Anda di halaman 1dari 3

ARTI KERANGKA BERFIKIR DALAM PENELITIAN

Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa seorang peneliti


harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang
membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap
gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu
berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir
merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang
telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan
variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
A. Definisi Kerangka Pikir
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa Kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka
kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang
lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap
pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen
dan dependen, bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga
perlu dijelaskan, mengapa variabel itu diikutkan. Pertautan antar variabel tersebut tersebut
selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian yang didasarkan pada
kerangka berpikir.
Perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka berpikir. Kerangka
berpikir pada umumnya hanya diperuntukkan pada jenis Penelitian Kuantatif.
Untuk Penelitian Kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat
atau diamati secara langsung oleh penulis. Sedangkan untuk Penelitian Tindakan
Kelas kerangka berpikirnya terletak pada refleksi, baik pada peneliti maupun pada partisipan.
Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam yang dapat digunakan untuk menurunkan
hipotesis.
Kerangka berpikir menerangkan :
1. Mengapa penelitian dilakukan?
Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang
ditemukan. seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian yang
sedang atau yang akan dilakukan, membantah atau membenarkan hasil penelitian
sebelumnya, atau menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan digunakan dalam
menjawab masalah-masalah yang ada.
2. Bagaimana proses penelitian dilakukan ?
Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan
diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah literarute (studi
pustaka), studi kasus dan lain sebagainya.
3. Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?
Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang
sebelumnya tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum tidak semuanya
apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.
4. Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu mengapa penelitian
itu dilakukan? yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah yang kontroversi di

kalangan masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turuntemurun. Pada intinya hasil penelitian yang diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak
kalangan masyarakat, sehingga penelitian itu tidak di anggap sia-sia.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono (2011:62)


Menetapkan variabel yang diteliti
Membaca buku dan hasil penelitian
Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Sintesa kesimpulann
Kerangka berpikir
Hipotesis
Contoh: yang akan diteliti adalah masalah Prestasi belajardalam hubungannya
dengan Gaya Belajar, maka penyajiannya dimulai dari Prestasi belajar lalu dikaitkan
dengan teori BelajarKeterkaitan dua variabel tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan
teori atau penelitian terdahulu yang dilakukan seorang pakar/peneliti atau lebih yang
menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antar keduanya. Pada bagian akhir kerangka
berpikirumumnya disajikan hubungan antara keseluruhan variabel dilengkapi dengan bagan
yang menggambarkan hubungan antar variabel penelitian.

B. Bagaimanakah Menyusun Kerangka Berpikir Penelitian?


Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka
konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir
atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan
dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir,
peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan
dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang
diteliti.
Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara
komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di
dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya. Pada dasarnya
esensi kerangka pemikiran berisi: (1) Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab
masalah yang didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan. (2)
Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang
telah dirumuskan dalam kerangka teori. (3) Model penelitian yang dapat disajikan secara
skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan
variabel penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan
dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis.
Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah
perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau
memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabelvariabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau
masalah yang diteliti.
Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan,
yakni: kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis
atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan
(grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka
konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di
dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsurunsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di

1.
2.

3.

4.

antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabelvariabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan
di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk
mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun
kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan
landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan
penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsepkonsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan
bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga
siap untuk diukur. Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis,
kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara
pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah
bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari
penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang
diteliti.
Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan
antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka
peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan serta melakukan
kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang
dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam
menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta
laporan-laporan penelitian terdahulu. Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka
berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual
dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.
Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian.
Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep
(conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau
variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan
atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau
menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan
(reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula
bagi hal-hal yang khusus.
Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen
teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas
rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis
atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi
pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis
sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen
teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada
akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan
masalah (hipotesis).
Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi
kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan
matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi
kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b)
prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan
(d) jumlah parameter yang diestimasi.

Anda mungkin juga menyukai