Anda di halaman 1dari 8

ACARA VI

AKLIMASTISASI ANGGREK
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan metode perbanyakan vegetatif dengan
menumbuhkan sel, organ atau bagian tanaman dalam media buatan secara
steril dengan lingkungan yang terkendali. Kultur jaringan memiliki teknik
perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti
daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media
buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam
wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat
memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip
utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang
dilakukan di tempat steril.
Aklimatisasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan pada
pada tahap akhir kultur jaringan. Aklimatisasi adalah upaya penyesuaian
atau

adaptasi

suatu

organisme

terhadap

lingkungan

yang

baru

dimasukinya. Kegiatan Aklimatisasi bertujuan untuk mengkondisikan


material tanaman tersebut agar dapat bertahan hidup pada kondisi aslinya.
Proses aklimatisasi pada umumnya dilakukan dengan penananaman
material pada media di unit seleksi dan pembibitan, penyungkupan
material tanaman, penjarangan tanaman dalam polybag, perawatan yang
meliputi pemupukan dan penyiraman, dan monitoring terhadap tanaman
2

hingga siap ditanam di lingkungan aslinya. ( Trimanto, 2013)


Tujuan Praktikum
a. Mengetahui teknik aklimatisasi pada tahapan akhir dari kultur jaringan
b. Meningkatkan pemahaman dan memberikan ketrampilan melakukan
aklimatisasi anggrek
c. Mengetahui adaptabilitas plantet anggrek pada tahap aklimatisasi

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Sub Kultur dilaksanakan pada hari Selasa, 16 April 2015


pukul 09.00 - 13.00 WIB di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B Tinjauan Pustaka
Dendrobium merupakan salah satu anggrek yang berpotensi untuk
terus dikembangkan karena memiliki beragam jenis bentuk, warna dan
ukurannya. Selain itu anggrek dendrobium juga dapat dijadikan sebagai bunga
potong maupun sebagai bunga pot. Produksi anggrek potong tahun 2007
menduduki urutan ke 5 setelah gladiol yaitu sebanyak 9.484.393. Dendrobium
adalah anggrek yang bersifat epifit, yang hidupnya menempel pada batang,
dahan, atau ranting pohon yang sudah mati. akarnya sebagian menempel pada
medianya sebagian menjuntai bebas di udara. Anggrek juga dapat menempel
pada pohon yang masih hidup tanpa mengganggu pertumbuhan inangnya.
Fungsi utama media tanam anggrek terutama untuk menopang tegaknya
tanaman sehingga suplai hara yang utama diberikan melalui daun. ( Andalasari
et al, 2014)
Aklimatisasi yaitu proses pemindahan tanaman hasil kultur jaringan ke
media tanah, pasir, kompos, pupuk kandang, dan bahan lainnya. Proses
aklimatisasi perlu di lakukan karena tanaman yang berasal dari kultur in vitro
sangat berbeda dengan tanaman yang di kultur secara in vivo di lihat dari
struktur daun, akar, dan proses simbiosis. Daun tanaman hasil kultur in vitro
memiliki kutikula (lapisan lilin) yang tidak berkembang baik akibat
kelembaban yang tinggi (90 100 %) di dalam kultur in vitro menyebabkan
tanaman hasil kultur jaringan ( in vitro) terjadi proses transpirasi yang
berlebihan jika di kulturkan langsung di lapang. Proses transpirasi yang
berlebihanmenyebabkan sel sel hilang keseimbangan dalam proses
metabolism dan tidak dapat di imbangi oleh proses serapan air sehingga
menyebabkan sel sel mengalami kematian yang akhirnya menyebabkan
kematian tanamannya. (Barahima, 2011)
Daun tanaman yang di kultur secara in vitro memiliki struktur daun
yang tipis, lembut, dan kegiatan fotosintesis tidak begitu aktif sehingga tidak

dapat beradabtasi secara langsung pada kondisi iklim in vivo. Tanaman hasil
kultur jaringan memiliki sel palisade yang jumlahnya sedikit dan kecil untuk
dapat menerima sinar matahari secara efektif. Stomata tidak aktif melakukan
fungsinya pada tanaman hasil kltur jaringan. Akibat stomata tidak aktif
menyebabkan tanaman hasil kultur jaringan akan mengalami stress air yang
berlebihan setelah beberapa jam di media aklimatisasi atau di lapangan.
Jaringan pembuluh yang menghubungkan antara akar dan daun kurang
berkembang dengan baik yang menyebabkan serapan air dari akar ke daun
mengalami hambatan sehingga tidak dapat beradabtasi secara langsung pada
kondisi in vivo. Di samping itu, tanaman yang di kultur secara in vitro bersifat
heterotrophy (kebutuhan untuk tumbuhan tersedia dan terpenuhi), sementara
pada kondisi in vivo harus bersifat autotrph (kebutuhan untuk tumbuh tidak
tersedia dan harus mencari sendiri melaui perpanjangan akar).
C Alat, Bahan dan Metode
1 Alat
a. Pot
b. Kawat
c. Peralatan diseksi, yaitu pinset besar/kecil dan scalpel
d. Tang
2 Bahan
a. Plantet anggrek
b. Media tanam : Sabut Aren, Arang
c. Fungisida dan bakterisida
d. Aquadest steril
3 Cara Kerja
a. Menyiapkan media tanam aklimatisasi dengan arang, sabut aren yang
diletakkan pada pot (gelas plastik)
b. Mengambil plantet anggrek dari dalam botol dengan sangat hati-hati
c. Mebersihkan planlet dari sisa-sisa media agar sampai bersih, bila perlu
dicuci dengan mengunakan air bersih.
d. Tanam planlet pada media yang sudah disiapkan
e. Lakukan pengamatan pada tanaman selama 5 minggu, jumlah daun,
akar dan tunas.
D Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Pengamatan Aklimatisasi Anggrek

Saat Muncul (HST)


Eksplan

Anggrek
I

Anggrek
II

Anggrek
III

Anggrek
IV

Jumlah

Keterangan

Akar

Tunas

Daun

Kalus

Akar

Tunas

Daun

Kontam
(bakteri/jamur)/
Hidup

23 April 2015

Hidup

30 April 2015

Hidup

06 Mei 2015

Hidup

14 Mei 2015

Hidup

21 Mei 2015

Hidup

23 April 2015

Hidup

30 April 2015

Hidup

06 Mei 2015

Hidup

14 Mei 2015

Hidup

21 Mei 2015

Hidup

23 April 2015

Hidup

30 April 2015

Hidup

06 Mei 2015

Hidup

14 Mei 2015

Hidup

21 Mei 2015

Hidup

23 April 2015

Hidup

30 April 2015

Hidup ( layu)

06 Mei 2015

Tanggal

Hidup

14 Mei 2015

Hidup

21 Mei 2015

Hidup

Sumber : Laporan sementara

Gambar 6.1 Kondisi terakhir aklimatisasi anggrek (36 HST)


2

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan aklimatisasi anggrek pada minggu
pertama keadaan anggrek masih bagus, pada minggu kedua anggrek ke 4
mulai kering tapi masih hidup, untuk ke 3 anggrek yang lain masih bagus.
Sampai minggu kelima, ke empat aklimatisi anggrek tumbuh dengan baik.

Anggrek yang agak kering dengan penyiraman teratur dapat tumbuh


dengan baik lagi.
Handayani (2011), menyatakan aklimatisasi merupakan kegiatan
memindahkan plantet dari dalam botol ke dalam pot untuk selanjutnya
dipelihara dalam screen house agar suhu, kelembabanya dapat diatur dan
terkontrol dengan baik. Apabila habitatnya sesuai maka angrek dapat
tumbuh subur, sehat dan daunnya hijau segar. Aklimatisasi berarti melatih
tanaman yang sebelumnya ditumbuhkan di dalam botol kultur dengan
suplai media yang lengkap agar dapat tumbuh secara mandiri dan
berfotosintesis dalam kondisi eksternal
Adapun hal yang harus di perhatikan dalam aklimatisasi a).
Pencucian plantlet diusahakan sampai bersih karena media kultur
mengandung gula yang dapat menarik mikroba. b). Diperlukan screen
house untuk melindungi tanaman mini. c). Kelembaban yang kurang
dalam pertumbuhan plantet akan menyebabkan kelayuan dan akhirnya
mati. d). Perlu penyiraman berkala untuk pengaturan temperatur.
Tanaman hasil kultur jaringan perlu waktu ekstra untuk dapat
beradaptasi pada kondisi iklim in vivo. Waktu ekstra yang di perlukan yaitu
diperlukan secara berangsur-angsur atau beberapa tahapan proses untuk
dapat mencapai kondisi in vivo 100%. Akar tanaman hasil kultur jaringan
kondisinya lemah dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya pada kondisi
in vivo (sangat sedikit akar rambut sampai tidak ada akar rambut). Akar
yang terbentuk dalam kultur in vitro segera mati sesaat dalam proses
aklimatisasi dan selanjutnya akan segera terbentuk akar baru di dalam
tanah. Kurang berkembangnya system perakaran membuat kesulitan untuk
tumbuh secara in vivo tanpa mengalami proses aklimatisasi (Barahima
2011).
Widiastoety (2004) menyatakan bahwa media tumbuh tanaman
anggrek selain sebagai penyedia air dan unsur hara juga sebagai tempat
melekatnya akar dan tempat berdirinya tanaman. Tanaman anggrek yang
ditanam pada media sabut kelapa atau sabut aren agar mampu berdiri tegak
sehingga tanaman dapat memanfaatkan cahaya matahari dan udara dengan

lebih banyak. Arang berfungsi sebagai penahan sabut agar tidak langsung
tercelup air dan terlalu lembab sehingga memicu tumbuhnya jamur dan
akar yang membusuk.
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan, yaitu:
a. Aklimatisasi anggrek pada minggu pertama keadaan anggrek masih
bagus, pada minggu kedua anggrek ke 4 mulai kering tapi masih hidup,
Anggrek yang agak kering dengan penyiraman teratur dapat tumbuh
dengan baik lagi.
b. Aklimatisasi berarti melatih tanaman yang sebelumnya ditumbuhkan di
dalam botol kultur dengan suplai media yang lengkap agar dapat
2

tumbuh secara mandiri dan berfotosintesis dalam kondisi eksternal


Saran
Perlu penyiraman berkala, sehingga kelembabanya terjaga.
Kelembaban yang kurang dalam pertumbuhan plantet akan menyebabkan
kelayuan dan akhirnya mati.

DAFTAR PUSTAKA
Andalasari, T. D,. Yafisham. Nuraini. 2014. Respon Pertumbuhan Anggrek
Dendrobium Terhadap Jenis Media Tanam Dan Pupuk Daun. Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan Vol. 14 (1): 76-82
Barahima, Abbas. 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Bandung :
Alpabeta
Handayani, R. F. 2011. Proses Aklimatisasi Kultur Jaringan Anggrek Di
Laboratorium Kultur Jaringan Unit Wonocatur, Banguntapan, Bantul,
Yogjakarta.
Tugas
akhir.
Surakarta:
UNS.
(http://eprints.uns.ac.id/5784/1/204190811201112011.pdf diakses 04 Mei
2015 jam 04.30 WIB)
Trimanto. 2013. Aklimatisasi Tumbuhan Hasil Eksplorasi Dan Perbanyakan
Tanaman Unit Seleksi Dan Pembibitan Kebun Raya Purwodadi. Seminar
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 18-177.
Widiastoety, Dyah. 2004. Bertanam Anggrek. Jakarta :Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai