Anda di halaman 1dari 8

PENCEGAHAN EMISI KARBON MONOKSIDA (CO)

TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

Untuk memenuhi Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan

Oleh :
Kinkin Risnawati

NIM 121211019

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan bertambah
banyaknya kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin besar pula terjadinya
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi
keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara. Pencemaran udara diartikan
sebagai suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi
oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan
tubuh manusia. Pencemaran udara biasa terjadi di kota-kota besar dan padat
industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat-zat di atas batas
kewajaran. Salah satu polutan berbahaya yang terkandung dalam udara adalah gas
Karbon Monoksida (CO).

1.2. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah :
1. Karbon monoksida dan sumber karbon monoksida.
2. Dampak yang dihasilkan dari karbon monoksida.
3. Pencegahan karbon monoksida terhadap kesehatan dan lingkungan.

PEMBAHASAN
2.1. Karbon Monoksida
Karbon monoksida adalah gas beracun, tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Karena sifatnya yang tidak berbau, CO biasanya bercampur dengan
gas-gas lain yang berbau sehingga CO dapat terhirup secara tidak disadari
bersamaan dengan terhirupnya gas lain yang berbau. CO dihasilkan dari limbah
industri terutama dari hasil pembakaran tidak sempurna gas alam dan materialmaterial lain yang mengandung karbon (OSHA, 2002).
Karbon Monoksida merupakan salah satu polutan yang terdistribusi
paling luas di udara. Setiap tahun, CO dilepaskan ke udara dalam jumlah yang
paling banyak diantara polutan udara yang lain, kecuali CO2. Di daerah dengan
populasi tinggi, rasio mixing CO bisa mencapai 1 hingga 10 ppmv.
Sumber gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil yang bereaksi dengan udara menghasilkan gas buangan. Daerah dengan
tingkat populasi yang tinggi dengan jalur lalu lintas yang padat akan memiliki
kadar CO yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Karbon
monoksida secara alami terjadi di udara, namun tingkat berbahaya yang
diproduksi oleh jenis pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada berbagai
mesin, misalnya :
1. Pembakaran tidak lengkap bahan bakar, seperti propana, bensin, minyak
tanah, gas alam.
2. Asap knalpot kendaraan bermotor.
3. Asap tembakau atau rokok.
4. Cerobong asap yang tersumbat atau rusak.
5. Pembakaran bahan bakar dalam ruang tertutup misalnya genset atau diesel.
6. Tungku kayu.

Secara alami gas CO terbentuk dari proses meletusnya gunung berapi,


proses biologi, dan oksidasi hidrokarbon seperti metana yang berasal dari tanah
basah dan kotoran makhluk hidup. Selain itu, secara alami CO juga diemisikan
dari laut, vegetasi, dan tanah.

2.2. Dampak Karbon Monoksida


2.2.1. Dampak terhadap Kesehatan
Karbon monoksida merupakan polutan yang mudah terbakar dan sangat
beracun apabila terhirup oleh manusia. Karbon monoksida dapat masuk ke dalam
sistem peredaran darah yang akan menggantikan oksigen dan berikatan dengan
hemoglobin (Hb) dalam darah.
Hemoglobin lebih mudah terikat pada karbon monoksida dibanding
oksigen. Sehingga apabila jumlah karbon monoksida yang terhirup meningkat
akan mengakibatkan jumlah oksigen yang terikat berkurang, dan akan terjadi
kekurangan oksigen atau hipoksia.
Pada konsentrasi rendah, gejala keracunan karbon monoksida mirip
dengan gejala flu, sakit kepala, mual dan kelelahan. Kemudian pada konsentrasi
lebih tinggi dapat menyebabkan kebingungan, pusing, dan pingsan. Jika otak tidak
lagi memperoleh oksigen yang cukup, karbon monoksida dapat menyebabkan
tidak sadarkan diri, koma, kerusakan otak, dan kematian.
2.2.2. Dampak terhadap Ekosistem dan Lingkungan
Di udara, karbon monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat
sedikit, sekitar 0,1 ppm. Di perkotaan dengan lalu lintas yang padat, konsentrasi
gas CO antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam
jumlah banyak dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan.
Pada hewan, dampak dari kadar karbon dioksida yang berlebihan hampir
menyerupai dampak yang terjadi pada manusia yaitu dapat menyebabkan

kematian. Pada material, dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida


adalah menghitamnya benda-benda pada daerah yang tercemar oleh karbon
monoksida.
Bagi tumbuhan, kadar CO 100 ppm pengaruhnya hampir tidak ada,
khususnya tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 2000 ppm dengan waktu kontak 24
jam dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang
ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.
Waktu tinggal CO dalam atmosfer kurang lebih 4 bulan. Perubahan CO
menjadi senyawa lain di armosfer diperkirakan berhubungan dengan terjadinya
perubahan iklim, karena CO diketahu berperan penting dalam pengendalian
jumlah radikal OH di atmosfer. Oksidasi karbon monoksida secara tidak langsung
juga dapat berpengaruh terhadap energi radiasi berkaitan dengan terbentuknya
karbon dioksida dan ozon troposfer. Berkaitan dengan rekasi fotokimia yang
lambat, CO diketahu mempunyai peran penting dalam siklus pembentukan O3
terutama dalam skala yang luas di atmosfer bebas (I.Coll, 2006)

2.3. Pencegahan Emisi CO terhadap Kesehatan dan Lingkungan


Cara menghambat pembentukan CO yaitu dengan memperbanyak tanah
yang masih terbuka dimana belum ada bangunan diatasnya. Hal ini dapat
membantu penyerapan gas CO, karena mikroorganisme yang ada di dalam tanah
mampu menyerap gas CO yang terdapat di udara. Angin dapat mengurangi
konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena perpindahan ke tempat lain.
Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat menghilangkan CO dari
atmosfer. Udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat dihilangkan
selama 3 jam dengan cara mengontakkannya dengan 2,8 kg tanah (Human, 1971),
dengan demikian mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari
lingkungan. Sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan
Aspergillus.

Pengobatan bagi orang yang terkena racun kerbon monoksida :


1. Dipindahkan dari sumber pajana gas CO.
2. Pemberian oksigen 100%, merupakan hal yang mendasar dengan masker
karet yang ketat, atau menggunakan endo-trachel tube pada pekerja yang
tidak sadar agar oksigen benar-benar masuk, yang akan mengurangi waktu
paruh (half life) ikatan HbCO secara perlahan-lahan, sehingga memperbaiki
hipoksia jaringan.
3. Terapi hiperbarik, dengan oksigen bertekanan 3 atmosfer yang akan cepat
sekali memperpendek waktu paruh HbCO. Namun hal ini masih
diperdebatkan mengenai indikasinya (Wichaksana, 2002).
Usaha pencegahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh emisi
gas CO dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung gas-gas
polutan agar tidak mencemari lingkungan.
2. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara
memasang saringan.
3. Mengalirkan gas buangan ke dalam larutan pengikat sebelum dibebaskan ke
lingkungan.
4. Menghemat bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi.
5. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi tinggi.

KESIMPULAN
Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya atau tercampurnya polutan
ke dalam lapisan atmosfer yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara.
Pencemaran udara biasa terjadi di kota-kota besar dan padat industri yang
menghasilkan gas-gas yang mengandung zat-zat di atas batas kewajaran seperti
karbon monoksida (CO).
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan juga tidak berasa. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran
yang tidak sempurna akirbat berkurangnya oksigen. Hal ini dapat terjadi pada
kendaraan bermotor, alat pemanas, tungku kayu, bahkan asap rokok.
Karbon monoksida merupakan polutan yang mudah terbakar dan sangat
beracun apabila terhirup oleh manusia. Gas CO yang masuk dalam sistem
peredaran darah akan menggantikan posisi oksigen dan berikatan dengan
hemoglobin (Hb) dalam darah yang akan membentuk karbon hemoglobin (HbCO)
sehingga dapat menyebabkan kematian. Selain itu, gas CO dalam jumlah banyak
di udara dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan.
Dengan demikian, perlu adanya kesadaran dari setiap individu untuk
untuk mencegah pencemaran udara. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan
menghemat penggunaan bahan bakar serta melakukan penghijauan.

DAFTAR PUSTAKA
________. Data CO (Karbon Monoksida). 2015.
http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/co.htm. Diakses pada Jumat, 20
Maret 2015.
Ardyantt. Biologi Lingkungan-Kesehatan : Bahaya CO (Karbon Monoksida)
bagi Kesehatan. 2012.
http://www.kaskus.co.id/thread/51177ea40a75b4b919000009/biologilingkungan-kesehatan-bahaya-co-karbon-monoksida-bagi-kesehatan.
Diakses pada Jumat, 20 Maret 2015.
Masunardi. Mengapa Karbon Monoksida bisa membunuh kita??. 2014.
http://masunardi.com/2014/02/26/mengapa-karbon-monoksida-bisamembunuh-kita/. Diakses pada Jumat, 20 Maret 2015.
Admin. Bahaya Gas Karbon Monoksida Bagi Manusia dan Tips Pencegahan
Keracunan. 2012. http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-gas-karbonmonoksida-bagi-manusia/. Diakses pada Jumat, 20 Maret 2015.
________. Usaha Pencegahan Pencemaran Udara.
http://www.artikellingkunganhidup.com/usaha-pencegahanpencemaran-udara.html. Diakses pada Sabtu, 21 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai