PENDAHULUAN
1|Pengantar Manajemen
dengan manajemen
Untuk mengetahui peranan manajer
Untuk mengetahui penemuan-penemuan klasik tentang kepemimpinan
Untuk mengetahui teori teori kepemimpinan
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
Untuk mengetahui kekuasaan dan kepemimpinan
Untuk mengetahui konflik dalam kepemimpinan
Untuk mengetahui tipologi kepemimpinan itu
Untuk mengetahui saja fungsi-fungsi kepemimpinan yang hakiki
Untuk mengetahui saja model kepemimpinan berdasarkan teori
situasional?
k. Untuk mengetahui dinamika kepemimpinan itu
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah memberikan
informasi mengenai kepemimpinan.
1.5 Metodologi Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi
pustaka, yaitu dengan mencari buku yang memuat hal-hal mengenai
kepemimpinan.
BAB II
2.1 Perbedaan antara Leadership atau Kepemimpinan dengan Manajemen
Kepemimpinan dan manajemen sering disamakan pengertiannya oleh
banyak orang. Meskipun begitu diantara keduanya ada perbedaan yang perlu
diketahui. Pada hakikatnya kepemimpinan memiliki arti yang lebih dibanding
dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari
kepemimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan
bisa saja karena berusaha mencapai tujuan seseorang atau kelompok, dan bisa
saja sama atau tidak selaras dengan tujuan organisasi.
2|Pengantar Manajemen
belum
tentu
harus
menyandang
jabatan
manajer
untuk
mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain, seorang leader atau
pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku
sebagai seorang leader atau pemimpin.
2.2 Peran Manajer
3|Pengantar Manajemen
Sedangkan menurut
Henry Mintzberg ada 3 peranan utama yang dimainkan oleh setiap manajer
dimana pun letak hierarkinya. Dari 3 peranan itu, kemudian diperrinci menjadi
10 peranan. Manajer atas tengah dan bawah melakukan peranan ini. Peranan itu
antara lain:
1. Peranan hubungan antar pribadi (Interpersonal role)
Ada dua gambaran mum yang dihubungkan dengan peranan ini,
yakni hal yang bertalian dengan status dan otoritas manajer, dan hal-hal
yang bertalian dengan pengembangan hubungan antar pribadi.karena
manajer memiliki jabatan yang tinggi maka eksesnya manajer tersebut
harus selalu mengadakan kontak tertentu pada pihak-pihak luar.
4|Pengantar Manajemen
Hubungan antarpribadi ini mau tidak mau harus dijalankan oleh manajer
sebagai suatu peranannya.
Peranan ini oleh Mintzberg dibagi atas tiga peranan yang
merupakan perincian lebih lanjut dari peranan antarpribadi ini. Tiga
peranan tersebut adalah:
a. Peranan sebagai figurehead yakni suatu peranan yang
dilakukan untuk mewakili organisasi yang dipimpinnya dalam
setiap kesempatan dan persoalan yang timbul secara formal.
Peranan ini sangat dasar dan sederhana. Karena otoritas
formalnya, maka manajer dianggap sebagai simbol, dan
berkewajiban untuk melaksanakan serangkaian tugas-tugas.
Ada sebagian tugas-tugas tersebut yang bersifat konstan setiap
saat, tetapi adakalanya yang bersifat inspirasional.
b. Peranan sebagai pemimpin(leader), dalam peranan ini manajer
bertindak
sebagai
pemimpin.
Ia
melakukan
hubungan
pokoknya
mengembangkan,
diantaranya
dan
memimpin,
mengendalikan.
Dalam
memotivasi,
organisasi
agar
dapat
mendeteksi
perubahan-perubahan,
untuk
membangun
pengetahuan
tentang
Informasi
yang
diterima
manajer
dapat
6|Pengantar Manajemen
informasinya
keluar
untuk
lingkungannya,
akan
didistribusikan
ke
bagian-bagian
dari
organisasinya.
d. Peranan sebagai negosiator, peranan ini meminta manajer
untuk aktif berpartisipasi dalam arena negosiasi.
dalam pemberian pujian dan kritik. Pemimpin yan semaunya sendiri (laissez
faire) memberikan kebebasan mutlak kepada kelompok, pemimpin ini pada
hakikatnya tidak memberikan contoh kepada kelompoknya.
Pengendalian dalam experiman itu meliputi hal-hal berikut:
1. Sifat anak laki-laki tersebut
2. Tipe-tipe aktivitas yang dilakukan
3. Perangkat fisik dan kelengkapannya
4. Karakteristik fisik dan kepribadian pemimpin
Pengendalian atas empat hal tersebut digunakan agar pengeksperimen
dapat menyatakan dengan derajat jaminan yang sama bahwa gaya
kepemimpinan telah menyebabkan perubahan dalam variabel-variabel
kepuasan dan frustasi-agresi.
Sayangnya penelitian iowa tidak mengungkapkan pengaruh langsung
dari gaya kepemimpinan terhadap produktivitas. Namun suatu hasil yang
penting yang terlihat adalah dicapainya suatu perilaku kelompok yang
produktif.
5 tahun kemudian dalam eksperimen kedua, satu dari lima kelompok
otokratis memberikan reaksi-reaksi agresif yang sama. Empat kelompok lain
menunjukkan sikap-sikap yang agresif. Peneliti menegaskan bahwa
kelompok-kelompok yang apatis , ketika pemimpin yang otokratis keluar
ruangan, maka meletuslah sikap agresinya. Suasana kepemimpinan laissez
faire
sebenarnya
menghasilkan
sejumlah
besar
perbuatan
agresif
9|Pengantar Manajemen
menggunakan
kuesioner
deskripsi
baru
pemimpin
(LBDQ)
untuk
Suatu
hasil
penelitian
ulang
yang
sempurna
11 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
12 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
peranan
perilaku
13 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
kemudianmengumumkan
bawahannya
2. Pemimpin menjual keputusan
3. Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran
atau
kepada
ide-ide
dan
mengundang pertanyaan-pertanyaan
4. Pemimpin memberikan keputusan sementara yang kemungkinan dapat
berubah
5. Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran, dan membuat
keputusan
6. Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok bawahan
untuk membuat keputusan
7. Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam
batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan
B. Gaya managerial grid
Manajerial grid diperkenalkan oleh Robert R. Blake dan Jane S. Mouton.
Dalam pendekatan manajerial grid, manajer berhubungan dengan dua hal,
yakni produksi di suatu pihak dan orang-orang di pihak lain. Manajerial grid
menekankan bagaimana manajer memikirkan produksi dan hubungan manajer
serta memikirkan produksi dan hubungan kerja dengan manusianya. Manajer
harus mengetahui kualitas keputusan atau kebijakan-kebijakan yang diambil,
memahami proses dan prosedur, melakukan penelitian dan kreativitas,
memahami kualitas pelayanan stafnya, melakukan efisiensi kerja, dan
14 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
meningkatkan volume dari suatu hasil. Menurut Blake dan Mouton ada empat
gaya kepemimpinan yang ekstrem yaitu:
1. Pada Grid 1.1, manajer sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orangoranga yang bekerja dengannya
2. Pada Grid 9.9, manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk memikirkan baik produksi maupun orang-orang yang bekerja
dengannya.
3. Pada grid 1.9, gaya kepemimpinan manajer mempunyai rasa tanggung
jawab yang tinggi untuk selalu memikirkan orang orang yang bekerja pada
organisasinya.
4. Pada grid 9.1, kadangkala manajer disebut manajer yang menjalankan
tugas otokratis.
Selain empat gaya ekstrem, ada satu gaya yang berada di tengah-tengah.
Manajer semacam ini termasuk dalam grid 5.5. dalam hal ini manajer
mempunyai pemikiran yang medium baik pada prodiksi maupun pada orangorang.
C. Tiga dimensi dari reddin
Jika dalam manajerial grid, blake dan moulton mengidentifikasikan gaya-gaya
kepemipinan yang tidak secara langsung berhubungan dengan efektivitas,
maka William J. Reddin, seorang professor dan konsultan dari kanada
menambahkan tiga dimensi tersebut dengan efektivitas dalam modelnya yakni
hubungannya pemimpin dengan tugas dan hubungan kerja. Gaya efektif:
1. Eksekutif
2. Pecinta pengembangan
3. Otokratis yang baik
4. Birokrat
Gaya yang tidak efektif:
1. Pecinta kompromi
2. Missionari
3. Otokrat
15 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
berpartisipatif.
Manajer
mempunyai
kepercayaan
yang
Kepemimpinan situasional
Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard didasarkan pada
saling berhubungannya hal-hal berikut ini:
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan
2. Jumlah dukungan sosio emosional yang diberikan oleh pimpinan
3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam
melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau tujuan tertentu.
Gaya dasar kepemimpinan
16 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
Ada dua hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahan atau
pengikutnya yakni perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung.Perilaku
mengarahkan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seorang pemimpin melibatkan
diri dalam komunikasi satu arah, perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang
pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar,
menyediakan dukungan dan dorongan, dan memudahkan interaksi
tinggi dukungan
G3
G2
rendah dukungan
G4
G1
Dalam gaya 1 (G1) pemimpin meberikan instruksi yanh spesifik tentang peranan dan
tujuan bagi pengikutnya, dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka.
Dalam gaya 2 (G2) pemimpin mau menjelaskan keputusan dan kebijaksanaan yang ia
ambil dan mau menerima pendapat dari pengikutnya. Pada gaya 3 (G3) pemimpin
menyusun keputusan bersama-sama dengan para pengikutnyadan mendukung usahausaha mereka dalam menyelesaikan tugas. Dalam gaya 4 (G4) pemimpin
mendelegasikan
keputusan
dan
tanggungjawab
pelaksanaan
tugas
pengikutnya.
Perilaku gaya dasar kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
gaya kepemimpinan dasar dalam pembuatan keputusan adalah :
17 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
kepada
1. instruksi
Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu
mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan dimana melaksanakan berbagai
tugas
2. konsultasi
Konsultasi lebih merujuk ke komunikasi dua arah antara pemimpin dan
bawahannya. Pengambilan keputusan tetap pada pemimpin, namun ia
menerima masukan-masukan dari para bawahan.
3. partisipasi
dalam gaya ini pemimpin saking bertukar ide dalam pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan
4. delegasi
dalam gaya ini pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan
bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang
kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan
kepada bawahan.
2.6 Kekuasaan dan kepemimpinan
Pengertian kekuasaan
Menurut max weber, kekuasaan adalah suatu kemungkinan yang
membuat aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan
untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Russel mengartikan kekuasaan sebagai suatu produksi dari akibat yang
diinginkan. Bierstedt mengatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk
menggunakan kekuatan. Wrong membatasi kekuasaan hanya pada suatu kontrol
atas orang yang berhasil. Dengan demikian kekuasaan adalah suatu sumber
yang bisa atau tidak bisa digunakan. Penggunana kekuasaan selalu
mengakibatkan perubahan dalam kemungkinan bahwa
seseorang atau
18 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
keahlian.
Kekuasaan
ini
bersumber
dari
19 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
sumber
sumber
kekuasaan
pada
kepemimpinan
situasional
Kepemimpinan situasional melahirkan gaya kepemimpinan yang
didasarkan atas kematangan pengikutnya, dan sumber-sumber kekuasaan yang
melahirkan bentuk-bentuk kekuasaan.
Kekuasaan paksaan. Pengikut yang rendah kematangannya biasanya
memerlukan
pengarahan
yang
kuat
agar
menjadi
produktif.
Gaya
kepemimpinan yang cocok kepada pengikut seperti ini ialah sering diberikan
instruksi.
Kekuasaan hubungan. Ketika seorang pengikut mulai beranjak dari
tingkat kematangan rendah ke sedang, perilaku mengarahkan masih
diperlukan dan menaikkan, perilaku mendukung (supportive) juga sangat
penting.
20 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
Kekuasaan
tingkat
2. beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong perananperanan dan kebutuhan itu dilahirkan
3. banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara
dorongan dan tujuan
4. terdapat baik aspek aspek yang positif dan negatif yang
menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan.
Konflik bisa terjadi ketika suatu kelompok atau seseorang dalam
usahanya mencapai tujuannya secara relatif terhalang oleh pencapaian tujuan
kelompok atau orang lain.dengan demikian kepentingan orang atau kelompok
tersebut terasa terhalang oleh kepentingan orang atau kelompok lain.
Konflik antarpribadi
Konflik ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam
perilaku organisasi. Karena konflik ini bisa mempengaruhi proses pencapaian
tujuan organisasi tersebut. Konflik atarpribadi bisa terjadi apabila dua orang
atau lebih berinteraksi satu sama lain dalam melaksanakan pekerjaan, bisa
berupa beda dalam berpandangan terhadap suatu hal.
Salah satu kerangka yang semakin terkenal untuk menganalisis
dinamika interaksi antara diri seseorang dengan orang lain ialah Johari
Window.
Model ini dapat digunakan untuk menganalisis konflik antarpribadi.
22 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
Seseorang tahu
Diri terbuka
tentang dirinya
Diri tertutup
23 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
sendiri maupun orang lain. Dengan kata lain teradapat misunderstanding dan
konflik antarpribadi dapat dipastikan merupakan hasil interaksinya.
24 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
Menang-menang (win-win), strategi pemecahan konflik menangmenang sesuai dengan keinginan-keinginan manusia dan organisasi. Energi
dan kreativitas lebih banyak ditujukan untuk memecahkan masalah-masalah
dibandingkan dengan untuk mengalahkan pihak lain. Strategi ini dihubungkan
dengan pertmbangan-pertimbangan yang lebih baik, pengalaman-pengalaman
organisasi yang menguntungkan, dan lebih banyak menawarkan cara
musyawarah yang menyenangkan.
Konflik organisasi
Konflik organisasi sebenarnya adalah konflik antar pribadi dan konflik
alam pribadi yang mengambil tempat dalam suatu organisasi tertentu. Secara
konsepsual ada empat sumber dari konflik organisasi yaiktu:
1. Suatu situasi yang tidak menunjukkan keseimbangan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai
2. Terdapatnya sarana-sarana yang tidak seimbang, atau timbulnya proses alokasi
sumber- sumber yang tidak seimbang.
3. Terdapatnya suatu persoalan status yang tidak selaras
4. Timbulnya persepsi yang berbeda
25 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
26 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
Konflik
dapat
menambah
semangat
orang-orang
untuk
27 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
a. Kecendrungan memperlakukan para bawahan sama dengan alatalat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian
kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
b. Pengutamaan orientasi terhadap terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu
dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan,
c. Pengabaian peranan dengan cara memberitahukan kepada para
bawahan tersebut bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu
dan para bawahan itu diharapkan dan bahkan dituntut untuk
melaksanakannya saja.
Tipe yang Paternalistik
Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat terdapat di lingkungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat yang agraris.
Popularitas pemimpin yang paternalistik di lingkungan masyarakat yang demikian
mungkin sekali disebabkan oleh beberapa oleh beberapa faktor, seperti:
a.
b.
c.
d.
e.
ternyata bukan ukuran yang berlaku umum karena ada pemimpin yang dipandang
sebagai pemimpin yang kharismatik yang kalau hanya dilihat dari penampilan
fisiknya saja sebenarnya tidak atau kurang memiliki daya tarik. Usia pun tidak selalu
dapat dijadikan tolak ukur.
Hanya saja jumlah pemimpin yang tergolong kharismatik tidak besar dan
mungkin jumlah yang yang sedikit ini pulalah yang menyebabkan sehinggak
kurangnya data empiris yang dapat digunakan untuk menganalisis secara ilmiah
karakteristik pemimpin yang kharismatik.
Karena itu yang dapat dilakukan adalah mengakui bahwa adanya pemimpin
yang kharismatik dari waktu kewaktu tertentu dan beruntunglah organisasi yang
mendapat pemimpin yang demikian.
literatur yang
membahas tentang pemimpin yang laissez faire. Meskipun demikian, hal- hal berikut
dapat dikemukakan tentang karakteristik utamanya, dengan menggunakan kriteria
persepsi tentang peranan, nilai-nilai yang dianut, sikapnya dalam hubungannya
dengan para bawahannya, perilaku organisasinya dan gaya kepemimpinan yang biasa
digunakannya.
Dapat dikatakan bahwa persepsi seorang peimpin yang laissez faire tentang
perannya sebagai seorang pemimpin berkisar pada pandangannya bahwa pada
umumnya organisasi aka berjalan lancaar dengan sendirinya karena para angga
organisasi tersiri dari orang orang yang sudah dewasayang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas pimpinan
tidak perlu terlalu sering melakukan intervesi dalam kehidupan organisasional.
29 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
Singkanya pemimpin yang laissez faire melihat perannya sebagai polisi lalu
lintas. Dengan memilih sebagai pemimpin laissez faire seorang pemimpin cenderung
pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak
mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan.
Pandangan para pemimpin laissez faire, nilai yang tepat dalam hubungan
atasan bawahan adalah nilai yang didasarkan kepada saling mempercayai yang
besar.
Dengan telah mencoba mencoba mengidentifikasikan karakteristik utaa
seorang pemimpin yang laissez faire ditinjau dari kriteria persepsi, nilai, sikap dan
perilaku di atas, mudah menduga bahwa gaya sikap dan perilaku diatas, mudah
menduga bahwa gaya kepemimpinan yang digunakannya adalah sedemukian rupa
sehingga:
a. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
b. Pengambilan keputusan diserahkan kepasa para pejabat pemimpin yang lebih
rendah dan kepada para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu
yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya secara langsung,
c. Status quo organisasional tidak tertanggu,
d. Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang
inovatif dan kreatif diserahkan kepada para organisasi-organisasi yang
bersangkutan sendiri.
e. Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan
prestasi kerja yang memadai,intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi
berada dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimum.
30 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
yang
lumrah
digunakan
menilai
kemampuan
seseorang
Kod
deko
pen
sum pesan e pesan salu pesan
nisa pesan erim
ber
nisa
ran
si
aan
si
Umpan Balik
34 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
35 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
2.10
36 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
h. Tingkat stress yang mungkin timbul sebagai akibat beban tugas, tingkat
tanggung jawab, desakan waktu dan faktor-faktor lainnya yang dapat
,menimmbulkan ketegangan,
i. Iklim yang terdapat dalam organisasi.
37 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
Gaya demokratik
Gaya otokratik
Penyajian
Beritahu JualPenyajian
Penyajian
Keputusan
Keputusan
ideKeputusan
Masalah OlehBawahan
Sementara
Bertindak
Bawahan
2.11
Dinamika Kepemimpinan
A. Hubungan Manusiawi dalam Kepemimpinan
Di muka bumi ini setiap manusia tidak hidup sendiri-sendiri,
terpisah antara individu yang satu dengan individu yang lain. Setiap
manusia yang menginginkan kehidupan yang bersifat manusiawi harus
berusaha menjalin hubungan antar sesamanya. Hubungan itu tidak
38 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
cukup hanya dalam batas saling kenal-mengenal, tetapi lebih jauh lagi
berupa hubungan saling tolong-menolong, saling membantu, dan
saling isi-mengisi, sehingga terwujud pergaulan yang harmonis.
Hubungan manusiawi dimaksud tidak sekedar berarti
komunikasi lisan atau tertulis, akan tetapi meliputi juga sikap dan gaya
yang ditampilkan pimpinan dalam pergaulan sehari-hari dengan orangorang yang dipimpinnya. Pergaulan itu juga tidak terbatas hanya di
dalam kelompok/organisasi, tetapi juga jika kedua belah pihak berada
di luar kelompok/organisasinya.
Kedua bentuk hubungan manusiawi tersebut adalah:
a. Hubungan manusiawi efektif (positif) yakni komunikasi dan
perlakuan yang menimbulkan rasa senang dan puas antar kedua
belah pihak. Kondisi seperti itu akan menimbulkan tanggapan
berupa rasa ikut memiliki (sense of belonging) terhadap
kelompok/organisasi dan seluruh kegiatannya. Respon itu akan
diiringi dengan rasa ikut bertanggung jawab (sense of
responsibility) dan kemauan untuk ikut berpartisipasi (sense of
participation), baik pada orang-orang yang dipimpin maupun
para pemimpin unit masing-masing.
b. Hubungan manusiawi tidak efektif (negatif) yakni komunikasi
dan perlakuan yang menimbulkan perasaan tidak senang, tidak
puas, dan saling menolak/menjauh antara kedua belah pihak.
Kondisi seperti itu akan menimbulkan respon merasa tidak ikut
bertanggung jawab, merasa seperti orang luar atau merasa tidak
memiliki kelompok/organisasi dan kegiatannya. Berikutnya
tampak
juga
berpartisipasi
respon
dalam
kelompok/organisasinya.
B. Proses Pengambilan Keputusan
39 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
tidak
memiliki
kemauan
mewujudkan
untuk
eksistensi
yang
telah
dihimpun
mungkin
bertambah,
40 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
mungkin
langsung
dipergunakan
dalam
berbeda
dari
sebelumnya.
Apabila
terjadi
mengumpulkan
pengendalian
informasi,
dalam
pemikiran
41 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
penguasa
yang
otoriter,
tetapi
malah
memperoleh
dukungan
penuh
dari
anggota
kelompok/organisasi.
2. Untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja
organisasi,
agar
kekurangannya
diketahui
dalam
rangka
kelemahan
mencapai
atau
tujuan
masalah-masalah
bersama,
keputusan
yang
akan
menjadi
informasi,
instruksi,
dan
43 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Didalam sebuah organisasi amat sangat diperlukan sosok seorang pemimpin.
Antara pemimpin dan manajemen memiliki perbedaan. Manajer mempunyai peran
tersendiri. Banyak terdapat mengenai penemuan- klasik tentang kepemimpinan. ada
beberapa gaya kepemimpinan yang biasa digunakan para pemimpin. Didalam
kepemimpinan terdapat kekuasaan dan terkadang terjadi konflik yang disebabkan
beberapa faktor. Ada banyak tipologi kepemimpinan serta model kepemimpinan
berdasatkan teori situasional. Terdapat pula dinamika kepemimpinan dalam sebuah
organisasi.
44 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n
DAFTAR PUSTAKA
45 | P e n g a n t a r M a n a j e m e n