Anda di halaman 1dari 47

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
A.

Latar Belakang...............................................................................2

B.

Rumusan Masalah..........................................................................4

C.

Tujuan Penelitian............................................................................4

D.

Manfaat Penelitian..........................................................................4

E.

Keaslian Penelitian.........................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6


A.

Depresi............................................................................................6

B.

Aktivitas Kehidupan Sehari-hari..................................................10

C.

Hemodialisis.................................................................................12

BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS................................................20


A.

Landasan Teori.............................................................................20

B.

Hipotesis.......................................................................................20

BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................20


A.

Rancangan Penelitian...................................................................20

B.

Populasi dan Sampel....................................................................20

C.

Instrumen Penelitian.....................................................................20
i

D.

Variabel Penelitian........................................................................20

E.

Definisi Operasional.....................................................................20

F.

Prosedur Penelitian.......................................................................20

G.

Pengumpulan dan Pengolahan Data.............................................20

H.

Analisis Data................................................................................20

I.

Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................20

J.

Biaya Penelitian............................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22

ii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1

Keaslian
Penelitian
....................................................................................................
....................................................................................................
6

4.1

Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian ...........................


....................................................................................................
25

iii

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

3.1

Kerangka
18

Teori

3.2

Kerangka Konsep Penelitian......................................................

4.1

Prosedur
Penelitian
..................................................................................................
24

iv

Penelitian
19

v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian
2. Surat persetujuan menjadi subjek penelitian
3. Biodata subjek penelitian
4. Lembar penilaian modefied rankin scale (mRS)
5. Tabel 2 x 2 masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat
6. Tabel 2 x 2 masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat
7. Tabel distribusi masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Depresi merupakan salah satu dari gangguan mo/od yang utama.Depresi yaitu
perasaan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi,
hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.Tanda dan
gejala lain gangguan mood adalah perubahan tingkat aktivitas, kemampuan
kognitif, pembicaraan dan fungsi vegetatif seperti tidur, nafsu makan, aktivitas
seksual dan irama biologis lainnya. Perubahan tersebut hampir selalu
menyebabkan gangguan fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan.1
Depresi merupakan permasalahan psikiatri terbanyak pada pasien yang
menjalani hemodialisis.2 Gejala depresi terdapat pada 30% pada pasien yang
menjalani hemodialisis. Gejala depresi ini berhubungan dengan peningkatan
mortalitas dan penurunan kualitas hidup dari pasien yang menjalani hemodialisis.3
Di Kalimantan Selatan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin merupakan
rumah sakit rujukan terbesar yang memiliki pasien PGK dengan terapi
hemodialisis yang cukup tinggi setiap bulannya. Rumah sakit ini memiliki 29 unit
mesin hemodialisis operasional yang setiap unitnya dapat digunakan sebanyak 2
kali dalam sehari dengan proses dialisis yang berlangsung 4-5 jam per pasien.
Jumlah total tindakan hemodialisis dirumah sakit ini mencapai 14402 tindakan per

1
Universitas Lambung Mangkurat

3
tahunnya. Data terakhir pada Januari 2011 didapatkan jumlah pasien PGK yang
menjalani hemodialisis di Ruang Hemodialisis RSUD Ulin Banjarmasin sebanyak
184 orang pasien, yang terdiri dari 65 pasien wanita da 119 pasien pria. Usia
pasien berkisar antara 10-70 tahun dan lama menjalani hemodialisis antara 1
bulan-14 bulan.4
Saat ini depresi sudah menjadi masalah kesehatan mental yang perlu
mendapat perhatian serius karena berhubungan dengan gangguan perasaan
(mood) yang menyebabkan munculnya keadaan hilang minat, kekurangan energi
sehinggal bisa mengakibatkan terganggunya aktivitas.5,6
Indeks Barthel (IB) dapat mengukur kinerja dalam aktivitas sehari-hari
(AKS). Setiap item kerja memiliki peringkat pada skala ini dengan sejumlah poin
tertentu menggambarkan untuk setiap tingkat atau peringkat. 7 IB menggunakan
sepuluh variabel yang menggambarkan AKS dan mobilitas. Jumlah yang tinggi
dikaitkan dengan kemungkinan lebih besar untuk dapat tinggal di rumah dengan
tingkat kemandirian setelah pulang dari rumah sakit.8
Berdasarkan pemaparan di atas terkait kemandirian pasien

dan tingkat

depresi, maka perlu dilakukan penelitian apakan terdapat hubungan antara


aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien HD di RSUD Ulin
Banjarmasin. Penelitian ini penting untuk dilakukan di RSUD Ulin karena sebagai
pusat HD di Kalimantan Selatan, belum pernah dilakukan penelitian tentang
hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien HD,
sehingga diharapkan nantinya dapat memberikan informasi tentang ada atau
tidaknya hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari pada pasien HD yang
dilakukan di RSUD Ulin dengan tingkat depresi pasien yang menjalani HD.
1
Universitas Lambung Mangkurat

Universitas Lambung Mangkurat

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalahnya adalah
apakah terdapat hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi
pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas
kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa
di RSUD Ulin Banjarmasin.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menilai aktivitas kehidupan sehari-hari pasien hemodialisa di RSUD Ulin
2.
3.

Banjarmasin
Menilai tingkat depresi pasien hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin.
Menganalisis hubungan antara aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat
depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat teoritis yakni
memberikan gambaran secara umum tentang hubungan aktivitas kehidupan
sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien hemodialisis, serta sebagai tambahan
referensi penelitian, khususnya penelitian di bidang kedokteran jiwa. Hasil
penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan manfaat praktis berupa informasi

1
Universitas Lambung Mangkurat

4
kepada tenaga kesehatan tentang aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat
depresi pada pasien hemodialisis, sehingga membantu pihak hemodialisa RSUD
Ulin Banjarmasin untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap pasien yang
menjalani terapi hemodialisa untuk memperbaiki kualitas hidupnya terjamin serta
memperhatikan pemberian motivasi terhadap pasien. Bagi pendidikan agar bisa
menjadi motivasi untuk memperluas ilmu pengetahuan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian berupa


aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi terdapat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Keaslian penelitian
No.
1.

Nama
Peneliti
(Tahun)
Aditya Rizky
Arief
Rahman
(2012)

Judul Penelitian

Persamaan

Perbedaan

Hubungan antara
adekuasi
hemodialisis dan
kualitas hidup
pasien di rumah
sakit umum
daerah ulin
Banjarmasin

- variabel terikat

- Variabel bebas

1
Universitas Lambung Mangkurat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Depresi
1. Definisi
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan
kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya
kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality
Testing Ability, masih baik), kepribadian tetap utuh atau tidak mengalami
keretakan kepribadian (Splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi
dalam batas-batas normal.9
Selain itu depresi dapat juga diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan
kejiwaan pada alam perasaan (afektif mood), yang ditandai dengan kemurungan,
kelesuan, ketidakgairahan hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain
sebagainya.
Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa
sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai tandatanda retardasi
psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri dan terdapat gangguan
vegetatif seperti insomnia dan anoreksia.10
2.

Epidemiologi

5
Universitas Lambung Mangkurat

Prevalensi gangguan depresi seumur hidup berdasarkan jenis kelamin adalah


5 12 % untuk pria dan 10 25 % untuk wanita.11 Hal ini melibatkan perbedaan

6
Universitas Lambung Mangkurat

hormonal, efek kehamilan, perbedaan stresor pskiososial bagi wanita dan


laki-laki. Onset terjadinya depresi lebih sering timbul pada usia 30 sampai 44
tahun, namun gejala yang timbul lebih terlihat pada lanjut usia (>60). Gangguan
depresi berat lebih sering terjadi pada orang yang tidak memiliki hubungan
interpersonal erat atau yang bercerai atau berpisah.11,12
Depresi dapat terjadi pada semua usia. Diperkirakan bahwa 6% dari populasi
penduduk Amerika Serikat yang berumur 9-17 tahun dan hampir 10% dari
penduduk dewasa Amerika Serikat, atau sekitar 19 juta populasi penduduk 18
tahun dan yang lebih tua, mengalami depresi setiap tahunnya. Meskipun beberapa
terapi yang tersedia menurunkan gejala pada 80% pasien yang mendapat terapi,
masih terdapat kurang dari setengah pasien depresi yang belum mendapatkan
pertolongan yang mereka butuhkan.11
3. Etiologi
Depresi merupakan suatu gangguan psikologis yang dapat terjadi pada semua
umur, dari anak-anak sampai dewasa, oleh karena itu tidak mungkin depresi
disebabkan oleh satu faktor. Depresi merupakan suatu keadaan kecil yang terjadi
karena multifaktorial seperti genetik, pengalaman masa kecil, masalah
psikososial, dan juga adanya masalah biologi serta fisiologi yang berasa dari suatu
penyakit yang di derita.11
4. Patofisiologi
Gambaran klinis depresi berbeda-beda dari satu episode depresi ke episode
depresi lainnya. Ini seolah-olah menggambarkan bahwa episode depresi,
walaupun berbeda-beda gejalanya tiap episode, mempunyai sebab yang sama.

6
Universitas Lambung Mangkurat

Banyak hipotesis diajukan antara lain adanya teori defisiensi serotonin,


norepinefrin, dopamin, dan GABA yang diduga memberikan kontribusi terhadap
terjadinya depresi.6
Salah satu teori mengenai fatofisiologi terjadinya depresi adalah teori
monoamin yang dikemukakan 30 tahun yang lalu. Teori ini mengatakan bahwa
terjadinya depresi adalah karena adanya gangguan fungsional transmiter
monoaminergic otak yaitu norepinefrin2 Teori ini mengatakan bahwa terjadinya
depresi adalah karena adanya gangguan fungsional transmiter monoaminergic
otak yaitu norepinefrin2 Teori ini mengatakan bahwa terjadinya depresi adalah
karena adanya gangguan fungsional transmiter monoaminergic otak yaitu
norepinefrin (NE) dan atau dopamin (DA). Hipotesis ini dikemukakan
berdasarkan observasi dan penelitian padan hewan coba yang menunjukan
pemberian obat antihipertensi reserpin, yang dapat menghilangkan simpanan NE,
dan DA pada presinaps, menyebabkan terjadinyanya suatu sindrom yang
mengarahkan pada depresi.6
Teori lainya menyebutkan bahwa terjadinya kenaikan kortisol pada para
penderita depresi sedang sampai berat yang mingkin terjadi berhubungan dengan
penurunan volume hippocampus.6
3. Gejala Klinis
Gejala utama dari episode depresi menurut PPDGJ6 :
a. Afek depresif
b. Kehilangan minat dan kegembiraan

7
Universitas Lambung Mangkurat

c.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
4.
a.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
1.

Bekurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa


lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas.
Gejala lainya dari episode depresi menurut PPDGJ6 :
Konsntrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkuran
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masadepan yang suran dan perdimidtis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunnuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
Klasifikasi
Menurut PPDGJ episode depresi dibagi menjadi6, yaitu6 :
Episode Depresi Ringan
Pedoman Diagnostik :
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi.
Di tambah dengan sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya.
Tidak boleh ada gejala berat diantaranya.
Lama seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu.
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukan.
Episode Depresi Sedang
Pedoman Diagnostik :
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama.

7
Universitas Lambung Mangkurat

2.
3.
4.

Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.


Lama seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu.
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan,

1.
2.

dan urusan rumah tangga.


Episode Depresi Berat tanpa Psikotik
Pedoman Diagnostik :
Sema gejala deresi harus ada.
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainya, dan beberapa diantaranya

3.

harus berintensitas berat.


Bila ada gejala penting (misalnya agitas atau retardasi psikomotor) yang

c.

mencolok, maka pasien mingkin tidak mau atau tidak mampu untuk
4.

melaporkan banyak gejalanya secara rinci.


Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi
berat masih dapat dibenarkan. Episode depresi biasanya harus berlangsung
sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset
sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakan diagnosis dalam

5.
d.
1.

kurun waktu kurang dari 2 minggu.


Sangat tidak mungkin pasien mampu meneruskan kegatan sosial, pekerjaan
atau urudan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
Episode depresi berat dengan gejala psikotik
Pedoman Diagnostik :
Episode berat yang memenuhi kriteria episode depresi berat tanpa gejala
psikotik.

9
Universitas Lambung Mangkurat

2.

Disertai waham, halusinasi atau stupor depresi. Waham biasanya melibatkan


ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengacam, dan pasien
merasa bertanggungjawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik
biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau

3.

5.

daging membusuk.retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.


Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afek (mood congruent).
e. Episode Depresi Lainnya
f. Episode Depresi Yang Tak Tergolong
Pengukuran tingkat depresi
Banyak skala dan inventory yang dipakai untuk mengukur tingkat depresi

dari seseorang, yaitu12 :


a. Hamilton Depression Rating Scsle (HDRS)
b. The Cornell Depression Scale (CDS)
c. The Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CESDS)
d. The Comprehensive Psychopathological Rating Scale-Depression (CPRSD)
e. Geriatric Depression Scale (GDS)
f. Ung Self-Rating Depression Scale (SRDS)
g. Beck Depression Inventory (BDI)
Beck Depression Iventory (BDI)
BDI adalah kuesioner berupa daftar pertanyaan pilihan ganda untuk
mengukur intensitas, keparahan dan tingkat kedalaman depresi dari seseorang.
BDI terdiri dari 21 item, setiap item dibuat untuk memperkirakan gejala spesifik

9
Universitas Lambung Mangkurat

yang biasanya terdapat pada orang depresi. Beck Depression Iventory-Short


Form (BDI-SF) terdiri dari 7 item dan dibuat untuk administrasi oleh penyedia
primary care.13,14
BDI-edisi kedua (BDI-II) telah dibuat pada tahun 1996 untuk merevisi BDI I.
Dalam BDI-II hanya 3 item yang tidak direvisi (perasaan tersiksa, ide untuk
bunuh diri, dan kehilangan minat untuk melakukan hubungan seksual) dari 21
item, 4 item (kehilangan berat badan, perubahan gambaran tubuh, susah
beraktifitas dan somatic preoccupation) telah dieliminasi dan diganti dengan
4item baru (agitasi, perasaan tidak berharga, sulit konsentrasi dan kehilangan
energy) dan 2 item (gangguan tidur dan nafsu makan) telah diganti untuk
memungkinkan sama-sama meningkatkan atau menurunkan hasil.13,14,15,16
Validasi dari BDI dalam mendeteksi depresi sedang dan berat berdasarkan
kriteria International Classification of Dissease, edisi ke-10 (ICD-10) telah diuji
oleh Fulanetto dkk (25). Memiliki hasil sensitifitas tinggi dan nilai kemungkinan
negatif (NPV) yang diperoleh dengan cut-off

score 9/10 (sensitifitas=100%,

Spesifisitas=83,1%, NPV=100%). Sensitifitas tinggi dan nilai kemungkinan


positif (PPV) yang diperoleh dengan cut-off score 13/14 (sensitifitas=193,5%,
Spesifisitas=96%, NPV=85,3%). Dengan tingkat kepercayaan 95% (interval
kepercayaan=0.97-1.00).

Kesimpulannya,

BDI adalah alat yang valid untuk

mendeteksi depresi sedang dan berat pada pasien.

9
Universitas Lambung Mangkurat

B. Aktivitas Kehidupan Sehari-hari


1.

Definisi
AKS adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari. ADL merupakan

aktivitas pokok pokok bagi perawatan diri. AKS meliputi antara lain : ke toilet,
makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat .17
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth18 AKS adalah aktifitas perawatan
diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidup sehari-hari .
AKS adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang
sehari-harinya dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya
sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat.19
2.
a)

Macam Macam AKS


AKS dasar, sering disebut AKS saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus

dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum,
toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar
dan buang air kecil dalam kategori AKS dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga
disertakan kemampuan mobilitas.19
b)

ADL instrumental, yaitu AKS yang berhubungan dengan penggunaan alat

atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan,


menggunakan telefon, menulis, mengetik, mengelola uang kertas AKS, yaitu

9
Universitas Lambung Mangkurat

13
ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi
berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang

Universitas Lambung Mangkurat

c)

memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam

kategori AKS dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan
mobilitas.19
d)

ADL vokasional, yaitu AKS yang berhubungan dengan pekerjaan atau

kegiatan sekolah.
e)

ADL non vokasional, yaitu AKS yang bersifat rekreasional, hobi, dan

mengisi waktu luang.


3.

Cara Pengukuran AKS


AKS mencakup kategori yang sangat luas dan dibagi-bagi menjadi sub kategi

atau domain seperti berpakaian, makan minum, toileting/higieni pribadi, mandi,


berpakaian, transfer, mobilitas, komunikasi, vokasional, rekreasi, instrumental
ADL dasar, sering disebut AKS saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting,
mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang
air kecil dalam kategori AKS dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan
kemampuan mobilitas.19
Pengkajian AKS penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau
besarnya bantuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Pengukuran
kemandirian AKS akan lebih mudah dinilai dan dievaluasi secara kuantitatif
denagn sistem skor yang sudah banyak dikemukakan oleh berbagai penulis AKS
dasar, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat
dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga
14
Universitas Lambung Mangkurat

yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam
kategori AKS dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan
mobilitas.19
4.

Indeks Barthel
Indeks Barthel (IB) adalah skala ordinal digunakan untuk mengukur kinerja

dalam aktivitas sehari-hari (AKS). Setiap item kerja memiliki peringkat pada
skala ini dengan sejumlah poin tertentu menggambarkan untuk setiap tingkat atau
peringkat.7 IB menggunakan sepuluh variabel yang menggambarkan AKS dan
mobilitas. Jumlah yang tinggi dikaitkan dengan kemungkinan lebih besar untuk
dapat tinggal di rumah dengan tingkat kemandirian setelah pulang dari rumah
sakit. Jumlah waktu dan bantuan fisik yang diperlukan untuk melakukan setiap
aktivitas yang digunakan dalam menentukan nilai yang diberikan dari setiap item.
Faktor eksternal dalam lingkungan mempengaruhi skor setiap item.8
5. Kesehatan Fisik Sebagai Salah Satu Asfek Kualitas Kidup
World Health Organization (WHO) (dalam Kwan, 2000) mendefenisikan
kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan
dilihat dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal serta
hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, dan hal-hal lain yang menjadi
perhatian

individu

tersebut.

Berdasarkan

definisi

Calman

dan

WHO

mengimplikasikan bahwa kualitas hidup ditentukan oleh persepsi individual


mengenai kondisi kehidupannya saat ini.
Menurut WHOQOL Group (Power dalam Lopers dan Snyder, 2004), kualitas
hidup memiliki enam aspek yaitu kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis,
16
Universitas Lambung Mangkurat

tingkat kemandirian, hubungan sosial, hubungan dengan lingkungan, dan keadaan


spiritual. WHOQoL ini kemudian dibuat lagi menjadi insturment WHOQoL
BREF dimana enam aspek tersebut dipersempit menjadi empat aspek yaitu
kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan hubungan dengan
lingkungan ( Power, dalam Lopez dan Snyder, 2004).

12
Universitas Lambung Mangkurat

16

Gambar 2.1 Domain dan aspek yang dinilai dalam WHOQOL-BREF

Universitas Lambung Mangkurat

a. Aspek Kesehatan fisik


Kesehatan fisik dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan
aktivitas. Aktivitas yang dilakukan individu akan memberikan pengalamanpengalaman baru yang merupakan modal perkembangan ke tahap
selanjutnya.
b.

Aspek psikologis
Aspek psikologis yaitu terkait dengan keadaan mental individu. Keadaan
mental mengarah pada mampu atau tidaknya individu menyesuaikan diri
terhadap berbagai tuntutan perkembangan sesuai dengan kemampuannya,
baik tuntutan dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Aspek psikologis juga
terkait dengan aspek fisik, dimana individu dapat melakukan suatu aktivitas
dengan baik bila individu tersebut sehat secara mental.

c.

Aspek hubungan sosial


Aspek hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau lebih dimana
tingkah laku individu tersebut akan saling mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki tingkah laku individu lainnya. Mengingat manusia adalah
mahluk sosial maka dalam hubungan sosial ini, manusia dapat merealisasikan
kehidupan serta dapat berkembang menjadi manusia seutuhnya.

d.

Aspek lingkungan

12
Universitas Lambung Mangkurat

17
Aspek lingkungan yaitu tempat tinggal individu, termasuk di dalamnya
keadaan, ketersediaan tempat tinggal untuk melakukan segala aktivitas
kehidupan, termasuk di dalamnya adalah saran dan prasarana yang dapat

Universitas Lambung Mangkurat

menunjang kehidupan. Hubungan dengan lingkungan mencakup sumber


financial, kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatan
dan social care termasuk aksesbilitas dan kualitas; lingkungan rumah,
kesempatan

untuk

mendapatkan

berbagai

informasi

baru

maupun

keterampilan (skill), partisipasi dan mendapat kesempatan untuk melakukan


rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang, lingkungan fisik
termasuk polusi/kebisingan/keadaan air/iklim, serta transportasi.
C. Hemodialisis
Hemodialisis adalah proses pembuangan limbah metabolik dan kelebihan
cairan dari tubuh melalui darah.20 Di Indonesia, hemodialisis merupakan cara
yang umum dilakukan untuk menangani gagal ginjal dengan mengaliri darah ke
dalam suatu tabung buatan (dialyzer) yang terdiri dari dua kompartemen
terpisah.21 Proses cuci darah ini dilakukan 1-3 kali seminggu di rumah sakit dan
setiap kalinya memerlukan waktu 2-5 jam. Prosedur mencakup pemompaan darah
pasien yang telah diberi heparin melewati dialyzer dengan kecepatan 300500mi/menit, sementara cairan dialisat dialirkan secara berlawanan arah dengan
kecepatan 500-800ml/menit. Prinsip utama hemodialisis adalah difusi partikel
melewati suatu membran semipermeabel yang memisahkan darah dengan
dialisat.22 Prosedur dialisis pertama kali disusun oleh dr. Willem Kolff pada tahun
1943 dan lalu disempurnakan oleh dr. Nils Alwall pada tahun 1946.23

12
Universitas Lambung Mangkurat

18
Cairan dialisat sikombinasikan sedemikian rupa sehingga memiliki gradien
konsentrasi yang lebih rendah daripada darah yang membuat zat-zat sisa akan
berdifusi ke dialisat. Kecepata difusi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

Universitas Lambung Mangkurat

besar gradien konsentrasi, luas membran, dan koefisien transfer dari


membran. Berat molekul juga berpengaruh dalam menetukan kecepatan difusi.
Selain itun transfer zat-zat ini juga bisa dibantu dengan tekanan ultrafiltrasi.
Sementara air dan larutan lain yang berlebihan akan ikut terbuang karena tekanan
osmosis.22
Komplikasi dari hemodialisis yang cukup sering ditemukan mencakup
hipertensi, hipotensi, pruritus, insomnia, nyeri otot, reaksi anafilaktoid, dan
gangguan sistem kardiovaskuler. Sementara faktor-faktor risiko untuk tiap
komplikasi masih bwlum diketahui secara jelas.22

12
Universitas Lambung Mangkurat

BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori
Penyakit ginjal kronik perlu mendapatkan perhatian tersendiri mengingat
peran ginjal yang sangat vital dalam proses homeostasis tubuh. Penderita dengan
PGK akan mengalami kerusakan ginjal yang cukup parah. Masalah yang dapat
timbul akibat keadaan ini misalnya hipertensi dan asidosis metabolik. Metode cuci
darah atau hemodialisis dapat digunakan untuk mengatasi keluhan-keluhan
tersebut. Proses hemodialisis harus dilakukan secara rutin dan berkala oleh pasien
(1-3 kali seminggu), tetapi cukup efektif untuk menjaga homeostasis tubuh
pasien.22
World Health Organitation (WHO) menjelaskan bahwa sehat tidak hanya terbebas
dari penyakit dan kelemahan, tetapi juga terdapatnya kesejahteraan fisik, mental
dan sosial. Kesehatan fungsional didefinisikan sebagai kemampuan individu
untuk melakukan kegiatan normal sehari-hari, untuk memenuhi kebutuhan dasar,
untuk menjalani peran pada umumnya, dan untuk menjaga kesehatan dan
kesejahteraan.24
Depresi merupakan permasalahan psikiatri terbanyak pada pasien yang
menjalani hemodialisis.2 Gejala depresi terdapat pada 30% pada pasien yang

19
Universitas Lambung Mangkurat

menjalani hemodialisis. Gejala depresi ini berhubungan dengan peningkatan


mortalitas dan penurunan kualitas hidup dari pasien yang menjalani hemodialisis.
Depresi merupakan penyulit bagi penderita untuk mengatasi ketidakberdayaan fisiknya. Depresi pasca-stroke menyebabkan dampak negatif terhadap
pulihnya aktivitas sehari-hari penderita stroke, sebaliknya penanganan yang
efektif terhadap gejala depresi menunjukkan perbaikan yang nyata pada aktivitas
hidup penderita.25
Berdasarkan landasan teori tersebut, dibuat kerangka teori seperti ditunjukkan
pada gambar 3.1
Terapi
Hemodialisa
Kualitas
Hidup

kesehatan fisik
aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan dan
bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas (keadaan
mudah bergerak), sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan
istirahat, kapasitas kerja
kesejahteraan psikologis
bodily image dan appearance, perasaan positif, perasaan
negatif, self esteem, spiritual/agama/keyakinan pribadi,
hubungan sosial
berpikir, belajar, memori dan konsentrasi
hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual
hubungan dengan lingkungan
Keamanan fisik, Lingkungan fisik, sumber keuangan,
peluang untuk mendapatkan informasi dan keterampilan,
partisipasi dan kesempatan untuk rekreasi/aktivitas yang
menyenangkan, lingkungan rumah, perawatan kesehatan,
21
Universitas Lambung Mangkurat

Gambar 3.1 Skema kerangka Teori Penelitian

Berdasarkan landasan teori tersebut, dibuat kerangka konsep seperti ditunjukkan


pada gambar 3.2
Hemodialisis
Kualitas Hidup
Aktivitas Kehidupan
Sehari-hari
Depresi
Gambar 3.2 Skema kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :

Yang diteliti
Yang tidak diteliti

B. Hipotesis
Hipotesis untuk penelitian ini adalah terdapat hubungan aktivitas
kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa
di RSUD Ulin Banjarmasin.

20
Universitas Lambung Mangkurat

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan pendekatan
potong lintang (cross sectional) untuk melihat hubungan aktivitas kehidupan
sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD
Ulin Banjarmasin.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi target penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang menjalani HD 2
kali seminggu minimal 3 bulan di RSUD Ulin. Proses pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik sistematic random sampling. Jumlah sampel untuk
penelitian ini adalah 30 orang.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: informed consent,
BDI-II, dan Barthel Indeks.

23
Universitas Lambung Mangkurat

D. Variabel Penelitian
Variabel bebas pada penelitian ini adalah aktivitas kehidupan sehari-hari
pasien.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah depresi.
1.
2.

Variabel terkontrol pada penelitian ini adalah


riwayat keluarga yang menderita depresi berat (genetik)
mengkonsumsi obat-obatan antidepresi

E. Definisi Operasional
Barthel indeks adalah penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain
dalam meningkatkan aktivitas fungsional.
Nilai aktivitas kehidupan sehari-hari :
1. 100
: mandiri
2. 91-99
: ketergantungan ringan
3. 61-90
: ketergantungan sedang
4. 21-60
: ketergantungan berat
5. 0-20
: ketergantungan total
Depresi adalah gangguan mood yang ditandai dengan perasaan sedih, putus
asa, atau kehilangan semangat hidup. Pengukuran depresi dengan menggunakan
BDI yang terdiri dari 21 item, setiap item dibuat untuk memperkirakan gejala
spesifik yang biasanya terdapat pada orang depresi.
Setiap pertanyaan memiliki skala penilaian 0 sampai 3. Batas yang
digunakan untuk menentukan derajat depresi yaitu

23
Universitas Lambung Mangkurat

1.
2.
3.
4.

013: menunjukan tidak depresi


1419: menunjukan depresi ringan
2028: menunjukan depresi sedang
2963: menunjukan depresi berat

F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Pengurusan ethical clearence ke komisi etik penelitian kesehatan fakultas
kedokteran universitas lambung mangkurat, serta peneliti mengajukan izin ke
RSUD Ulin Banjarmasin.
2. Penelitian
Pasien hemodialisa dan keluarga akan diberi penjelasan mengenai prosedur
dan tujuan penelitian, serta diminta persetujuannya untuk diikutsertakan dalam
penelitian dengan menandatangani informed consent.
3. Pelaporan
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk menentukan
hubungan antar variabel. Hasil akan dilaporkan dan dibahas apakah sesuai
dengan hipotesis atau tidak.

Informed Consent

Pengukuran Data :

Pengolahan Data

Indeks Barthel dan

Analisis Data

BDI II

23
Universitas Lambung Mangkurat

Depresi Akumulasi data dan analisis data Kualitas hidup

Kesimpulan

Hasil
Gambar 4.1 Prosedur Penelitian

G. Pengumpulan dan Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul, sebelum dianalisa terlebih dahulu dilakukan
hal-hal sebagai berikut :
1. Editing
Editing data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data
dan keseragaman data. Dilakukan dengan mengkoreksi data yang diperoleh
meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan dan kecocokan data yang dihasilkan.
2. Coding
Memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data.
4. Tabulating
Penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

H. Analisis Data
Setelah data terkumpul dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan datadata yang terdapat pada kuesioner. Setelah data dipastikan lengkap lalu dilakukan
analisis data untuk mengetahui hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan

23
Universitas Lambung Mangkurat

26
tingkat depresi pada pasien hemodialisis si RSUD Ulin Banjarmasin
menggunakan Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (=0,05).

Universitas Lambung Mangkurat

I. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di ruang Hemodialisa RSUD Ulin Banjarmasin.
Penelitian akan dilaksanakan dari Agustus hingga September 2015 dengan rincian
kegiatan sebagaimana yang terdapat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian
No.
1.

Keterangan
Pengumpulan

Waktu
Maret April Mei Juni Juli Agusus September
dan

persiapan referensi
2.

Penyusunan proposal

3.
4.

Konsultasi
Pengumpulan data

5.

Pengolahan data

J. Biaya Penelitian
Penelitian inidiperkirakan memerlukan biaya sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Pengumpulan data awal
Rp.50.000,00
b. Penyusunan laporan
Rp 100.000,00
2. Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
Rp 150.000,00
b. Pengolahan data
Rp 150.000,00

23
Universitas Lambung Mangkurat

3. Penyusunan KTI
a. Perbaikan laporan akhir
b. Penyusunan dan penggandaan
Jumlah

Rp 50.000,00
Rp 200.000,00 +
Rp 700.000,00

23
Universitas Lambung Mangkurat

DAFTAR PUSTAKA
1.

Sadocks, Benyamin J and Virginia A. Theories of personality and


psychopathology, Mood Disorders, Kaplan & Sadocks: Synopsis of
psychiatry. New York. 2007;197: 527-55

2.

Saeed Z, Ahmad MA, Shakoor A, et al. Depression in patients on


hemodialysis and their caregiver. Departement of nephrology and psychiatry,
Federal sheikh zayed postgraduate medical institute, Lahore, national health
research complex, Federal sheikh zayed postgraduate medical institute,
Lahore, Pakistan. 2012;23(5):946-52.

3.

Khalil A. Amani, Lennie A. Terry, Frazier K. Susan. Understanding the


negative effects of depressive symptoms in patients with ESRD receiving
hemodialysis. Nephrology nursing journal.2010;37(3):289-308.

4.

Rahmadinie A. Hubungan antara lama menjalani hemodialisis dan kualitas


hidup pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis rutin di
ruang hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. 2011.

5.

Lubus NL. Depresi tinjauan psikologis. Kencana Prada Media Group. Jakarta:
2009.

6.

Rusdi M. Buku saku pedoman penggolongan diagnostik gangguan jiwa III


(PPDGJIII). Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya; 2013

7.

O'Sullivan, Susan B, Schmitz and Thomas J. physical rehabilitation, fifth


edition. Philadelphia. PA: FA Davis Company. 2007. 1383.

8.

Carroll D. Functional Evaluation: The Barthel Index. Retrieved 12 May


2011 . Setyopranoto I. Stroke: Gejala dan penatalaksanaan. CDK. 2011;
38(4): 247-50.

9.

Hawari D. Manajemen stress, cemas, dan depresi. Gaya Baru. Jakarta: 2006.

10. Kaplan, Saddock. Sinopsis psikiatry, ilmu pngetahuan perilaku psikiatri


klinis. Binarupa Aksara. Jakarta: 2003.
11. Beck, AT. Alford BA. Depression Causes and Treatment. Philadelpia:
University of Pennsylvania Press. 2009. Hal: 3 9.
23
Universitas Lambung Mangkurat

21
12. Kaplan, Harold I., S. Benjamin J., G. Jack A. Mood Disorder. Dalam:
Synopsis of Psychiatry (ed. I Made Wiguna S.). Tanggerang: Binarupa
Aksara. 2010. Hal:791-832
13. Agrell B, Dehlin O. Comparison of six depression rating scales in geriatric
stroke patients. American Heart Association 2000; 20:1190-4.
14. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of
mental disorders. 4th edition. Washington DC: American Psychiatric
Association, 2000.
15. Beck AT, AJ Rush, BF Shaw and D Emery. Cognitive therapy of depression.
New York: Guilford Press, 1979
16. Rabkin JG, Ferrando SJ, Lim S-H. Psychological effects of HAART: a 2-year
study. Psychosom Med 2000; 62:413-422.
17. Scalera A, Shear N. Use and sitation of beck depression inventory to assess
depression in HIV infection. Psychosomatic 2002; 43:1.
18. Hardywinoto, Setiabudi. Panduan Gerontologi. Gramedia. Jakarta :. 2005.
19. Brunner & Suddarth. Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Volume 1. EGC.
Jakarta: 2002.
20. Sugiarto, Andi. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan SehariHari Pada Lansia Dip Anti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan
Menggunakan Berg Balance Scale Dan Indeks Barthel. Semarang : UNDIP
2005.
21. Doulton TW, MacGregor GA. Blood pressure in hemodialysis patients: the
importance of the relationship between the renin-angiotensin-aldosterone
system, salt intake and extracellular volume. JRAAS 2004; 5: 14-22.
22. Tim Redaksi Vitahealth. Gagal ginjal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008.
23. Singh AK, Brenner BM. Dialysis in the treatment of renal failure. In:
Harrisons priciples of internal medicine. 16th ed. USA: McGraw-Hill, 2005.
24. Departement of Internal Medicine Lund Hospital. Nill allwall, the artificial
kidney and gambro, medicinska fakultaten lunds universitet, 2005.

Universitas Lambung Mangkurat

21
25. Moreira M, Raquel Blanco G. Assessment of health-related quality of life:The
cinderella of peritonealdialysis?. International Journal of Nephrology (IJON).
doi:10.4061/2011/528685
Robinson RG. Post-stroke depression: prevalence, diagnosis, treatment, and
disease progression Biol Psychiatry 2003; 54: 37

Universitas Lambung Mangkurat

23
Universitas Lambung Mangkurat

23
Universitas Lambung Mangkurat

23
Universitas Lambung Mangkurat

23
Universitas Lambung Mangkurat

23
Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai