Bab 5 Sumber Arus (Baterai)
Bab 5 Sumber Arus (Baterai)
5.1. Pendahuluan
Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan
dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber
utama energi listrik yang digunakan pada kendaraan. Sebagai catatan bahwa baterai
tidak menyimpan listrik, tetapi menampung zat kimia yang dapat menghasilkan energi
listrik. Dua bahan timah yang berbeda berada di dalam asam yang bereaksi untuk
menghasilkan tekanan listrik yang disebut tegangan. Reaksi elektrokimia ini
mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
Pada kondisi mesin hidup, hampir semua kebutuhan energi listrik pada sistem
kelistrikan kendaraan dipenuhi oleh sistem pengisian.
5.2.2. Tipe Baterai
Beberapa tipe baterai yang ada yaitu baterai tipe timah-asam (lead acid),
baterai perawanan ringan atau baterai bebas perawatan, baterai berventilasi, dan
baterai rapat (sealed baterai). Penjelasan mengenai baterai tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Baterai tipe timah-asam (lead acid). Pada baterai tipe ini suatu logam (timah)
direndam dalam suatu larutan elektrolit. Tegangan atau energi listrik dihasilkan
dari reaksi kimia antara logam dan larutan elektrolitnya.
2. Baterai berventilasi. Pada baterai ini, terdapat tutup ventilasi yang dapat dibuka
untuk mengecek elektrolit atau untuk menambahkan air suling jika diperlukan
untuk mengembalikan kondisinya. Tutup ini juga berfungsi untuk mengeluarkan
gas hidrogen yang dihasilkan selama proses pengisian.
3. Baterai rapat (sealed baterai). Baterai ini menggunakan juga timah-asam tetapi
tidak mempunyai tutup yang dapat dilepas untuk mengecek elektrolit atau
menambah elektrolit. Pada beberapa tipe baterai ini, mempunyai mata kecil untuk
menunjukkan tingkat isi dari baterai.
4. Baterai bebas perawatan. Pada baterai jenis ini larutan elektrolit tidak dapat
ditambahkan sehingga tidak diperlukan perawatan baterai secara khusus.
5.2.3. Konstruksi Baterai
Konstruksi baterai digambarkan dengan iliustrasi pada gambar 5.2. Berikut
adalah penjelasan dari tiap-tiap bagian baterai.
1.
Kotak baterai. Bagian ini berfungsi sebagai penampung dan pelindung bagi
semua komponen baterai yang ada di dalamnya, dan memberikan ruang untuk
endapan-endapan baterai pada bagian bawah. Bahan kotak baterai ini biasanya
transparan untuk mempermudah pengecekan ketinggian larutan elektrolit pada
baterai.
Tutup baterai. Bagian ini secara permanen menutup bagian atas baterai (gambar
5.3), tempat dudukan terminal-terminal baterai, lubang ventilasi, dan untuk
perawatan baterai seperti pengecekan larutan elektrolit atau penambahan air.
Plat baterai. Plat positif dan plat negatif mempunyai grid yang terbuat dari
antimoni dan paduan timah. Plat positif terbuat dari bahan antimoni yang dilapisi
dengan lapisan aktif oksida timah (lead dioxide, PbO2) yang berwarna coklat dan
plat negatif terbuat dari sponge lead (Pb) yang berwarna abu-abu. Jumlah dan
ukuran plat mempengaruhi kemampuan baterai mengalirkan arus. Baterai yang
mempunyai plat yang besar atau banyak dapat menghasilkan arus yang lebih
besar dibanding baterai dengan ukuran plat yang kecil atau jumlahnya lebih
sedikit.
Gambar 5.4. Plat positif dan negatif baterai dalam satu sel
3
Separator atau penyekat. Penyekat yang berpori ini ditempatkan di antara plat
positif dan plat negatif. Pori-pori yang terdapat pada penyekat tersebut
memungkinkan larutan elektrolit melewatinya. Bagian ini juga berfungsi mencegah
hubungan singkat antar plat.
4
5.
Separator disisipkan diantara pelat positif dan negatif untuk mencegah agar
tidak terjadi hubungan singkat antara kedua plat tersebut. Apabila pelat
mengalami hubung singkat karena kerusakan separator, maka energi yang
dihasilkan akan bocor. Bahan yang dipakai untuk separator adalah resin fiber
yang diperkuat, karet atau plastik. Permukaan separator yang berpori menghadap
ke plat positif untuk melindungi karat dari plat positif agar tidak berhamburan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh separator adalah bukan konduktor, harus
cukup kuat, tidak mudah berkarat oleh elektrolit, dan tidak menimbulkan bahaya
terhadap elektroda.
Sel. Satu unit plat positif dan plat negatif yang dibatasi oleh penyekat di antara
kedua plat posotif dan negatif disebut dengan sel atau elemen. Sel-sel baterai
dihubungkan secara seri satu dengan lainnya, sehingga jumlah sel baterai akan
menentukan besarnya tegangan baterai yang dihasilkan. Satu buah sel di dalam
baterai menghasilkan tegangan kira-kira sebesar 2,1 volt, sehingga untuk baterai
12 V akan mempunyai 6 sel.
6.
7.
8.
Tutup ventilasi. Komponen ini terdapat pada baterai basah untuk menambah atau
memeriksa air baterai. Lubang ventilasi berfungsi untuk membuang gas hidrogen
yang dihasilkan saat terjadi proses pengisian.
10. Larutan elektrolit, yaitu cairan pada baterai merupakan campuran antara asam
sulfat (H2SO4) dan air (H2O). Secara kimia, campuran tersebut bereaksi dengan
bahan aktif pada plat baterai untuk menghasilkan listrik. Baterai yang terisi penuh
mempunyai kadar 36% asam sulfat dan 64% air. Larutan elektrolit mempunyai
berat jenis (specific gravity) 1,270 pada 200 C (680F) saat baterai terisi penuh.
Berat jenis merupakan perbandingan antara massa cairan pada volume tertentu
dengan massa air pada volume yang sama. Makin tinggi berat jenis, makin kental
zat cair tersebut. Berat jenis air adalah 1 dan berat jenis asam sulfat adalah
1,835. Dengan campuran 36% asam dan 64% air, maka berat jenis larutan
elektrolit pada baterai sekitar 1,270.
menyatakan waktu (dalam menit) suatu baterai yang terisi penuh untuk mengalirkan
arus sebesar 25 A dan tegangan pada tiap sel dipertahankan 1,75 V atau 10,5 V
untuk enam sel pada baterai 12 V. Besarnya nilai RC berkisar antara 55 sampai 115
menit.
5.3.3. AH (amper-hour, amper-jam)
Bahan aktif pada plat baterai harus tahan terhadap kondisi penerapan beban
lampu-lampu yang membutuhkan daya tertentu saat menyala. Metode pengujian ini
disebut juga metode pemakaian baterai 20 jam. Baterai pada umumnya menyatakan
kapasitasnya dalam satuan amper-jam. AH menyatakan besarnya arus yang dapat
mengalir dalam waktu 20 jam pada temperatur 270C (800F) sementara selama
pengujian tegangan dipertahankan pada 1,75 V pada tiap sel atau 10,5 V untuk enam
sel pada baterai 12 V. Misalnya, sebuah baterai dapat mengalirkan arus sebesar 3 A
dalam waktu 20 jam, maka kapasitas baterai tersebut adalah 3 A x 20 jam = 60
amper-jam.
5.3.4. Power atau daya (Watt)
Besarnya energi listrik yang dikeluarkan oleh baterai pada saat mesin di-start
juga dapat dinyatakan dalam Watt. Daya baterai ditentukan dengan menentukan arus
dan tegangan baterai pada 00F (17,80C). Kedua besaran tersebut kemudian dikalikan
sehingga didapat daya. Daya pada baterai berkisar antara 2000 sampai 4000 W.
5.4. Cara Kerja Baterai (Reaksi Elektrokimia)
Baterai dan bagian-bagiannya saling bekerja sama untuk menghasilkan energi
listrik. Dasar kerja baterai adalah mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Pada
bagian ini akan dijelaskan bagaimana kerja baterai, mulai dari teori sel sampai dengan
reaksi elektrokimia.
5.4.1. Teori Sel
dan sebuah beban (gambar 5.11) dihubungkan dengan kedua plat tersebut, maka
akan terjadi aliran arus dari plat positif ke plat negatif dan menyebabkan lampu
menyala. Proses pengeluaran isi (discharging) ini akan terus berlangsung sampai
kedua logam itu menjadi sama (PbSO4) dan seluruh asam sudah termanfaatkan
sehingga cairan yang ada hanya berupa air (H2O). Dalam kondisi seperti ini maka sel
(baterai) tersebut dikatakan kosong (discharged) dan tidak dapat menghasilkan arus
listrik lagi. Kondisi sel yang sudah kosong ini dapat dikembalikan seperti keadaan
semula (terisi penuh, charged) dengan memberikan arus listrik ke kedua plat pada sel
tersebut dan secara berangsur-angsur akan terisi kembali.
5.4.2. Reaksi Elektrokimia
Baterai dapat dipakai dan diisi kembali secara berulang-ulang. Kerja baterai
dalam menghasilkan arus listrik adalah berdasarkan reaksi elektrokimia. Cara kerja
baterai dijelaskan dalam tahapan yaitu dalam keadaan penuh (charged), pengeluaran
arus (discharging), baterai kosong (discharged), dan pengisian (charging).
5.4.2.1. Baterai Terisi Penuh
Elektrolit
+
2H2SO4
Plat
Negatif
Pb
Plat
Positif
PbSO4
Elektrolit
+
2H2O
Plat
Negatif
PbSO4
10
Elektrolit
+
2H2O
Plat
Negatif
PbSO4
Plat
Positif
PbO2
Elektrolit
+
2H2SO4
Plat
Negatif
Pb
Gambar 5.16. Hubungan berat jenis elektrolit dengan tingkat kekosongan baterai
Jika baterai yang sudah kosong tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama,
maka elektroda bisa menjadi lead sulfate (PbSO4) secara permanen atau timbul
kerusakan pada plat baterai, sehingga baterai tidak dapat digunakan lagi. Jika berat
jenisnya adalah 1.200 (200 Celcius), baterai harus diisi ulang. Jika baterai disimpan
dalam jangka waktu yang lama, maka baterai tersebut harus diisi kembali sedikitnya
satu kali untuk 15 hari. Perubahan temperatur akan mempengaruhi berat jenis
elektrolit. Hal ini disebabkan karena volume asam sulfat (elektrolit) bisa menyusut atau
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
107
mengembang karena temperatur, sehingga berat per satuan volume berubah. Oleh
sebab itu, jika temperatur naik, berat jenis elektrolit akan turun, dan jika temperatur
turun, maka berat jenis elektrolit akan naik. Gambar berikut ini memperlihatkan
pengaruh temperatur elektrolit terhadap berat jenis elektrolit.
108
9.
10.
11.
12.
13.
Bersihkan permukaan klem terminal dengan alat pembersih yang sesuai. Ganti
kabel dan klem terminal yang rusak (Bila terjadi masalah pada baterai, lakukan
pemeriksaan-pemeriksaan baterai seperti dijelaskan pada bagian pemerisaan
baterai).
Pasang kembali baterai ke dalam mobil.
Hubungkan kabel terminal baterai, pastikan kabel terminal masuk ke dalam
dengan aman.
Kencangkan baut terminal dengan benar.
Setelah dikencangakan, lapisi semua sambungan dengan gemuk (light mineral
grease).
PERHATIAN: saat baterai sedang diisi, maka akan keluar gas yang mudah terbakar di
antara tutup selnya. Jangan merokok di area tempat baterai sedang atau baru saja
diisi. Jangan melepas penjepit chager dari terminal baterai yang sedang diisi karena
akan menimbukan percikan api yang dapat menyebabkan terbakarnya gas hidrogen
yang dihasilkan pada proses pengisian.
5.5.2. Pemeriksaan visual
Baterai yang dilepas dari kendaraan perlu diperiksa untuk mengetahui
adanya kerusakan pada baterai. Pemeriksaan baterai secara visual dilakukan dengan
langkah-langkah berikut.
1. Periksa keretakan pada kotak baterai, kerusakan pada terminal baterai, dan
kebocoran elektrolit. Jika ada keretakan yang menyebabkan bocornya elektrolit,
ganti baterai.
2. Periksa keretakan atau kerusakan kabel baterai dan klem kabel, ganti jika
diperlukan.
Periksa karat pada terminal, kotoran, atau elektrolit pada permukaan baterai.
Bersihkan terminal dan tutup bagian atas dengan campuran air dan baking soda.
Sikat kawat khusus untuk baterai dapat digunakan jika terdapat banyak karat
pada terminal-terminal baterai.
109
Periksa pemegang baterai yang kendor, atau klem baterai yang kendor.
Bersihkan dan kencangkan jika diperlukan.
110
5.
Baca angka pada skala yang ditunjukkan oleh pelampung. Yakinkan bahwa
pelampung terapung dengan bebas, tidak bergesekan dengan bagian samping
dan atas tabung hidrometer. Bungkukkan badan agar saat membaca hasil
pengukuran posisi mata dan hidrometer dalam keadaan lurus.
Jika isi baterai kurang dari 75%, maka perlu dilakukan pengisian ulang
sebelum melaksanakan tes beban berat. Jika dalam kondisi kurang dari 75%
dilakukan pengujian, maka pengujian akan gagal karena baterai akan segera habis
atau kosong. Variasi hasil pembacaan berat jenis antara tiap sel tidak boleh lebih dari
0,050. Variasi dalam hal ini adalah perbedaan antara berat jenis sel yang terendah
dan yang tertinggi. Jika perbedaan tersebut melebihi 0,050 baterai sebaiknya tidak
digunakan lagi. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh hasil pembacaan berat jenis
elektrolit. Pembacaan berat jenis yang paling tinggi adalah sel 1 sebesar 1,260 dan
terendah adalah sel 5 sebesar 1,190. Perbedaan harga antara keduanya adalah
0,070. Berdasarkan hasil tersebut maka sel 5 sudah tidak bagus sehingga sebaiknya
baterai diganti.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
111
Sel 2
1,230
Sel 3
1,240
Sel 4
1,220
Sel 5
1,190
Sel 6
1,250
Perbedaan harga pada tiap sel ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
misalnya kualitas air yang ditambahkan ke dalam sel, elektrolit sudah menjadi air
sehingga pembacaan berat jenis rendah. Pengisian baterai dengan laju pengisian
lambat (5A) dapat mengurangi variasi harga berat jenis elektrolit dan dilakukan untuk
memulihkan kondisi baterai dan memperpanjang umur baterai.
Pengujian dengan refraktometer
Pengukuran berat jenis elektrolit juga dapat dilakukan dengan alat
refraktometer. Pada pengukuran ini, temperatur elektrolit tidak akan mempengaruhi
hasil pembacaan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Gunakan pelindung mata saat melakukan pengujian
2. Lepas tutup ventilasi pada bagian atas baterai.
3. Ambil satu tetes elektrolit pada sel yang terdekat dengan terminal positif baterai
dan letakan pada lensa kemudian tutup.
baca
hasil
112
113
1.
2.
3.
114
Trouble
Terminal baterai
rusak
Permeriksaan
Visual
Tutup bocor
Elektrolit bocor
Tutup rusak
Perapat tutup rusak
Pemeriksaan
jumlah
elektrolit
Tinggi elektrolit
antar sel lebih dari
10 mm
Elektrolit habis
Tegangan baterai >
13,2
Pemeriksaan
tegangan
Tegangan baterai
antara 12,5 12,9 V
Tegangan baterai
antara 12,0 12,4 V
Tegangan < 11,0 V
Tegangan baterai
11,0 V
Penyebab
Kurang perawatan
Kabel baterai dan
terminal kurang
kencang
Kurang
penanganan
Kurang
penanganan
Perapat rusak
Sel hubung singkat
Penguapan yang
disebabkan
temperatur luar
Kehilangan
elektrolit karena
over-charge
Overcharge
Tindakan
Perbaikan
Pengambil
Keputusan
Pemilik Bengkel
Ganti
v
v
Ganti
Ganti
ganti
Ganti
Periksa
sistem
pengisian
Lakukan
tes beban
Normal
Under-charge
Kerusakan dalam
baterai
Gangguan
pengisian
Baterai dibiarkan
terlalu lama tidak
dipakai
v
v
v
115
Gambar 5.26. Pengukuran penurunan tegangan pada terminal baterai dan klem
Terminal-terminal baterai dan klemnya harus selalu dibersihkan saat
melakukan pemeriksaan baterai. Untuk menguji kelebihan tahanan antara kedua
komponen tersebut, dapat dilakukan dengan mengukur penurunan tegangan antara
kedua komponen tersebut pada saat mesin di-start. Pembacaan alat ukur saat
mengetes penurunan tegangan harus 0,0 V. Bila hasil pengukuran menunjukkan lebih
besar dari 0,0 V, terminal baterai dan klemnya perlu diperiksa, dibersihkan dan
dilakukan pengecekan penurunan tegangannya lagi.
5.5.4. Pengujian Beban Berat (Pengujian Kapasitas Baterai)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas baterai saat dibebani
dengan beban yang besar. Langkah-langkah pengujian ini adalah sebagai berikut.
1. Pasang alat uji beban (load tester) seperti gambar berikut.
2.
3.
4.
116
Tegangan (volt)
9,6
9,5
9,4
9,3
9,1
8,9
8,7
8,5
Temperatur (0F)
70 atau lebih
60
50
40
30
20
10
0
117
6.
7.
8.
118
c. Jika baterai diisi dalam keadaan masih terpasang pada kendaraan, lepas
kedua kabel positif dan negatif baterai.
2. Tentukan arus pengisian dan waktu untuk pengisian cepat: beberapa charger
mempunyai alat penguji untuk menentukan arus pengisian dan waktu yang
diperlukan. Jika tidak ada alat tersebut pada charger, lihat tabel untuk menentukan
arus dan waktu pengisian.
Tabel 5.7. Besarnya Arus dan Lamanya Waktu Pengisian
Laju Pengisian untuk Baterai Kosong
Besarnya
RC
75 menit
atau lebih
75 115
menit
115 160
menit
160 245
menit
Besarnya
AH
5 Amper
10 Amper
20 Amper
30 Amper
50 AH
10 jam
5 jam
2,5 jam
2 jam
50 75 AH
15 jam
7,5 jam
3,25 jam
2,5 jam
2 jam
20 jam
10 jam
5 jam
3 jam
2,5 jam
30 jam
15 jam
7,5 jam
5 jam
3,5 jam
75 100
AH
100 150
AH
40 Amper
3. Menggunakan charger:
a. yakinkan saklar utama dan timer berada pada posisi OFF dan diatur pada
posisi minimum.
b. Hubungkan kabel positif charger ke terminal positif baterai dan kabel negatif
charger ke terminal negatif baterai.
c. Hubungkan kabel power charger ke sumber listrik.
d. Set saklar pengatur tegangan ke besarnya tegangan baterai yang benar.
e. Geser saklar utama ke posisi ON.
f. Setel timer ke waktu yang diinginkan dan setel arus pengisian sesuai dengan
yang telah ditentukan.
4. Setelah timer OFF, periksa hasil pengisian dengan voltmeter. Pembacaan
voltmeter harus 12,6 V atau lebih. Jika tegangan tidak naik atau jika tidak muncul
gelembung-gelembung gas berapa lamapun diisi, kemungkinan ada masalah
pada baterai, misalnya hubungan singkat di bagian dalam baterai.
5. Apabila tegangan sudah mencapai tegangan yang disyaratkan,
a. Posisikan saklar arus ke posisi minimum
b. Matikan saklar charger.
c. Lepas kabel-kabel baterai dari terminal-terminal baterai.
d. Bersihkan kotak baterai jika ada asam yang tercecer.
5.6.2.2. Pengisian Lambat
Pengisian yang cepat sebenarnya tidak disarankan untuk dilakukan karena
memperpendek umur pakai baterai. Untuk menghasilkan pengisian yang sempurna,
diperlukan pengisian dengan arus yang rendah. Prosedur pengisian lambat sama
dengan prosedur pengisian cepat, kecuali beberapa hal berikut.
1. Arus pengisian maksimum harus kurang dari 1/10 dari kapasitas baterai. Misalnya
baterai 40 H harus diisi dengan lambat pada arus pengisian 4 amper atau kurang.
2. Set saklar charger ke posisi pengisian lambat (jika ada saklar khusus tersebut).
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
119
3.
4.
120
121
beban, misalnya lampu, dihubungkan dengan terminal positif dan negatif baterai,
larutan elektrolit akan bereaksi dengan plat-plat baterai sehingga menghasilkan arus
listrik dan lampu akan menyala. Elektrolit terbagi menjadi hidrogen (H2) dan sulfat
(SO4). Hidrogen (H2) bereaksi dengan oksigen (O) dari plat positif baterai dan
menghasilkan air (H2O). Sulfat (SO4) bereaksi dengan Pb pada plat negatif dan plat
positif dan menghasilkan PbSO4.
Pengisian baterai bertujuan untuk mengembalikan kondisi baterai supaya
kembali terisi penuh. Pada proses ini aksi kimia akan dikembalikan seperti semula.
Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO4) akan lepas
dari plat positif dan plat negatif dan beraksi kembali dengan hidrogen (H2) dan
membentuk asam sulfat (H2SO4). Oksigen (O2) bereaksi dengan timah (Pb) pada plat
positif dan membentuk PbO2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati
terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat
positif terbentuk oksigen.
Pemeriksaan baterai terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pemeriksaan secara
visual, pemeriksaan berat jenis elektrolit dengan hidrometer atau refraktometer (jika
temperatur bervariasi, maka hasil pembacaan hidrometer harus dikoreksi), pengujian
tegangan rangkaian terbuka (open circuit voltage test), pengujian penurunan tegangan
pada terminal dan klem kabel baterai, dan pengujian beban berat.
Pengisian baterai ada dua macam, yaitu pengisian cepat dan pengisian
lambat. Jika ada cukup banyak waktu, sebaiknya pengisian baterai dilakukan secara
lambat. Dalam pengisian baterai ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar proses
pengisian aman, dan selalu baca petunjuk pengisian pada alat atau berdasarkan
manual penggunaan alat pengisi (charger). Jika dalam keadaan darurat suatu baterai
tidak mampu memberikan arus yang cukup untuk menghidupkan sistem starter, dapat
dilakukan jumper dengan bantuan baterai yang bagus yang dihubungkan secara
paralel.
5.10. Soal-soal Latihan
Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan jelas.
1. Sebutkan nama dan fungsi bagian-bagian baterai (accu).
2. Jelaskan cara kerja baterai saat pengeluaran arus, dan saat pengisian.
3. Uraikan secara rinci prosedur perawatan baterai.
4. Sebut dan jelaskan prosedur pengujian baterai.
5. Uraikan langkah-langkah dalam memelihara baterai.
6. Jika kita sudah membeli sebuah baterai yang baru apa langkah-langah yang perlu
dilakukan agar baterai tersebut dapat terpasang pada kendaraan secara aman?
7. Bagaimana cara membantu start pada baterai yang sudah kosong?
122