Disusun Oleh :
Laras Cahyani Putri
21100113120050
merupakan
material
pembentuk
batupasir
yang
belum
terkompaksi dan masih dalam bentuk material yang terurai. Pasir itu sendiri
merupakan suatu bentuk ukuran dari material pembentuk batupasir (terdapat
dalam klasifikasi Wentwort,1922) mulai dari ukuran pasir sangat kasar hingga
pasir sangat halus. Material tersebut dapat berupa fragmen, matriks.
Penjelasan mengenai fragmen, matriks dan semen akan dijelaskan dibawah.
Batupasir merupakan tergolong batuan sedimen klastik, yang dimana
penyusunnya kebanyakan berupa berukuran pasir. Pembentukan batupasir
dominan terbawa oleh pergerakan air atau dipengaruhi oleh adanya arus
gelombang yang membawanya. Batupasir ini terbentuk dari material berupa
fragmen, matriks dan semen. Fragmen merupakan kerangka penyusun
batupasir yang ukurannya lebih besar dari material pembentuk lainnya, lalu
material yang lebih halus merupakan matriks dan material yang menyatukan
atau merekatkan antara fragmen dan matriksnya dinamakan semen. Semen
tersebut dapat bersifat karbonatan dan non karbonatan tergantung lokasi
pembentukan dari batupasir tersebut. Ukuran semen itu sendiri lebih kecil dari
pasir (silt dan mud).
Komposisi batupasir
Batupasir disusun oleh material fragmen yang berukuran pasir, matriks
yang berukuran lebih halus dari pasir dan semen yang berupa mineral yang
sangat halus dapat berupa karbonatm silika dan lainnya, yang berfungsi untuk
mengunci (interlocking) akibat reaksi kimia selama litifikasi. Fargmen yang
berukuran pasir tersebut dapat berupa mineral ataupun fragmen batuan (yang
berasal dari batulanau, batulempung atau batuan beku halus bertekstur afanitik
dan batuan metamorf yang bertekstur halus). Mineral-mineral paling umum
terdapat pada batupasir adalah kuarsa, feldspar dan beberapa jumlah kecil
mineral asesoris, fragmen batuan (rock fragmen atau lithic fragmen) disusun
oleh fragmen batuan beku bertekstur halus (andesit, basalt, tuf dan lainnya),
batuan metamorf (metakuarsit, schist, filit, slate dan argilit), dan batuan
sedimen yang bertekstur halus (pasir sangat halus, silststone, shale, dan chert,
batugamping).
berukuran butir dan dominan silika membuat batupasir ini sering disebut
sebagai batuan silisiklastik.
Mineral Primer
Komposisi mineral ini lebih dominan membentuk batupasir
-
Kuarsa
Mineral dengan resistensi tinggi terhadap pelapukan dan jumlahnya
melimpah di alam. Karena ketahanan terhadap abrasi dan resisten terhadap
reaksi kimia mengakibatkan disintegrasi. Kuarsa dapat berasal dari batuan
plutonik, terutama batuan yang tersusun oleh mineral felsik seperti granit
yang kaya akan kuarsa, selain itu dapat berasal dari batuan metamorf dan
batupasir sendiri yng umurnya lebih tua.
Feldspar
Mineral feldspar merupakan mineral yang tergolong melimpah di alam,
walaupun kekerasannya tidak setara dengan kuarsa namun karena
keberadaannya yang melimpah sehingga mineral ini mudah ditemui.
Mineral feldspar ini dapat berupa plagioklas dan k-feldspar (potasium
feldspar.
Mineral Accesories
Jumlahnya hanya sekitar 2-3% mengisi komposisi batupasir. Mineral ini
mengacu kepada mineral selain dua mineral yang disebutkan sebelumnya,
dapat berupa mineral silikat dalam deret bowen (deret olivin, piroksen,
hondblenda, biotit, muskovit) maupun mineral asesoris berupa mineral berat
serpeti zirkon, apatit, turmalin, korundum, atau intan dan logam ekonomis.
Mineral mafic pada seri bowen dapat hadir setelah melalui proses erosi saat
transportasi dan alterasi selama proses diagenesis. Sementara untuk mineral
berat yang memiliki sifat fisik keras dan berat jenisnya yang besar sehingga
tertransport dengan settling velocity (kecepatan jatuh) yang lebih besar dan
terendapkan lebih cepat sehingga tidak tertransport terlalu jauh sehingga
proses abrasi tidak terlalu dominan bekerja sehingga mineral ini masih dapat
ditemukan pada batupasir.
Mineral Autigenik
Mineral yang hadir secara insitu akibat kondisi kimia tertentu pada suatu
daerah. Mineral yang hadir dari proses diagenetik atau proses tertentu seperti
glaukonit, klorit, zeolit.
Fragmen Litik
Fragmen litik merupakan fragmen penyusun berupa fragmen batuan
dimana ukurannya yang berbeda sendiri dari ukuran butir disekitarnya.
Pecahan batuan sumber purba yang telah lapuk dan tertransport. Fragmen litik
ini berukuran berbagai jenis klastika sedimen yang terdapat pada skala
wentworth, dapat berupa bongkah, berangkal, kerakal, kerikil dan pasir.
[(Al,
Mg)8(Si4O10)3(OH)10.12H2O],
kaolinite
1. Pelapukan dan erosi dari batuan provenance. Dua jenis dari material
detrital mampu menjadi matriks batupasir ketika lapuk yaitu kelompok
filosilikat-lempung, mika dan klorit yang secara primer dapat menjadi
matriks dan fragmen batuan yang labil.
2. Dipengaruhi oleh proses kimia pada lingkungan pengendapan, sebagai
contoh kecepatan arus dan densitas yang mengontrol jumlah material
matriks berbutir halus yang tertransportasikan dan diendapkan bersama
pasir. Kontrol keasaman (pH), potensial oksidasi (Eh), stabilitas berbagai
fase mineral selama dan setelah pengendapan, stabilitas, filosilikat yang
dikontrol oleh kimia dari dasar air dan pori.
3. Proses diagenesis. Proses rekristalisasi, neokristalisasi dan deformasi
ringan. Fragmen material yang kaya akan lempung akan sangat produktif
dalam membentuk matriks. Feldspar yang ada dapatterkena alterasi dan
membentuk mineral lempung atau mika. Hasil presipitasi larutan
intergranular antar butir dan air laut dapat membentu klorit baru dan
lempung.
Gambar 1. nomenklatur pencapuran sedimen oleh Folk, dan Robinson (dalam Boggs,
2006 hal 129)
dan
well
rounded.
Selanjutnya
sortasi
(pemilahan)
yaitu
keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila
semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin
baik. Sortasi tersebut dibagi menjadi sortasi baik dan sortasi buruk. Tekstur
selanjutnya berupa kemas (fabric) yaitu hubungan antara masa dasar dengan
fragmen batuan/ mineralnya. Kemas dalam sedimen dibedakan menjadi dua
yaitu kemas terbuka, yaitu hubungan antara masa dasar dan fragmen butiran
yang kontras sehingga terlihat fragmen yang mengambang diatas masa dasar
batuan. Kemas tertutup, yaitu hubungan antara fragmen butiran yang relatif
seragam, sehingga masa dasar tidak terlihat.
Klasifikasi Mineralogi
Klasifikasi penamaan batupasir berdasarkan komposisi mineralogi dan
material penyusunnya salah satunya toblerone plot dari pettijohn (1975) atau
dikenal juga dengan QFL plot (Quartz, Feldspar, Lithic fragment) dan lain
sebagainya. komponen utama adalah tiga material kerangka penyusun
batupasir berukuran pasir yaitu kuarsa, feldspar, dan fragmen batuan (Fragmen
litik). banyak klasifikasi yang diutarakan oleh sedimentologis dan kesemuanya
bervariasi modelnya tapi tetap saja tiga komponen tadi (QFL) merupakan
unsur paling utama dalam klasifikasi manapun, pada toblerone plot nya
pettijohn menambahkan unsur matrik agar klasifikasi lebih sistematis bukan
terpaku hanya pada kompenen butiran kasar penyusun. Klasifikasi tersebut
berupa pembagian nama-nama batupasir seperti quartz arenite, quartz wacke,
feldspathic wacke, greywacke, lithic arenite, lithic wacke, dan lain sebagainya.
Plot QFL diatas, fragmen penyusun utama pasir dalam klasifikasi ada tiga
komponen yaitu kuarsa (Q), Feldspar (k-feldspar dan plagioklas yaitu F) dan
fragmen batuan (lithic fragment L), bidang lateral yang membentuk tobleron
adalah meningkatnya kandungan matrik dalam batuan, bila matrik kurang dari
15% maka batuan disebut batupasir arenite dan bila matrik barada pada
kisaran 15%-75% dinamakan batupasir wacke (greywacke) bila lebih dari
75% disebut mudstone (bukan pasir lagi udah gak ada yang kasar. selanjutnya
tiga komponen utama ini (QFL) menjadi panamaan bagian depan yang
dipadankan dengan sifat kandungan matriknya tadi (arenite dan wacke)
misalnya quartz arenite, quartz wacke, feldspahtic arente, dan sebagainya.
kuarsa menjadi dominasi dalam penamaan (menjadi quarzt arenite or wacke)
bila kandungannya terhadap komposisi batuan mencapai minimal 95%.
kemudian feldpar dikatakan akan menjadi batupasir feldspathic (arenite atau
wacke) bila kandungannya dalam fragmen mencapai minimal 25% dari total
fragmen penyusun, begitu juga dengan fragmen litik (fragmen batuan)
minimal harus 25% dari komposisi total fragmen penyusun. dan perbandingan
antara feldspar dan fragmen litik bila komposisinya melimpah lihat yang
dominan dengan batas perbandingan 50%.
istilah arkose sering digunakan geologis untuk penamaan lain dari feldspathic
arenite secara informal. istilah lainnya adalah greywacke merupakan istilah
informal untuk batupasir feldspathic wacke. umumnya graywacke ini
batupasir yang kaya matrik dengan komposisi apapun yang telah mengalami
deep burial (pembebanan dan tertimbun dalam/sudah mengalami diagenesis),
kaya klorit, berwarna abu abu gelap sampai hijau gelap, sangat kompak, dan
sangat padat. meskipun istilah ini masih menjadi kontroversi, karena lebih
baik menggunakan nama klasifikasi yang formal.
Gambar 6. Klasifikasi batupasir dari Dott (1964) yang dimodifikasi oleh Guilbert
(1982)
(Feldspar dan Litik) minimal 10% untuk memenangkan nama feldspathic atau
litik di depan.
Gambar 7. Klasifikasi Dott untuk sandstone bentuk lain dalam Raymon, 2002
pada klasifikasi folk dibedakan menjadi dua kelompok nama arkose dan
arenit, dan quartzarenite. kelemahannya matriks diabaikan pada klasifikasi
folk, tapi bukan berarti kadar matriks diabaikan dalam penjelasannya. kadar
matrik digunakan untuk mengetahui kadar kematangan (maturitas) dari
batupasir. Pada klasifikasi Folk ini semua yang berhubungan dengan feldspar
(kaya feldspar) maka batuannya akan disebut arkose. sedangkan untuk rock
fragmen (pengganti lithic fragment), akan jadi arenite dan turunannya. kadar
persentase kuarsa yang cukup tinggi bila mencapai 75% dan kandungan
fragmen lain (feldspar dan rock fragment) menurun maka batuannya diberi
nama jadi sub, subarkose dan sublitharenite. untuk kadar kuarsa >95%
dinamakan quartz arenite. Kemudian pemlotan dilakukan fokus pada tiga
komponen tersebut jadi komponen lain diabaikan, hingga jumlah ketiganya
100% untuk diplot pada diagram. Sementara fragmen lain yang tidak dapat
diplot dalam diagram (fosil, mineral berat) hanya dijadikan paramter
pembanding untuk formasi batuan lain.
REFERENSI
https://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/04/klasifikasi-batupasir.jpg
(diakses pada 24 mei 2015, pukul 17:25 WIB)
https://thekoist.wordpress.com/2012/04/26/tetek-bengek-2-komposisi-teksturstruktur-dan-klasifikasi-batuan-sedimen-batupasir/ (diakses pada 24 mei
2015, pukul 18:32 WIB)