Anda di halaman 1dari 3

Pencegahan

Diskusi mengenai metode untuk deteksi karies,penilaian dan diagnosis untuk pencegahan
karies yang efektif tidak hanya dilihat sebagai alternatif untuk kesehatan masyarakat dan strategi
promosi kesehatan tetapi juga untuk mengurangi beban penyaki pasien sebelum tiba di praktek
dokter gigi dengan diagnosis yang jelas. Perkembangan klinis baru seharusnya berperan dalam
hubungan pendekatan dengan kesehatan masyarakat.
Dalam kedokteran gigi, promosi perawatan berbasis bukti dan produksi pedoman klinis
untuk mendukung perawatn pasien secara individu dapat dilakukan sekarang ini. Dalam
manajemen gigi karies, pencegahan karies gigi berfokus pada anak - anak, tetapi karies adalah
penyakit yang butuh dikelola oleh seseorang sepanjang hidupnya. Bukti ini mengacu pada tren
internasional dalam praktek klinis untuk menjauhi intervensi operasi terhadap pencegahan karies.
Teorinya adalah bahwa proses karies harus dikelola dari waktu ke waktu untuk setiap pasien dan
minimal invasive pada bidang kedokteran gigi harus dilakukan. Pendekatan ini bergantung pada
diagnosis yang akurat pada pencegahan penyakit, restorasi langsung, prosedur restorasi dengan
minimal invasive, dan pencegahan kekambuhan.
Perlu dicatat bahwa ada beberapa kontroversi tentang peningkatan identifikasi pasien
dengan resiko karies tinggi yang mana perlu dilakukan pencegahan karies. Bagaimanapun,
penyebaean karies sangat tidak simetris dan walaupun pasien dengan kelompok tinggi karies
menjadi target utama dalam usaha pencegahan karies, tetapi perawatan yang tepat dan
pengawasan yang bijaksana harus dilakukan pada semua pasien karena karies dapat terjadi dan
berkembang pada semua kelompok resiko.. Risiko klasifikasi sangat dinamis dan berbeda dari
masing masing orang sehingga harus dicek secara berkala dan berkelanjutan.
Untuk perawatan yang dilakukan secara individu, pasta gigi berflouride merupakan
pilihan utama untuk upaya pencegahan karies gigi karena dapat diterima secara luas danmemiliki
efektivitas yang tinggi. Sebuah penelitian secara Cochrane secara acak untuk percobaan
terkontrol dengan hasil penilaian yang acak, membandingan pemberian pasta gigi berflouride
dengan placebo pada anak usia 16 tahun ke atas selama 1 tahun. Dari penelitian ini menghasilkan
bahwa pasta gigi berflouride dapat mencegah karies dengan baik. Kesimpulan ini juga didukung
oleh penelitian yang telah dilakukan lebih dari 50 tahun. Studi dari intervensi kesehatan mulut

lainnya sendiri banyak yang tidak diketahui hasilnya karena membuat rancu dengan
menggunakan beberapa asta gigi berflouride secara bersamaan. Bagaimanapun, para peneliti
mendukung penggunakan sikat gigi dengan pasta gigi berflouride pada saat gigi erupsi.
Penelitian secara koheren lainnya menilai efektifitas penggunaan fluoride yang diaplikasi
oleh dokter dokter gigi. Uji coba ini secara acak dengan penilaian yang tidak diketahui,
membandingkan gel flouride dengan placebo pada anak usia 16 tahun kebawah selama 1 tahun.
Hasil daripenelitian menyimpulkan bahwa gel fluoride efektif untuk menghambat karies.
Bagaimanapun, sedikitnya nformasi yang ada mengenai efektivitas, keuntungan, dan penerimaan
perawatan fluoride pada gigi susu. Penutupan pit dan fissure juaga diteliti untuk mencegah karies
pada anak anak dan remaja berusia kurang dari 20 tahun. Para peneliti merekomendasikan
penutupan dari permukaan oklusal dengan penutup berbahan resin untuk mencegah karies pada
gigi molar tetap. Bagaimanapun, peneliti merekomendasikan bahwa prevalensi dari setiap
individu dan populasi local harus dihitung. Dalam prakteknya, keuntungan dari penutupan pit
dan fissure harus menjadi pedoman perawatan oleh para dokter gigi. Penelitian tambahan
aplikasi pengulasan dengan floride memberikan hasil yang menjajikan. Para peneliti
menyarankan penggunaan fluoride untuk menghambat karies pada gigi susu dan tetap.
Efektivitas program pencegahan karies dengan penggunaan floride pada masyarakat
dapat dilakukan seperti berikut; penggunaan air atau garam, air berfloride pada sekolah
sekolah, program kumur kumur di sekolah, penyediaan tabet berflouride di sekolah, dan
program penutupan pit dan fissure di sekolah.
Pencegahan tambahan juga berfokus pada air liur. Kurang nya produksi air liur dapat
menyebabkan perkembangan karies yang progresif pada seluruh permukaan gigi. Produksi air
liur dapat berkurang akibat dari radiasi pada kepala dan leher atau sebagai efek samping dari
beberapa penyakit ( misalnya, sjogrens sindrom) dan obat obatan. Ada teori baru untuk
mencegah perkembangan karies awal apada anak anak yaitu dengan pengurangan transmisi
organisme kariogenik.
Pencegahan dan control dari karies dapat dilakukan oleh berbagai klinisi selain dokter
gigi., jika para klinisi tersebut telah mendapat pelatihan. Anak anak dapat dilakukan
pemeriksaan awal oleh perawat primer atau dokter anak untuk mengetahui ada atau tidaknya

tanda tanda lesi awal. Demineralisasi dapat terlihat dengan adanya daerah putih di sekitar
margin gingival atau noda coklat seperti lubang pada pit dan fissure. Pasien yang menjalani
radioterapi kepala dan leher atau yang sedang mengkonsumsi obat obatan yang dapat
menurunkan produksi air liur juga harus melakukan pemeriksaan gigi secara berkala. Sebelum
dan sesudah menjalani pengobatan. Deteksi tanda tanda awal karies gigi merupakan
kelengkapan program dalam rangka pencegecahan karies yang mana dilakukan dengan
menghilangkan lapisan biofilm yang menempel pada permukaan gigi dengan sikat gigi, pasta
gigi berfloride dan benang gigi. Aplikasi topical flour oleh dokter gigi dapat diberikan kepada
pasien dengan resiko karies tinggi. Selain itu pasien juga disarankan untuk membatasi konsumsi
makanan dan minuman ringgan yang mengandung gula tinggi. Deteksi dari lesi kavitas dan
rujukan ke dokte gigi dianggap sebagai tindakan pencegahan sekunder.

Anda mungkin juga menyukai