Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO KOMUNIKASI TERAPEUTIK

MENJELANG AJAL DAN PEMBERIAN OBAT


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KOMUNIKASI

Disusun Oleh:
SELVA INDAH NOVITASARI
(P17320113099)
TINGKAT I-A

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
BANDUNG
2014
1. SKENARIO KOMUNIKASI TERAPEUTIK MENJELANG AJAL
Penerapan Komunikasi Pada Setiap Tahapan Asuhan Perawatan Pada Pasien Menjelang Ajal.
Klien yang bernama Ny.Salma berumur 35 tahun dengan diagnosa medis kanker mamae stadium
akhir, perlu diberikan rasa aman karena hari ini pasien akan dileps alat bantu hidupnya.

A. FASE PRA INTERAKSI


Saat di Nurse Station
(Setelah perawat membaca status pasien, perawat menghadap pembimbing sebelum melakukan
tindakan)
Mahasiswa
: selamat pagi bu
Pembimbing : pagi
Mahasiswa
: nama saya Selva Indah mahasiswa tingkat satu prodi keperawatan poltekkes
bandung, sekarang saya akan melakukan tindakan memberikan pemenuhan
kebutuhan pasien akan rasa aman kepada pasien bernama Nyonya Salma,
berumur 46 tahun, beragama Islam dan bersuku Sunda dengan dignosa kanker
mamae stadium akhir dan sekarang Nyonya Salma harus ditemani keluarga dan
ahli spiritual karena hari ini alat bantu hidup yang dipasang akan dilepas.
Tindakan keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman
pasien, dan saya berharap pasien merasa aman dan keluarga pasien dapat
menerima realitas
Pembimbing : lalu apa yang akan kamu lakukan?
Mahasiswa
: saya akan memanggil ahli spiritual dan meminta ijin kepala ruangan untuk
memberikan ijin agar khusus Ny.Salma diijinkan ditemani keluarga diluar jam
besuk
Pembimbing : apakah kamu sudah siap?
Mahasiswa
: Saya sudah mengerti bu tentang tujuan dari pemberian rasa aman kepada pasien
yaitu untuk memberikan rasa aman pada pasien dan ketenangan bagi keluarga.
Saya akan memanggil ahli spiritual dan keluarga terdekat pasien saja. Saya sudah
mengetahui alat-alatnya yaitu al-quran, tissue dan buku bacaan doa-doa. Saya
juga sudah memahami tentang konsep dan teknik dari komunikasi terapeutik.
Untuk kali ini kelebihan saya lebih percaya diri karena sudah mengetahui prinsip
komunikasi pada pasien menjelang ajal tapi saya punya kelemahan yaitu saya
merasa cemas karena ini pertama kalinya bagi saya menemani pasien menjelang
ajal namun saya akan berusaha dengan cara tetap berpikir memfokuskan untuk
tetap bersikap tenang dan memberikan ketenangan kepada pasien dan keluarga.
Apabila terjadi hal-hal yang tidak di inginkan misalnya keluarga tidak menerima
saya akan memberikan penjelasan atau meminta bantuan perawat lain.
Saya akan menemani pasien dan keluarga hingga alat bantu yang dipasang dilepas
dan saya sudah mempersiapkan alat-alat apa saja yang harus dipersiapkan
Pembimbing : silahkan lakukan
Mahasiswa
: baik bu
(Mahasiswa menyiapkan alat dan mempersiapkan diri lalu memanggil ahli spiritual)
B. FASE ORIENTASI
(Mahasiswa memasuki ruangan pasien)
Mahasiswa
: Selamat pagi ibu

Keluarga pasien
Mahasiswa
Keluarga pasien
Mahasiswa

: selamat pagi sus


: wah senang yah bu ibu salma banyak yang menemani
: iya nih sus Alhamdulillah
: baik sekarang saya akan memanggil ustad untuk menemani ibu salma
beserta keluarga untuk berdoa bersama, saya akan menemani ibu salma
dan keluarga sampai alat bantu yang dipasang dilepas, untuk tempatnya
sendiri disini saja, tujuannya agar ibu salma tenang dan keluarga juga
tidak merasa khawatir, bagaimana ibu apakah diperbolehkan?
Keluarga pasien
: iya tentu saja boleh sus, terima kasih ya
Mahasiswa
: iya sama-sama bu, kalau begitu saya akan memanggil ustadnya terlebih
dahulu ya bu, apabila ibu mau ungkapkan perasaan ibu kepada saya, saya
siap untuk mendengarkan dan tenang bu masalah kerahasiaan akan saya
jaga kecuali untuk kepentingan medis
(Mahasiswa pergi mengambil peralatan, memanggil ahli spiritual, dan kembali ke ruangan)
C. FASE KERJA
Setelah mengambil peralatan, mahasiswa kembali ke ruangan bersama ahli spiritual
Mahasiswa
: ibu perkenalkan ini ustad jefry yang akan memimpin doa
Keluarga pasien
: iya sus mari kita mulai saja
Mahasiswa
: iya bu ini kebetulan saya memiliki buku kumpulan doa yang bisa
dipakai
Keluarga pasien
: iya terima kasih sus
Mahasiswa
: kalau begitu kita mulai sekarang saja pak ustad
Ahli spiritual
: baik sus
(Setelah membaca doa bersama alat bantu hiduppun dilepas)
D. FASE TERMINASI
Mahasiswa
: Ibu alat bantunya kan sudah dilepas kalau begitu waktu saya untuk
menemani sudah selesai. Apabila ibu masih merasa sedih boleh
diungkapkan kepada saya
Keluarga pasien
: iya sus terima kasih, saya baik-baik saja
Mahasiswa
Keluarga
Mahasiswa
Keluarga
Mahasiswa

: kalau begitu, saya mewakili seluruh tenaga medis disini turut berbela sungkawa
kepada saudara ibu semoga amal ibadahnya dapat diterima allah SWT
: amin sus, tapi saya sangat sedih sekali
: Ibu saya tahu apa yang ibu rasakan, saya pun pernah mengalami apa yang ibu
serta keluarga rasakan (mahasiswa sambil mengelus pundak keluarga)
: terima kasih ya sus sudah merawat kakak saya, tapi untuk saat ini lebih baik
biarkan saya beserta keluarga yang berada di ruangan ini
: baik bu, kalau begitu 15 menit lagi saya akan kembali untuk membawa saudara
ibu ke ruang pemandian mayat akan saya urus bu, sehingga ketika akan dibawa ke
rumah duka dalam kondisi yang bersih

Keluarga
: iya sus terima kasih
(Mahasiswa membuka gorden dan keluar dari kamar pasien untuk menyimpan alat-alat, dan
pergi ke ruangan perawat dan mendokumentasikan hasil tindakannya)

2. SKENARIO KOMUNIKASI TERAPEUTIK PEMBERIAN OBAT


Penerapan Komunikasi Pada Setiap Tahapan Asuhan Perawatan Pada Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Eliminasi.
Klien yang bernama Tn. Andika berumur 35 tahun dengan diagnosa medis konstipasi akut,
karena klien ini tidak memberikan respon terhadap obat konstipasi melalui oral sehingga pasien
diberikan obat supositoria melalui rektum.
A. FASE PRA INTERAKSI
Saat di Nurse Station
(Setelah mahasiswa membaca status pasien, mahasiswa menghadap pembimbing sebelum
melakukan tindakan)
Mahasiswa
: selamat pagi bu
Pembimbing : pagi
Mahasiswa
: nama saya Selva Indah mahasiswa tingkat satu prodi keperawatan poltekkes
bandung, sekarang saya akan melakukan tindakan memberikan obat supositoria
kepada pasien bernama Tuan Andika, umur 35 tahun, beragama Islam dan
bersuku Sunda, dengan diagnosa medis hemoroid dan sekarang Tuan Andika
harus diberikan obat supositoria karena sudah 3 hari tidak dapat melakukan b.a.b.
Tindakan keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan eliminasi pasien,
dan saya berharap pasien dapat kooperatif dan obat yang diberikan dapat
bereaksi.
Pembimbing : yakin kamu bisa?
Mahasiswa
: Saya sudah mengerti bu tentang tujuan dari pemberian obat supositoria yaitu
untuk menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Pemberian obat ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani
interna. Saya sudah mengetahui alat-alatnya yaitu pengalas, sarung tangan,
gunting, tissue. Saya juga sudah memahami tentang konsep dan teknik dari
komunikasi terapeutik.
Untuk kali ini kelebihan saya lebih percaya diri karena ini pertemuan kedua saya
dengan pasien tapi saya punya kelemahan yaitu ini pertama kalinya bagi saya
memberikan obat supositoria namun saya akan berusaha dengan cara selalu
berpikir positif dan percaya diri. Apabila terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
misalnya pasien tidak mau diberi obat melalui rectum maka saya akan membujuk
pasien atau meminta bantuan perawat lain.
Perasaan saya saat ini cemas karena ini pertama kalinya saya memberikan obat
melalui rektum. Saya akan memberikan obat selama 15 menit di ruang
Parahyangan no 15. Saya sudah mempersiapkan alat-alat apa saja yang harus
dipersiakan.
Pembimbing : kalau begitu silahkan lakukan
(Mahasiswa menyiapkan alat dan mempersiapkan diri)
B. FASE ORIENTASI

(Mahasiswa telah sampai di ruangan pasien)


Mahasiswa
: selamat pagi Pak Andika.
Pasien
: selamat pagi sus
Mahasiswa
: pak Andika masih mengenal saya kan?
Pasien
: masih ko sus
Mahasiswa
: baik, kalau begitu gimana sekarang keadaan bapak pagi ini?
Pasien
: masih seperti kemarin sus
Mahasiswa
: apakah obatnya sudah diminum pak?
Pasien
: sudah sus, tapi saya sudah 3 hari ini tetap saja belum bisa b.a.b sus
Mahasiswa
: iya pak, pagi ini saya akan memberikan obat supositoria yaitu obat yang
diberikan melalui anus pada bapak, tujuannya agar b.a.b bapak bisa lancar.
Waktunya nggak lama pak, 10 menit saja, untuk tempatnya juga disini saja. Apa
bapak bersedia?
Pasien
: oh iya, boleh sus
Mahasiswa
: baiklah kalau begitu pak, sebentar lagi kita mulai ya. bapak tenang saja,
masalah kerahasiaan akan saya jaga kecuali untuk kepentingan medis.
Sebelumnya ada yang ingin ditanyakan?
Pasien
: nggak ada sus
Mahasiswa
: kalai begitu tunggu sebentar ya pak saya ambil dulu peralatannya
Pasien
: iya sus
(Mahasiswa pergi mengambil peralatan, mencuci tangan, dan kembali ke ruangan)
C. FASE KERJA
Setelah mengambil peralatan, mahasiswa kembali ke ruangan
Mahasiswa
: pak, gordennya ditutup ya. Apabila ada keluarga yang ingin menemani boleh
ikut didalam
Pasien
: iya sus, tidak ada ko
Mahasiswa
: baik kalau begitu, kita mulai sekarang ya pak
Pasien
: iya sus
Mahasiswa
: maaf sebelumnya, bapak bisa memiringkan badan kesalah satu sisi, boleh
kanan ataupun kiri, gimana yang menurut bapak nyaman.
Pasien
: saya menghadap kiri saja sus
Mahasiswa
: oh iya pak, maaf ya pak celananya saya buka sedikit ya, saya akan
memasukkan obat. Nanti disaat saya memasukkan obat, bapak jangan mengejan
ya, rileks saja, agar obatnya bisa masuk.
Pasien
: iya sus

D. FASE TERMINASI
Mahasiswa
: Bapak, saya sudah selesai memasukkan obatnya. Bagaimana perasaan bapak
sekarang?
Pasien
: Sedikit lega sus
Mahasiswa
: Bagus, sekarang bapak perthankan posisi bapak tetap begini ya selama 10-15
menit, agar obatnya bisa mudah diserap.

Pasien
Mahasiswa
Pasien
Mahasiswa

: iya sus, nggak apa-apa


: jadi apa yang harus bapak lakukan sekarang
: posisi saya tetap begini selama 10-15 menit kan sus?
: iya betul pak kalau begitu, 15 menit lagi saya akan kembali untuk mengontrol
bapak, bagaimana apakah bapak bersedia?
Pasien
: baik sus
Mahasiswa
: baik sekarang bapak istirahat saja terlebih dahulu. Terima kasih atas
kerjasamanya. Selamat pagi
Pasien
: iya sus, selamat pagi
(Mahasiswa membuka gorden dan keluar dari kamar pasien untuk menyimpan alat-alat, dan
pergi ke ruangan perawat dan mendokumentasikan hasil tindakannya)

Anda mungkin juga menyukai