1 A
1 A
sehingga tentunya berdampak pada perilaku dan peta persaingan bagaimana cara mengelola
perusahaan yang akhirnya berpengaruh pada perkembangan bisnis dunia.Suatu perusahaan terutama
perusahaan besar yang memiliki banyak kantor cabang di berbagai daerah hendaknya perlu mengetahui
dimana kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga dapat membuat suatu strategi efektif
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki agar dapat menempatkan diri pada persaingan bisnis dunia.
Dengan demikian kesinergian informasi antara perusahaan induk dengan kantor cabangnya dapat
berjalan dengan baik. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi, berperan penting untuk membantu
sistem informasi perusahaan yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan sehingga dapat
memberikan hasil yang nyata bagi perusahaan.Salah satu cara umtuk meningkatkan kinerja di suatu
perusahaan yaitu menentukan sistem informasi yang dirancang sesuai perkembangan organisasi bisnis
perusahaan dengan melakukan pendekatan modern yaitu Enterprise Architecture Planning (EAP) untuk
mendukung visi misi perusahaan yang harus diterjemahkan dalam beberapa sasaran, target dengan
ukuran-ukuran yang terperinci yang nantinya dapat digunakan sebagai pedoman langkah perusahaan
untuk mengarahkan dan mengorganisir rencana pengembangan sistem informasi terintegrasi. Tahapan
pembangunan EAP adalah tahap untuk memulai, tahap memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian
visi masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana dalam mencapai visi masa depan. Peta strategi
(Strategy Map) digunakan untuk menghubungkan antara arsitektur enterprise dengan langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh perusahaan. Peta strategi dapat dibedakan dalam 4 perspektif yaitu: (1)
Perspektif Finansial yang berisi obyektif apa saja yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan
finansial perusahaan, (2)Perspektif Pelanggan yang berisi obyektif apa saja yang harus diperhatikan
untuk mencapai tujuan kepada pelanggan perusahaan, (3)Perspektif Bisnis Internal perusahaan berisi
obyektif yang dihasilkan dari proses penciptaan nilai (value-creating process) dari (4)Perspektif
Pertumbuhan dan Pembelajaran yang terdiri dari tiga aset tidak nyata (intangible assets) yaitu kapital
manusia (human capital), kapital informasi (information capital), dan kapital organisasional (organizational
capital). Selanjutnya dengan menggunakan Balanced Score Card, perusahaan dapat mempertimbangkan
target pengukuran atas pencapaian langkah-langkah nyata yang harus dilakukan untuk mewujudkan
obyektif perusahan sehingga dapat diketahui kebutuhan Teknologi Informasi yang diperlukan oleh
perusahaan, yang nantinya akan dijelaskan dalam kapital informasi yang terdiri dari portofolio aplikasi.
Portofolio aplikasi dipetakan dalam tiga pemrosesan yaitu pemrosesan transaksi, pemrosesan analisis,
dan pemrosesan transformasional. Dalam capital informasi dapat diketahui kebutuhan portfolio aplikasi
yang diperlukan untuk menunjang pencapaian tujuan utama (goals) dari perusahaan tersebut. Hasil dari
perencanaan arsitektur enterprise berupa suatu blueprint (cetak biru) untuk arsitektur aplikasi serta
rencana implementasinya. Cetak biru menyediakan berbagai sudut pandang yang masing-masing
mengekspresikan kedetilan dari setiap level. Cetak biru arsitektur enterprise bertujuan untuk
menyediakan kebutuhan dengan tingkat kerincian yang memadai dalam menerapkan ide membangun
sistem.
2. Masalah Pelanggan
- Perbedaan metode interaksi bisnis-kebisnis dengan interaksi bisniskekonsumen
dapat menciptakan kesulitan bagi organisasi yang menggunakan
aplikasi ERP.
- Untuk mempermudah masalah, organisasi dapat memilih hanya
memperbolehkan transaksi bisnis-ke-bisnis untuk berhubungan dengan sistem
informasi perusahaan mereka.
Masa Depan Sistem Informasi Perusahaan
Pertumbuhan industri ERP lebih dari 30 persen per tahun, sehingga sulit untuk
membuat prediksi ke masa depan.
Ada dua arah yang sedang ditempuh industri tersebut untuk membuat prediksi ke
masa depan, yaitu :
- Pengembangan sistem informasi perusahaan yang lebih cepat.
- Perubahan yang lebih luas dari perencanaan sumber daya perusahaan menjadi
manajemen sumber daya perusahaan (gerakan untuk merencanakan dan
mengendalikan berbagai proses bisnis dengan mengendalikan deskripsi proses
dan data).
Alat alat pengembangan ERP yang dipercepat
Waktu dua tahun untuk penerapan SIM perusahaan terlalu lama bagi banyak organisasi . Mereka
mungkin memiliki pasar yang terlalu bergejolak , mereka mungkin organisasi kecil tanpa sumber daya
yang cukup untuk mendukung proyek selama dua tahun , atau mereka mungkin perlu bereaksi cepat
untuk mendukung SIM perusahaan pesaing . apa pun alasan nya , penjual ERP harus memuaskan
pelanggan untuk mempertahan kan pertumbuhan industri yang fenomenal .
KESIMPULAN
Sistem Infomasi Perusahaan adalah sistem berbasis computer yang dapat melaksanakan semua tugas
standar bagi seluruh unit organisasi secar terintegrasi dan koordinasi . system perencanaan sumber daya
perusahaan (ERP) adalah system yang memampukan manajemen berbagai proses internal organisasi .
memperluas konsep tersebut melampaui batas-batas organisasi melampaui control organisasi sangat
memperumit masalah . Sistem informasi ada karena perangkat keras computer yang penuh daya dan
realatif murah ,perangkat lunak system manajemen database yang canggih ,dan kebetulan organisasi
untuk memanfaatkan dat di seluruh proses bisnisnya. Banyak pendiri industri computer idak dapat
membayangka ndampak yang dibuat teknologi informasi pada pengambilan keputusan manajerial
.selama komputer dan perangakat lunak terus meningkat dayanya dan semakin murah , para manajer
haurs melihat ke masa depan dan mempersiapkan organisasi mereka untuk memanfaaatkan kemajuan
teknoologi Kebutuhan atas system informasi perusaaahaan begitu besar sehingga suatu industri baru
telah berkembang untuk menyediakan perangakat lunak ERP untuk mendukung sitem tersebut . industri
ini sudah besar dan berkembang sangat pesat .perangkat lunak yang dihasilkan oleh industri ini khusus
dan sangat mahal untuk dikembangkan . lima perusahaan mendominasi industri ini . yang terbesar
,SAP ,sam dengan gabungan empat penjual lain . Beberapa proyek SIM perusahaan gagal .hasil ini bias
sangat membebani perusahaan karenaitu begitu besarnya jumlah uang dan usaha manusia yang
diperlukan untuk menerapkan SIM perusahaan . Namun , manfaat potensialnya begitu besarnya
sehingga bahkan organisasi yangtelah gagal sering memulai prosesnya lagi . Di dalam model yang
dikemukakan dalam makalah ini adalah hasil kombinasi antara metodologi EAP dengan analisis portofolio
aplikasi. Kombinasi dilakukan secara serial dengan melakukan metode EAP terlebih dahulu. Pemahaman
atas proses bisnis yang dijalankan perusahaan merupakan hal kritis pada saat mengembangkan EAP.
Arsitektur yang dibuat seharusnya merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut, akan
tetapi kultur dan aturan perusahaan seringkali menghambat pelaksanaan identifikasi proses bisnis
tersebut.
Penjelasan tahapan-tahapan pada EAP dapat diperinci sebagai berikut:
a.
Inisiasi Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah pendefinisian lingkup dan sasaran perencanaan, penilaian faktorfakrot pendukung dan penghambat untuk perubahan melalui sistem informasi, dan pendefinisian visi dari fungsi
sistem informasi.
b.
Pemodelan Bisnis
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi sasaran perusahaan dan strategi pencapaiannya,
identifikasi unit-unit organisasi dan tujuan bisnis setiap unit, identifikasi program atau rencana bisnis, dan
pembuatan functional decompositionsampai tingkat yang memenuhi kebutuhan dan membuat relasi antara fungsifungsi terhadap unit-unit organisasi.
c.
d.
Arsitektur Data
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini identifikasi business object, definisi obyek melalui review bahan-bahan
pendukung, definisi relasi menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram), dan relasi obyek terhadap fungsi untuk
mendapatkan verifikasi relasi obyek dalam bentuk matriks. Kegiatan tersebut ditujukan untuk menangkap
kebutuhan data dalam skala enterprise sehingga pengembangan sistem pada sisi database dapat mengacu pada
arsitektur data secara konsisten.
e.
Arsitektur Aplikasi
Untuk mendefinisikan aplikasi yang akan dibangun dan menggambarkannya dalam bentuk arsitektur aplikasi, maka
pada tahap ini dilakukan kegiatan identifikasi calon-calon aplikasi, membuat definisi aplikasi, tujuan, deskripsi,
kemampuan, manfaat, kebutuhan operasional, skema arsitektur, dan melakukan identifikasi tiap unit aplikasi pada
aspek fungsi yang didukung, tipe aktivitas fungsi terhadap data (dalam CRUD matrix) dan relasi aplikasi terhadap
unit organisasi serta relasi terhadap sistem yang berlaku.
f.
Arsitektur Teknologi
Yang dimaksud arsitektur teknologi adalah definisi tentang teknologi atau platformyang mendukung bisnis. Hal-hal
yang dilakukan pada tahap ini adalah identifikasiplatform teknologi melalui pengkajian kemajuan, tren, laporan
dan proyeksi teknologi, menentukan hubungan teknologi alternatif terhadap baseline teknologi yang digunakan,
menentukan kriteria dan proses pemilihan teknologi, membuat relasi antara teknologi dengan arsitektur aplikasi,
melakukan evaluasi terhadap konsep arsitektur teknologi untuk menjamin kinerja dan konektifitas platform,
justifikasi terhadap tahap-tahap migrasi sistem, serta melakukan review terhadap sistem yang ada dibandingkan
dengan platform masa depan yang dituju.
g.
Rencana Implementasi/Migrasi
Tahapan ini ditujukan untuk mendefinisikan langkah-langkah pembangunan aplikasi dan perkiraan sumber daya
yang dibutuhkan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan aplikasi terhadap entity, penentuan
prioritas pembangunan, perencanaan konversi sistem, pengelompokan aplikasi dalam proyek-proyek, pentahapan
pembangunan teknologi, penjadwalan implementasi, pembuatan analisis pembangunan dan operasi, identifikasi
faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan proyek serta pembuatan rekompendasi untuk mengatasi kegagalan.
Salah
satu
tujuan
dari
menciptakan keselarasan
antara
bisnis
dan teknologi informasi bagi kebutuhan organisasi, penerapan arsitektur enterprise tidak terlepas dari bagaimana
sebuah
organisasi merencanakan
dan
merancang
arsitektur
suatu
enterprise
metodologi
yang
tersebut.
lengkap
Untuk
serta mudah
digunakan. Enterprise Architecture Planning atau sering disingkat dengan EAP, merupakan suatu metode yang
digunakan untuk membangun sebuaharsitektur informasi. Enterprise Architecture Planning atau EAP adalah
suatu metode pendekatan perencanaan kualitas data yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta bagaimana
cara implementasi dari arsitektur tersebut dilakukan sedemikian rupa dalam usaha untuk mendukung perputaran
roda bisnis dan pencapaian isi sistem informasi dan organisasi.
Penelitian yang pernah dilakukan dan dipublikasi yang berkaitan dengan tema EAP sebenarnya sangat banyak
sekali, namun pada artikel ini hanya disinggung beberapa saja diantaranya sesuai dengan kemudahan pencarian
dan yang saling berkaitan. Terdapat 3 (tiga) penelitian terdahulu yang disinggung pada artikel ini, yaitu:
Pertama, pada penelitian perancangan arsitektur enterprise yang dilakukan oleh Joko Triloka yang berjudul
"Pemodelan Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Terintegrasi Di Bidang Akademik
Menggunakan Enterprise Architecture
bisa digunakan
sebagai
panduan
Planning",
atau
alat
Joko
untuk
Triloka
mengemukakan
merencanakan,
bahwa
metode
tersebut
merancang, mengembangkan
dan
mengimplementasikan arsitektur sistem informasi untuk organisasi dan membaginya kedalam 3 (tiga) tahapan
penting dalam kaitannya dengan pemodelan arsitektur enterprise pada perguruan tinggi dengan studi kasus pada
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, arsitektur yang dijelaskan yaitu mengenai data, aplikasi dan teknologi yang
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan dan bisnis organisasi pada bagian akademik di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Pemakaian istilah
arsitektur
pada
penelitian
yang
dilakukan
tersebut
terdiri
dari arsitektur
data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi dimana dimaksudkan layaknya cetak biru, penggambaran, atau
model.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Meliana Christianti dan Radiant Victor Imbar, yang berjudul Pemodelan
Enterprise Architecture Zachman Framework pada Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas
Kristen Maranatha Bandung. Pada penelitian ini, Meliana Christianti dan Radiant Victor Imbar mengangkat tema
dengan tujuan untuk memperoleh dokumentasienterprise Architecture yang menggambarkan kondisi saat ini dari
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha Bandung dan efesisensi dan efektifitas sumber daya di
fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Tools atau alat analisis pada penelitian tersebut
adalah Zachman Frameworkuntuk menggambarkan Enterprise Architecture secara lengkap dan kompleks,
dan Enterprise Model dengan menggunakan Desain Use Case Sistem Akademik Terpadu (SAT) dan Activity
Diagram Sistem Akademik Terpadu (SAT).
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Bobi Kurniawan dengan judul Enterprise Architecture Planning Sistem
Informasi Pada Perguruan Tinggi Swasta DenganZachman Framework. Pada penelitian ini Bobi Kurniawan
menggunakan Zachman Framework untuk mengidentifikasi enam tingkatan arsitekur yang dimulai dengan tingkat
konseptual hingga detail rancangan dan konstruksi sebuah system dan Value Added Chain untuk membagi fungsifungsi utama di organisasi ke dalam dua kelompok besar, yaitu aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas
pendukug (support activities) sebagai instrumen penelitiannya. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Bobi Kurniawan
adalah
untuk
menghasilkan
sistem
informasi yang
terstruktur
dengan
2.
3.
Dan ruang lingkup pembahasan sebaiknya meliputi Bagian Akademik, Administrasi dan Keuangan, Bagian SDM
(Sumber
Daya
Umum saja,
karena
bagian-bagian
ini
sangat
tepat
untuk
melakukan pendekatan yang yang mencakup aspek data (informasi) dan proses bisnis, dan tidak mencakup aspek
lain dari arsitektur enterprise seperti arsitektur teknologi, aplikasi dan aktivitas bisnispada bagian pemasaran dan
bisnis lainnya.