Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada
investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum menawarkan saham di pasar perdana,
perusahaan emmiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan
secara detail (di sebut juga Prospektus). Prospektus berfungsi untuk memberikan
informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor, sehingga dengan
adanya informasi tersebut maka investor akan bisa mengetahui prospek perusahaan di
masa mendatang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang di terbitkan
emiten.
b. Pasar Skunder.
b. Obligasi .
Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis
(thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya aktif di
perdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (yang sebagian
kurang aktif di perdagangkan) di anggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan
pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 13 juli 1994 dan tanggal ini merupakan
hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini di bentuk hanya dari 45
saham-saham yang paling aktif di perdagangkan. Pertimbangan-pertimbangan
yang mendasari pemilihan saham yang masuk di ILQ-45 adalah liquiditas dan
kapitalisasi pasar dengan kriteria sebagai berikut:
1. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk dalam urutan 60
terbesar di pasar reguler.
2. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi kapitalisasi pasarnya masuk
dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.
3. Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.
ILQ-45 di perbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari-Agustus.
Indeks- indeks IDX Sektoral.
Indeks-indeks ini adalah bagian dari IHSG yang di klasifikasikan ke dalam 9
sektor
industry
menurut
JASICA (Jakarta
Stock
Exchange
Industria
Classification). Indeks ini dikenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan tanggal
basis 28 Desember 1995. Nilai basis untuk masing-masing sector adalah 100.
Indeks ini di kaji setiap tahunnya pada awal bulan Juli. Kesembilan sektor indek
ini adalah sebagai berikut:
A. Sektor utama Penggalian (extractive)
1. Sektor 1, Pertanian (Agriculture).
2. Sektor 2, Pertambangan (Mining)
B. Sektor ke dua: Industri Pengolahan/Pabrikan (Processing/ Manifacturing
Industry).
3. Sektor 3, Industri dasar dan Kimia (Basic Industry and Chemicals).
4. Sektor 4, Aneka Industri (Micellaneous Industry)
5. Sektor 5, Industri Barang-barang Konsumen (Consumer Goods Indusrty)
C. Sektor-sektor ketiga Jasa (service)
6. Sektor 6, Properti, Estate Real dan Konstruksi Bangunan (Property, Real
Estate and Building Contruction)
7. Sektor 7, Infrastruktur, Utiliti-utiliti
Selain IHSG dan ILQ-45, sekarang ini telah di buat beberapa indeks yang
lain, di antaranya adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII di buat oleh BEI bekerja
sama dengan PT Danareksa Invesment Management dan diluncurkan pada tanggal
3 Juli 2000. JII menggunakan basis tanggal Januari 1995 dengan nilai awal
sebesar 100. Diperbarui setiap 6 bulan sekali yaitu pada awal bulan Januri dan
Juli.
JII meruapakan indeks yang berisi dengan 30 saham perusahaan yang
memenuhi kriteria investasi berdasarkan Syariah Islam, dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Saham di pilih harus sudah tercatat palin tidak 3 bulan terakhir, kecuali saham
yang termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
2. Mempunyai rasio utang terhadap aktivatidak lebih dari 90% di laporan
keunangan tahunan atau tengah tahunan.
3. Dari yang masuk kriteria nomer 1 dan 2, dipilih 60 saham dengan urutan ratarata kapitalisasi pasar terbesar selam satu tahun terakhir.
4. Kemudian di pilih 30 saham dengan urutan tingkat liquiditas rata-rat niali
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan.
Pada tanggal 8 April 2002, BEJ memperkenalkan dua indeks lagi, yaitu
Main Board Indeks (MBX) dan Development Board Index (DBX). Basis Main
Board Indeks (MBX) dan Development Board Index (DBX) adalah 28 Desember
2001 dengan nialai dasarnya 100. Main Board Index (MBX) dimulai dengan 34
saham dan DevelopmentBoard Index (DBX) dimuali dengan 287 saham.
Papan utama (main board) dimaksudkan untuk menampung emiten yang
berukuran besar dan mempunyai catatan kinerja yang baik. Papan pengembangan
(Development Board) dimaksudkan untuk penyehatan perusahaan-perusahaan
yang kinerjanya menurun, perusahaan-perusahaan yang berprospek baik tetapi
belum menguntungkan.
Perusahaan-perusahaan yang tidak masuk ke dalam Main Board Index
( Indeks Papan Utama), maka akan masuk ke dalam Development Board Index
(Indeks Papan Pengembangan). Perusahaan yang baru masuk ke papan
pengembangan dapat berpindah ke papan utama atau sebaliknya yang sudah
masuk ke papan utama dapat didegrasi turun ke papan pengembangan.
Ideks Kompas 100.
Pada tanggal 10 Agustus 2007, BEJ (Bursa Efek Jakarta) bekerja sama
dengan harian Kompas merilis indeks yang baru yang di sebut dengan Indeks
Kompas 100. Indeks ini berisi dengan 100 Saham yang berkategori mempunya
liquiditas yang baik, kapitalisasi pasar yang tinggi, fundamental yang kuat, serta
kinerja perusahaan yang baik.
Indeks BISNIS-27.
Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan koran harian Bisnis
Indonesia. Indeks ini di luncurkan pada tanggal 27 Januari 2009 berisi dengan 27
2. Mempunyai niali ROE (Return on Equity) sama atau lebih tinggi dari ROE
rata-rata semua saham tercatat di IDX.
3. Menerima Unqualified Opinion dari akuntan Publik di laporan keuangan
auditan.
4. Sudah tercatat di IDX paling tidak 6 bulan
5. Daftar 25 saham akan dipilih dengan mempertimbangkan aspek-aspek
likuiditas dan jumlah lembar kepemilikan oleh public (floating shares)
Indeks SRI-KEHATI.
Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan yayasan KEHATI (Yayasan
Keanekaragaman Hayati Indonesia atau the Indonesian Biodiversity Foundation).
Yayasan
ini
bergerak
dalam
upaya-upaya
konservasi
dan penggunaan
Indeks ini di luncurkan di IDX pada tanggal 12 Mei 2011. Indeks ini berisi
dengan saham-saham yang berada di daftar Efek Syariah (DES) yang di keluarkan
sesuai regulasi Bapepam-LK No. II.K.1 setiap 6 bulannya di bulan Mei dan
Nopember. Tanggal basis yang di gunakan adalah Desember 2007 dengan niali
100.
Kriteria saham-saham yang dapat masuk ke indeks ini sesuai dengan regulasi
Bapepam-LK No.11,K.1 adalah sebagai berikut:
A. Perusahaan yang tidak melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah sebagaimana yang di maksud dalam angka 2
huruf a peraturan Nomor IX.A.13 sebagai berikut:
1. Perjudian dan permainan yang tidak diikuti oleh pengiriman/transfer
barang-barang dan atau jasa-jasa
2. Perdagangan yang di larang menurut syariah
3. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi.
4. Jual beli resiko yang mengandung spekulasi (gharar) dan atau perjudian
(maysir).
5. Memproduksi, mendistribusikan, meperdagangkan, dan menyediakan
barang atau jasa yang haram.
6. Transaksi yang mengandung elemen penyuapan.
B. Perusahaan-perusahaan memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
a. Total barang yang berbasis bunga di bandingkan dengan total aktiva tidak
lebih dari 45%
b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya di bandingkan
dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%.
Indeks IDX30.
Indeks ini diluncurkan pada tanggal 23 April 2012 yang berisi 30 saham
kapitalisasi terbesar di LQ45. Pemilihan saham di lakukan setiap 6 bulan, yaitu
pada awal bulan Februari dan Agustus. Tanggal basis perhitungan adalah 30
Desember 2004 dengan niali awal indeks adalah 100 yang di hitung sama dengan
indeks lain yaitu mrnggunakan rata-rata timbangan kapitalisasi pasar (value
weighted).
Kriteria pemilihan saham IDX30 adalah nilai transaksi, frekuensi transaksi, total
hari transaksi dan tentu saja kapitalisasi pasarnya. Aspek kualitatif yang juga di
pertimbangkan adalah kondisi keuangan, prospek pertumbuhan, dan factor-faktor
lain yang berhubungan dnegan pertumbuhan perusahaannya.
1.2 Investasi
1. Pengertian Investasi.
Menurut (Tandelilin, 2001).Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana
atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang.
investasi adalah
untuk
b. Analisis sekuritas.
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok)
sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama
adalah mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced
(haganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan analisis
dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Kedua adalah mereka
berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang
mispriced, analisis tidak mampu mendeteksinya.
c. Pembentukan portofolio.
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi
sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang
akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak
sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan
untuk mengurangi risiko yang di tanggung.
d. Melakukan revisi portofolio.
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan
maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah
dimiliki.
e. Evaluasi kinerja portofolio.
pilihan invesatasi tidak hanya mengandalkan return dan tingkat keuntungan yang
di harapkan akan tetapi juga harus bersedia menanggung risiko investasi. Salah
satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk
portofolio investasi. Menurut Sunariyah (2006:193), portfolio diartikan sebagai
serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh
investor, baik secara perorangan maupun lembaga. Dengan demikian, investor
dapat dengan mudah melakukan diversifikasi investasi pada berbagai kesempatan
investasi.
Apabila risiko di anggap suatu masalah yang tidak di sukai investor, maka
pemilihan portofolio berdasarkan sekuritas dirasakan sebagai suatu metode
pemilihan portofolio yang kurang baik. Pemilihan portofolio semacam ini
dilakukan tanpa mempertimbangkan pembentukan portofolio terhadap risikonya
yaitu dengan adanya pemilihan portofolio yang memaksimumkan utility yang
diharapkan dapat dilakukan oleh investor. Oleh karena itu, para investor memilih
portofolio bedasarkan tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan dan risiko
portofolio.
2. Return dan Risiko.
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menangung risiko atas investasi yang
dilakukannya.
a. Return.
1. Return.
Return realisasian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari returnreturn realisasian tiap-tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio.
b) Return Ekspektasian Portofolio
Return ekspektasian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari returnreturn ekspektasian tiap-tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio.
b. Risiko.
1. Pengertian Risiko.
Tandelilin (2001:48). Menyatakan bahwa rsiko adalah kemungkinan
terjadinya perbedaan antara return actual dengan return yang diharapkan.
Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko
investasi tersebut.
2. Sumber-sumber Risiko.
Ada bebrapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya
risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut menurut Tandelilin
(2001:48) antara lain:
a. Risiko suku bunga
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi.
b. Risiko pasar
Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi disebut risiko pasar.
c. Risiko iflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya
beli rupiah yang telah diinvestasikan.
d. Risiko bisnis
Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industry
tersebut sebagai risiko bisnis.
e. Risiko finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk
menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya.
f. Risiko liquiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang
di terbitkan perusahaan bisa di perdagangkan di pasar
sekunder.
g. Risiko nilai tukar mata uang
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang
domestik (Negara perusahaan tersebut) dengan niali mata
uang Negara lainnya.
h. Risiko negara (country risk)
Risiko ini disebut juga risiko politik, karena sangat
berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara.
3. Jenis Risiko
5. Risiko Portofolio
Tidak seperti halnya return yang merupakan rata-rata tertimbang
dari seluruh return sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk)
tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal.
(Jogiyanto 2014:285).
6. Hubungan Antara Return dan Risiko
Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan
yang bersifat searah dan linier. Artinya, semakin besar risiko suatu aset,
semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, demikian
sebaliknya. (Tandelilin, 2014:7)
7. Divesifikasi
Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat
meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang di terima.
(Jogiyanto 2014:309) menyebutkan bahwa investor dapat melakukan
diversifkasi dengan beberapa cara yaitu:
a. Diversifikasi Dengan Banyak Aktiva
Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel,
semakin dekat niali rata-rata sampel dengan niali dari ekspektasian
dari populasi.
b. Diversifikasi Secara Random
inilah yang disebut dengan efficient set atau efficient fainter (Jogiyanto,
2014:337).
Keterangan :
a. Garis Horizontal menggambarkan risiko suatu portofolio (
9. Portofolio Optimal
Portofolio optimal meruapakan portofolio yang dipilih seorang investor
dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien.
Tentunya portofolio yang di pilih investor adalah portofolio yang sesuai
dengan prefrensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap
risiko yang bersedia di tanggungnya. Penentuan portofolio optimal dengan
menentukan
rasio
antara
Excess
Return
to
Beta
(ERB)
yang
1.
Pemilihan saham
Rotasi sektor
Strategi momentum
2.
Para Investor dapat menganut strategi buy and hold, atau melakukan
investasi pada portofolio yang disusun sesuai indeks pasar. Strategi buy
and hold, menyangkut keputusan untuk membeli saham-saham dan
menahannya sampai waktu yang cukup lama untuk memenuhi tujuan
tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menghindari tingginya biaya
transaksi, biaya pencarian informasi, dan sebagainya.
2)