PENDAHULUAN
1.1.
Umum
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada
serta untuk menghadapi era globalisasi, maka dibutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan bersikap professional. Untuk itu, dewasa ini banyak sekali
program atau kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang mampu bersaing dalam dunia kerja.
Bagi mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Ekskursi
Industri Tambang (Kuliah Lapangan II) ini merupakan salah satu wujud kesiapan
dari lembaga pendidikan agar lulusannya mampu eksis di dunia kerja.
1.2.
Latar Belakang
Sesuai dengan kurikulum Pendidikan Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral (FTM) UPN Veteran Yogyakarta, mahasiswa Jurusan
Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV diwajibkan untuk mengikuti
matakuliah Ekskursi Industri Tambang (Kuliah Lapangan II) dengan kegiatan
utama adalah kunjungan ke beberapa industri pertambangan yang ada di Indonesia.
Kegiatan Ekskursi Industri Tambang ini berbobot 1 SKS.
Dengan adanya Ekskursi Industri Tambang ini, mahasiswa diharapkan
mendapatkan suatu hal yang dapat dipelajari agar kelak dapat menjadi insinyur
yang profesional serta sebagai penunjang apa yang telah didapatkan pada mata
kuliah Pengantar Teknologi Mineral.
Di dalam kegiatan Ekskursi Industri Tambang, mahasiswa diperkenalkan
dengan kondisi lokasi penambangan secara langsung agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana kegiatan penambangan dilaksanakan.
1.3.
sehingga
mahasiswa
mengetahui
cara
penggalian,
pemuatan,
Waktu
Ekskursi Industri Tambang 2008 dilaksanakan pada bulan Februari dan
Maret 2009 dan dibagi menjadi Tiga gelombang. Gelombang I dilaksanakan pada
tanggal 16 18 Februari 2009 , gelombang II dilaksanakan pada tanggal 23 25
Februari 2009 dan gelombang III dilaksanakan pada tanggal 2 4 Maret 2009.
Kegiatan Ekskursi Industri Tambang gelombang II dilaksanakan pada
tanggal 23 25 Februari 2009 dengan obyek yang dikunjungi meliputi daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
1.5.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Ekskursi Industri Tambang 2009 yaitu mengunjungi perusahaanperusahaan tambang yang ada di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur, antara lain:
1. Unit penambangan dan pengolahan batugamping keprus di PT. Sugih
Alamanugroho, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Batu mulia di unit bina industri batu mulia (UBIBAM) Sri Giri Sejati
Giriwoyo, Wonogiri.
3. Penambangan dan pengolahan marmer di PT. Industri Marmer Indonesia
Tulungagung (IMIT), Tulungagung, Jawa Timur.
Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat kami peroleh dari kegiatan ini antara lain :
Mengenal lebih jauh sejarah atau profil mengenai perusahaan yang
bersangkutan.
Menambah pemahaman kami mengenai kegiatankegiatan yang dilakukan
perusahaanperusahaan tambang tersebut.
Menambah pengetahuan tantang peralatanperalatan pertambangan yang
digunakan, teknikteknik pemasaran yang dipakai perusahaan tersebut.
Mengetahui gambaran pekerjaan apa saja yang akan kami hadapi nantinya
sebagai sarjana tambang.
Kami dapat membandingkan antara teori yang diberikan di kampus dengan
kenyataan lapangan yang ada.
Memupuk tali persaudaraan dan kerjasama antar mahasiswa.
BAB II
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUGAMPING KEPRUS
DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO GUNUNGKIDUL
2.1.
Sumber : www.bakusurtanal.go.id
Gambar 2.1.
Lokasi PT. Sugih Alamanugroho
Sejarah dari PT. Sugih Alamanugroho adalah berdiri pada tahun 1991, tetapi
mulai beroperasi tahun 1992 walaupun hanya percobaan industri. Akhirnya mulai
pertengahan tahun tersebut, perusahaan itu telah dapat memproduksi batugamping
100120 ton perhari. Bentuk dari PT. Sugih Alamanugroho sendiri merupakan
sebuah badan usaha yang berbentuk Penanaman Modal Dalam Negeri.
Keadaan Geologi
Batuan penyusun di daerah ini terdiri atas batugamping kristalin dan batu
keprus. Batugamping kristalin merupakan batuan yang dominan dan dapat
ditemukan hampir di seluruh daerah Ponjong, berwarna putih kecoklatan sampai
abu-abu, keras, kompak dan membentuk permukaan yang kasar. Satuan
batugamping ini diperkirakan termasuk kedalam Formasi Wonosari yang berumur
Miosen Tengah sampai Miosen Atas.
Keprus sendiri merupakan batugamping nonklastis yang secara megaskopis
berwarna putih sampai kekuningan, tersusun atas cangkang-cangkang moluska,
koral, foraminifera, berbutir sedang sampai sangat kasar, agak sarang (porous) dan
lunak. Satuan batu keprus diperkirakan termasuk kedalam Formasi Wonosari yang
berumur Miosen Atas bagian atas.
Struktur geologi yang muncul di daerah Bedoyo adalah rekahan-rekahan
yang berpola tidak simetris, sedangkan pada batugamping non klastis terdapat
banyak rongga-rongga.
2.3.
Tabel 2.1. Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik di Lab. Mekanika Batuan UPN
Veteran Yogyakarta Terhadap Lapisan Tanah Penutup
Parameter Pengujian
Nilai
2,273 gr/cm3
358,673 kg/cm2
Kohesi batuan
5,290 kg/cm3
14,86o
Nilai
2,088 gr/cm3
272,960 kg/cm2
Kohesi batuan
1,657,290 kg/cm3
25,17o
2.4.
HCC
2.5.
Eksplorasi
Eksplorasi
batugamping
yang
umumnya
dikerjakan
adalah
untuk
2.6.
Penambangan
Kegiatan penambangan meliputi kegiatan pembersihan lahan, lapisan
penutup, baru kegiatan utama penambangan yang terdiri dari pembongkaran,
pemuatan dan pengangkutan. Yang menjadi kendala dalam penambangan adalah
pada saat musim hujan sehingga kegiatan hanya berlangsung 80%.
Sistem penambangan yang digunakan PT. Sugih Alamanugroho adalah
sistem kuari yaitu suatu sistem penambangan terbuka untuk bahan galian industri.
Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral dikupas
terlebih dahulu dengan menggunakan bulldozer atau power scrapper. Proses
penambangan meliputi kegiatan sebagai berikut:
2.6.1. Pembersihan lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum
pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dikerjakan bila pada suatu lahan yang
akan ditambang terdapat pohon-pohon besar atau semak-semak, sehingga jika tidak
dilakukan pembersihan lahan akan mengganggu kegiatan pengupasan lapisan tanah
penutup.
Pembersihan lahan yang dilakukan oleh PT. Sugih Alamanugroho
adalah pembersihan ilalang yang menutupi cadangan batugamping di bawahnya,
sehingga tidak mengganggu proses pengupasan lapisan tanah penutup. Karena
kondisi daerah penambangannya berbentuk perbukitan, maka proses penambangan
dimulai dari bagian atas. Disamping itu, dibuat juga lubang-lubang dengan maksud
apabila musim penghujan luncuran batuan akan tertampung pada lubang tersebut
sehingga batuan tidak masuk ke lahan-lahan pertanian di sekitar lokasi
penambangan.
Secara terperinci alat-alat yang digunakan dalam proses penambangan di
PT. Sugih Alamanugroho adalah :
1.
2.
Backhoe excavator
: 2 unit
3.
Dump truck
Gambar 2.2.
Hydraulic Rock Breaker
Gambar 2.3
Hydraulic Rock Breaker
2.6.4. Pemuatan (Loading)
Pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil pembongkaran
ke alat angkut. Alat muat yang dapat digunakan antara lain Backhoe dan Bucket
Excavator. Alat muat yang biasanya digunakan di PT. Sugih Alamanugroho
adalah: backhoe. Hasil bongkaran biasanya dikumpulkan terlebih dahulu yang
kemudian dimuat ke alat angkut (Lihat gambar 2.4).
Gambar 2.4
Proses Pemuatan Batugamping
Alat angkut yang dipakai untuk membawa hasil bongkaran ke tempat
pengolahan antara lain adalah dump truck yang berukuran kecil atau colt diesel.
2.6.5. Pengangkutan (Hauling)
Alat angkut yang digunakan berupa Dump Truck yang jumlahnya 3 unit,
yang berfungsi mengangkut material hasil bongkaran ke tempat penimbunan
sementara (stock pile) sebelum dibawa ke pengolahan.
2.7.
Penjemuran
Material yang berasal dari lokasi penambangan ditumpuk di stock pile,
kemudian diratakan setelah bagian atas sudah mengering kemudian dilakukan
pembalikan, lokasi stock pile ini diberi atap fiber agar uap air yang naik tidak jatuh
lagi ke material. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terutama
pada musim hujan dapat meningkat sampai 88%, karena idealnya kadar air untuk
pengolahan hanya sekitar 3% saja dari 12 % sebelum penjemuran . Tujuan dari
penjemuran ini adalah untuk mengurangi kandungan air dalam batugamping agar
Single Toggle Jaw Crusher tidak mengalami kesulitan dalam meremukan
bongkahan batugamping.
Dilakukan di stock pile yang terbuat dari bahan fiber. Untuk musim
kemarau, batu gamping keprus akan kering dalam waktu 3 hari, sedangkan musim
Gambar 2.5
Proses Penjemuran Batugamping
2.8.
Pengolahan
Pengolahan batugamping keprus dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran
dan spesifikasi batugamping yang sesuai dengan permintaan pasar. Untuk saat ini,
PT. Sugih Alamanugroho memproduksi 3 produk batugamping dengan ukuran -800
mesh, +1200 mesh dan -1.200 mesh. Dimana mesh adalah banyaknya lubang
dalam satu inch panjang.
Sebelum masuk ke dalam proses peremukan, terlebih dahulu dilakukan
penjemuran seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Batugamping yang
berukuran 15-35 cm dimasukkan ke dalam jaw crusher untuk proses peremukan
awal yang akan menghasilkan produk berukuran 1-5 cm. Produk dari jaw crusher
masuk ke dalam hammer mill dengan pengangkutan menggunakan belt conveyor.
Di dalam hammer mill ini nantinya batugamping selanjutnya akan
diremukan menjadi material yang lebih halus lagi. Hasil produk dari hammer mill
kemudian masuk ke dalam siklon yang dengan bantuan blower untuk memisahkan
bentuk serbuk atau tepung yang berukuran 800 mess dan 1200 mesh.
(Lihat
gambar 2.6)
Gambar 2.6
Siklon yang Digunakan Oleh PT.SAA
Material yang agak kasar akibat adanya blower akan jatuh ke bawah dalam
ukuran ayakan 800 mesh kemudian didapatkan ukuran -800 mesh dan +800 mesh.
Sedangkan yang berukuran -800 mesh akan ke atas masuk ke siklon yang kedua
dengan ukuran ayakan 1200 mesh dan akan didapatkan ukuran -1200 mesh dan
+1200 mesh akhirnya akan masuk ke dalam kantong sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki. (Lihat gambar 2.7)
Gambar 2.7
Produk batugamping
Jenis peralatan pengolahan yang digunakan di PT. Sugih Alamanugroho
antara lain : Jaw Crusher, Hammer Mill, Grinder (mesin gundo) dan Cyclone.
Untuk mekanisme kerja alat alat tersebut di atas dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jenis Alat dan Mekanisme kerja (gambar 2.7)
Jenis Alat
Mekanisme kerja
Jaw Crusher
Hammer Mill
Grinder
Proses
penghancurannya
menggunakan
shearing
stress.
Cyclon
Gambar 2.7
Alat-Alat Pengolahan Batugamping
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir pengolahan
batugamping keprus berikut ini:
ROM
Dump truck
Stock Pile
manual
Raw material
15-35 cm
belt conveyor
Single toggle jaw crusher
Splitter
Hammer mill
Hammer mill
Belt conveyor
Belt conveyor
Pullvarizer blower
Pullvarizer blower
Siklon I
-800#
Siklon I
+800#
-800#
siklon II
-1200#
+800#
siklon II
+1200#
-1200#
+1200#
Gambar 2.8
Diagram Pengolahan Batugamping
2.9.
penyedia bahan baku industri untuk perusahaan yang lain seperti Nippon Paint,
salah satu perusahaan cat.
2.10.
Tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja di PT. Sugih Alamanugroho 130 orang termasuk
pimpinan, staf karyawan, dan security. Untuk sistem operasi kerja di lapangan
berlangsung selama kurang lebih 7 jam perhari yang dimulai pada pukul 07.00
WIB. Jumlah tenaga kerja di lapangan terdiri dari 2 operator, 2 helper, 3 driver.
Sisanya di pengolahan.
Untuk jaminan keselamatan kerja, maka semua tenaga kerja yang ada di PT.
Sugih Alamanugroho didaftarkan ke Jamsostek.
2.11.
Reklamasi
Panambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi, seperti
pada bentuk lahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi
dan fauna, dan lain sebagainya. Reklamasi antara lain bertujuan untuk mencegah
dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
penambangan.
Reklamasi bekas lahan penambangan dilakukan dengan membuat lubanglubang galian ukuran 1 x 1x 1 meter, yang selanjutnya diisi dengan tanah yang
mengandung humus agar dapat ditanami dengan pohon-pohonan. Sedangkan
cekungan-cekungan yang cukup dalam ditimbun dengan lapisan penutup.
Untuk menghindari adanya longsor ke tempat penduduk, maka model
penambangannya dibuat menyerupai benteng yang kemudian ditanami rumput
gajah. Sedangkan untuk menghindari longsor ke medan kerja, maka pada proses
penggalian diusahakan tidak sampai membentuk cekungan, maksimal tegak lurus.
Selain itu PT. Sugih Alamanugroho juga melakukan perluasan wilayah
industri dengan tidak melupakan kegiatan revegetasi/reklamasi, misalnya saja
dengan penanaman pohon sukun, jati, lamtoro ubi kayu dan lainnya.
BAB III
UBIBAM, GIRIWOYO, WONOGIRI, JAWA TENGAH
3.1.
Sumber : www.bakusurtanal.go.id
Gambar 3.1.
Lokasi UBIBAM Srigiri Sejati
3.2.1
Kekerasan
Talc
Gypsum
Kalsit
Kalsedon
Obsidian
Agate/Gasper
Batu Karmelian
Ruby
Intan
10
anak sungai, lembah atau laut. Akibat perbedaan sifat fisik dan kimia mineral,
proses
pelapukan
ini
meliputi
liberasi,
pengelompokan,
gradiasi
dan
pengendapan batu mulia pada tempat-tempat tertentu. Contoh yang terkenal dari
endapan batu mulia jenis ini adalah keterdapatan intan di Kalimantan.
Bongkahan-bongkahan atau butiran-butiran batu mulia yang sering ditemukan di
sungai-sungai atau pantai dapat terbentuk dari proses pelapukan dan sedimentasi.
Beberapa jenis batu mulia hasil sedimentasi (atau yang telah mengalami
sedimentasi) antara lain : Intan, Safir, Zircon, Rubi dan lain sebagainya.
3.4.
Penambangan
Penambangan batu mulia ada bermacam cara, dari yang paling sederhana
hingga yang berteknologi tinggi atau modern. Penambangan intan di Kimberley
(Afrika Selatan) merupakan salah satu contoh penambangan modern, dengan
tambang dalam (underground mining) hingga kedalaman lebih dari 1,5 km.
Pada umumnya penambangan batu mulia di Indonesia termasuk
penambangan yang sederhana (tradisional) atau bahkan sangat sederhana (tingga
mengambil dan memilih dari sungai atau pantai). Peralatan sederhana yang sering
digunakan untuk menambang dan mengangkut antara lain : cangkul, keranjang,
timba dan kerekan, tangga kayu/bambu.
Beberapa metode penambangan dengan tambang dalam (dengan membuat
sumuran) dan/atau dengan menggunakan semprot juga bisa ditemukan di
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Lebak dan Tasikmalaya. Untuk
penambangan di daerah Giriwoyo, UBIBAM menggunakan jasa masyarakat
setempat yaitu dengan membeli hasil penambangan batu mulia dari rakyat.
3.5.
Pengolahan
Pengolahan batu mulia umumnya dimulai dari pemotongan bahan mentah
(bongkah atau butiran) untuk mengecilkan ukuran atau sesuai model yang akan
dibuat, dengan menggunakan alat potong khusus. Selama pemotongan ini
seringkali ditambahkan air sebagai pendingin gergaji potong. Proses selanjutnya
adalah membentuk model yang akan dibuat atau membuat faced sehingga
menghasilkan bentuk-bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Proses terakhir
Gambar 3.1.
Mesin Amplas 20
Peralatan yang biasa digunakan untuk pengolahan batu mulia dapat dilihat
pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Berbagai Macam Peralatan Yang Digunakan Untuk Pengolahan Batu
Mulia
Peralatan
Mesin
potong
Kegunaan
dengan Digunakan untuk membelah batu mulia atau mendekatkan
diameter pisau 4, 14, 20 pada bentuk aslinya. Dapat juga untuk mengetahui bagus
dan 24
Mesin gerinda
Mesin amplas
Untuk menghaluskannya
Mesin faced
Mesin ultrasonic
Bor Mekanik
Mesin poles
3.6.
Gambar 3.2.
Hasil Produk UBIBAM Giriwoyo
3.7.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja di Ubibam relatif sedikit 10 orang tenaga kerja karena
tidak turun langsung ke lokasi penambangan melainkan hanya ada pada lokasi
pengolahan batu mulia.
BAB IV
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN MARMER
4.1
Profil perusahaan
PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung terletak di desa Besole,
kecamatan Besuki, kabupaten Tulungagung. Dari kota Tulungagung kira-kira
berjarak 26 km kearah selatan melewati jalan Tulungagung-Pantai Popoh (lihat
gambar 3.1).
Gambar 4.1
Lokasi PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung
Pada saat perjajahan Indonesia, Belanda telah melakukan penelitian dan
menambang marmer di Tulungagung Selatan yang dikenal dengan Marmer Wajak
Tulungagung. Marmer ini tidak lain adalah marmer yang ditambang dan diproses
dari deposit marmer yang berada di desa Besole, kecamatan Besuki, kabupaten
Tulungagung, yang pada saat ini ditambang dan diolah oleh PT. Industri Marmer
Indonesia Tulungagung.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia
melakukan penelitian ulang di deretan pegunungan Kapur Selatan, khususnya di
daerah Besole dan sekitarnya. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa
deposit marmer cukup besar dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan
bangunan lantai dan ornamen dinding.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan dilandasi adanya Keputusan
Presiden No. 461 Tahun 1961, pada tahun 1961 Pemerintah menetapkan berdirinya
Proyek Marmer Tulungagung di desa Besole. Proyek marmer ini merupakan
perintis industri marmer di Indonesia dan berkembang maju sehingga pada tanggal
12 Mei 1971 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1961
tentang perubahan status proyek marmer tersebut, berubah menjadi Badan Usaha
Milik Negara (Persero) PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung.
Atas pertimbangan bahwa komoditas marmer bukan merupakan kebutuhan
hajat hidup orang banyak dan industri marmer telah mampu dilakukan oleh swasta,
maka pada tahun 1994, Pemerintah menjual seluruh saham perusahaan BUMN
(Persero) PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung kepada pihak swasta
nasional.
4.2
Genesa Marmer
Marmer merupakan bahan industri ubahan (metamorfosa) batugamping,
kalsit maupun dolomite yang menyebabkan terjadinya kristalisasi sebagai akibat
pengaruh suhu dan tekanan yang diakibatkan oleh proses-proses geologi. Proses ini
terbentuk 30-60 juta tahun yang lalu atau berumur kwarter-tersier.
Komposisi kimia marmer sama dengan batugamping yaitu CaCO3, kadangkadang terdapat unsur Mg yang berasal dari dolomite. Warna marmer yang umum
adalah keputihan atau krem. Adanya beberapa unsur pengotor pada marmer akan
menghasilkan warna-warna yang berbeda, seperti kemerahan, kehitaman,
kecoklatan dan kehijauan.
Sering kali jejak-jejak binatang laut mesih terlihat pada marmer. Hal ini
umumnya ditemui pada marmer muda yang sebenarnya adalah merupakan gamping
kristalin, bukan marmer dalam arti yang sesungguhnya.
Batuan yang ada di Tulungagung dikelompokkan berdasarkan atas
kwalitasnya, yaitu :
a) Batu Kawi, batu marmer yang kwalitasnya paling bagus
Gambar 4.2
Batu Marmer
4.3
Warna
Kawi :
Kawi Agung
Kawi Aneka
Wilis
Dieng
Bromo
Kelud
4.4
: 1.225 kg/cm2
Penyerapan air
: 0,49 %
: 0,046 mm/menit
Kekekalan bentuk
Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi (detil) yang umum dilakukan pada endapan marmer
adalah:
Pemetaan topogrofi dan situasi.
Penyelidikan
geofisika
untuk
mengetahui
geometri
dan
kedudukan
endapan.
Pengambilan conto sederhana (rock chip, hand specimen atau bongkah).
Melakukan pemboran inti (coring)
Menganalisa conto fisik, optic dan mekanik untuk mengetahui kualitas dari
bahan galian.
Menghitung potensi sumber daya maupun cadangan.
4.5
Penambangan
dilakukan
bukitbukit
marmer
Gambar 4.3
Penambangan Marmer di Tulungagung
Alat yang dipergunakan dalam penambangan bahan galian marmer adalah
sebagai berikut:
1. Jack hammer, yaitu alat bor yang bekerja secara tumbuk putar dimana berfungsi
untuk membuat jalur kawat pemotong dan juga untuk pemboran rapat guna
mereduksi marmer hasil penggergajian kawat intan.
2. Gergaji kawat intan (diamond wire saw).
3. Alat pembagian serata palu (hammer).
4. Derek (derrick crane)
5. Compressor
6. Dongkrak dengan daya dorong 1500 ton
Proses pembongkaran untuk penambangan ini memiliki tahapan kegiatan
yang relatif sama dengan kegiatan pembentukan jenjang awal. Dengan tahapan
awal dilakukan pemboran tembus berdiameter lubang 10 cm dengan menggunakan
alat jack hammer dengan tenaga compressor ,pemboran ini dilakukan secara
horisontal dan vertikal. Pemboran horizontal berdimensi 15 meter sedangkan untuk
vertikal 5-6 meter ,pemboran yang dimulai dari horisontal lalu vertikal lalu ini
harus bertemu di satu titik untuk kemudian dimasukkan rantai baja intan (diamond
wire saw) ke dalam lubang tersebut setelah rantai baja dimasukkan kemudian
diputar dengan ditarik mundur oleh alat penarik sampai batuan terlepas dari batuan
induknya. Rantai tersebut mempunyai mata rantai berupa intan dengan panjang
rantai sekitar 60 meter.
Gambar 4.4
Alat-Alat Pengolahan Marmer
Proses pengolahan marmer adalah sebagai berikut:
1)
Mesin Thunder Bolt / block cutter / mini block cutter, buatan tahun 1900,
produk Italia, dengan jumlah potongan satu lembar, waktu pemotongan 5
menit.
2) Block marmer yang dimasukkan kedalam cutter dan menghasilkan block dengan
ukuran tebal 4,8 cm.
3) Hasil dari pemotongan di atas dibawa ke mesin splitter, yaitu alat pemotong
ganda, untuk menggandakan marmer menjadi dua lembar sama besar, dengan
pemotongan halus.
4) Selanjutnya dimasukkan kedalam mesin calibrating (mesin perata) dan
menghasilkan produk yang berukuran 2,0 cm dan 1,8 cm.
5) Kemudian dioven untuk proses pengeringan. Pengeringan ini juga dilakukan
guna mengetahui bagian yang cacat pada marmer tersebut.
6)
7)
8)
1. 30 x 30 x 2 cm
2. 40 x 20 x 2 cm
3. 40 x 40 x 2 cm
4. 60 x 30 x 2 cm
5. 60 x 40 x 2 cm
6. 60 x 90 x 2 cm
7. 60 x 120 x 2 cm
8. modul ukuran pesanan
Rendemen dari PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung yang berupa
batu-batu kecil diberikan kepada masyarakat untuk dimanfaatkan menjadi barang
barang
diambil oleh masyarakat kemudian mereka giling dan dijual kepada pabrik yang
membutuhkan.
Limbah gergaji yang diperoleh dari proses pemotongan marmer ini banyak
mengandung CaCO3 yang dapat digunakan untuk menetralkan tanah yang akan
diubah menjadi lahan pertanian yang semula terlalu asam menjadi netral.
Pada umumnya besarnya rendemen (yang dapat diolah) hanya 18% karena
hasil penambangan ada ronggarongga yang menyebabkan marmer tidak dapat
dimanfaatkan.
Tidak rata
Rata
Tidak halus
Halus
Katalis polisher
Poles halus
Mesin potong
2 buah
Finishing
Semen putih
Gambar 4.5
Diagram Alir Pengolahan Marmer
4.7
9. Berbagai rumah, BankBank, Hotel dan Gedung gedung Negara yang tersebar
di seluruh Indonesia sebagai lambang dari mutu dan keindahan marmer
Tulungagung.
10. Sebagai pakan ternak (traso), yang diambil dari hasil sampingan marmer
berupa pulp hasil penggergajian.
11. Sebagai hiasan / ornament-ornamen kerajinan, seperti meja, kalung, gantungan
kunci, patung dll,yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yang juga
merupakan hasil sampingan dari pemotongan marmer berupa broker (pecahanpecahan), yang sudah tidak dapat dimanfaatkan oleh PT. IMIT.
4.8
Tenaga Kerja
Dengan berdirinya
: 88 orang
Bagian pengolahan
: 109 orang
Bagian kantor
: 08.00 16.00
- Shift II
: 16.00 24.00
BAB V
PENGOLAHAN PASIR KUARSA
DI PT. JARA SILIKA TUBAN
5.1.
5.2.
mengandung mineral kuarsa dan feldspar ini merupakan sumber utama bagi
endapan pasir kuarsa mineral feldspar yang lebih mudah lapuk akan melepaskan
ikatan antar kristal kuarsa dan feldspar menghasilkan residu bagi mineral kuarsa.
Hasil pelapukan ini kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang
diendapkan ditepi-tepi sungai, danau ataupun laut.
Di alam, pasir kuarsa banyak ditemukan dengan kemurnian yang bervariasi,
tergantung dari proses pembentukannya. Pada umumnya senyawa pengotor
tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium, oksida alkali, oksida magnesium,
lempung dan zat organik hasil pelapukan hewan dan tumbuhan. Material pengotor
ini akan memberi warna pada pasir kuarsa, dan melalui pasir kuarsa tersebut dapat
diperkirakan derajat kemurniannya. Pasir kuarsa yang mempunyai kemurnian lebih
tinggi biasanya tidak berwarna (colorless) sampai keputihan.
5.3.
Mineralogi
Secara umum, pasir kuarsa Indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai
berikut:
SiO2
: 55,3 99,89%
CaO
: 0,01 3,24%
Fe2O3
: 0,01 9,14%
Al2O3
: 0,01 18,00%
K2O
TiO2
: 0,01 0,49%
: 0,01 17%
5.4.
Kekerasan
: 7 (skala Mohs)
Specific Grafity
: 2,65
Titik lebur
: 1715 C
Bentuk kristal
: hexagonal
Eksplorasi
Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk menentukan letak,
penyebaran dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi, geofisika
(tahanan jenis, potensi diri, seismic) dan lain-lain.
Penambangan
Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
sederhana, peralatan mekanis ataupun dengan tambang semprot, tergantung pada
letak dan penyebaran endapan. Tahapan penambangan meliputi pengupasan lapisan
tanah penutup, pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.
5.5.1. Pengupasan (Stripping)
Pengupasan bertujuan untuk membersihkan lapisan tanah penutup dengan
menggunakan peralatan sederhana (cangkul, sekop, belincong dan lain-lain)
ataupun alat mekanis (bulldozer yang dilengkapi garu, scrapper, shovel dan
lain-lain). Pemilihan jenis peralatan ini tergantung pada kondisi lapangan dan
skala produksi yang diinginkan. (Lihat gambar 5.1)
Gambar 5.1
Bulldozer
5.5.2.
Pembongkaran
Pembongkaran bertujuan untuk membebaskan endapan dari batuan
induknya yang padat/keras. Namun pada pasir kuarsa, umumnya merupakan
5.5.3. Pemuatan
Kegiatan
ini
merupakan
kegiatan
pemindahan
material
hasil
daerah Jawa Tengah dikenai pajak sebesar Rp 14.000,00/ton. Selain itu juga
perusahaan dikenai sewa tanah negara dimana di Jawa Timur berupa sewa
sebesar Rp 150.000,00 tiap hektar, sedangkan di Jawa Tengah berupa kontribusi
sebesar Rp 500,00/ton.
5.6.
Pengolahan
Pasir silika dari ROM dibawa dengan menggunakan belt conveyor menuju
ke hopper (mesin pencuci) dengan tujuan untuk memisahkan pasir kuarsa dari
mineral pengotornya. Dari hopper kemudian dibawa Rotary screen ditambahkan
air, maka material dengan ukuran > 8 mesh akan terpisah menjadi tailing
sedangkan ukuran < 8 mesh akan lolos dan
Gambar 5.2
Rotary Screen
Setelah itu dimasukkan ke dalam pompa pulp. Di dalam pompa pulp
terdapat Screw classifier yang berfungsi mengangkat pasir kuarsa yang telah
terpisah dari mineral pengotornya ke atas, sedangkan air yang sudah tercampur
dengan mineral pengotornya akan bergerak ke bawah. Screw classifier I akan
memisahkan antara air, pasir dan lempung yang selanjutnya menuju ke scrub
reguler untuk menghaluskan dan mengaduk pasir silika tersebut. Hasilnya akan
masuk ke screw classifier II dan masuk ke tromol screen dengan ditambahkan air.
Pada tahap ini pasir kuarsa juga dipisahkan berdasarkan ukurannya. (Lihat gambar
4.3).
Setelah itu dimasukkan ke dalam mixer. Setelah itu masuk ke dalam over
flow yang memiliki cara kerja sama seperti over flow yang sebelumnya. Setelah itu
dimasukkan ke dalam rotary screen yang berukuran 30 mesh.
Pasir kuarsa dimasukkan ke dalam conveyor. Selanjutnya dengan
menggunakan bucket elevator pasir kuarsa dimasukkan ke dalam reville
(penggetar) yang akan menggetarkannya dan memasukkannya ke dalam rotary
dryer, disini pasir kuarsa dikeringkan dengan pemanasan api hingga mencapai suhu
100-150o C dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang dikandungnya. Proses
pemanasan yang dilakukan biasanya pada suhu 1050 C.
Setelah itu didinginkan dengan memanfaatkan conveyor. Setelah itu
dipisahkan di dalam rotary screen dan dengan ayakan manual antara pasir kuarsa
yang berukuran < 30 mesh dan berukuran > 30 mesh. Pengayakan secara manual
terhadap pasir kuarsa masih dilakukan di PT. Jara Silica, karena hasilnya yang lebih
memuaskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram proses pengolahan
pasir kuarsa.
Gambar 5.5
Tungku pemanas
Belt Conveyor
Tailing
Pompa isap
Classifier+Screw
Pasir
Air bersih
Tailing (Clay+Air)
Classifier
Rotary Screen
Pompa isap
Classifier
Kasar
Halus
Halus
Kasar
Pengayakan manual
(-24 mesh)
Bucket Elevator
Silo/Hopper
Halus
Belt Conveyor
Rotary Drier
Pendingin
Rotary Screen
Gambar 5.6
Digram Pengolahan Pasir Silika
Untuk data analisis pengeringan pasir kuarsa dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1
Analisis Pengeringan Pasir Kuarsa Pada Suhu 1050 C
Parameter
LOI (10000 C)
Unit
%
Hasil
2,01
Metode Percobaan
Gavimetry
SiO2
91,24
Gravimetry
Al2O3
1,68
AAS
Fe2O3
0,27
AAS
CaO
1,98
AAS
MgO
0,05
AAS
Na2O
0,07
AAS
K2O
0,48
AAS
TiO2
<0,01
Spectropholometry
Beberapa jenis peralatan yang digunakan di dalam pengolahan pasir kuarsa antara
lain :
Tromol screen : Digunakan untuk menyaring kotoran (rumput, akar dan batu-batu)
pada unit pencucian, atau untuk sizing
5.8.
Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang ada adalah 80, dengan jam kerja yang dibuat
shift. Shift pagi dimulai jam 08.00-17.00, sedangkan shift malam 20.00-05.00.
Tenaga kerja yang ada di PT. Jara Silika ini diambil dari penduduk sekitar
pengolahan pasir silika dengan tujuan untuk menyerap tenaga kerja dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitarnya.
BAB VI
PEMBUATAN SEMEN DI PT. SEMEN GRESIK. Tbk
PABRIK TUBAN
Semen adalah salah satu bahan bangunan/kontruksi yang sangat penting dan banyak
dibutuhkan masyarakat. Semen dibuat dari campuran beberapa bahan galian, yaitu
batugamping, tanah liat, pasir kuarsa, gypsum dan pasir besi. Pada pembahasan
selanjutnya, laporan ini hanya membahas tentang bahan baku utama untuk membuat
semen, yaitu batugamping.
6.1.
PT. Semen Gresik Tbk. menerapkan tiga landasan utama dunia usaha (triple bottom
line) agar mampu bertahan dan berkembang, yaitu :
1. Menjaga pertumbuhan kinerja keuangan dengan peningkatan efisiensi dan
produktivitas.
2. Menegakkan etika bisnis, dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG ).
3. Menangani masalah-masalah sosial dan lingkungan, dengan menerapkan sistem
manajemen lingkungan secara konsisten dan menjalin hubungan yang harmonis
dengan masyarakat sekitar.
20 Maret 1998 Peresmian Pabrik Tuban III dengan kapasitas 2,3 juta ton semen
per tahun, sehingga produksi Semen Gresik meningkat menjadi 14,9 juta ton semen
pertahun.
17 September 1998 Pemerintah melepas 14% sahamnya Di Semen Gresik melalui
penawaran terbuka kepada mitra strategis yang dimenangkan oleh Cemex S.A. de
C.V., sebuah perusahaan semen dunia yang berpusat di Meksiko dan pada
perkembangannya saham yang dimiliki Cemex dibeli oleh Rajawali Group.
Februari 1999 Peresmian Pabrik Indarung V berkapasitas 2,3 juta ton semen per
tahun. Kapasitas Semen Gresik meningkat menjadi 17,2 juta ton semen pertahun.
30 September 1999 Perubahan komposisi kepemilikan saham.
21 Maret 2001
Rajawali Group
25,53 %
PEMERINTAH
51,01 %
MASYARAKAT
23,46 %
PT. SEMEN
PADANG
99%
PT. SEMEN
TONASA
99,99%
PT. KAWASAN IND. GRESIK 65%
Gambar 6.1
Struktur Pemegang Saham PT. Semen Gresik
(Sumber: Buku Profil Perusahaan, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.)
6.2.
Eksplorasi
Eksplorasi batugamping dilakukan bertahap, meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1. Pembuatan peta topografi dan peta situasi
2. Penyelidikan geofisika, untuk mengetahui geometrid an letak endapan
3. Pengambilan conto bongkah (rock chips, hand specimen, conto bongkah)
4. Pengambilan conto dengan pemboran inti
5. Menganalisa conto fisik dan kimiawi untuk mengetahui kualitas sebagai dasar
dalam menentukan spesifikasi
6. Menghitung potensi sumberdaya maupun cadangan
6.3.
6.3.1
6.3.3
6.4.
Penambangan Batugamping
Penambangan batugamping yang dilakukan PT. Semen Gresik Pabrik
Tuban berlokasi di quarry Tuban I, II, dan III adalah sistem tambang terbuka,
dengan garis dasar sekitar 30 m dari permukaan air laut. Dengan tinggi jenjang 6 m
dan kemiringan 600 sampai dengan 800.
Kegiatan penambangan batugamping yang dilakukan meliputi kegiatan
pembersihan lahan (Land claering) dan pengupasan lapisan tanah penutup
(Stripping overburden), kegiatan pemboran (Drilling), peledakan (Blasting),
pemuatan (Loading), dan kegiatan pengangkutan (Hauling).
1. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Stripping Over burden).
Kegiatan awal penambangan yaitu pembersihan areal penambangan sehingga
memudahkan dilakukan kegiatan selanjutnya. Setelah kegiatan pembersihan
lahan selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan pengupasan lapisan tanah
penutup. Dilakukan dengan menggunakan backhoe maupun bulldozer hingga
batugamping yang akan ditambang terlihat.
Hasil dari pengupasan lapisan tanah penutup ini akan ditempatkan di suatu lahan
yang sudah ditentukan guna keperluan penanaman bibit penghijauan.
2. Pemboran (Drilling), Peledakan (Blasting) dan Pemuatan (Loading).
Pola pemboran
= 3,5 inchi
Burden (B)
=3m
Spasi (S)
= 3,5 m
Sub drilling
=1m
Kedalaman
= 6 m (kemiringan 800)
Steming (T)
=1m
PC
=5m
Loading density
= 4,1 kg/ m
b. Primer
Alat bor
Gambar 6.2
Kegiatan Peledakan Pada Penambangan Batugamping
3. Penggalian dan pemuatan
Penggalian dan pemuatan pada PT. Semen Gresik menggunakan alat berat, seperti
backhoe dan power shovel.
4. Kegiatan Pengangkutan (Hauling).
Alat angkut yang digunakan oleh PT. Semen Gresik untuk mengangkut batu
kapur dari lokasi penambangan menuju tempat penimbunan (stock yard) adalah
Dump Truck dengan kapasitas 20 ton.
5. Peremukan
Dilakukan dengan menggunakan crusher dengan tujuan mendapatkan ukuran
yang diinginkan.
6.5.
6.7.
Pembuatan Semen
Kebutuhan batugamping yang diperlukan adalah 30.000 ton per hari
sedangkan untuk tanah liat adalah 8.000 ton per hari.
Langkah-langkah dalam pembuatan semen di PT. Semen Gresik secara
garis besar sebagai berikut ;
1. Penyiapan BahanBaku
bersamasama dengan tanah liat, pasir kuarsa dan pasir besi lalu disimpan dalam
silosilo pencampuran (homogenezing silos).
Gambar 6.3
Skema Pembuatan Semen
3. Pembakaran
Serbuk tersebut kemudian diumpankan kedalam pemanas awal kemudian dibakar
di dalam tanur putar dengan panas 1.350 1.4000 celcius hingga menjadi terak
(klinker) dan didinginkan secara mendadak, kemudian disimpan di tempat
penyimpanan terak (klinker storage) . Hasil pembakaran tersebut kemudian
didinginkan secara mendadak dan terak tersebut disimpan di dalam silo
penyimpanan terak
4. Penggilingan Akhir
Dengan persentase 96% terak dan 4% gypsum, kedua bahan tersebut digiling
sampai dengan derajat kehalusan tertentu menjadi semen.
5. Distribusi
gambar 6.4
Beberapa Bangunan Pengolahan Semen
Produk semen PT. Semen Gresik ada beberapa macam, namun yang paling
banyak diproduksi adalah semen Portland Jenis-1 (OPC) dan Portland Pozzolan
Cement (PPC).
Semen Portland jenis-1 adalah semen hidrolis yang dibuat dengan
menggiling terak semen Portland dengan gypsum. Semen jenis ini digunakan untuk
bangunan umum dengan kekuatan tekan tinggi yang tidak memerlukan persyaratan
khusus.
Semen Portland Pozzolan Cement (PPC) adalah semen hidrolis yang dibuat
dengan menggiling terak semen Portland, gypsum dan bahan Pozzolan. Semen jenis
II digunakan untuk bangunan umum seperti pada semen Portland Jenis-1 dan
bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.
6.8.
Sejak tahun 1998, kapasitas terpasang Semen Gresik sebesar 17,2 juta ton
semen per tahun terdiri dari,
Semen Gresik 8,2 juta Ton
Semen Padang 5,5 juta Ton
Semen Tonasa 3,5 juta Ton
Pemasaran produk semen Gresik didukung oleh ribuan distributor dan
subdistributor diseluruh tanah air. Fasilitas tersebut antara lain mencakup terminal
distribusi, unitpengantongan, pembuatan semen untuk mengalokasikan hasil
produksi ke pasar yang paling menguntungkan serta sentralisasi operasi penunjang.
Semen Gresik mengoperasikan 20 gudang penyangga yang tersebar strategis di
kotakota besar di seluruh Jawa dan Bali.
Secara nyata di masyarakat, semen adalah bahan bangunan yang sangat
dibutuhkan peran keberadaannya untuk membuat sebuah bangunan menjadi lebih
kokoh, antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
6.9.
Tenaga Kerja
Semen Gresik dikelola oleh Dewan Direksi sebanyak 6 orang, terdiri 4
orang Direksi termasuk Direktur Utama dari Indonesia dan 2 orang dari Cemex
(Rajawali Group). Dalam melaksanakan tugasnya Dewan direksi diawasi oleh
Dewan Komisaris
Direktur Utama dan Komisaris Independen berasal dari Indonesia, serta 2 orang
dari Cemex (Rajawali Group).
Selain itu masih banyak lagi pimpinan anak perusahaan dari PT. Semen
Gresik sendiri. Ribuan tenaga tenaga kerja mampu diserap oleh perusahaan ini.
Dengan ini membuktikan bahwasannya selain untuk menghasilkan produksi semen,
perusahaan berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai
bidang, baik dalam bidang ketenagakerjaan, pendidikan, pembangunan, dll. Tenaga
kerja dibina dan senantiasa dilakukan juga ditingkatkan, baik melalui in house,
training, diskusi, seminar, pendidikan, pelatihan dan studi banding, baik di dalam
maupun di luar negeri.
6.10
DPPT
reklamasi
terhadap
lingkungan
yang
disebabkan
oleh
adanya
kegiatan
penambangan.
Selain itu untuk menghindari terjadinya pencemaran udara dalam proses
produksinya, pabrik Semen Gresik dilengkapi dengan peralatan penangkap debu
yang canggih, yaitu electrostatic precipitators.
BAB VII
BAHASAN KHUSUS
proses
penambangan
gunung-gunung
yang
lainnya.
Proses
sehingga dituntut adanya suatu promosi ke berbagai pihak untuk lebih mengenalkan
mengenai UBIBAM serta produk-produk yang dihasilkannya.
Sedangkan pada saat ini produk dari UNIBAM dipasarkan ke luar kota dan
dieksi diekspor dengan persentasi 25 % untuk dalam negeri dan 75 % untuk luar
negeri.
7.3. PT. INDUSTRI MARMER INDONESIA TULUNGAGUNG (IMIT)
Kegiatan penambangan marmer merupakan serangkaian kegiatan yang
dimaksudkan untuk memisahkan sebagian marmer dari batuan induknya dengan
memperhatikan dimensi blok tertentu. Metode penambangan bahan galian marmer
termasuk dalam metode tambang terbuka, khususnya adalah metode kuari.
Pembongkarannya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu secara
konvensional, cara pemboran dan pembajian, cara pemboran dan peledakan, cara
pemboran rapat dengan gergaji kawat intan.
Tahapan yang harus dilewati dari serangkaian kegiatan penambangan, adalah
tahap persiapan,
pembongkaran,
yang
dilakukan
Indonesia
Peremukan.
Pengangkutan.
Pemboran untuk membuat lubang ledak menggunakan crawler rock drill
(CRD). Pada proses peledakan yang dilakukan oleh PT. Semen Gresik Tbk. setiap
harinya dapat menggunakan berton-ton bahan peledak.
Kegiatan peledakan terhadap bukit-bukit batugamping dapat menimbulkan
roman muka bumi yang bentuknya berbeda dari keaadaan semula. Dengan kata lain
bentuk permukaan bumi yang pada awalnya berbukit-bukit dapat menjadi rata.
Keadaan ini sebenarnya dapat dimanfaatkan beberapa tahun ke depan bila
batugamping yang ada di daerah tersebut telah habis. Pemanfaatan ini misalnya lahan
yang rata tersebut dapat digunakan sebagai lahan perumahan, dapat didirikan
lapangan yang luas misalnya lapangan sepak bola maupun lapangan golf. Sehingga
lahan bekas penambangan tersebut tidak ditinggalkan begitu saja apabila sumbernya
telah habis, tetapi dapat digunakan untuk membangun sarana lain yang lebih berguna
bagi masyarakat.
Secara keseluruhan dengan adanya kegiatan penambangan yang dilakukan
dapat meningkatkan perekonomian dari masyarakat sekitar. Masyarakat yang semula
memiliki pekerjaan utama sebagai seorang petani, dengan adanya kegiatan
pertambangan mereka dapat ikut bekerja di dalamnya. Mereka dapat menjadi pekerja
dimana mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang biasa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
1. PT. Sugih Alamanugroho, Wonosari
Secara teknis, PT. Sugih Alamanugroho memakai metode tambang terbuka. Hal
ini disebabkan karena letak endapan batugamping yang sangat dekat dengan
permukaan tanah. Proses penambangannya dimulai dari proses eksplorasi, yaitu
mencari, menganalisa, mengukur besarnya cadangan yang ada.
PT. Sugih Alamanugroho, agar sebaiknya pekerja diberi masker yang
lebih
baik, agar dapat menyaring dan mencegah butiran batugamping yang berukuran
1200 mesh atau lebih kecil agar tidak masuk ke dalam saluran pernapasan
PT. Sugih Alamanugroho, agar sebaiknya menyiapkan masker buat mahasiswa
yang akan berkunjung agar debu tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.
Tahapan dari penambangan yang dilakukan oleh PT. Sugih Alamanugroho yaitu :
Pembersihan lahan dari vegetasi
Pengupasan tanah penutup
Pembongkaran material
Pemuatan
Pengangkutan material menuju tempat pengolahan
2. Unit Bina Industri Batu Mulia (UBIBAM) Giriwoyo, Wonogiri
Pembeli barang-barang yang terbuat dari batu mulia tersebut dahulu didapatkan
melalui pameran-pameran, serta pemesanan langsung ke pihak UBIBAM.
Produk dari UNIBAM dipasarkan dengan persentasi 25 % untuk dalam negeri
dan 75 % untuk luar negeri.
8.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan ;
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Inmarlinianto & Hartono. Buku Petujuk Lapangan Ekskursi Tambang TA 2006/ 2007.
Jurusan Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta. 2008.
M. Winanto Ajie M & Indah Setyowati. Rekayasa Bahan Galian Industri. Jurusan Teknik
Pertambagan UPN Veteran Yogyakarta. 1999.
Nur Ali Amri & Abdul Rauf. Kajian Pengembangan Industri Marmer di Desa Totogan
Kecamatan Sadang kabupaten Kebumen. Jurusan Teknik Pertambagan UPN
Veteran Yogyakarta. 2000.
LAMPIRAN A
PENGOLAHAN BATUGAMPING KEPRUS
DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO
Single Toggle
Jaw Crusher
SPLITTER
Hammer
Mill
Hammer
Mill
Pulvorizer
Pulvoriser
Cyclone
800 mesh
Cyclone
1200 mesh
LAMPIRAN B
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN MARMER
MPZ
Tidak rata
Rata
Tidak halus
Halus
Dryer
Katalis polisher
Poles halus
Mesin potong
2 buah
Finishing
Semen putih
LAMPIRAN C
DIAGRAM PENGOLAHAN PASIR KUARSA
Air
Pencucian dengan
air
Misal: cyclone
Lempung kotor
Scrubbing
(pencucian dengan
kekentalan tinggi)
Air
Sisa lempung
dan oksida Fe
Pemisahan magnetik
Mineral
magnetik
pengayakan
LAMPIRAN D
OPERASI PENAMBANGAN KUARI BATUGAMPING
Preparasi
Riping/dozing
Bulldozer D-156
Drilling
Rock drill
Breaking
HRB, excavator PC-200
Mucking
Bulldozer D-156
Loading
Excavator PC-750-5/BH
Hauling
Dump truck 20 ton
Crusher
Hammer mill
Stock pile
Unloading hopper crusher
end
LAMPIRAN E
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBUATAN SEMEN
Limestone
Crushed materials
Clay
Crushed materials
MIX STORAGE
Added with
silica sand
RAW MILL
Added with
iron
sand
HOMOGINIZING
SILO
ROTARY KILIN
KLINKER/ TERAK
FINISH MILL
CEMENT
LAMPIRAN F
PETA POTENSI KABUPATEN TUBAN
LAMPIRAN G
PETA POTENSI KABUPATEN TULUNGAGUNG