Disusun Oleh :
NURIL MASRUCHAH
NIM : 2011 02 0500
Disusun Oleh :
NURIL MASRUCHAH
NIM : 2011 02 0500
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan rencana pembelajaran ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Mengetahui
Pembimbing I
Pembimbing II
Istiadah Fatmawati,SST
NPP : .
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada
Jombang
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa, dengan rahmat
dan karuniaNya saya dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Rencana pembelajaran ini saya sunsun dan saya ajukan sebagai pemenuhan tugas
PKK D- IV pendidik di stikes husada jombang
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasi atas
bimbingan semua pihak sehingga tugas peraktek kebidanan ini dapat
terselesaikan, untuk itu saya mengucapkan terima kasi kepada :
1. Dra. Soelijah hadi,M.Kes, MM., selaku ketua STIKES Husada Jombang
2. Semi naim, SST, MM. Kes, selaku ketua program studi D- IV Bidan
Pendidik sekolah tinggi ilmu kesehatan Husada Jombang
3. Dra. Soelijah hadi,M.Kes, MM.,selaku pembimbing praktek kebidanan
4. Istiadah Fatmawati, SST selaku dosen pamong.
Demikian sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan
bimbingan secara optimal kepada para mahasiswa setudi D- IV kebidanan, sesuai
dengan tarjet kopentensi yang harus di capai
Jombang, .. 2012
Penyusun
PEMBELAJARAN 1
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
SILABUS
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
Disusun Oleh :
NURIL MASRUCHAH
NIM : 2011 02 0500
SILABUS
Mata Kuliah
: ASKEB III ( Nifas )
Kode MK / SKS
: Bd. 303 /2 SKS
Tingkat / Semerter
: 2 / III
Alokasi Waktu
: 2 X 50 menit
A. DISKRIPSI MATA KULIAH
nifas
Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu masa nifas
Melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas
Melaksanakan program tindak lanjut asuhan masa nifas
Menjelaskan cara deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan
penangannya
10. Mendokumentasikan hasil asuhan masa post partum
C. PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, seminar dan
penugasan
P : Dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik di kampus maupun dilahan
praktek) dengan menggunakan metoda simulasi, demonstrasi, role play dan
bed side teaching.
D. Evaluasi
Teori
1. UTS : 10%
2. UAS : 15%
Praktek
1. Tugas : 15%
2. Latihan: 20%
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
ASKEB III (NIFAS)
Kompetensi Dasar
masa nifas
:Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu
Kegiatan Pengajaran
1. Mengucap salam
2. Memperkenalkan
Kegiatan Mahasiswa
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
10 menit
diri
3. Menjelaskan materi
3. Memperhatikan
yang akan di
4. Memperhatikan
sampaikan
4. Menjelaskan tujuan
pembelajaran :
(80 menit)
Penutup (10
menguraikan hasil
mahasiswa untuk
menit)
pembelajaran yang
mengulas kembali
di dapat dari dosen.
inti dari materi yang
Dan mengajukan
telah disampaikan
pertanyaan
dan mengajukan
pertanyaan
1. Menyimpulkan hasil
1. Memperhatikan
materi yang telah di
berikan
2. Memberikan
pertanyaan
2. Menjawab
3. Mengucapkan salam
pertanyaan
3. Menjawab salam
Evaluasi
Prosedur
Jenis
Bentuk
:
: Tes akhir perkuliahan
: Lisan
: Subyektif
Pertanyaan :
Pertanyaan tes tulis dan lisan :
1. Jelaskan definisi masa nifas ?
2. Jelaskan tujuan asuhan masa nifas ?
3. Jelaskan peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas ?
Jawab :
1. Definisi masa nifas
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary
cunningham,Mac Donald,1995:281).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
2. Tujuan asuhan masa nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati
HAND OUT
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
HAND OUT
KONSEP DASAR MASA NIFAS
Tujuan pembelajaran Mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ini dapat :
1. Menjelaskan pengertian masa nifas
2. Menjelaskan tujuan asuhan masa nifas
POWER POINT
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
PEMBELAJARAN 2
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
SILABUS
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
Disusun Oleh :
NURIL MASRUCHAH
NIM : 2011 02 0500
SILABUS
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
Disusun Oleh :
NURIL MASRUCHAH
NIM : 2011 02 0500
SILABUS
Mata Kuliah
Kode MK / SKS
Tingkat / Semerter
Alokasi Waktu
nifas
Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu masa nifas
Melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas
Melaksanakan program tindak lanjut asuhan masa nifas
Menjelaskan cara deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan
penangannya
10. Mendokumentasikan hasil asuhan masa post partum
C. PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, seminar dan
penugasan
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
ASKEB III (NIFAS)
Kompetensi Dasar
masa nifas
:Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu
Kegiatan Pengajaran
1. Mengucap salam
2. Memperkenalkan
Kegiatan Mahasiswa
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
10 menit
Pengajar
Slide power
point
diri
3. Menjelaskan materi
yang akan di
sampaikan
4. Menjelaskan tujuan
pembelajaran :
Tahapan masa nifas,
kebijakan program
Nasional masa
Penyajian
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
(60 menit)
nifas, perubahan
fisiologis dan
psikologis masa
nifas
1. Menjelaskan
1. Memperhatikan
mengajukan
pertanyaan
3. Menguraikan hasil
mengulas kembali
penangkapan materi
dan ngejukan
telah disampaikan
pertanyaan
dan mengajukan
pertanyaan
1. Menyimpulkan hasil
materi yang telah di
berikan
2. Memberikan
1. Memperhatikan
pertanyaan
3. Mengucapkan salam
2. Menjawab
pertanyaan
3. Menjawab salam
Evaluasi
Prosedur
Jenis
Bentuk
:
: Tes akhir perkuliahan
: Lisan
: Subyektif
Pertanyaan :
Pertanyaan tes tulis dan lisan :
1. Jelaskan Tahapan masa nifas?
2. Jelaskan kebijakan program Nasional masa nifas ?
Jawaban :
1. Tahapan masa nifas
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan.
Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama
kurang lebih enam minggu.
Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam
keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu
persalinan mengalami komplikasi.
2. Kebijakan program nasional masa nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat
kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
HAND OUT
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Kunjungan
Waktu
Asuhan
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia
uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang
cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
6-8 jam
Pemberian ASI awal.
post
partum Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
III
2 minggu
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan
post
yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
partum
IV
Pasca melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan dekompensasi kordis pada
penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi
dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti
sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima post
patum.
volume
dan
peningkatan
sel
darah
pada
kehamilan
partum
dan
akan
normal
dalam
4-5
minggu
post
partum.
Jumlah kehilangan darah selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml,
minggu pertama post partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas
berkisar 500 ml.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Pencernaan
1. Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk
mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 34 hari
sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun
setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu
atau dua hari.
2. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus
otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare
sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi,
hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas
membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
1. Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
2. Pemberian cairan yang cukup.
3. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
4. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
5. Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau
obat yang lain.
Perubahan ligamen.
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali
seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang
mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
Simpisis pubis.
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat
menyebabkan morbiditas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara
lain: nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat
tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Gejala ini dapat
menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca melahirkan, bahkan ada
yang menetap.
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum
antara lain:
1. Nyeri punggung bawah.
2. Sakit kepala dan nyeri leher.
3. Nyeri pelvis posterior.
4. Disfungsi simpisis pubis.
5. Diastasis rekti.
6. Osteoporosis akibat kehamilan.
7. Disfungsi rongga panggul.
tidak melakukan latihan sit-up atau curl-up; mengatur ulang kegiatan seharihari,
menindaklanjuti pengkajian oleh ahli fisioterapi selama diperlukan.
Osteoporosis akibat kehamilan.
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini
ditandai dengan nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya
(tidak dapat berjalan), ketidakmampuan mengangkat atau menyusui bayi pasca
natal, berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang buruk. .
Disfungsi dasar panggul.
Disfungsi dasar panggul, meliputi :
1. Inkontinensia urin.
2. Inkontinensia alvi.
3. Prolaps.
Inkontinensia urin.
Inkontinensia urin adalah keluhan rembesan urin yang tidak disadari.
Masalah berkemih yang paling umum dalam kehamilan dan pasca partum adalah
inkontinensia stres .
Terapi : selama masa antenatal, ibu harus diberi pendidikan mengenai dan
dianjurkan untuk mempraktikan latihan otot dasar panggul dan transversus
sesering mungkin, memfiksasi otot ini serta otot transversus selam melakukan
aktivitas yang berat. Selama masa pasca natal, ibu harus dianjurkan untuk
mempraktikan latihan dasar panggul dan transversus segera setelah persalinan.
Bagi ibu yang tetap menderita gejala ini disarankan untuk dirujuk ke ahli
fisioterapi yang akan mengkaji keefektifan otot dasar panggul dan memberi saran
tentang program retraining yang meliputi biofeedback dan stimulasi.
Inkontinensia alvi.
Inkontinensia alvi disebabkan oleh robeknya atau merenggangnya sfingter anal
atau kerusakan yang nyata pada suplai saraf dasar panggul selama persalinan
(Snooks et al, 1985).
Penanganan : rujuk ke ahli fisioterapi untuk mendapatkan perawatan khusus.
Prolaps.
Prolaps genetalia dikaitkan dengan persalinan per vagina yang dapat
menyebabkan peregangan dan kerusakan pada fasia dan persarafan pelvis. Prolaps
uterus adalah penurunan uterus. Sistokel adalah prolaps kandung kemih dalam
vagina, sedangkan rektokel adalah prolaps rektum kedalam vagina (Thakar &
Stanton, 2002).
Gejala yang dirasakan wanita yang menderita prolaps uterus antara lain:
merasakan ada sesuatu yang turun ke bawah (saat berdiri), nyeri punggung dan
sensasi tarikan yang kuat.
Penanganan: prolaps ringan dapat diatasi dengan latihan dasar panggul.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi
Perubahan alat-alat genital baik interna maupun eksterna kembali seperti semula
seperti sebelum hamil disebut involusi. Bidan dapat membantu ibu untuk
mengatasi dan memahami perubahan-perubahan seperti:
1. Involusi uterus.
2. Involusi tempat plasenta.
3. Perubahan ligamen.
4. Perubahan serviks.
5. Lochia.
6. Perubahan vulva, vagina dan perineum.
Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1. Iskemia Miometrium Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi
yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga
membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
2. Atrofi jaringan Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian
hormon esterogen saat pelepasan plasenta.
3. Autolysis Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil
dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.
Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.
4. Efek Oksitosin Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi
otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk
mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan.
Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahanperubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:
Involusi Uteri
Berat Uterus
Diameter Uterus
Plasenta lahir
Setinggi pusat
1000 gram
12,5 cm
7 hari (minggu 1)
Pertengahan
pusat
7,5 cm
simpisis
14 hari (minggu 2)
Tidak teraba
350 gram
5 cm
6 minggu
Normal
60 gram
2,5 cm
Dibawah ini dapat dilihat perubahan tinggi fundus uteri pada masa nifas.
Perubahan Ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan
ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen,
fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
Perubahan pada Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri
Waktu
1-3 hari
Warna
Merah kehitaman
Sanguilenta
3-7 hari
Serosa
7-14 hari
Putih bercampur
merah
Kekuningan/
kecoklatan
Alba
>14 hari
Putih
Ciri-ciri
Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum
dan sisa darah
Sisa darah bercampur lendir
Lebih sedikit darah dan lebih banyak
serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta
Mengandung leukosit, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati.
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir
keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga
270 ml.
Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain:
1. Suhu badan.
2. Nadi.
3. Tekanan darah.
4. Pernafasan.
Suhu badan.
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari keadaan
normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan,
kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum,
suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI,
kemungkinan payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada
endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan
suhu di atas 38 derajat celcius, waspada terhadap infeksi post partum.
Nadi.
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut
nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau
perdarahan post partum.
Tekanan darah.
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan
darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80
mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak
berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum
merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal
tersebut sangat jarang terjadi.
Pernafasan.
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per
menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan
pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu
nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum
menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus
istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifas
dan sembuhnya luka.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu
melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post
partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah melahirkan.
Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk
kemudian berjalan.
Keuntungan ambulasi dini adalah:
1. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
2. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik
3. Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahatnya antara
lain:
1. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat
2. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan
3. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur
Kurang istirahat dapat menyebabkan:
1. Jumlah ASI berkurang
2. Memperlambat proses involusio uteri
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi sendiri
9. Cairan
10. Vitamin
11. Zinc
12. DHA
Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa
memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi
kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan
menyebabkan ASI rusak.
Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara
dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 gelas
yoghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok
selai kacang.
Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacangkacangan.
Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan
1/8 semangka, 1/4 mangga, cangkir brokoli, wortel, -1/2 cangkir sayuran
hijau yang telah dimasak, satu tomat.
Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per
hari. Satu porsi setara dengan cangkir nasi, cangkir jagung pipil, satu porsi
sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, kue muffin dari bijian utuh, 2-6
biskuit kering atau crackers, cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang
koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi)
perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan
kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, buah
alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak,
sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau
mentega, atau dua sendok makan saus salad.
Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin
seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari.
Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan
antara lain:
1. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin
A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah
1,300 mcg.
2. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi
syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat
ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
3. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya
tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak
nabati dan gandum.
Zinc (Seng)
adalah
komunikasi
yang
baik,
dukungan
dan
pemberian
Clostridium Welchii bersifat anaerob dan jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan persalinan
ditolong dukun.
Patofisiologi Infeksi Nifas
Tempat yang baik sebagai tempat tumbuhnya kuman adalah di daerah bekas
insersio (pelekatan) plasenta. Insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan
diameter 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena
yang ditutupi oleh trombus. Selain itu, kuman dapat masuk melalui servik, vulva,
vagina dan perineum.
Cara Terjadi Infeksi
Infeksi nifas dapat terjadi karena:
1. Manipulasi penolong yang tidak steril atau pemeriksaan dalam berulangulang.
2. Alat-alat tidak steril/ suci hama.
3. Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat yang terkontaminasi.
4. Infeksi nosokomial rumah sakit.
5. Infeksi intrapartum.
6. Hubungan seksual akhir kehamilan yang menyebabkan ketuban pecah
dini.
Faktor Predisposisi Infeksi Nifas
Faktor predisposisi infeksi nifas antara lain:
Infeksi umum
Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat,
pernafasan meningkat dan sesak, kesadaran gelisah sampai menurun bahkan
koma, gangguan involusi uteri, lokia berbau, bernanah dan kotor.
Klasifikasi Infeksi Nifas
Penyebaran infeksi nifas terbagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Infeksi terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks dan endometrium.
2. Infeksi yang penyebarannya melalui vena-vena (pembuluh darah).
3. Infeksi yang penyebarannya melalui limfe.
4. Infeksi yang penyebarannya melalui permukaan endometrium.
Infeksi pada perineum, vulva, vagina, serviks dan endometrium
Penyebaran infeksi nifas pada perineum, vulva, vagina, serviks dan endometrium
meliputi:
1. Vulvitis
2. Vaginitis
3. Servisitis
4. Endometritis
Vulvitis
Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca melahirkan terjadi di
bekas sayatan episiotomi atau luka perineum. Tepi luka berwarna merah dan
bengkak, jahitan mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan
nanah.
Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada daerah vagina. Vaginitis pada ibu pasca
melahirkan terjadi secara langsung pada luka vagina atau luka perineum.
Permukaan mukosa bengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung
nanah dari daerah ulkus.
Servisitis
Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan banyak
gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum
latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
Endometritis
Endometritis paling sering terjadi. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan
bersifat naik turun. Kumankuman memasuki endometrium (biasanya pada luka
insersio plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar ke seluruh endometrium.
Pada infeksi setempat, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua
bersama bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau yang
terdiri atas keping-keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batas
endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
Tromboflebitis
Radang pada vena terdiri dari tromboflebitis pelvis dan tromboflebitis femoralis.
Tromboflebitis pelvis yang sering meradang adalah pada vena ovarika, terjadi
karena mengalirkan darah dan luka bekas plasenta di daerah fundus uteri.
Sedangkan tromboflebitis femoralis dapat menjadi tromboflebitis vena safena
magna atau peradangan vena femoralis sendiri, penjalaran tromboflebitis vena
uterin, dan akibat parametritis. Tromboflebitis vena femoralis disebabkan aliran
darah lambat pada lipat paha karena tertekan ligamentum inguinale dan kadar
fibrinogen meningkat pada masa nifas.
Infeksi nifas yang penyebaran melalui jalan limfe
Infeksi nifas yang penyebarannya melalui jalan limfe antara lain peritonitis dan
parametritis (Sellulitis Pelvika).
Peritonitis
Peritonitis menyerang pada daerah pelvis (pelvio peritonitis). Gejala klinik antara
lain: demam, nyeri perut bawah, keadaan umum baik. Sedangkan peritonitis
umum gejalanya: suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri,
terdapat abses pada cavum douglas, defense musculair, fasies hypocratica.
Peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kamatian karena
infeksi.
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram,
saat
hamil
600
gram
dan
saat
menyusui
800
gram.
Fisiologi Laktasi
saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan
progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan
kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai
reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus
dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan
sebaliknya
merangsang
pengeluaran
faktor
pemacu
sekresi
prolaktin.
uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu
yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya
mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan
suara
bayi,
mencium
bayi,
memikirkan
untuk
menyusui
bayi.
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan
bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
2. Refleks menghisap
3. Refleks menelan
bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan
antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Pengeluaran ASI (Oksitosin)
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar
hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan
berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran
oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak
pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan
oleh hipofisis.
Referensi :
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1
September 2009: 20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata
Niaga Media Jakarta
masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
yoana-widyasari.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-pengajaran-s.html diunduh 1
September 2009: 20.05 WIB.
POWER POINT
ASKEB III (NIFAS)
KONSEP DASAR NIFAS
PRAKTEK KLINIK
ASKEB III (NIFAS)
PERAWATAN PAYUDARA
SILABUS
PRAKTEK KLINIK
ASKEB III (NIFAS)
PERAWATAN PAYUDARA
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
PRAKTEK KLINIK
ASKEB III (NIFAS)
PERAWATAN PAYUDARA
Kompetensi Dasar
Pokok Bahasan
Kegiatan Belajar
Tahap
Kegiatan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa
Pendahuluan
1. Mengucap salam
2. Memperkenalkan
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
Phantom ibu
Alat- alat
diri
3. Menyiapkan kelas
3. Membantu
perawatan
10 menit
menyiapkan kelas
untuk proses
4. Memperhatikan
pembelajaran
4. Menjelaskan materi
yang akan di
Penyajian
sampaikan
(60 menit)
1. Memperhatikan
1. Mendemokan
perawatan payudara
pada phantom ibu
2. Memberi
Penutup (20
2. Bertanya dan
mempraktekkan
kesempatan pada
menit)
perawatan payudara
mahasiswa untuk
bertanya dan
melakukan praktek
perawatan payudara
1. Menyimpulkan hasil
1. Memperhatikan
materi yang telah di
berikan
2. Memberikan
pertanyaan
3. Mengucapkan salam
2. Menjawab
pertanyaan
3. Menjawab salam
payudara
CHEK LIST
PRAKTEK KLINIK
ASKEB III (NIFAS)
PERAWATAN PAYUDARA