Anda di halaman 1dari 3

Bismillahir rahmanirrahiim,

Wa la nabluwannakum bi syai-im minal khaufi wal juui wa naqsim minal amwali wal unfusi
watsamarati, wa basyirish shabirin, Aladzina idza ashabathum musibah qalu inna llillahi wa
inna illahi rojiun, ulaaika alaihim shalawatum mirrabihim wa rahmah wa ulaaika hummul
muhtaduun (QS 2.155,156)
(Dan sungguh Allah akan mencoba kamu dengan sesuatu dari ketakutan, kelaparan, harta, jiwa
dan buah-buahan, dan sampaikanlah kabar gembira bagi orang yang sabar yaitu orang yang
apabila tertimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami
kembali, merekalah orang-orang yang akan mendapat ampunan dan Rahmat dari Allah dan
merekalah orang yang mendapat petunjuk).
Assalamualaikum Wr Wb
Fenomena hidup atau masalah yang mengiringi kehidupan umat manusia di bumi Allah ini
senantiasa timbul ber-variasi seiring dengan perkembangan IPTEK dan perkembangan zaman.
Hal ini membawa kepada konsekwensi problem hidup yang semakin komplek.
Disisi lain sifat-sifat buruk yang ada dalam diri setiap umat manusia serta lemahnya IMTAQ
sering kurang dipahami bahkan terabaikan, sehingga menjadi faktor yang menyebabkan
timbulnya berbagai masalah atau cobaan didalam perjalanan hidup ini. Belum lagi kerusakan
alam yang diakibatkan oleh ulah manusia cenderung semakin tidak terkontrol, sehingga
menimbulkan terjadinya ketidak seimbangan alam yang tentunya berdampak kepada timbulnya
berbagai musibah.
Dalam surat Al Baqarah ayat 155,156 berisi peringatan mengenai adanya konsekwensi
kehidupan manusia sebagai hamba allah dimuka bumi ini, agar dapat berhikmah serta dapat
membawa diri, tawakal dan sabar dalam menghadapi cobaan dan menjalani pengabdian hidup
yang digariskan oleh Allah SWT.
Artinya bahwa dalam kehidupan ini cobaan/masalah satu persatu akan timbul/ditemui serta
mutlak harus dihadapi dan diatasi atau dicari solusinya.
Oleh karena besar kecilnya cobaan/masalah jika sudah ditemui/terjadi tidak bisa dirubah, maka
diri kitalah yang harus merubah serta memotivasi diri untuk meningkatkan wawasan ilmu
(IPTEK & IMTAQ) serta kepahaman nilai kehidupan agar dapat mengatasi problem hidup
dengan sabar, tawakal dan solusi yang terbaik.
Pendek nalar dan emosional akan mengakibatkan timbulnya masalah yang lebih banyak lagi
yang harus dihadapi bahkan dapat menimbulkan beban disisi yang lain (stress, depresi, gundah,
khawatir dll).
Allah berfirman Laayukalifullahu nafsan illa wushaha (QS 2.286)
Allah tidak akan menguji seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ujian/percobaan
dalam pengertian umum berarti sesuatu yang dicoba/diujikan/dinilai untuk mendapatkan suatu
standar ukuran tertentu, sehingga dapat diperoleh tingkat-tingkat kualitas yang diakui sesuai
peruntukannya dan kegunaannya.
Ujian atau Cobaan dalam kehidupan umat manusia pada hakekatnya mirip dengan pengertian
umum sebagaimana uraian tersebut, namun perlu pemahaman lebih mendalam. Cobaan atau
musibah adalah suatu keadaan/kejadian yang berakibat timbulnya masalah dan tanggung jawab
kehidupan bagi umat manusia.
Cobaan atau musibah diantaranya dapat ditinjau dari hal-hal sbb :

Pertama, adalah musibah yang disebabkan oleh perilaku manusia sendiri seperti ceroboh, lalai,
salahguna jabatan/fungsi, kebodohan, kedholiman, pelanggaran hak, keserakahan serta
pengingkaran yang dilakukan oleh manusia terhadap ketentuan Allah atau Al-Quran yang
berdampak pada masyarakat sekitar.
Kedua, adalah musibah yang disebabkan oleh hewan seperti wabah penyakit, hama, bakteri dll.
Ketiga, adalah masalah yang disebabkan karena fenomena alam seperti badai, gempa bumi,
petir, suhu panas/dingin dsb.
Kesimpulannya adalah bahwa cobaan/ujian adalah konsekwensi hidup sebagai umat manusia
yang sudah menjadi kodrat perjalanan hidup umat manusia, karena cobaan tidak selalu berarti
kesusahan akan tetapi juga bisa berupa kesenangan, jabatan, harta, isteri, anak.
Harta dan segala yang bersifat phisik dapat hilang dalam sekejab, akan tetapi ilmu dan amalamal kita akan tetap lestari sampai hari akhir. Cobaan juga bermakna sebagai ujian keimanan
serta pelajaran bagi kita semua. Hakikinya semua cobaan kesusahan atupun kesenangan terjadi
karena atas izin atau kehendak Allah SWT semata, bukan yang lain.
Pangkalnya adalah sejauh mana manusia dapat memahami serta menyikapi cobaan hidup yang
dihadapinya. Menjadikan hikmah setiap ujian/masalah yang ditemui/terjadi akan menambah
bekal pemahaman dan terbukanya tirai keyakinan akan kekuasaan Allah SWT. Karena itu sudah
semestinya kita harus legowo menerima cobaan sebagai hikmah peningkatan iman dan taqwa
kepada Allah SWT.
Coba perhatikan, sering kita mendengar dan melihat Saudara kita tertimpa musibah/bencana dan
setiap kali itu pula menjadi perbincangan kita dengan bermacam pendapat, bahka ada yang
saling menyalahkan dsb. Akan tetapi pernahkah kita berpikir untuk memahami rahasia/hikmah
ini lebih dalam agar kita dapat selamat dari musibah ?
Saya persilahkan sidang pembaca bermuhasabah masing-masing.
Sebagai penegasan atas ulasan sebelumnya perkenankanlah saya mengingatkan sebagai
perenungan kita bersama guna menyikapi adanya musibah atau cobaan yang menimpa umat
manusia dimuka bumi ini, seperti berikut ini :
Pertama, adalah bahwa kekuasaan Allah adalah meliputi langit dan bumi, serta alam akhirat (QS
2.255)
Sebagaimana keadaan yang terjadi seperti gempa bumi, topan, hujan, petir, panas/dingin, rotasi
planet semesta, atau hal Kiamat, Surga dan Neraka..
Hikmah apa yang dapat kita petik..? tentu agar manusia mau berpikir dan betul-betul yakin
bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Pengatur atas segala keadaan alam semesta ini. Karena itu
hendaklah kita senantiasa bersandar pada kebesaran Allah SWT.
Kedua, adalah bahwa kekuasaan Allah juga meliputi seluruh mahluk dibumi ini. (QS 49.13, QS
6.99)
Wa ma khalaqtul jina wal insa illa liyabudu. .Wajaalnakum tsuuban waqoba illa li
taarufuu
Allahlah yang menciptakan keberadaan manusia dimuka bumi ini bersuku-suku dan berbangsabangsa. Kejadian ada dan tiada seperti lahir, hidup/tumbuh, rizki dan mati adalah atas
kuasaNya.
atau peraturan Allah bagi umatnya sangatlah jelas (Al-Quran). Manusia sendirilah yang bersifat
lalai dan ingkar, sombong dan zalim, boros dan kikir, iri dan dengki dsb. Setiap peraturan tentu

memiliki sanksi Petunjuk sebagai resiko atas pelanggaran yang dilakukannya, sanksi terhadap
pelanggaran peraturan/dienul Allah tadi dapat berakibat adanya Adzab atau Musibah.
Turunnya Adzab pada hakekatnya adalah merupakan kuasa Allah atas mahluk dan alam semesta
ini agar umatnya dapat mengambil hikmahnya.
Pada akhirnya harus disikapi bahwa sudah semestinya menjadi perenungan kita semua agar
senantiasa menjaga akhlaq atau hubungan dengan Allah SWT, serta dengan sesama mahluq di
bumi dan alam sekitarnya, dalam kapasitas apapun kita berada, agar kita dapat memperoleh
lindungan Allah SWT dan selamat menjalani pengabdian kita sebagai umat manusia hingga
akhir hayat (salamatan fidunya walakhirah).
Hikmah bahtera Nabi Nuh dan riwayat Nabi Luth cukuplah sebagai petunjuk nyata bagi umat
yang bertaqwa.
Allah berfirman Fadz kuurunii adzkurkum wasy kuruu li wa la takfuruun (QS 2.152)
Senantiasa berdzikir dan berdoa, tawakal dan sabar berikhtiar mengaji ilmu agama dan
wawasan ilmu pengetahuan adalah tindakan yang mulia agar dapat bernafkah dengan benar dan
berguna untuk menghadapi masalah dinamika kehidupan yang semakin sarat.Karena itu selagi
masih memiliki waktu raihlah kebaikan hidup jasmani dan rohani secara bertingkat serta jangan
lupa hanya Allahlah pelindung kita.
Allah berfirman Ya ayyuhal ladziina amanu taiinuu bishabri washalah, innallaha maash
shaabiriin
Tegakkan Shalat, tunaikan zakat dan berperilaku yang mulia dimanapun kita berada serta
senantiasa bersabar menghadapi ujian/cobaan serta bersyukur atas rizki yang kita peroleh
seberapapun kadarnya, maka Insya Allah perjalanan hidup kita akan dilingkupi berkah,
keselamatan dan kedamaian.
Hidup ini adalah ibadah penghambaan kita kepada Allah SWT, meningkatkan kualitas
pengabdian diri adalah kewajiban bagi kita sebagai hamba allah. Janji Allah atas ketaqwaan dan
kemaslahatan adalah Surga, dan adzab Allah atas pengingkaran adalah Neraka yang sangat
pedih, dan semuanya itu adalah benar.Allah menjamin kecukupan kebutuhan umatnya yang
bertaqwa dan bersungguh-sungguh beribadah/berbuat dijalan Allah dan janganlah berputus asa
dari rahmat Allah SWT....Mohon ampunan dan selanjutnya berserah dirilah kepadaNya.
Selamat menjalani amanah hidup ini, semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita semua.
Billahitaufiq walhidayah, wassalamualaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai