KLP 4 (Tanin)
KLP 4 (Tanin)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan
dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat
aktif lainnya, termasuk yang berasal dari dunia mineral dan
hewan. Saat ini, peranan ilmu farmakognosi sangat banyak
diperlukan terutama dalam sintesis obat.
Tidak semua tanaman dapat dijadikan sebagai bahan obat.
Tanaman-tanaman yang dijadikan obat tentu saja adalah
tanaman yang memiliki kandungan atau zat-zat yang dapat
bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan tubuh. Salah
satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di
tumbuhan adalah tanin.
Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk
ke dalam golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak di
jumpai
pada
tumbuhan.
Tanin
dahulu
digunakan
untuk
yang
didefinisikan
mempunyai
berat
sebagai
molekul
senyawa
tinggi
dan
protein
dan
makromolekul
lainnya
di
bawah
kondisi
lingkungan tertentu.
Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini
dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dai
pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat
berfungsi sebagai antioksidan biologis. Maka dari itu semua
penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik
para peneliti sekarang.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan
dibahas pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tanin?
2. Bagaimana struktur tanin?
3. Bagaimana penggolongan tanin?
4. Bagaimana sifat tanin?
5. Apa manfaat tanin?
6. Apa saja contoh tanaman yang mengandung tanin?
7. Bagaimana metode ekstraksi tanin?
8. Bagaimana cara mengidentifikasi tanin?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian tanin.
2. Untuk mengetahui struktur
3. Untuk mengetahui penggolongan tanin.
4. Untuk mengetahui sifat tanin.
5. Untuk mengetahui manfaat tanin.
6. Untuk mengetahui contoh tanaman yang mengandung
tanin.
7. Untuk mengetahui metode ekstraksi tanin.
8. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi tanin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanin
Tanin merupakan
suatu
substansi
yang
banyak
dan
mempunyai
beberapa
khasiat,
yaitu
sebagai
yang
mempunyai
berat
sebagai
molekul
senyawa
tinggi
dan
dan
makromolekul
lingkungan tertentu.
lainnya
di
bawah
kondisi
B. Struktur Tanin
Tanin atau lebih dikenal dengan asam tanat, biasanya mengandung 10%
H2O. Struktur kimia tanin adalah kompleks dan tidak sama. Asam tanat
tersusun 5-10 residu ester galat, sehingga galotanin sebagai salah satu
senyawa turunan tanin dikenal dengan nama asam tanat. Beberapa struktur
senyawa tanin adalah sebagai berikut: (Peter, 1993)
1. Asam Tanat
2. Katekin
3. Asam Galat
4
C. Penggolongan Tanin
Pada umumnya tanin merupakan senyawa polifenol yang
memiliki berat molekul (BM) yang cukup tinggi (lebih dari
1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein.
Berdasarkan strukturnya, tanin diklasifikasikan menjadi dua
yaitu : (Heinrich, 2009); (Parker, 1993)
a. Tanin Terhidrolisis
Tanin
terhidrolisis
biasanya
berikatan
dengan
tanin
terhidrolisis,
di
mana
gallotanin
ini
terbentuk
fenol
polihidroksi
yang
sederhana,
asam
protokatekuat.
Tanin
terhidrolisiskan
Tanin
terkondensasi
kebanyakan
terdiri
dari
dihubungan
contohnya
dengan
melalui
C8
dengan
C4,
a. Tanin
merupakan
senyawa
kompleks
yang
memiliki
menggunakan
kromatografi.
c. Senyawa fenol yang ada pada tanin mempunyai aksi
adstrigensia, antiseptik dan pemberi warna.
d. Membentuk warna merah tua dengan kalium ferrisianida dan amonia
serta dapat diendapkan oleh garam-garam Cu, Pb dan kalium kromat
(atau 1% asam kromat) (Fajriati, 2006).
3. Sifat Sebagai Pengkhelat Logam
a. Fenol yang ada pada tanin, secara biologis dapat berguna
sebagai
khelat
logam.
Mekanisme
atau
proses
mengkonsumsi
tanin
harus
sesuai
dengan
akan
mengkonsumsi
memberikan
terlalu
efek,
banyak
namun
(kadar
tinggi)
apabila
dapat
E. Manfaat Tanin
1. Sebagai pelindung
pada
tumbuhan
pada
saat
masa
Tanaman
yang
Mengandung
Tannin
Terkondensasi :
a. Daun
Contoh: Camelia sinensis (theaceae) daun teh, Psidium
guajava, dan Rubus idaeus (Rosaceae) Raspberry
b. Biji
Contoh: Biji anggur, Coklat
c. Buah
Contoh : Chamaerops humilis (palmae), Aesculus
hippocastanum (Hippocastanaceae)
d. Akar
Contoh : Ephedra spp (Ephedraceae), Agrimonia pilosa,
A. japonica, Potentilla kleiniana (Rosaceae)
e. Kulit Kayu
Contoh
:
Chincona
succirubra
(Rubiaceae),
Cinnamomum
cassia
(Lauraceae),
Kandelia
candel
(Rhizophoraceae).
2. Organ Tanaman yang Mengandung Tannin
Terhidrolisa :
a. Daun
Contoh : Liquidambar formosana (Hamamelidaceae),
Coriaria
japonica
(Coriariaceae),
Poupartia
fordii
(Euphorbiaceae),
batang
kayunya
basah.
Bentuk
daunnya
10
mukosa
usus,
khususnya
usus
besar
dan
digunakan
penyebab
diare
untuk
membasmi
(Salmonella
11
typhii,
bakteri/mikroba
E.
coli,
Shigella
malat,
asam
ursolat,
asam
psidiolat,
asam
biji
konsentrasi
5%,
10%,
dan
20%
dapat
biji
yang
digiling
halus
diketahui,
kandungan
12
ditambah
secukupnya.
diminum.
Hasil
Supaya
cangkir
tumbukan
terasa
air
masak
diperas,
enak,
ke
dan
garam
disaring,
lalu
dalamnya
bisa
ditambahkan madu.
G. Metode Ekstraksi Tanin
Tanin bersifat polar dalam bentuk glikosidanya. Tanin juga
mengendap dengan protein dan logam-logam berat. Kedua
sifat ini sangat berpengaruh terhadap cara ekstraksi dan
identifikasi senyawa tanin.
Adapun cara ekstraksinya adalah sabagai berikut:
1. Serbuk simplisia diekstraksi dengan etanol 80%. Kenapa
etanol? Karena TM nya cukup rendah sehingga mudah
diuapkan. Etanol juga merupakan pelarut yang polar
sehingga efektif dalam menarik tanin.
2. Ekstrak etanol kemudian diuapkan di atas waterbath.
13
Kalium
Ferrisianida
yang
ditambahkan
14
d) Metode
presipitasi
dengan
menggunakan
protein
(Hangerman, 2002).
Beberapa
metode
telah
dikembangkan
dalam
penentuan
tanin,
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanin merupakan
suatu
substansi
yang
banyak
dan
mempunyai
beberapa
khasiat,
yaitu
sebagai
menjadi
dua
jenis
yaitu
tanin
jenis
ini
didominasi
dengan
flavonoid
sebagai
16
Penulis menyadari bahwa makalah ini pasti ada kekurangannya, maka dari
itu penulis sangat berharap kritik dan saran dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim B.2009.Tannin.http://id.wikipedia.org/wiki/Tannin.
Clecseri et al, Standard Methode For the Examination of Water and Wastewater,
17th ed., (Washington: American Public Health Association, 1989)p. 567568.
Fajriati. 2006. Optimasi Metode Penentuan Tanin (Analisis Tanin Secara
Spektrofotometri dengan Pereaksi Orto-Fenantrolin). Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.
Iswahyutin, D., Penentuan Tantn Secara Tidak Langsung dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom, (Malang: Skripsi FMIPA Univ. Brawijaya,
1998).
Parker, S., Endclopedta of Chemistry, 2nd ed. (New York: Me Graw Hill Book
Co., 1993), p. 981.
Peter R C., Natural Toxicants in Feed and Poisoning Plants, (New York: Avi
Publishing Inc., 1993), p. 336.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, edisi keenam, 71-72
Penerbit ITB, Bandung.
Sudjadi, 2010, Kimia Farmasi Analisis, 91, 122, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sukrasno, dkk.2005. Detail Penelitian Obat Bahan Alam. http://bahan-alam.fa.itb.
ac.id /detail.php?id= 103.Diakses pada tanggal 26 Mei 2015.
Wah Lau, Shiu-Fai Luk, Hsiao-Lan Huang, "Spectrophotometric Determination of
Tannin in Tea and Beer Samples with Tron(III) and 1,10-Phenan.throtine as
Reagents" in Analyst 114, 1989.
17