PENDAHULUAN
Insidensi Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) di Negara berkembang dengan
angka kematian bayi di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% per tahun.
Berdasarkan data di Indonesia penyakit ISPA
merupakan penyakit yang sering terjadi pada
anak. Kunjungan pasien di sarana kesehatan
sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di
puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat
di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah
sakit disebabkan oleh ISPA (Depkes RI,
2002).
Beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk mencegah ISPA adalah mengusahakan
agar anak mempunyai gizi yang baik, mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi,
menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan serta pengobatan segera apabila anak
sudah positif terserang ISPA. Sedangkan
menurut Prabu (2009), secara umum terdapat
45
46
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 188 orang dengan menggunakan kriteria
inklusi yaitu karakteristik sampel yang dapat
dimasukkan atau layak untuk di teliti. Kriteria
inklusi dari penelitian ini adalah: (1) Ibu yang
memiliki balita dengan Aterm, (2) Ibu yang
mempunyai balita dengan imunisasi dasar
lengkap, (3) Ibu yang memberikan ASI tanpa
makanan tambahan, (4) Ibu yang bersedia
menjadi responden.
Jenis data yang di ambil adalah data
primer yang di gali dari data hasil penelitian
dengan cara hasil observasi di lapangan.
Sumber data adalah responden yang terpilih
dari populasi berdasarkan jumlah sampel
yang di dapat untuk mengetahui hubungan
pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian
ISPA pada balita di Puskesmas Pekauman.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian adalah dengan memberikan
check list kepada sasaran penelitian untuk
memperoleh Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Kejadian ISPA pada Balita
Analisis data menggunakan Analisis
Univariat dan Analisis Bivariat, Analisis Univariat adalah analisis persentasi dari tiap
variabel yang dilakukan pada tiap variabel
hasil penelitian, yakni variabel Pemberian
ASI ekslusif dengan kejadian ISPA pada
balita, umumnya dalam analisis ini dalam
bentuk distribusi frekuensi dan presentasi dari
tiap variabel, Sedangkan analisa bivariat
adalah analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang di duga berhubungan atau
berkorelasi. Analisis ini menggunakan uji Chi
Square bila =0,05 dan tingkat kepercayaan
95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil checklist yang diberikan kepada responden yaitu mengenai hubungan pemberian ASI ekslusif dengan
kejadian ISPA pada balita di Puskesmas
Pekauman Banjarmasin Tahun 2013, maka
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS
PEKAUMAN BANJARMASIN
Noorhidayah, Widya Sari
Tabel 3. Distribusi Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Kejadian ISPA pada Balita di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2013
ISPA
Jumlah
Ya
Tidak
Pemberian ASI Ekslusif
N
%
N
%
N
%
ASI Ekslusif
32
49,23
33
50,77
65
100,0
Non Ekslusif
89
72,36
34
27,64
123
100,0
Jumlah
188
100,0
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2013
Berdasarkan data Tabel 3 menunjukan
bahwa dari 65 responden yang memberikan
ASI Ekslusif yang tidak penyakit ISPA
sebanyak 33 balita (50,77%), namun yang
penyakit ISPA sebanyak 32 balita (49,23%),
sedangkan dari 123 responden yang tidak
memberikan ASI Ekslusif yang tidak
penyakit ISPA sebanyak 34 balita (27,64%)
47
48
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS
PEKAUMAN BANJARMASIN
Noorhidayah, Widya Sari
49
50
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS
PEKAUMAN BANJARMASIN
Noorhidayah, Widya Sari