Anda di halaman 1dari 10

1

1.1

Latar belakang
Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia.

Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Industri ini merupakan sektor kedua
terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja di Indonesia, yaitu menyerap sebesar 18,9 juta orang,
di bawah sektor pertanian yang mampu menyerap sekitar 41,8 juta orang. Perkembangan industri
ritel dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan sangat pesat tak terkecuali di Kota
Semarang sehingga persaingan dalam bidang industri retail di kota Semarang tidak dapat
dihindarkan.
Ritail secara umum sering disalah artikan oleh masyarakat pada umumnya, ketika mereka
mendengar kata ritail banyak orang yang berasumsi pada supermarket atau hypermarket. Padahal
pemahaman tersebut adalah salah karena pada dasarnya ritel memiliki makna yang lebih luas.
Menurut Gilbert (2003) Retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan
kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan
barang dan jasa sebagai inti dari distribusi, dan retail sendiri sebenarnya bisa dibagi menajdi 2
blok yaitu ritail tradisional dan retail modern. Retail tradisional merupakan ritel yang sederhana
dengan karakteristik tempat yang tidak begitu luas, barang yang dijual tidak begitu banyak
jenisnya, system manajemennya masih sederhana, kenyamanan berbelanja bagi konsumen masih
kurang. Selain itu ritail tradisional memiliki karakteristik adanya proses tawar menawar harga
dengan pedagang yang secara langsung seperti pedagang pasar tradisional, pedagang pasar
asongan serta warung-warung kecil di pinggir jalan. Sedangkan ritel modern memiliki
karakteristik tempat yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya, sistem manajemen terkelola
dengan baik, kenyamanan berbelanja bagi konsumennya diutamakan, harga sudah relative tetap
seperti Indomart, Alfamart, Ramayana, Carrefour dan lain sebagainya.
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi JawaTengah, Indonesia sekaligus kota
metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.
Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa dan mempunyai jumlah penduduk
yang hampir mencapai 2 juta jiwa pasti sangat diminati para pengusaha industri retail, ini bisa
dilihat dari semakin banyaknya retail retail modern baru yang dibangun beberapa periode
belakangan ini. memang industri retail ini memberi dampak positif bagi perkembangan ekonomi
serta member peran pembangunan daerah Kota Semarang dengan dikenakannya pajak menurut

peraturan yang berlaku. Namun pembangunan usaha retail modern juga berdampak negative
terhadap usaha retail tradisional atau warung warung pengecer kecil karena jarak yang terlalu
berdekatan. Ini bisa dilihat semakin berkurangnya retail tradisional, yang masih eksis atau
muncul retail tradisional baru di Kota Semarang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merancang suatu system untuk memecahkan
permasalahan tentang tata letak retail berdasarkan peraturan daerah yang berlaku di Kota
Semarang yaitu Solusi Letak Retail Baru Wilayah Semarang Selatan Berbasis WEB GIS
Menggunakan Algoritma Greedy

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas penulis dapat memrumuskan masalah

sebagai berikut :
1. Bagaimana mendapatkan data data akurat untuk mengembangkan sistem agar sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Bagaimana membuat sistem informasi geografi berbasis web untuk solusi
menentukan lokasi retail baru di wilayah Kota Semarang?
3. Bagaimana sistem informasi yang dibangun dapat bermanfaat bagi Dinas Pasar Kota
Semarang untuk membantu menerapkan peraturan daerah yang berlaku tentang tata
letak pasar retail?
1.3

Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi rumusan masalah di atas, agar pembahasan dapat lebih terfokus,

maka penulis memberi batasan masalah yaitu :


1. Penulis hanya membahas tentang solusi letak retail baru di wilayah kota Semarang
menggunakan GIS.
2. Pembahasan solusi letak hanya berdasarkan peraturan daerah yang berlaku saat
penulis melakukan penelitian.
3. Sistem informasi yang dibuat menggunakan methode pengembangan sistem Agile.
1.4

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk merancang sebuah Geographic Information system untuk menentukan lokasi
ideal retail baru menurut peraturan yang berlaku.
2. Untuk mempermudah instansi terkait khususnya Dinas Pasar Kota Semarang untuk
menentukan keputusan atau perijinan pembangunan retail baru di wilayah kota
Semarang.

1.5

Manfaat penelitian
1. Bagi Instansi

Manfaat dilakukanya penelitian ini adalah mempermudah Dinas Pasar Kota


Semarang untuk menentukan keputusan pemberian ijin pembangunan retail retail
baru khususnya pasar retail modern di wilayah kota Semarang.
2. Bagi Akademik
Hasil dari tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penyusunan
tugas akhir dengan permasalahan yang sama
3. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas
wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima selama menempuh
perkuliahan di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
1.6

Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berhubungan dengan penentuan lokasi retail yang penulis angkat adalah

SIG Untuk Analisa Penentuan Lokasi Waralaba Di Kabupaten Ponorogo oleh Afif Martha
Budianto dalam proyek tugas akhirnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Penelitian
tersebut membahas tentang pemberian solusi pembangunan lokasi waralaba baru di kabupaten
ponorogo berupa data spasial beserta atributnya, mengetahui lokasi yang tepat dengan
menganalisa parameter yang ada sehingga menghasilkan rekomendasi bagi pihak manajemen
dalam perencanaan selanjutnya.
Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penentuan lokasi retail yang penulis
angkat adalah Rancang Bangun Aplikasi Web Rekayasa Solusi Lokasi Ritel Modern terhadap
Ritel Tradisional Berbasis GIS dengan menggunakan Algoritma Backtracking oleh Helmi
Ananda Putra dalam proyek tugas akhirnya di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Penelitian tersebut membahas tentang solusi letak retail baru untuk menghindari kesenjangan
antara pengusaha retail modern terhadap retail tradisional.

1.7

Landasan Teori
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah kumpulan prosedur prosedur yang saling berkaitan untuk
melakukan suatu kegiatan. Menurut Murdick R.G suatu sistem adalah seperangkat

elemen yang membentuk kumpulan atau procedure-prosedure/bagan-bagan pengolahan


yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data
dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau
energi dan/atau barang.
2. Pengertian Informasi
Informasi adalah hasil olahan data data yang ada menjadi bentuk yang memilik
arti bagi penerimanya. Menurut ROBERT G. MURDICK Informasi terdiri atas data
yang telah didapatkan, diolah/diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan
penjelasan/penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau
pembuatan keputusan.
3. Pengertian Sistem Informasi
Agus mulyanto mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu komponen yang
terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses,
menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.
4. Pengertian Sistem Informasi Geografi atau GIS
Sistem Informasi Geografi adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat
keras, perangkat lunak, data geografis, dan sumber daya manusia yang bekerja sama
secara efektif untuk menangkap, menyimpan memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu
informasi berbasis geografi (Puntodewo, Dewi, & Tarigan, 2003).

5. Pengertian Retail
Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail
berasal dari bahasa Perancis yaitu Retailer yang berarti Memotong menjadi kecil
kecil (Risch, 1991 ). Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha

bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan


konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari
distribusi Dalam kamus Bahasa Inggris Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai
Eceran Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran
barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan
6. Peraturan Letak Retail
Menurut Peraturan Mentri Perdagangan Republik Indonesia nomor 70/MDAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern Bab II :
Pasal 2
(1) Pendirian pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan

Toko modern

wajib berpedoman pada rencana tata ruang wilayah dan rencana detail
tata ruang wilayah provinsi / kabupaten / kota, termasuk peraturan
zonasi.
(2) Peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Gubernur atau Bupati / Walikota setempat dengan mempertimbangkan
pemanfaatan ruang dalam rangka menjaga keseimbangan antara
jumlah Pasar Tradisional degan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
(3) Penyusunan setiap Peraturan Zonasi harus disesuaikan dengan
peruntukan zona dimaksud sebagaimana tercantum dalam Rencana
Detail Tata Ruang.
Pasal 3
(1) Jumlah Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, serta
jarak antara Pusat perbelanjaan dan Toko Modern dengan Pasar
Tradisional atau Toko eceran tradisonal di tetapkan oleh Pemerintah
Daerah Setempat.
(2) Pendirian Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
wajib mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pemerintah Daerah setempat dalam menentukan jumlah, serta jarak
sebagaimana disebutkan pada ayat (1) harus mempertimbangkan :

a. Tingkat kepadatan dan pertumbuhan penduduk dimasing


masing daerah sesuai sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
b.
c.
d.
e.
f.
g.

terakhir;
Potensi ekonomi daerah setempat;
Aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas);
Dukungan keamanan dan ketersediaan infrastruktur;
Perkembangan pemukiman baru;
Pola kehidupan masyarkat setempat dan/atau;
Jam kerja Toko Modern yang sinergidan tidak memaytikan
usaha took eceran tradisional disekitarnya.

Menurut Ketua Pansus Raperda Toko Modern, Yearzy Ferdian yang penulis kutip
dari TribunJateng.com, dalam draft Raperda Toko Modern, perbedaan jenis toko modern
ditentukan dari luas lantai penjualan. Minimarket memiliki luas lantai penjualan seluas
400 meter persegi (m2). Supermarket luas lantai toko 400 sampai 5.000 m2, hypermarket
di atas 5.000 m2, department store di atas 400 m2, dan perkulakan di atas 5.000 m2.

Jaraknya dengan pasar tradisional, pada draft raperda ditentukan minimarket


dapat dibangun dengan jarak minimal 500 meter, dan juga 500 meter dari usaha kecil
sejenis. Sedangkan supermarket dan departemen store dapat dibangun dengan jarak
minimal 1.500 meter dari pasar tradisional. Hypermarket dan pusat perbelanjaan dapat
dibangun dengan jarak minimal 2.500 meter dari pasar tradisional.

7. ArcView GIS
Arc View merupakan salah satu perangkat lunak SIG dan pemetaan Generasi ke-2
setelah Arcinfo yang dikembangkan oleh Environmental Systems Research Institute
(ESRI). Dengan ArcView kita dapat melakukan visualisasi data spasial dan data tabular,
menganalisis

data

secara

geografis,

melakukan

perhitungan

statistik

dan

sebagainya. Obyek ArcView


ArcView merupakan kumpulan dari obyek-obyek yang saling berhubungan dan
bekerja secara bersamaan pada satu sesion. Suatu project mengorganisasi dan menyimpan

status obyeknya. Project ArcView disimpan dalam project file dengan format ASCII dan
mempunyai ekstension apr. ArcView hanya terdiri dari beberapa dokumen yang meliputi
View, Table, Chart, Layout dan Script.
1.8

Metode Penelitian

Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek dari penelitian ini adalah
Dinas Pasar Kota Semarang.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam laporan ini meliputi :
1. Data primer
Merupakan data penelitian yang diteliti secara langsung dari sumber asli. Data jenis ini
diperoleh dari hasil wawancara para pegawai negeri sipil di Dinas Pasar Kota
Semarang.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip.

Metode Pengumpulan Data


Adapun metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data diatas adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh
pengumpul data terhadap gejala atau peristiwa yang di slidiki pada objek penelitian di
Dinas Pasar Kota Semarang.
2. Metode Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka
dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara
sumber mengenai penyebaran informasi pada Dinas Pasar Kota Semarang.

2.1

Metode Pengembangan Sistem


Agile Software Development
Agile Software development adalah salah satu metodelogi dalam pengembangan
sebuah perangkat lunak (software). Kata Agile berarti bersifat cepat, ringan, bebas
bergerak, waspada. Kata ini digunakan sebagai kata yang menggambarkan konsep model
proses yang berbeda dari konsep model-model proses yang sudah ada. Konsep Agile
software development dicetuskan oleh Kent Beck dan 16 rekannya dengan menyatakan
bahwa Agile Software Development adalah cara membangun software dengan
melakukannya dan membantu orang lain membangunnya sekaligus.
Salah satu cirri dari Agile Software Development adalah tim yang tanggap
terhadap perubahan. Mengapa? Karena perubahan adalah hal yang utama dalam
membangun software: perubahan kebutuhan software, perubahan anggota tim, perubahan
teknologi dll. Selain itu Agile Software Development juga melihat pentingnya
komunikasi antara anggota tim, antara orang-orang teknis dan businessmen, anatara
developer dan managernya. Cirri lain adalah klien menjadi bagian dari tim pembangun
software. Ciri-ciri ini didukung oleh 12 prinsip yang diterapkan oleh Agile Alliance.
Menurut Agile Alliance, 12 prinsip ini adalah bagi mereka yang ingin berhasil dalam
penerapan Agile Software Development :
1.

Kepuasan klien adalah prioritas utama dengan menghasilkan produk lebih

2.
3.

awal dan terus menerus


Menerima perubahan kebutuhan, sekalipun diakhir pengembangan
Penyerahan hasil/software dalam hitungan waktu dua minggu sampai dua

4.
5.

bulan
Bagian bisnis dan pembangun kerja sama tiap hari selama proyek berlangsung
Membangun proyek dilingkungan orang-orang yang bermotivasi tinggi yang
bekerja dalam lingkungan yang mendukung dan yang dipercaya untuk dapat

6.

menyelesaikan proyek.
Komunikasi dengan berhadapan langsung adalah komunikasi yang efektis dan

7.
8.

efisien
Software yang berfungsi adalah ukuran utama dari kemajuan proyek
Dukungan yang stabil dari sponsor, pembangun, dan pengguna diperlukan
untuk menjaga perkembangan yang berkesinambungan.

10

9.

Perhatian kepada kehebatan teknis dan desain yang bagus meningkatkan sifat

10.
11.

agile
Kesederhanaan penting
Arsitek. Kebutuhan dan desain yang bagus muncul dari tim yang mengatur

12.

dirinya sendiri
Secara periodic tim evaluasi diri dan mencari cara untuk lebih efektif dan
segera melakukannya.
Kedua belas prinsip tersebut menjadi suatu dasar bagi model-model proses yang

punya sifat agile. Dengan prinsip-prinsip tersebut agile process model berusaha untuk
menyiasati 3 asumsi penting tentang proyek software pada umumnya :
1.

Kebutuhann software sulit diprediksi dari awal dan selalu akan berubah.

2.

Selain itu, prioritas klien juga sering berjalannya proyek.


Desain dan pembangunan sering tumpang tindih. Sulit diperkirakan seberapa

3.

jauh desain yang diperlukan sebelum pembangunan


Analisis, desain, pembangunan dan testing tidak dapat diperkirakan seperti
yang diinginkan.

3. Daftar pustaka
Christina Whidya Utami. 2010, Manajemen Ritel Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat
http://ilmukuilmumu.wordpress.com/2009/12/25/agile-sofware-development/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang
www.kemendag.go.id/files/.../70m-dagper122013-id-1387441243.pdf

Anda mungkin juga menyukai