Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN PRE EKLAMSI BERAT(PEB)

1)
Definisi
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
(Nanda, 2012)
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2008).
Pre eklamsi adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer
dkk, 2006).
Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan atau disertai udema pada kehamilan 20
minggu atau lebih (Asuhan Patologi Kebidanan : 2009).
Dasar Diagnosis Pre Eklamsia
Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria preeklamsia berat sebagaimana
tercantum dibawah ini. Preeklamsia digolongkan preeklamsia berat bila ditemukan
satu atau lebih gejala sebagai berikut
Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 110 mmHg.
Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat dirumah sakit
dan sudah menjalani tirah baring
Proteinuria lebih 5g/24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif
Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24 jam
Kenaikan kadar kreatinin plasma.
Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan
pandangan kabur.
Nyeri epigastrum atau nyeri pada kuadaran kanan atas abdomen ( akibat
teregangnya kapsula Glisson)
Edema paru-paru dan sianosis.
Hemolisis mikroangiopatik.
Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm atau penurunan trombosit dengan
cepat
Gangguan fungsi hepar ( kerusakan hepatoselular ): peningkatan kadar alanin
dan aspartate aminotransferase
Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat.
Sindrom HELLP. ( Ilmu Kebidanan, 2009:544-545)
Sectio Caesaria
2.2.1 Pengertian

Seksio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus. Pembedahan caesarea yang pertama dilakukan
di Amerika Serikat pada tahun 1827. (Harry Oxorn dkk 2010, Hal 634)
1. Istilah seksio sesarea
a. Seksio sesarea primer
b. Seksio sesarea Sekunder
2.2.2 Indikasi
a. Plasenta Previa Totalis
b. Panggul sempit (relatif dan absolut)
c. CPD
d. Ruptur uteri mengancam
e. Eklampsi
f. Terdapat bekas SC <2 tahun
g. Gagal induksi
h. Gawat janin
i.
Gagal vakum
j.
Malpresentasi Janin
1) Letak sungsang dengan TBJ >3500 gram anak pertama
2) Presentasi Dahi dan Muka
2.2.3 Jenis-Jenis Seksio Sesarea
1.
segmen bawah : insisi melintang
Abdomen dibuka dan uterus disingkapkan. Lipatan vesi couterina periteoneum
(bladder flap) yang terletak dekat sambungan segmen atas dan bawah uterus
ditentukan dan disayat melintang, lipatan ini dilepaskan dari segmen bawah dan
bersama-sama kandung kemih dorong kebawah serta ditarik agar tidak menutupi
lapangan pandangan. Pada segmen bawah uterus dibuat insisi melintang yang
kecil, luka insisi ini dilebarkan kesamping dengan jari-jari tangan dan berhenti
didekat daerah pembuluh-pembuluh darah uterus. Kepala janin yang pada sebagian
besar kasus terletak dibalik insisi diekstraksi atau didorong, diikuti oleh bagian
tubuh lainnya dan kemudian pasenta serta selaput ketuban. Insisi melintang
tersebut ditutup dengan jahitan catgut bersambung 1 lapis atau 2 lapis. Lipatan
vesikouterina kemudian dijahit kembali pada dinding uterus sehingga seluruh luka
insisi terbungkus dan tertutup dari rongga peritoneum generalisata. Abdomen
ditutup lapis demi lapis.
2.
Sekmen bawah: insisi membujur
Insisi membujur mempunyai keuntungan yaitu kalau perlu luka insisi bisa di
perlibar keatas. Pelebaran ini diperlukan kalau bayinya besar, pembentuksn sekmen
bawah jelek, ada malkosisi janin seperti letak lintang atau kalau ada anomali janin
seperti kehamilan kembaryang menyatu (conjoined twins).

Salah satu kerugian yng utamanya adalah perdarahan dari tepi sayatan yang
lebih banyak karena terpotongnya otot. Sering juga luka insiisi tanpa dikehendaki
meluas kesegmen atas sehingg nilai penutupan retropenitoneal yang lengkap akan
hilang.
3.
sectio caesarea klasik
insisi longitudinal di garis tengah di buat dengan skalpel kedalam dinding
anrerior uterus dan di lebarkan ke atas serta ke bawah dengan gunting berujung
tumpul di perlukan luka insisi lebar karena bayi sering di lahirkan dengan bokong.
Janin serta plasenta di keluarkan dan uterus di tutup dengan jahitan 3 lapis.
4.
Sectio ceasarea exrtaperitoneal
Pembedahan extraperitoneal di kerjakan untuk menghindari perlunya
histeriktomi pada kasus yang mengalami infeksi luas dengan mencegah peritonitis
generalisata yang sering bersifat fatal. Ada beberapa metode sectio ceasarea
extraperitoneal seperti metode waters, latzkao dan norton.
Tehnik pada prosedur ini relatif sulit, sering tanpa sengaja masuk ke dalam
cavum peritoni, dan insidensi cedera vesika urinaria meningkat. Perawatan prenatal
yang lebih baik, penurunn insidensi kasus yang terlantar, dan tersedianya darah
serta antibiotik telah mengrangi perlunya tehnik extraperitoneal.
5.
Histeroktomi caesarea
Pembedahn ini merupakan sectio ceaserea yang
dilanjutkan dengan
pengeluaran uterus. Akan tetapi, karena pembedahan sub total lebih mudah dan
dapat di kerjakan dengan cepat maka pembedahan sub total dapat terjadi prosedur
pilihan kalau terdapat perdarahan hebat dab pasiennya syok, atau pasien dalam
keadaan jelek akibat sebab-sebab lain. Tujuan pembedahan adalah menyelesaiakan
secepat mungkin. (Harry Oxorn dkk 2010)
2.2.4 Tujuan seksio
a.
Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan
menghentikan perdarahan.
b.
Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan serviks uteri, jika janin
dilahirkan pervaginam.
2.2.5 Nasihat Pasca Operasi
a.
Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang dua tahun, dengan memakai
kontrasepsi.
b.
Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik.
c.
Dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit yang besar.
2) Anatomi Fisiologi
Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan dengan
beberapa sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini
terjadi dalam rangka persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk

bersalin, perkembangan payudara untuk pembentukan/produksi air susu selama


masa nifas. (Salmah dkk, 2006, hal.47)
a.
Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen
dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya
disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus.Pada bulan-bulan pertama kehamilan
bentuk uterus seperti buah advokat, agak gepeng.Pada kehamilan 4 bulan uterus
berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti
telur. (Wiknjosastro, H, 2006, hal. 89)
Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :
1)
Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba
2)
Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek fundus uteri
berada di belakang simfisis.
3)
Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus uteri 1-2 jari di
atas simfisis pubis.
4)
Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis dengan
pusat.
5)
Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.
6)
Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
7)
Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
8)
Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan prosessus
xypoideus.
9)
Kehamilan 36-38 minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosessus
xypoideus.
10) Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di bawah
prosessus xypoideus. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal. 90-91 dan Mandriwati, G. A.
2008. Hal. 90).
b.
Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen
sehingga tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Tanda ini disebut tanda
Chadwick. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
c.
Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.Namun akan mengecil
setelah plasenta terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta. (Wiknjosastro,
H. 2006. Hal .95)
d.
Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang akibat
hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum

e.

f.

g.

h.

i.

j.

mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak lebih hitam karena


hiperpigmentasi. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula.Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan
cardiac output yang meninggi kira-kira 30%. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).
Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak
nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus tertekan
oleh uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96)
Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena
hormon estrogen yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus juga menurun.Pada
bulan-bulan pertama kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari
yang dikenal sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering dan banyak
dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus
yang membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan, namun akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena
bagian terendah janin mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal. 97)
Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang dikeluarkan
oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi,
pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Namun Pada kulit perut
dijumpai perubahan kulit menjadi kebiru-biruan yang disebut striae livide.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga 15-20
%.Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada kehamilan
trimester akhir.Protein yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk
perkembangan badan, alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan
pula untuk laktasi nanti.Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan
tulang terutama pada trimester ketiga.Dengan demikian makanan ibu hamil harus

k.

3)

a.

b.

c.
4)

mengandung kalsium, paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat


diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang tertahan untuk keperluan janin sehingga janin
tidak akan mengganggu kalsium ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat
besi sebanyak 800 mg untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai
persiapan agar tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal. 98)
Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu
terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah 4 kg dalam
kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam
trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg. (Salmah, Hajjah.2006. Hal.60-61)
Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada
penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada
berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole,
retensi Na dan air dan coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini,
akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai
preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,
Vasospasmus menyebabkan :
Hypertensi
Pada otak (sakit kepala, kejang)
Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
Pada hati (icterus)
Pada retina (amourose)
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia
yaitu :
Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa
Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus
Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
Factor Perdisposisi Preeklamsi : Molahidatidosa, Diabetes mellitus, Kehamilan
ganda, Hidrocepalus, Obesitas, Umur yang lebih dari 35 tahun
Klasifikasi

a.
1)

2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
5)
5)
a.
b.
c.
1)
2)
3)
4)
d.
1)
2)
6)

Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :


Preeklamsi Ringan :
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi berbaring
terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, kenaikan sistolik 30
mmHg/lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan
dengan jarak periksa 1 jam, dan sebaiknya 6 jam.
Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan kuwalitatif 1+ &
2+ pada urine kateter atau midstream.
Preeklamsi Berat
TD 160/110 mmHg atau lebih
Proteinuria 5gr atau lebih perliter
Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada efigastrium
Terdapat edema paru dan sianosis
Manifestasi Klinis
penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu
beberapa kali.
Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka.
Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
TD > 140/90 mmHg atau
Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
Diastolik>15 mmHg
tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai sebagai
preeklamsi
Proteinuria
Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau pemeriksaan
kuwalitatif +1 / +2.
Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter atau urine
porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.
Patofisiologi
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada
beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami
spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan
perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan
dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.

Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan


pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia (Cunniangham,2003).
Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon
terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan) yang dapat
menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan
perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit
kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis
hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati.
Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskuler,
meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.
Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trobositopeni.
Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat
bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).
Pemeriksaan Penunjang
a.
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat
hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit
menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7
mg/100 ml
b.
USG : untuk mengetahui keadaan janin
c.
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
9)
Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain
atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver
Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular
Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan
kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi
uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.
10)
Penatalaksanaan
a.
Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia
1)
Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2)
Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3)
Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin
terhambat, hipoksia sampai kematian janin)

4)

Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin
setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih
berat jika persalinan ditunda lebih lama.
b.
Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
1)
Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin
2)
Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak perlu
dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100
mmhg).
3)
Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari dan
minimal 8 jam pada malam hari)
4)
Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
5)
Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
6)
Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat antihipertensi
: metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5-10
mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5 mg/hari
(max.30 mg/hari).
7)
Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
8)
Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu
9)
Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2
minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturutturut, atau pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat. Berikan juga obat
antihipertensi.
10) Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia
berat. Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
11) Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali ditemukan
pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia, atau
indikasi terminasi lainnya. Minimal usia 38 minggu, janin sudah dinyatakan matur.
12) Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau dengan
bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala ii.
c.
Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan
diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif berarti :
kehamilan dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap
pemantauan janin dengan klinis, USG, kardiotokografi.
1)
Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di daerah
kamar bersalin.Tidak harus ruangan gelap.Penderita ditangani aktif bila ada satu
atau lebih kriteria ini.

Ada tanda-tanda impending eklampsia

Ada hellp syndrome


Ada kegagalan penanganan konservatif
Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr
Usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus
dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2
gram intravena diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan
sebanyak 2 gram per jam drip infus (80 ml/jam atau 15-20 tetes/menit). Syarat
pemberian MgSO4 : frekuensi napas lebih dari 16 kali permenit tidak ada
tanda-tanda gawat napas diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam sebelumnya
refleks patella positif. MgSO4 dihentikan bila : ada tanda-tanda intoksikasi atau
setelah 24 jam pasca persalinan atau bila baru 6 jam pasca persalinan sudah
terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4 yaitu Ca-glukonas 10%
(1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%, diberikan intravena dalam 3 menit).Obat anti
hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau tekanan
darah diastolik lebih dari 110 mmHg.Obat yang dipakai umumnya nifedipin
dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi
tambahan 10 mg lagi. Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu,
dilakukan induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kateter Folley, atau
prostaglandin E2. Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi atau
ada kontraindikasi partus pervaginam.Pada persalinan pervaginam kala 2, bila
perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.
2)
Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending
eclampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan penanganan konservatif.Medisinal
: sama dengan pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai
tanda-tanda pre-eklampsia ringan, selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah
24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan
pengobatan dan harus segera dilakukan terminasi. jangan lupa : oksigen dengan
nasal kanul, 4-6 l / menit, obstetrik : pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. bila
ada indikasi, langsung terminasi.
Menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan.
Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari
perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring.Diet tinggi
protein, dan rendah lemak, karbohidat, garam dan penambahan berat badan yang
tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita tanpa
memberikan diuretika dan obat anthipertensi, memang merupakan kemajuan yang
penting dari pemeriksaan antenatal yang baik. (Wiknjosastro H,2006).

11) Konsep Dasar Keperawatan


1.
Pengkajian
1)
Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun, Jenis
kelamin,
2)
Riwayat Kesehatan

keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit


kepala,

Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri


epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur

Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,


hipertensi kronik, DM

Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion


serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya

Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan

Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,
oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
3)
Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat
kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
4)
Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah
ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan
kontrasepsi.
5)
Pola aktivitas sehari-hari
a.
Aktivitas
Gejala
:
Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan atau
penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-.
Tanda
: Pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
b.
Sirkulasi
Gejala
: Biasanya terjadi penurunan oksegen.
c.
Abdomen
Gejala :

Inspeksi :
Biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, apakah adanya sikatrik
bekas operasi atau tidak ( - )

d.
e.
f.
g.
h.

i.
j.
k.
6)
a.
b.
c.

Palpasi :
Leopold I :
Biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus teraba massa besar,
lunak, noduler
Leopold II :
Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian bagian kecil janin di sebelah
kanan.
Leopold III :
Biasanya teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV :
Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
Auskultasi :
Biasanya terdengar BJA 142 x/1 regular
Eliminasi
Gejala :Biasanya proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguria
Makanan / cairan
Gejala :Biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan , muntah-muntah
Tanda :Biasanya nyeri epigastrium,
Integritas ego
Gejala : Perasaan takut.
Tanda :Cemas.
Neurosensori
Gejala : Biasanya terjadi hipertensi
Tanda :Biasanya terjadi kejang atau koma
Nyeri / kenyamanan
Gejala : Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan
penglihatan.
Tanda :Biasanya klien gelisah,
Pernafasan
Gejala : Biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki, Whezing, sonor
Tanda :Biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising atau tidak.
Keamanan
Gejala :Apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
Pemeriksaan Fisik (Persistem)

Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang dari
14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan aktifitas, krekes
mungkin ada, adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.

Sistem cardiovaskuler
Inspeksi :
Apakah Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.
Palpasi :
o Tekanan darah : Biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD, melebihi
tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,
o Nadi
: Biasanyanadi meningkat atau menurun
o Leher
:
Apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena Jugularis, jika
ada bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami gangguan. Edema
periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin
Auskultasi :Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui adanya
fotal distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.

System reproduksi
a. Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.
b. Genetalia
Inspeksi : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah, adakah
pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
c. Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema, periksa bagian
uterus biasanya terdapat kontraksi uterus

Sistem integument perkemihan


a. Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat gangguan
filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan natrium, (Fungsi ginjal menurun).
b. Oliguria
c. Proteinuria

Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki

Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri atas), anoreksia,
mual dan muntah.

Pengelompokan Data
a.
Data Subyektif
Biasanya ibu mengeluh Panas

b.

2.

Biasanya ibu mengeluh sakit kepala


Biasanya ibu mengeluh nyeri kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin
Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
Biasanya mengeluh nyeri
Skala nyeri (2-4)
Klien biasanya mengatakan kurang nafsu makan
Klien biasanya sering mual muntah
Klien biasanya sering bertanya
Klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan
Data Obyektif
Biasanya teraba panas
Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak kejang
Biasanya ibu tampak lemah
Biasanya penglihatan ibu kabur
Biasanya klien tampak cemas
Biasanya klien tampak gelisah
Biasanya klien tampak kurus,
biasanya klien tampak lemah, konjungtiva anemis.
Tonus otot perut tampa tegang
Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya tamapa cemas
Biasanya DJJ bayi cepat >160
Bisanya ibu tampak meringis kesakitan
biasanya ibu tampak cemas
Bianyasa skala nyeri 4 = nyeri berat (skala nyeri 1-5)
aktivitas janin menurun
DJJ meningkat >160
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang bisa didapat dari pengkajian diatas yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi,
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan
Kognitif.

Anda mungkin juga menyukai