurut Ateng Syafrucin, dispensasi bertujuan untuk menebus rintangan yang
sebetulnya secara normal tidak diizinkan, jadi sipensasi berarti menyisihkan pelarangan dalam hal yang
khusus (relaxatie legis). Lisensi adalah suatu izin yang memberikan hak untuk menyelenggarakan suatu
perusahaan.
Menurut Sjchran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi Negara bersegi satu yang
mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana
ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagir Manan menyebutkan bahwa izin dalam arti luas berarti suatu persetujuan dari penguasa
berdasarkan peraturan perundang-udangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan.
2.
a.
Istrumen Yuridis
b.
Peraturan Perundang-undangan
c.
Organ pemerintah
d.
Peristiwa konkret
e.
3.
a.
b.
Yang dialamatkan
c.
Dictum
d.
e.
Pemberian alasan
f.
2.
a.
b.
c.
d.
ASAS-ASAS UMUM
PEMERINTAHAN YANG LAYAK
Pengertian
AAUPL merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan berkembang dalam lingkungna hukum administrasi
Negara
b.
AAUPL berfungsi sebagai pegangan bagi pejabat administrasi Negara dalam menjalankan fungsinya.
c.
Sebagian besar dari AAUPL masih merupakan asas-asas yang tidak tertulis
d.
Sebagai asas yang lain sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan terpencar dalam berbagai peraturan
hukum positif
2.
dipandang sebagai norma-norma hukum tidak tertulis, yang senantiasa harus ditati oleh pemerintah,
meskipun arti yang tepat dari AAUPL bagi tiap keadaan tersendiri tidak selalu dapat dijabarkan dengan
teliti.
Berkenaan dengan hal ini, SF. Marbun mengatakan bahwa norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat umumnya diartikan sebagai peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Oleh
karena itu, pengertian norma (kaedah hukum) dalam arti sempit mencakup asas-asas hukum dan
peraturan hukum konkret, sedangkan dalam arti luas pengertian norma ialah suatu system hukum yang
berhubungan satu sama lainnya.
3.
a.
Bagi administrasi Negara, bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran dan penerapan
terhadap ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang bersifat sumir, samara atau tidak jelas.
b.
Bagi warga masyarakat, sebagai pencari keadilan, AAUPL dapat digunakan sebagai dasar gugatan
sebagaimana disebutkan dalam pasal 53 UU No. 5 / 1996.
c.
Bagi hakim TUN, dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan mebambatkan keputusan yang
dikeluarkan badan atau pejabat TUN.
d.
Selain itu, AAUPL tersebut juga berguna bagi badan legislative dalam merancang suatu undang-undang.
4.
a.
Pembagian AAUPL
AAUPL terbagi dalam dua bagian, yaitu asas yang bersifat formal atau procedural dan asas yang bersifat
materal atau substansial.
b.
Macam-macam AAUPL
Macam-macam AAUPL tersebut adalah sebagai berikut
j)
k) Asas kebijaksanaan
l)
A. Perlindungan Hukum
Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau instrument untu mengatur hak-hak dan kewajibankewajiban subjek hukum agar masing-masing subjek hukum dapat menjalankan kewajibannya dengan
baik dan mendapatkan haknya secara wajar.
Adapula yang mengatakan bahwa; tujuan hukum adalah mengatur masyarakat secara damai.
Hukum menghendaki perdamaian. Perdamaian diantara manusia dipertahankan oleh hukum dengan
melindungi kepentingan-kepentingan manusia tertentu (baik materiil maupun ideal), kehormatan,
kemerdekaan, jiwa, harta benda, dan sebagainya terhadap yang merugikannya.
Telah disebutkan bahwa pemerintah memiliki dua kedudukan hukum, yaitu sebagai wakil dari
badan hukum publik(publiek rechtspsonn, publiklegal, entity). Dan sebagai pejebat (ambstdrager) dari
jabatan pemerintahan.
Perlindungan hukum bagi rakyat merupakan konsep universal, dalam arti dianut dan diterapkan
oleh setiap Negara yang mengedepankan diri sebagai Negara hukum. Secara umum ada tiga macam
perbuatan pemerintahan. Yaitu perbuatan pemerintahan dalam bidang perbuatan peraturan perundangundangan (regeling), perbuatan pemerintahan dalam penerbitan ketetapan (beschikking), dan perbuatan
pemerintah dalam bidang keperdataan (materiele daad).
Perlindungan hukum akibat dari perbuatan pemerintah juga ada yang terdapat dalam bidang
perdata maupun public.
1.
badan hukum perdata yaitu sejajar sehingga pemerintah dapat menjadi tergugat maupun penggugat.
Yang menjadi salah satu unsur Negara hukum terimplementasi. Dengan kata lain, hukum perdata
memberikan perlindungan yang sama baik kepada pemerintah maupun seseorang atau badan hukum
perdata.
2. Perlindungan Hukum dalam Bidang Publik
Ada dua macam perlindungan hukum bagi rakyat, yaitu perlindungan hukum preventif dan represif.
Pada perlindungan hukum preventuf, rakyat diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan
(inspraak) atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang denitif.
segala sesuatunya (kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan,, dan
sebagainya). Dalam kamus hukum ada dua istilah yang menunjuk pada pertanggung jawaban,
yakni liability (the satate of being liabel) dan responsibility) the state or fact being responsible). Liability
merupakan istilah hukum yang luas ( a boar legal term), yang di dalamnya antara lain mengandung
makna bahwa , " it has been referred to as of the most comprehensive significance, including almost
every character of hazard or responsibility, absolute, cantigent, or likely. It has been defined to mean : all
character of debts and obligations.
2.
semua warga Negara yang berdasarkan atas hukum. Dalam perspektif hukum public, tindakan hukum
pemerintahan itu selanjutnya dituangkan dalam dan dipergunakan beberapa instrument hukum dan
kebijakan seperti peraturan (regeling), keputusan (besluit), peraturan kebijaksanaan (beleidsregel), dan
ketetapan (beschingkking).
Hubungan hukum ini adalah yang bersifat intern (interne rechtsbetrekking), yaitu hubungan hukum
antara pemerintah dengan warga Negara.