Anda di halaman 1dari 241

Tujuan Pembelajaran

1. Fungsi Sistem Urinaria dan Kontribusinya


terhadap Homeostasis
2. Anatomi Sistem Urinaria
3. Struktur ginjal dan fungsinya
4. Bagian-bagian Nefron
5. Fungsi Filtrasi, Sekresi dan Reabsorpsi
6. Juxtaglomerular Apparatus dan Tekanan
darah ginjal

Tujuan Pembelajaran
7. Mekanisme Counter current
8. Amount Filtered, Amount
Reabsorbed and Amount Excreted.
9. Plasma clearance rate
10. Kelainan pada Ginjal
11. Terapi Dialisis

Anatomi Sistem Urinarius

Vena Renalis

Arteri Renalis
Kidney
Ureter

For
sphincters,
see next slide

Urinary Bladder

Anatomi Sistem Urinarius


Female Sphincters

Male Sphincters

Internal urethral
External
sphincterUrethral
Sphincter

Kidney Diagram
Medulla
Papilla
Pyramid
Cortex
Nephron
Column

Calyx
Renal Vein
Renal Artery
Pelvis

Capsule
Ureter

Darah : Jantung Ginjal


Jantung Aorta abdominalis
A. Renalis .
A. Renalis hilus ginjal A. Interlobaris
A. Arcuata A. Interlobularis Vas.
Afferent.
Vas Afferent Glomerulus Vas. Efferent
Plexus Peritubuler ( cortical Nephron ) ,
atau Vasa Recta ( Yuxta Medullary Nephron )

Fungsi Sistem Urinarius


1. Filtrasi darah
Terjadi di glomerulus
Berperan pada homeostasis dengan
membuang sampah metabolisme dan
toksin

2. Reabsorpsi nutrien penting, ion


dan air
Terjadi pada sebagian besar nefron
Kontribusi pada homeostasis:
konservasi material penting

3. Sekresi Material penting


Membantu membuang bahan dari
darah
Kontribusi: Menjaga agar kadar
bahan tidak terlalu tinggi di dalam
darah (obat, sampah metabolisme)

4. Aktivasi Vitamin D
Vitamin D (kulit) Vitamin D3
(ginjal)
Kontribusi D3: meningkatkan absorpsi
Ca di GIT

5. Rilis Eritropoetin
EPO menstimulasi eritrogenesis
Kontribusi Ery baru: Suplai O2 dan
tranport CO2

6. Rilis Renin
Menstimulasi vasokonstriktor kuat
Angiotensin II
Kontribusi: Vasokontriksi tekanan
darah

7. Rilis Prostaglandin
PGE mendilatasi pembuluh darah
ginjal
Kontribusi: menjaga aliran darah ke
ginjal

8. Sekresi H+ dan reabsorpsi HCO3 Eliminasi ekses ion hidrogen dan


menjaga buffer material (bikarbonat)
Kontribusi: menjaga keseimbangan
asam basa

Fungsi Struktur Ginjal


Bagian dalam ginjal
mengandung:
Pyramid
Columna
papillae,
calix,
pelvis
Berguna untuk absorpsi garam,
Unit 1air
- Objective
3
dan
urea

Fungsi Struktur Ginjal

Piramida Renalis

Unit dengan bentukan


triangular tempat loops
of Henle dan ductus
collecting nephron;
Tempat untuk sistem
counter-current yang:
Memekatkan garam
Menjaga air dan urea

Unit 1 - Objective 3

Fungsi Struktur Ginjal


Papilla Renalis
Tonjolan pyramida
renalis, tempat
keluarnya urine ke
dalam calyx

Calyx
Kantung kolektus di
sekitar papila renalis
yang mentransport
urine dari papilla ke
pelvis renalis
Unit 1 - Objective 3

Fungsi Struktur Ginjal


Pelvis Renalis
Mengumpulkan
urine dari semua
calix di dalam
ginjal

Ureter
Mentransport
urine dari pelvis
renalis ke vesica
uirinaria
Unit 1 - Objective 3

Diagram Nephron Ginjal


Efferent arteriole
Afferent arteriole
Bowmans
capsule
Distal convoluted
tubule

Collecting
duct

Proximal convoluted
tubule
Glomerulus
Peritubular capillaries

Vasa recta
Decending limb of loop of
Henle
Ascending limb of loop of
Henle

Unit 1 - Objective 4

Nephron:
Merupakan unit kesatuan
fungsionel ginjal
Terdiri dari :
Glomerulus + Capsula Bowman
Tubulus proximalis
Loop of Henle
Tubulus distalis
Ductus colligentes

Fungsi Struktur Nefron


Arteriol Afferent
Mentransport darah arterial ke
glomerulus untuk difiltrasi

Arteriol Efferent
Mentransport darah yang sudah
difiltrasi dari glomerulus kapiler
peritubular dan vasa recta sistem
vena ginjal

Unit 1 - Objective 4

Fungsi Struktur Nefron


Glomerulus
Tempat terjadinya filtrasi darah
Berperan sebagai filter nonspesifik
membuang material yang
berguna maupun yang tidak
berguna.
Produk glomerulus : filtrat

Unit 1 - Objective 4

Fungsi Struktur Nefron


Bowmans Capsule
Kantung yang melingkupi
Bowmans Capsule dan mentransfer
filtrat dari glomerulus Proximal
Convoluted Tubule (PCT)

Unit 1 - Objective 4

Fungsi Struktur Nefron

Proximal Convoluted Tubule (PCT)


Segmen tebal, aktif secara konstan
Mereabsorbsi sebagian besar substrat
yang masih berguna: sodium (65%),
air (65%), bicarbonate (90%), chloride
(50%), glucose (hampir 100%!), dll.
Tempat utama sekresi (eliminasi) obat,
sisa metabolisme dan ion hydrogen

Unit 1 - Objective 4

Fungsi Struktur Nefron


Descending Limb of the Loop of Henle
Bagian dari the counter current
multiplier
Sangat permeabel terhadap air dan relatif
impermeable terhadap solut (partikel
garam)
Menerima filtrat dari PCT absorpsi air,
melanjutkan garam. Saves water and
passes the salt

Unit 1 - Objective 4

Fungsi Struktur Nefron


Ascending Limb of the Loop of Henle
Bagian dari the counter current multiplier
Impermeabel terhadap air dan secara aktif
mentransport (reabsorbsi) garam (NaCl)
cair interstisial pyramida di medula .
Saves salt and passes the water.
Filtrat yang dihasilkan menjadi terdilusi
dan interstitium menjadi hiperosmotik

Unit 1 - Objective 4

Fungsi Struktur Nefron


Distal Convoluted Tubule (DCT)
Menerima cairan terdilusi dari the
ascending limb of the Loop of Henle
Bagian nefron yang bervariasi
tingkat aktivitasnya.
Ketika aldosterone + natrium
direabsorpsi dan kalium disekresi.
Air dan Klorida mengikuti Natrium.

Unit 1 - Objective 4

Fungsi Struktur Nefron


Collecting Duct
Menerima cairan dari DCT
Bagian nefron yang bervariasi
permeabilitasnya
Ketika ADH + sangat permeabel
terhadap air. Air dari sini
osmosis menuju salty
(hyperosmotic) medula bagian
interstitium.
Bagian terakhir untuk menyimpan
air dari tubuh

Unit 1 - Objective 4

Tempat Filtrasi
Glomerulus
Tempat filtrasi
Mekanisme: seperti saringan yang
meloloskan air dan solut<plasma
protein
Terdiri dari:

Kapiler glomerulus
Podosit
Membrana basalis
Unit 1 - Objective 4

Glomerulus
Efferent
Arteriole

Afferent
Arteriole

Bowmans
Capsule
Glomerulus

Proximal
Convoluted
Tubule

Mekanisme Filtrasi
Glomerulus
Podocyte with
Basement
Membrane
Glomerulus
Bowmans Capsule
Fenestrated Capillary

Apparatus Juxtaglomerular
Terdiri dari:
Sel makula densa (di distal
convoluted tubule (DCT)) kadar
NaCl
Sel granular juxtaglomerular (JG)
terutama di arteriole afferent.
Tekanan darah

Unit 1 - Objective 6

The Juxtaglomerular
Apparatus
Bowmans Capsule

PCT

Efferent Arteriole

DCT

Macula
Densa Cells
Granular Juxtaglomerular (JG)
Cells

Afferent Arteriole

Fungsi Appparatus
Juxtaglomerulus
Menjaga tekanan darah:
Tensi turun Renin ANG II
Aldosteron Retensi Na dan air
Tensi naik

Makula densa: garam naik


inhibisi Renin sel granulosa
mekanisme umpan balik negatif
agar renin, aldosteron dan tensi
tidak naik

Glomerulus
Efferent
Arteriole

Afferent
Arteriole

Bowmans
Capsule
Glomerulus

Proximal
Convoluted
Tubule

Mekanisme Filtrasi
Glomerulus
Podocyte with
Basement
Membrane
Glomerulus
Bowmans Capsule
Fenestrated Capillary

Apparatus Juxtaglomerular
Deskripsi
Terdiri dari:
Sel makula densa (di distal
convoluted tubule (DCT)) kadar
NaCl
Sel granular juxtaglomerular (JG)
terutama di arteriole afferent.
Tekanan darah

Unit 1 - Objective 6

Pembentukan Urine
.Cairan plasma kapiler glomerulus
filtrasi capsula Bowman Tubulus
ginjal
Tubulus Ginjal :
- Volume filtrat dikurangi ,
- Susunannya diubah ( tubular reabsorpion
tubular secretion) Ductus Colligentes
Ductus Colligentes Pelvis Renalis
Ureter Vesica Urinaria Uretra Urine

Fungsi ginjal
Mengatur :
1. Jumlah cairan tubuh
2. Osmolaritas cairan ekstra sel
3. Konsentrasi ion-ion
penting dalam cair tubuh
4. Keseimbangan asam basa
5. alat endokrin
6. Homeostasis

Alat endokrin
Memproduksi :
1. Renin
2. Faktor Eritrhopoetic

Fungsi homeostasis
Mengatur :
1. Jumlah cair tubuh
2. Osmolaritas cairan
3. Konsentrasi ion-ion penting
dalam cair tubuh
4. Keseimbangan asam - basa

Type Nephron
Cortical nephron
- Glomerulusnya terletak pada cortex
ginjal bagian luar
- Punya lengkung Henle pendek
- Dikelilingi pembuluh darah peritubuler
Yuxta medullary nephron
- Glomerulusnya terletak pada juxta
medular dari cortex ginjal
- Lengkung Henle nya panjang
- Dikelilingi Vasa Recta

Capsula Bowman
Merupakan tubulus yang melebar
membentuk capsul capsula Bowman
Ada 2 lapisan :
1. Lapisan luar : Pars Parietalis
2. Lapisan dalam : Pars Visceralis
Antara 1 & 2 ada Capsular space
berhubungan langsung dengan lumen
TC I

Glomerulus.
Merupakan invaginasi gerombolan
capiler ke capsula Bowman
Aliran darah : Vas. Afferent kapiler
Glomeruli Vas. Efferent

Filtrat Glomerulus
Filtrat : Kapiler Glomeruli Endothel
kapiler Glomeruli Lamina Basalis
Epithel Pars Visceralis Cap.
Bowman Caps. Space TC I

Barrier yang harus ditembus


filtrat
Diamet.pori Endothel Capiler(10 nm)
Diameter pori lamina Basalis :(8 nm)
Celah sel-sel Podocyte pada epithel Cap.
Pars Visceralis ( melekat pada lamina
Basalis ) : 25 nm
Cap. Bowman

Tubulus Proksiimalis
Perlekatan sel-sel epithelnya : Tight
Junction
Ruang kanan kiri sel : Lateral
intercellular space
Punya Brush Border
Berakhir pada segmen tipis pars
descendens lengkung Henle
Segmen tipis segmen tebal pars
ascenden

Lengkung Henle
Cortical Nephron : lengkung Henle
nya pendek
Yuxta Medullary Nephron : Lengkung
Henlenya panjang

Segmen tebal Pars Ascenden


Mencapai glomerulus berdampingan
dengan vas afferent
Dindingnya diliputi oleh sel-sel
Yuxta Glomeruler
Sel-sel Yuxta Glomeruler :
memproduksi hormon Renin
Epithel Pars Ascenden disini berubah
menjadi Macula Densa

Macula Densa
Pembatas antara lengkung Henle
dengan Tubulus Distalis
Yuxta Glomerular Apparatus :
- 1. Sel-sel Yuxta Glomerular
- 2. Macula Densa
- 3. Sel-sel granula diantara 1 & 2

Tubulus Distalis
Epithelnya lebih pipih dibanding
epithel Tubulus Proximalis
Tidak ada Brush Border
Beberapa tubulus distalis
bermuara pada Ductus
Colligentes
Papilla Renalis Pelvis Ginjal

Ductus Colligentes
Tak punya Brush Border
Dari Cortex Medulla Papilla
Renalis Pelvis ginjal

Vascularisasi Ginjal
Aorta Abdominalis A. Renalis
Hilus Ginjal A. Interlobaris A.
Arcuata A. Interlobularis A.
Afferent Glomerulus A. Efferent

Cortical Nephron
A. Efferent Plexus Peritubuler
V. Interlobularis V. Arcuata
V. Interlobaris V Renalis
V. Cava Inferior

Yuxta Medullary Nephron


A. Efferent Vasa Recta Masuk
medulla ginjal Kembali ke Cortex
V.Interlobularis V.Arcuata
Interlobaris V. Renalis
V. Cava Inferior

Aliran darah ke ginjal = Renal


Fraction
Bagian Cardiac Output total yang melewati
ginjal / menit
Bila BB. = 70 kg :
Aliran darah ke ginjal ka & ki = 1200cc /
menit
Cardiac Output = 5000 cc / menit
Renal Fraction = 1200 x 100% =
5000
24%
Normal = 12% - 30%

Pentingnya Renal Fraction


Terus menerus membersihkan cairan
tubuh dari sisa metabolisme
Mengatur jumlah cairan tubuh
Mengatur keseimbangan elektrolit &
asam basa cair tubuh

Autoregulasi aliran darah ginjal


Tekanan darah sistemik :
90 mm Hg 220 mm Hg renal blood
flow konstan.
Meski sdh dideinervasi autoregulasi
ginjal tak terpengaruh
Karena respon kontraktil langsung otot
polos arteriol afferent terhadap regangan

Renal Blood Flow

90 mmHg

220 mm Hg

GFR = Glomerular Filtration Rate =


Laju Filtrasi Glomerulus
= Jumlah filtrat yang disaring dari plasma
dalam waktu 1 menit
Luasa tubuh = 1,73 m2 GFR = 125
ml / menit
GFR = 125 ml / menit :
1 jam = 7,5 liter
1 hari = 180 liter

Urine yang dikeluarkan tubuh


Produksi urine = 1 liter / hari
GFR = 180 liter / hari
99 % produk GFR diserab lagi ( 179
liter )

Bila BB = 70 kg
Bagian padat = 40% = 28 kg
Bagian cair = 60% = 42 liter
GFR yang diserab lagi = 179 liter =
4 kali cair tubuh total

Bagian cair tubuh total = 42 liter


Cairan Intra celluler = 40% BB
total = 28 liter

tubuh

Cair Ekstra celluler = 20% BB


tubuh total = 14 liter
GFR yang direabsorbsi lagi = 179 liter =
15 x cairan ekstra celluler = 60 x cairan
intra vasculer

Cairan ekstra celluler = 14 liter


1. Cairan Interstitial = 75% cairan
ekstra celluler = 10,5 liter = 15%
BB
2. Cairan Intra vasculer = 25% cairan
ekstra celluler = 3,5 liter = 5% BB
total

GFR yang direabsorbsi lagi = 179


liter
Ginjal menyaring jumlah :
1. cair tubuh total = 179 liter : 42 liter
= 4 x / hari
2. Cairan ekstra celluler = 179 liter : 14 liter
= 15 x / hari
3. Cairan Intra vasculer = 179 : 3,5 liter
60 x / hari

Zat yang bisa untuk mengukur


GFR
Bermolekul kecil : dapat difiltrasi
bebas oleh glomerulus
Tidak direabsorpsi / desekresi oleh
tubuli
Tak mengalami proses metabolisme
Tak beracun
Tak terikat pada protein plasma
Tak disimpan dalam jaringan ginjal
Tak mempengaruhi kecepatan filtrasi
Mudah dianalisa

Yang memenuhi syarat pengukur


GFR
1. Inulin
2. Manitol

Menghitung GFR pakai Inulin


GFR =
Inulin dalam urine x Vol. urine /menit
Kadar Inulin dalam plasma darah
= U in. x V
P in.

Yang mempengharuhi tekanan


filtrasi Glomerulus
1. Tekanan hydrostatis darah dalam
capiler Glomerulus ( Pb )
2. Tekanan hydrostatis dalam capsula
Bowman ( Pc )
3. Tekanan Colloid Osmotic plasma
dalam pembuluh darah glomerulus
( Pco )

Filtration Fraction
Aliran plasma ginjal yang menjadi
filtrat Glomerulus
Renal Plasma Flow =RPF = 650 ml /
menit
GFR = 125 ml / menit
Filtration Fraction = 125 / 650 x
100% = 20%

EFP =Effective Filtration


Pressure
Filtrasi yang terjadi akibat resultante
gaya :
1. Tekanan hidrostatik darah kapiler
glomerulus ( Pb )
2. Tekanan hidrostatik filtrat dalam
capsula Bowman ( Pc )
3. Tekanan colloid osmotik plasma
pembuluh darah glomerulus ( Pco )

EFP = Pb Pc - Pco

Yang mempengaruhi tekanan hidrostatik


darah kapiler glomerulus
Vasokonstriksi vas. Afferen tekanan dlm p.d Glomerulus
< EFP <
Vasokonstriksi vas. Efferent tekanan dlm p.d Glomerulus
> EFP >
Vasodilatasi vas. Afferent tekanan dlm p.d Glomerulus >
EFP >
Vasodilatasi vas. Efferent tekanan dlm p.d. Glomerulus <
EFP <
Vasodilatasi vas. Aff. & vas. Eff. kecepatan aliran darah
ginjal >
Vasokonst. Vas. Aff & vas. Eff. aliran darah ginjal <

Kecepatan aliran darah ginjal


Vasodilatasi vas. Aff. & vas. Eff.
kecepatan aliran darah ginjal
>>
Vasokonst. Vas. Aff & vas. Eff.
kecepatan aliran darah ginjal <

Minum kopi
Vasodilatasi vas afferent

GFR >>

Produksi urine >>

Faktor-faktor yang
mempengaruhi GFR
1. Perubahan tekanan hidrostatik
dalam kapiler glomeruli
2. Perubahan tekanan hidrostatik
dalam capsula Bowman
3. Perubahan tekanan colloid
osmotik plasma
4. Perubahan permeabilitas
membran Glomeruli
5. Perubahan luas area filtrasi

1. Perubahan tekanan hidrostatik


dalam capsula Bowman
Obstruksi saluran seni
( batu ginjal /ureter )
Edema jaringan ginjal
Obstruksi
tekanan hidrostatik capsula
Bowman >> Filtrasi <<
GFR <<

2. Perubahan tekanan colloid


osmotic plasma
Dehidrasi tekanan colloid
osmotic plasma >> filtrasi
glomerulus <<
Hipoproteinemia tekanan
colloid
Osmotic plasma << GFR >>

3. Perubahan permeabilitas
membran Glomeruli
Penyakit ginjal kapiler
glomeruli sangat permeabel
protein plasma dapat
menembus kapiler
proteinuria hipoproteinemia
GFR >>

4. Perubahan luas area filtrasi


Penyakit yang merusak glomeruli
Nephrectomy partial

Luas area filtrasi << GFR <<

Tubulus
Fungsi :
Reabsorpsi
Sekresi

Reabsorpsi
Tx = GFR x Px - Ux V
Tx : jumlah zat yang direabsorpsi
Px : kadar zat dalam plasma
Ux : kadar zat dalam urine
V : Volume urine

Sekresi
Tx = Ux x V GFR x Px
Tx : Jumlah zat yang disekresi
Ux : kadar zat dalam urine
V : volume urine
Px : kadar zat dalam plasma

Nasib bahan-bahan yang


difiltrasi Glomerulus ke tubulus
1. Hanya difiltrasi glomerulus , tidak
direabsorpsi / disekresi tubulus
( Inulin , Manitol ) A
2. Difiltrasi , direabsorbs. sebagian di
tubulus B
3. Difiltrasi glomerulus + direabs. Total
di tubulus ( ureum , glucose) C .
4. Difiltrasi glomerulus + disekr. tubulus
( PAH , creatinin) D
5. Tidak difiltrasi , hanya disekresi secara
aktiv dlm tubulus ( zat organis yang
terikat pada protein plasma )

Transport zat-zat lewat membran


sel tubulus
1. Transport pasif ( difusi )

2. Transport aktif

Tubulus Proksimalis
Bentuk : Cuboid
Mitokondria : banyak transport
aktifnya cepat.
65% reabsorpsi / sekresi tubulus
dalam TC I
Sel epithel : brush border nya luas
Punya saluran basal & saluran inter
sel

Segmen tipis loop of Henle


Tak punya brush border
Mitokondrianya sedikit
Aktivitas metabolismenya minimal
Sistem pori-porinya luas
Permeabilitasnya besar

Segmen Tebal Lengkung Henle &


Tubulus Distalis
Brush Bordernya tidak sempurna
Zone Occludens nya erat
Mitokondrianya banyak
Batas Loop Of Henle dengan TCII
tubulus antara vas. Aff & vas. Eff

Tubulus Distalis
Sel epithelnya disesuaikan
dengan transport aktif Na+
Sel epithelnya kurang permeabel
thd.air
Hampir tidak permeabel sama
sekali thd. Ureum

Ductus Colligentes
Punya bagian cortex dan medulla
Fisik : sama , Fungsionel :
berbeda
Epithel : cuboid
Mitokondria : sedikit

Transport Pasif
Tak butuh tambahan energi
Tak butuh carrier system
Dari konsentrasi tinggi
rendah
Dari tekanan tinggi rendah
Dari potensial tinggi
rendah

Contoh transport pasif


Absorpsi ureum di tubulus
Transport Cl- pada TC I
Filtrasi dalam glomerulus

Transport pasif dalam


glomerulus
1.
2.
3.

Karena :
Tekanan hydrostatis kapiler
glomerulus
Tekanan coloid osmotik plasma
darah
Tekanan hydrostatis capsula
Bowman

Transport pasif ClNa transport aktif lewat


membran tubulus plexus
peritubuler cairan peritubuler
menjadi lebih positiv dibanding
cairan dalam tubulus Cl
berdifusi keluar dari tubulus.

Transport pasif ureum


dalam tubulus
Air tubulus osmose ke
plexus peritubuler
konsentrasi ureum
dalam tubulus >> ureum
berdifusi ke plexus
peritubuler ( transport pasif )

Kecepatan transport pasif


( absorpsi pasif ) dalam tubulus
Tergantung pada :
1.
Jumlah air yang direabsorpsi
dalam tubulus menentukan
konsentrasi solut dalam tubulus
2.

Permeabilitas membran tubulus


untuk solut

Permeabilitas membran tubulus


Ureum < air Ureum yang tetap
tinggal dalam air >> ( 50% filtrat
glomeruli )
Inulin , Mannitol , Sukrose tak
dapat melalui membran tubulus
(membran tubulus impermeabel )
yang difilitrasi dalam glomerulus
jumahnya = dalam urine

Transport Aktif
Butuh energi tambahan ( ATP )
Butuh carrier sistem
Dapat melawan beda :
- muatan elektrokimia
- konsentrasi

Carrier sistem
Punya sifat kekhususan ( specificity)
tiap zat punya carrier sistem
sendiri-sendiri
Beberapa zat punya carrier sistem
sama Common carrier system
misalnya : Glucose , Mannose ,
Xylose competitive inhibitor

Transport aktif Na+ dari lumen tub.


proximalis kapiler peritubuler
(lihat gambar )
Terjadi pada:
1 Membran interselluler space
dari intra sel tubular epithelium
ke intercellular space
2 Membran basalis
dari basal channels sel tubular
epithelium ke peritubular capilary

Kegunaan transport aktif Na


dalam epithel tubulus
Mengurangi kons. Na+ dalam sel
epithel tubulus
Na+ dari lumen tubulus berdifusi
kedalam sel epithel tubulus
Menimbulkan potensial listrik =
-70mv dalam sel epithel tubulus

Na+ dalam Intercellular Space


Bisa secara transport aktif ke
kapiler peritubuler
Bisa secara difusi biasa kembali ke
lumen tubulus lewat zona occludens

1.
2.
3.

Tergantung dari :
Tek. Hydr. Dalam lumen tub.
Tek. Hydr. Kap. Peritubuler
Tek. Colloid osmotic kap. peritubuler

Tubular Maximum
Transport aktif suatu zat
lewat dinding tubulus ,
dimana transport aktif
tersebut kecepatannya
sudah mencapai kecepatan
maksimum semua carrier
system sudah terpakai

Glucose

Tubulus

GC

GC

Epitel Tubulus

Plexus peritubuler

Tubular load
Banyaknya suatu zat yang
terdapat dalam plasma darah
yang difiltrasi glomerulus /menit
Tubular load = GFR x kadar zat
da lam plasma = GFR x Px

Difusi Na+ dari lumen tubulus


sel epithel tubulus
Dipengaruhi :
1. Tingginya permeabilitas
membran Brush Border
2. Luas permukaan membran
epithel tubuli ( karena
banyaknya microvili )

Nilai ambang ginjal = Renal


Threshold
Konsentrasi terkecil suatu zat dalam
plasma , dimana zat tersebut sudah
mulai didapatkan dalam urine
Tubular maksimum tiap nephron
berlainan
Tubular maksimum terendah dari
suatu nephron = Renal Threshold

Bila tubular Load = Tubular


maksimum
GFR x Px = Tm. GFR
=125ml/menit
Theoritis : kalau kadar glucose
plasma < 256 mg% belum
didapatkan glucose dlm urine

Renal threshold < tubular


maksimum
Tubular load glucose masih <
tubular maksimum sudah
terdapat glucose dalam urine
Sebab : Tubular maks. Tiap
nephron lain - lain

Cara menurunkan tubular


maksimum
Diberi zat yang menghambat
carrier system
Phlorizin --> carrier systemnya =
glucose competitive inhibitor
menurunkan Tm glucose
glucose darah masih rendah , sdh
terdapat glucosuria ( Renal
Diabetes )

Glucose

GC

GC

Phlorizin

Tubulus

Epitel Tubulus

Plexus peritubuler

Penyembuhan penyakit Gout


Asam urat
Probenecid
Phenyl butazon

sama

Punya carrier system

Tubulus Distalis
Sel epithelnya disesuaikan
dengan transport aktif Na+
Sel epithelnya kurang permeabel
thd.air
Hampir tidak permeabel sama
sekali thd. Ureum

Ductus Colligentes
Punya bagian cortex dan medulla
Fisik : sama , Fungsionel :
berbeda
Epithel : cuboid
Mitokondria : sedikit

Permeabilitas ductus Colligentes


Cortex ginjal : ductus coll.
Hampir impermeabel thd. Ureum
Medulla ginjal : duct coll. Cukup
permeabel thd. Ureum
Permeab. Cortex & medulla duct.
Coll. Thd . Air ditentukan ADH
darah

ADH
ADH ditangkap reseptor
membran sel duct. Coll. jadi
sangat permeabel thd. Air. air
dlm. Duct coll. Direab. urine <<
ADH << permeab. Duct. Coll.
Thd. Air << urine >>

Mekanisme Transport air tubulus


peritubuler
Solut dalam tubulus direabs :
- Konsentrasi solut dlm tub.
<<
- Kons. Solut dlm peritubuler >>

air dlm tub. peritubuler

Natrium di Tub. Prox.


Na 90% dari slrh kation ekstra
sel
65% difiltrasi / reabs.(transport
aktif) di tub. Prox. diikuti air
yg. Jml nya equivalen filtrat
pada akhir tub. prox,. / awal
lengkung Henle isotonis

Na di lengkung Henle
Pars descenden :
-Na tak direabs. Sama sekali
-Diffusi Na dari peritub tubulus
-Air tub peritubuler ( osmosis )

Cairan di tubulus hypertonis

Segmen tebal lengkung Henle


Na+ dan Cl- direbs. Secara aktif
tanpa diikuti air sampai awal TC II
Epithel tub. Impermeabel thd. Air
Cairan tubulus disini sampai awal TC
II hipotonis

Bagian akhir Tubulus Distalis


Reabs. Na+ dan Cl- ditukar
dengan K+ dan H+
Dipengaruhi Aldosteron
Aldosteron diproduksi oleh Pars
Glomerulosa Cortex Adrenalis

Tubulus distalis :
Bag. awal : reabs. = loop of
Henle
Bag distal : reabs. Na+
ditukar dengan sekresi K+ &
H+. ( atas pengaruh
Aldosteron ).

Asal usul H+
CO2 + H2O

H2CO3

Carbonic Anhydrase

H2CO3

H
H+
+ HCO3 -.

Sumber CO2
1.
2.
3.

Dari cairan peritubulus


Hasil metabolisme sel tubulus
Dari cairan tubulus :
H+ + HCO3-

H2O + CO2

Hypokalemic acidosis
Enzym Carbonic anhidrase dihambat
oleh acetazolamide ( Diamox )

Pembentukan H+ terganggu

Reabs. Na hanya ditukar dengan K+


saja

Hyper aldosteronism primer &


secunder
Mempercepat ion exchange :
- Na lbh banyak direabs. retensi
air
oedema
- K+ & H+ lbh banyak disekresi
Hypokalemic alkalosis

Renal ischemia
Juxta Glomerular Apparatus
meningkatkan produksi Renin
Angiotensinogen
Angiotensin I
Angiotensin
Converting
Enzym
Angiotensin II

Pengendali sekresi Aldosteron


ACTH
Na+ ekstra sel : rendah Ald. >>
tinggi Ald. <<
K+ ekstra sel : tinggi Ald. >>
rendah Ald. <<
Angiotensin II

Angiotensin II
Vasopressor effect
Tekanan darah naik

Cortex Adrenal
Aldosteron
Retensi Na& air
Volume darah naik
Tekanan darah
naik

Bicarbonat dalam Tubulus


Tak direabs. Langsung oleh sel-sel tubulus
HCO3- + H+

H2CO3

dari sekresi sel tub.


CO2 + H2O

H2O + CO2
Berdifusi ke sel tubulus :

H2CO3

H+ + HCO3-

Carbonic anhydrase
disekresikan ke lumen tub.

Berdifusi ke
Peritubulus

Diagram reaksi Bicarbonat dalam


tubulus
Cairan
Peritub .

Sel Tubulus

HCO3 -< ----- HCO3- + H+


H2CO3

Lumen

H+ + HCO3H2CO3

C.A
H2O + CO2

CO2 + H2O

Ca & Phospat
Reabs. ( aktif ) ------ Tub . Prox.
Parathormon

Kel. Parathyroid

Pemberian Parathormon
Meningkatkan reabs Ca dalam
tubulus
Penghambatan reabs Phospat
Parathormon

- reabs. Ca <<
- reabs Phosp >>

Ion Phospat dalam cairan


tubulus
1. HPO4=
2. H2PO4Penyangga PH urine :
H+ + HPO4=

H2PO4-

Chlorida dalam cairan tubulus


Direabs. Sec. pasif mengikuti
reabs aktif Na+
Pada segmen tebal lengkung Henle :
reabs Cl- secara aktif

Ammonium dalam tubulus ginjal


Glutamin
Amoniak ( NH3 )
Asam amino lain

Enzym Glutaminase
Sel tubulus sekresi H+
Amonium

Mekanisme melindungi sel tubulus


dari urine yang terlalu asam
1. Reabs. Bicarbonat
2. Larutan Penyangga Phospat
3. Produksi Amoniak

Keadaan ACIDOSIS
Aktifitas Enz. Glutaminase
Pembentukan amoniak
Mengurangi keasaman urine

Counter current Mechanism


Tubulus distalis awal filtratnya hipotonis
Segmen tebal loop Henle :
- Tidak permeabel terhadap air
- mentransport sec. aktiv Na+ & Cl-keluar
Menyebabkan cairan peritubulus
jadi hipertonis menarik air dari pars
descenden lengkung Henle pars desc.
kepekatannya meningkat.
Masuknya Na+ , Cl- , Ureum ke pars
descenden lengkung Henle

Lengkung Henle

Capiler peritubuler

Counter current Mechanism

Mekanisme Counter Current


Compare to the Nephron and recall
parts

?
?
?

Unit 1 - Objective 7

The Counter Current


Mechanism
Ascending limb of the loop of Henle
(ALLH).
Terjadi reabsorpsi klorida melalui
transport aktif.
Absorpsi klorida menarik Natrium ke
dalam interstisium medulla.
Medula menjadi sangat hiperosmotik
Osmolaritas filtrat menurun di ALLH karena
impermeabel terhadap air saving NaCl.
Unit 1 - Objective 7

The Counter Current


Mechanism
Cairan hiperosmotik di medula
menarik air dari nefron.
Proses absorpsi air terjadi di
Descending limb of the Loop of Henle
(DLLH) dan the collecting duct.
Pada tempat ini permeabel terhadap
air tetapi tidak untuk garam.
Cairan di medula hiperosmotik
saving air
Unit 1 - Objective 7

The Counter Current


Mechanism

Vasa recta: kapiler yangsangat


permeabel terhadap air dan garam.
Bertindak sebagai counter aliran loop
of Henle
Berperan tempat pertukaran counter
current.
Vasa recta membawa air ke sirkulasi
dan meninggalkan garam agar medula
tetap hyperosmotik.
Unit 1 - Objective 7

Mechanism of Countercurrent
Multiplier System
Bag. tebal loop Henle : Na & Cl
ditransport keluar tanpa disertai H2O
menambah kepekatan cairan
interstitial
Mekanisme di loopHenle ( mulai bag.
Asc. s/d bag. Tebal ) disebut
Mechanism of Countercurrent
Multiplier System

Countercurrent exchanger
proses pasif
Dilakukan oleh Vasa Recta Gunanya :
supaya Na , Cl , urea dalam cairan
interstitial piramida renalis tetap bertahan ,
tak diangkut sistem sirkulasi darah.
Na , Cl ,urea masuk vasa recta yang
menuju medulla berdifusi keluar dari
vasa recta yang menuju cortex
H2O : - keluar dari v.recta yang menuju
medulla
- masuk ke v.recta yang menuju cortex
H2O yang direabs. dari duct Coll. Vasa
recta sirkulasi umum.

Plasma Clearance
Merupakan jumlah ml plasma yang
dibersihkan seluruhnya dari suatu zat
dalam satu menit
Dibersihkan --- > diekskresi melalui
urine
Clearance Inulin = 125 ml/menit
125 ml plasma telah dibersihkan
seluruhnya dari Inulin / menit
Inulin dekskresikan lewat urine

Clearance suatu zat


Cx =

Ux x V

Px
Cx = Clearance zat x
Ux = Konsentrasi zat x dalam urine
( mg/ml)
Px = Konsentrasi zat x dalam plasma
( mg/ml)
V = Jumlah urine yang terbentuk
( ml/menit)

Zat yang difiltrasi , tak derabs /


disekresi
Misalnya Inulin
Juml. Inulin yang difiltrasi = dalam
urine
GFR x P in. = U in. x V
GFR
= Clearance Inulin ( tak
dipengaruhi besarnya konsentrasi
Inulin dalam plasma )

Gambar clearance zat yang tak


direabs. / disekresi
c. Inulin

125 ------------------------------Inulin
P. Inulin

Clearance PAH & Glucose


dibanding Clearance Inulin
C ( ml )
600

PAH

Inulin
----------------------------------------------------------------------------

Glucose

125
1
100

Plasma ( mg% )

!
800

Keterangan gambar
Makin tinggi kons. PAH dlm plasma
fraksi PAH yang disekresi hanya
sebagian kecil dari kons. PAH plasma
seakan-akan tidak ada sekresi PAH
Makin tinggi kons. Glucose plasma
fraksi Gluc. Yng direabs.hanya
sebag. Kecil dari kons. Gluc.
Tubular load nya : Glucose
tubulus se akan-akan tak direabs.

Clearance PAH Untuk mengukur aliran


plasma dan darah lewat ginjal
Renal Plasma Flow = 650 ml/menit
GFR = 125 ml / menit
Plasma yang mengalir ke plexus
peritubuler = 650 125 = 525 ml/menit
disekresikan ke lumen plexus
peritubuler
Bila konsentrasi PAH dlm Plasma <
T.max.PAH slrh PAH plasma disekresi ke
tubulus prox. Clearance PAH = RPF

Bila kons. PAH < Tub. Max. PAH


Maka : Clearance PAH = RPF
Renal Plasma Flow dalam hal ini
bisa disebut Effective Renal
Plasma Flow
ERPF = RPF yang dibersihkan
seluruhnya dari suatu zat dengan
jalan filtrasi & sekresi =
clearance PAH

Renal Plasma Flow


Extraction Ratio :
Selisih konsentrasi suatu zat di
a. Renalis & v.Renalis dibanding
dengan konsentrasi zat tersebut
dalam a.Renalis = A V
A
RPF =
ERPF
Extraction Ratio

Renal Blood Flow

RBF = RPF x

Pengukuran RPF
Memakai :
1. PAH
2. Diodrast extraction rationya
< extraction ratio PAH = 0,85

Ureum
Sebagai hasil metabolisme protein
dlm sel
Kadar ureum darah normal =
20 40 mg / 100 ml
Ductus Colligentes pada ginjal bag.
Medulla permeabilitas thd. Ureum
>>
Besarnya clearance ureum tergantung
pada jml. produksi urine

Pengaruh ADH pada sekresi


ureum
ADH >> :
- permeabilitas duct coll.terhadap air
>> air keluar dari duct coll . ke
peritubuler
- Duct. Coll pada medulla ginjal
permeabilitasnya thd ureum >> air
+ ureum keluar dari duct.coll ke
peritubuler pengeluaran urine &
eksresi ureum <<

C ureum

75
.

-------------------------------------______.______.______.______.________
2
4
6
8 v ( ml/menit)

Keterangan gambar
Bila produksi urine meningkat dari 0
s/d 2 ml/menit clearance ureum
meningkat pula
Bila produksi urine > 2 ml/menit
berarti hidrasi tbh cukup sekresi
ADH minimal reabs ureum di duuct.
Coll. Minimal ureum yang dieksresi
konstan, tak tergantung dari jml.urine
yang terbentuk

Clearance Osmotik
Plasma Clearance : Jml. Plasma
yng. Dibersihkan seluruhnya dari
suatu zat / menit
Osmotic Clearance : Berapa ml
plasma telah dibersihkan dari
semua zat osmotic active
dibandingkan dengan
osmolaritas plasma

Perhitungan clearance Osmotik


Bila :- Osmolalitas plasma ( P osm.)
= 300 mili osmol / liter
- Osmolalitas total ( U osm. x V ) zat
osmotic active yang memasuki urine /
menit= 1,5 miliosmol :
Osmotic clearance =
U osm x V =
P osm
= 1,5 liter / menit = 5 ml/menit
300

Clearance air bebas


Bila urine lbh encer dari plasma air
filtrat glomerulus lbh banyak
diekskresikan dibanding zat-zat
osmotic active
Air bebas : kelebihan air filtrat
glom.yang dieksresikan dibanding zatzat osmotic active
Clearance air bebas = Free water
clearance = volume plasma darah
yang dibebaskan dari air bebas /
menit

Diabetes Insipidus
ADH -

C H2O = 14,5 ml / menit tubuh


kehilangan air 20,9 l/hari

Dehidrasi
Produksi ADH maksimal
C H2O = - 1,3 ml/menit tubuh
menghemat 1,9 liter / hari

Diuretika
Zat yang dapat meningkatkan
kecepatan pembentukan urine
Berdasarkan mekanisme kerja :
Diuretika :
1. yang dapat meningkatkan GFR

2. Yang dapat meningkatkan muatan


osmotik tubulus
3. Yang dapat menghambat sekresi ADH

1 . Diuretika yang meningkatkan


GFR
Epinephrin dan Norepinephrin
Digitalis
Theophylline

2.Diuretika yang meningkatkan


muatan Osmotik Tubulus
Zat yang tak bisa direabs. Tubulus
dlm cairan tubulus >> zat
osmotik aktif dalam tubulus >>
menghalangi reabs. Air urine >>

Disebut Gol. Diuretika Osmotik

Diuretika Osmotik
1.
2.
3.
4.

Ureum
Sukrose
Manitol
Glukose pada D.M

Punya effek di Tubulus Proksimalis


Yang digunakan diklinik : Yang dapat
menghambat rebs. Na

3.Diuretika yang menghambat


sekresi ADH
Banyak minum air sekresi ADH
( Vasopressin) oleh Nucleus Supra
opticus posterior dihambat
Permeabilitas tub. Distalis & ductus
Colligentes terhadap air berkurang
skresi urine >>

Diuretik Yang menghambat


sekresi ADH
Alkohol
Narcotik
Hypnotic
Anesthetic
Menghambat sekresi ADH produksi
urine >>

Patologi saluran Urogenital


1. Infeksi akut

2. Batu

Infeksi akut
Urethritis
Cystitis
Ureteritis
Pyelitis
Pyelonephritis

Bisa menjadi
kronis

Penyebab kerusakan kronis


1.
2.
3.
4.
5.

Glomerulo Nephritis
Batu
Tumor
Kista
Nephrosclerosis

Disorders of the Urinary


System
Cystitis
typically caused by bacteria from the
anal region, but, can also be caused by
sexually transmitted diseases and
various chemical agents
can lead to inflammation, fever,
increased urgency and frequency of
urination and pain

Unit 1 - Objective 10

Disorders of the Urinary


System
Glomerulonephritis ( Brights
Disease)
caused by inflammation of the glomeruli
due to an abnormal immune response
(autoimmune, streptococcal antibody
complexes).
Inflammation of the glomeruli leads to
faulty filtration (passage of blood cells and
proteins) and possible kidney failure.

Unit 1 - Objective 10

Disorders of the Urinary


System
Incontinence
caused by loss of the ability to control
voluntary micturition (releasing urine
from the bladder) due to age, emotional
disorders pregnancy, damage to the
nervous system, stress, excessive
laughing and coughing
leads to wetting of clothing, discomfort
and embarassment

Unit 1 - Objective 10

Dialysis Therapy
Dialysis is a process that artificially
removes metabolic wastes from the
blood in order to compensate for
kidney (renal) failure. Kidney failure
results in the rapid accumulation of
nitrogen waste (urea, etc.) which leads
to azotemia. Uremia and ion
disturbances can also occur. This
condition can cause acidosis, labored
breathing, convulsions, coma and
death.
Unit 1 - Objective 11

Dialysis Therapy
The most common form of dialysis is

The most common form of dialysis is


hemodialysis which uses a machine to
transfer patients blood through a
semipermeable tube that is permeable
only to selected substances. The
dialysis machine contains an
appropriate dialysis fluid that produces
a diffusion gradient. This gradient
allows abnormal substances to diffuse
from the patients blood and produce a
cleaning effect.
Unit 1 - Objective 11

Dialysis Therapys
Some key aspects of hemodialysis are:
- blood is typically transferred from an arm
artery
- after dialysis, blood is typically returned to
an arm vein
- to prevent clotting, blood is typically
heparinized
- dialysis sessions occur about three times a
week
- each dialysis session can last four to eight
hours!
- long term dialysis can lead to thrombosis (fixed

blood clots), infection and death of tissue around


a shunt (the blood access site in the arm)

Unit 1 - Objective 11

Batu
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Macam :
Urat
Oxalat
Fosfat
Karbonat
Sitrat
Campuran

Lokasi batu
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Urethra
Buli buli
Ureter
Pyelum
Calix
Pelvis Renalis

Batu
Tambah besar

Pecah

Sumbatan Penekanan Infeksi

Perdarahan
Hematuri

Sumber Infeksi

Pecahan batu ureter


Menimbulkan :
Nyeri

Kolik (terutama pada ureter )

Renal Failure
Akut karena :
1. Ischemia
2. Nephrotoxic
Kronis karena :
Kerusakan pada nephron , pelan ,
tapi progresif

Nephrotic Syndrome
Kumpulan gejala klinis O.K :
Proteinuria
-

Hypoproteinemia
Oedema
Anemia

Glomerulo Nephritis
Keradangan pada Glomeruli :
Akut Glomerulo Nephritis Acuta
Kronis
,,
,, Chronica
Penebalan Basement Membran Glomerulus ,
kerusakan , atropi
Gangguan filtrasi

Gambaran Lab. Glomerulonephritis


GFR menurun
Hematuri
Proteinuri

Anda mungkin juga menyukai