Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PENYAJIAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. T
Umur
: 52 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku
: Melayu
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Tani
Tanggal Masuk
: 8 April 2015
Tanggal Operasi
: 9 April 2015
B. PEMERIKSAAN PRA ANESTESI
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : Tumbuh daging pada konjungtiva bulbi mata kiri
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh tumbuh daging pada
mata kiri sejak kurang lebih 1 tahun yang sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluh penglihatan kabur dan terasa kelilipan. Mata merah
(+), nyeri (-), gatal (-). Pasien mengaku mata kiri pernah terkena kayu.
batuk (-), pilek (-), demam (-)
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah memiliki penyakit
yang sama sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit Pernapasan : e. Riwayat Penyakit Kardiovaskular : hipertensi (-)
f. Riwayat Penyakit Lain : Diabetes melitus (-)
g. Riwayat Alergi Obat : h. Riwayat Operasi : Pasien pernah operasi mata di RS Elisabeth Sambas
10 bulan yang lalu.
i. Kebiasaan : Merokok ( - ), Minum alkohol ( - ), obat-obatan ( - )
2. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : Baik
Vital sign
:
TD
N
Suhu

GCS E4M6V5
: 120/70 mmHg
: 64 kali per menit
Rr : 16 kali per menit
: 36,6 C
BB : 55 kg

26

Mata

: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), edema (-) pupil

Mulut
Jalan nafas

isokor 3mm, refleks cahaya (+/+)


: Malampati grade 1
: Tersumbat (-), ompong (+), gigi palsu (-), oedem (-),

Thorax

kekakuan sendi rahang (-), kaku leher (-).


: Inspeksi
: Simetris (+), retraksi dinding dada (-)
Palpasi
: Vocal fremitus normal, iktus kordis teraba
Perkusi
Auskultasi

Abdomen:

di linea midclavicula sinistra ICS 5


: Pulmo : Sonor (+), Cor : pekak (+)
:

Cor
: S1-S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Inspeksi: Datar, distended (+), massa (-), skar (-), caput

medusa (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidakteraba
Perkusi : Timpani (+) pada empat kuadran
Auskultasi: Bising Usus 2x/menit
Ekstremitas : Oedem (-), akral dingin (-)
3. Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium
Hemoglobin
Hct
Leukosit
Trombosit
GDS

: 14,1 g/dL
37,1 %
: 8.000
: 290.000
: 85 mg/dL
:

b. Foto Polos thorax : dalam batas normal


4. Kesimpulan :
Kelainan sistemik
Kegawatan
Diagnosis
Tindakan operasi
Status fisik ASA

: Tidak Ada Kelainan Sistemik


: Tidak Ada
: Tumor Konjungtiva Bulbi
: Eksisi
:I

C. RENCANA ANESTESI

27

1. Persiapan Operasi
-

Informed consent
Persetujuan operasi tertulis (+)
Puasa 6-8 jam

2. Jenis Anestesi
3. Teknik Anestesi

5. Maintenance

: Anestesi umum
: General anestesi dengan LMA, Semi-Closed system.
4.Obat-obatan
: midazolam 5mg, fentanyl 0,1mg,
propofol 150mg, , dan ondansentron 4 mg, ketorolac
: O2 2 lpm, N20 2 lpm, isoflurance 1 vol %
6.Monitoring
: tanda-tanda vital, kedalaman

anestesi dan cek perdarahan


7. Perawatan pasca anestesi di ruang pemulihan
D. TATALAKSANA ANESTESI
1. Di ruang persiapan
Pasien masuk ke ruang persiapan operasi
Pemeriksaan kembali : identitas pasien, persetujuan operasi, lama puasa 6

jam
Pastikan pasien telah terpasang infus.
Mengganti pakaian pasien dengan pakaian operasi.
Persiapkan peralatan dan obat-obatan anestesi.

2. Persiapan Alat dan Obat Anestesi Umum

Mempersiapkan mesin anestesi, sirkuit anestesi, face mask, monitor,

tensimeter, saturasi serta mengecek tabung O2, N2O, dan isoflurane


Mempersiapkan
Mempersiapkan midazolam 5 mg, fentanyl 0,1 mg, propofol 150 mg, dan
ondansentron 4 mg.

3. Di ruang operasi
Pasien dipindahkan ke meja operasi, pastikan infus berjalan lancar dan

monitor menyala
Masukkan ondansentron 4 mg
Masukkan midazolam 5 mg iv, cek refleks bulu mata, bila pasien tertidur

lanjutkan dengan induksi anestesi.


Pemberian dilanjutkan dengan induksi Fentanyl 100 mcg iv
Induksi dengan Propofol 150 mg IV

28

Setelah reflek bulu mata menghilang dilakukan preoksigenasi dengan

sungkup muka menggunakan O2 sebanyak 4 liter / menit


Setelah relaksasi pasien di insersi dengan LMA no 4, lalu isi udara balon

LMA dengan spuit.


Dengan steteskop bahwa paru kanan dan kiri sama dan dinding dada kanan

dan kiri bergerak simetris pada setiap inspirasi buatan.


LMA dihubungkan dengan konektor ke sirkuit nafas alat anestesi,
kemudian ambu O2 2 L/menit, isoflurane 1 vol% dan N2O 2 L/menit.

4. Maintenance

Inhalasi: O2 2 L/menit, isoflurane 1 vol% dan N2O 2 L/menit,


Infus RL 150 ml

5. Ekstubasi

Memastikan pasien telah bernapas spontan


Melakukan suction pada airway pasien
Menutup isoflurane dan N2O, tinggikan O2 sampai 5 L/menit
Mengempiskan balon, pastikan bahwa pasien sudah bangun (biasanya
pasien akan mulai batuk-batuk). Melepaskan plester/tape. Cari waktu yang
tepat dan segera cabut LMA. Segera pasang face mask dan pastikan airway
nya lancar dengan triple manuver. Setelah pasien benar-benar bangun,

pasien dipindahkan ke Recovery Room.


Masukkan Ketorolac 30 mg bolus

6. Instruksi Post OP di RR

Awasi tekanan darah, nadi, nafas dan saturasi oksigen


Oksigenasi dengan O2 2 L/menit

7. Instruksi Post OP di Ruangan

Pasien tirah baring posisi terlentang


Pasien di infus dengan Ringer Laktat 20 tetes per menit
Monitoring Selama Anestesi
Jam

Tensi

Nadi

Sa02

29

11.30

130/72

75

98%

11.35

127/67

76

98%

11.40

113/62

72

99%

11.45

113/57

70

99%

11.50

107/49

70

99%

Monitoring Paska Anestesi di Recovery Room


Jam
12.1

Nadi
74

SaO2
98%

0
12.1

72

98%

5
12.2

76

96%

0
12.2

76

98%

5
12.3

78

99%

0
12.3

76

98%

5
12.4

78

98%

0
12.4

74

99%

30

Anda mungkin juga menyukai