1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu
cara
untuk
meningkatkan
kekebalan
ambang
perlindungan
atau
untuk
memperpanjang
masa
perlindungan.
2. Sasaran Imunisasi
Imunisasi penting untuk diberikan, hal ini karena 3 dari 100
kelahiran anak akan meninggal karena c1.ampak, 2 dari 100 akan
meninggal karena batuk rejan, 1 dari 200.000 anak akan meninggal
karena polio dan 1 dari 100 anak akan meninggal karena tetanus.
Imunisasi tidak hanya diberikan kepada anak saja, namun beberapa
orang beresiko untuk terkena penyakit, mereka yakni :
1. Bayi dan anak balita, anak sekolah, dan remaja
2. Calon Jemaah haji/umroh
3. Orang tua, manula
4. Orang yang berpergian ke luar negeri.
5. Dll.
3. Jenis Imunisasi
Ada 2 macam jenis imunisasi yaitu :
1. Imunisasi aktif
Penyakit
ini
disesbabkan
oleh
Mycobacterium
dan lainnya.
Insufisiensi kardio pulmoner
Pneumotoraks spontan
Bronkiektasis
Hemoptasis berat
Menurut nufraeni (2003) imunisasi BCG tidak mencegah TBC
Vaksin BCG di kemas dalam ampul, bentuk kering dan 1 box berisi
10 ampul vaksin. Setiap 1 ampul vaksin dengan 4ml pelarut.
Cara pemerian dan dosis
Vaksin BCG diberikan melalui suntik secara intracutan didaerah
lengan kanan atas. Disuntikkan di lapisan kulit dengan penyerapan
pelan-pelan. Sebelum vaksin disuntikkan harus dilarutkan terlebih
dahulu. Dosisnya 0,05cc untuk bayi dan 0,1cc untuk anak. Imunisasi
BCG biasanya dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan
Kontraindikasi
1. Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang
sedang menderita TBC.
2. Tidak boleh diberikan pada orang dengan penyakit kulit berat,
furunkulosis, dll.
3. Penderita gangguan
penderita
dengan
system
pengonatan
kekebalan
steroid
tubuh
jangka
(leukemia,
panjang
dan
penderita HIV).
Reaksi yang timbul
a. Reaksi local : 1-2 minggu setelah penyuntikkan muncul kemeran
dan
benjolan
kecil
teraba
keras
di
tempat
penyuntikkan,
Pertussis
merupakan
penyakit
yang
disebabkan
Bordetella
dan
demam,
sedangkan
efek
berat
bayi
akan
oleh satu dari 3 virus yang berhubungan yaitu virus polio type 1,2
atau 3. Virus ini dapat berakibat pada kelumpuhan yang dimulai
dengan gejala demam, nyeri otot dan dapat berakibat pada
kematian.
Kemasan
Kemasan vaksin polio dalam 1 box vaksin yang terdiri dari 10 vial, 1
vial berisi 10 dosis, Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk
cairan, setiap vial vaksin polio disertai 1 buah penetesan (dropper)
yang terbuat dari plastic.
disertai
demam
>38C,
gangguan
system
disebabkan
oleh
infeksi
dengan
bakteri
streptococcus
bayi BBLR (<1500 gram) vaksin diberikan setelah umur 6-8 minggu,
tanpa memperhatikan umur kehamilan. Dapat diberikan bersamaan
dengan vaksin lain yaitu HiB, MMR, DtWp, DTap, dan verisella dengan
menggunakan syringe terpisah.
Jadwal dan dosis PVC
Dosis pertama
Imunisasi Dasar
Imunisasi
(bulan)
2-6
Ulangan
1 dosis 12-15
7-11
minggu
2 dosis, interval, 6-8
bulan
1 dosis 12-15
minggu
2 dosis, interval, 6-8
bulan
12-23
24
minggu
1 dosis
Vaksin Polisakarida
Konjugasi (PVC)
T-Cell dependent (memory
cell)
Imunogenik pada umur < 2
tahun
Indikasi : anak sehat dan
anak risiko tinggi umur 2
pendek
Nama : Pneumo-23 (sanofi
jangka panjang
Nama : Prevenar (Pfizer)
Pasteur)
synoflorix (GSK)
Efek Samping
a. Sedikit bengkak, merah, dan sakit di tempat suntikan
b. Demam rendah
anak diatas usia 2 tahun dan diulang 3 tahun. Untuk tipoid oral Ty21a
diberikan pada umur lebih dari 6 tahun, dikems dalam kapsul
diberikan 3 dosis dengan interval selang 1,3, dan 5. Imunisasi
ulangan dilakukan 3-5 tahun.
6. Imunisasi varicella
Imunisasi dilakukan agar tubuh mempunyai kekebalan terhadap
penyakit varisella atau cacar air. Pemberian vaksin varicella dari
umur 5 tahun menjadi 1 tahun. Hal ini berdasarkan pada :
1. Efektifitas vaksin varicella tidak diragukan lagi, namun apabila
cakupan imunisasi belum tinggi dapat mengubah epidemiologi
penyakit dari masa anak ke dewasa.
2. Dampak varicella pada dewasa lebih berat dari pada anak
3. Penularan terbanyak di sekolah taman kanak-kanak di sekolah
taman bermain.
Jadwal imunisasi diberikan pada anak umur 1 tahum, untuk
anak yang mengalami kontak dengan pasien varisella imunisasi
dapat mencegah apabila diberikan dalam kurun 72 jam setelah
kontak. Dosis pemberian 0,5 ml secara subkutan dan diberikan 1
kali, untuk umur lebih dari 13 tahun atau dewasa diberikan 2kali
dengan jarak 4-8 minggu.