Anda di halaman 1dari 14

Penatalaksanaan Hepatitis

B
Nisa Ayu Thayalisha Hadi
22010113130148
BBDM Skenario 4 Modul 4.2

Pada saat ini dikenal 2 kelompok terapi


untuk hepatitis B kronik, yaitu :
1. Kelompok Imunomodulasi
- Interferon
- Timosin Alfa 1
- Vaksinasi Terapi
2. Kelompok Terapi Anti Virus
- Lamivudin
-Adefovir Dipivoksil

Tujuan pengobatan hepatitis B kronik


adalah
mencegah
atau
menghentikan progresi jejas hati
(liver injury) dengan cara menekan
replikasi virus atau menghilangkan
injeksi.

INTERFERON ALFA
IFN adalah kelompok protein intraseluler
yag normal ada dalam tubuh dan
diproduksi oleh berbagai macam sel
Hepatitis B kronik sering didapatkan
penurunan produksi IFN
terjadi
gangguan penampilan molekul HLA kelas I
pada membran hepatosit yang sangat
diperlukan agar sel T sitotoksik dapat
mengenali sel-sel hepatosit yang terkena
infeksi VHB

Beberapa khasiat IFN adalah khasiat


antivirus, imunomodulator, anti proliferatif,
dan anti fibrotik. IFN tidak memiliki khasiat
anti virus langsung, tetapi merangsang
terbentuknya berbagai macam protein
efektor yang mempunyai khasiat anti virus
IFN merupakan suatu pilihan untuk pasien
hepatitis B kronik nonsirotik dengan HBeAg
positif dengan aktivitas penyakit ringan
sampai sedang. Dosis: 5-10 MU 3x
seminggu selama 16-24 minggu
Menurut penelitian, terapi IFN untuk
hepatitis B kronik HBeAg negatif sebaiknya
diberikan sedikitnya selama 12 bulan

Penggunaan Steroid sebelum Terapi


IFN
Pemberian steroid pada pasien
hepatitis B kronik HBsAg positif yang
kemudian dihentikan mendadak akan
menyebabkan flare up yang disertai
dengan kenaikan konsentrasi ALT
Steroid
withdrawl
yang
diikuti
dengan
pemberian
IFN
tidak
dianjurkan secara rutin

Timosin Alfa 1
Timosin adalah suatu jenis sitotoksin yang dalam
keadaan alami ada dalam ekstrak pinus
Dipakai dalam sediaan parenteral maupun oral
Timosin alfa 1 merangsang fungsi sel limfosit
Pemberian Timosin Alfa 1 pada pasien hepatitis
B kronik dapat menurunkan replikasi VHB dan
menurunkan konsentrasi atau menghilangkan
DNA VHB
Keunggulan dari obat ini adalah tidak adanya
efek samping seperti IFN. Jika dikombinasikan
dengan IFN, Timosin Alfa 1 berfungsi untuk
meningkatkan efektifitas IFN

Vaksinasi Terapi
Vaksinasi terapi untuk hepatitis B adalah
penggunaan vaksin yang menyertakan
epitop yang mampu merangsang sel T
sitotoksik yang bersifat Human Leukocyte
Antigen (HLA)-restricted, diharapkan sel T
sitotoksik tersebut mampu menghancurkan
sel-sel hati yang terinfeksi VHB.
Strategi kedua adalah dengan menyertakan
antigen kapsid yang spesifik untuk sel
limfosit T sitotoksik (CTL)
Strategi ketiga adalah vaksin DNA

Lamivudin
Lamivudin
berkhasiat
menghambat
enzim
reverse transkriptase yang berfungsi dalam
transkripsi balik dari RNA menjadi DNA yang
terjadi dalam replikasi VHB
Lamivudin menghambat produksi VHB baru dan
mencegah terjadinya infeksi hepatosit sehat
yang
belum
terinfeksi,
tetapi
tidak
mempengaruhi sel-sel yang telah terinfeksi
Merupakan pengobatan jangka panjang
100mg Lamivudin setiap hari akan menurunkan
konsentrasi DNA VHB sebesar 95% atau lebih
dalam waktu 1 minggu

Di
samping
khasiatnya
untuk
menghambat fibrosis, Lamivudin juga
dapat mencegah terjadinya karsinoma
hepatoselular
Biasanya mutan VHB yang kebal terhadap
lamivudin muncul setelah terapi selama 6
bulan
dan
terdapat
kecenderungan
peningkatan dengan berjalannya waktu.
Bila
terjadi
kekebalan
terhadap
Lamivudin, bisa dipakai analog nukleosid
yang lain, misalnya Adefovir dan Enticavir

Adefovir dipivoksil
Suatu nukleosid oral yang menghambat
enzim reverse transkriptase
Mekanisme khasiat adefovir hampir sama
dengan lamivudin
Pemakaian adefovir dengan dosis 10 atau 30
mg tiap hari selama 48 minggu menunjukkan
perbaikan Knodell necroinflammatory score
sedikitnya 2 poin, menurunkan konsentrasi
DNA VHB, menurunkan konsentrasi ALT serta
serokonveksi HBeAg

Bisa dipakai sebagai terapi tunggal


primer, namun untuk saat ini baru
dipakai pada kasus-kasus kebal
lamivudin
Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg
perhari

Analog Nukleosid yang lain


Berbagai macam analog nukleosid yang dapat
dipakai pada hepatitis B kronik adalah :
Famciclovir dan Emtericitabine (FTC)
Terapi antivirus dianjurkan untuk pasien hepatitis
B kronik dengan ALT > 2x nilai normal tertinggi
dengan DNA VHB positif. Untuk ALT < 2x nilai
normal tertinggi tidak perlu diberikan antivirus
Untuk ALT 2-5 kali nilai tertinggi dapat diberikan
Lamivudin 100 mg tiap hari atau IFN 5 MU 3x
seminggu
Untuk ALT >5x nilai tertinggi dapat diberikan
Lamivudin 100 mg tiap hari namun pemberian
IFN tidak dianjurkan

Dalam keadaan biasa IFN diberikan sampai 6


bulan sedangkan Lamivudin diberikan sampai
3 bulan setelah serokonveksi HBeAg
Respons terhadap antivirus (IFN atau analog
nukelosid)
yang
biasa
dipakai
adalah
hilangnya DNA VHB dalam serum (non PCR),
hilangnya HBeAg, normalnya konsentrasi ALT,
serta turunnya nekroinflamasi dan tidak
adanya progresi fibrosis pada biopsi hati yang
dilakukan secara seri
Selama terapi ALT, HBeAg, dan DNA VHB (non
PCR) diperiksa 1-3 bulan. Setelah terapi
selesai ALT, HBeAg, dan DNA VHB (non PCR)
diperiksa tiap 3-6 bulan

Anda mungkin juga menyukai