PENDAHULUAN
I.1
I.2
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
k.
l.
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 jo Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
I.3
b. BAB II
c. BAB III
d. BAB IV
e. BAB V
II.1.
Kebijakan Keuangan
Dalam rangka pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah,
pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan
negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Secara
umum arah kebijakan keuangan daerah mengacu pada Ketentuan Perundangan yang berlaku
saat ini antara lain Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang dalam
operasional pelaksanaannya ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pada dasarnya Komponen Keuangan Daerah meliputi Pendapatan Daerah, Belanja
Daerah dan Pembiayaan Daerah. Dengan demikian, arah kebijakan keuangan daerah akan
diuraikan pada masing-masing komponen keuangan daerah tersebut.
Kebijakan keuangan daerah perlu dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Oleh karenanya,
arah kebijakan keuangan daerah dititikberatkan pada :
1. Kebijakan pendapatan keuangan daerah diarahkan kepada ketersediaan dana yang
berkelanjutan dengan jumlah yang memadai. Semua potensi pendapatan semaksimal
mungkin digali agar mampu memenuhi seluruh kebutuhan belanja. Beberapa langkah
strategis untuk mendukung pencapaian target pendapatan antara lain dilakukan dengan
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah, Optimalisasi Aset Daerah,
Peningkatan Dana Perimbangan serta Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.
2. Kebijakan belanja keuangan daerah diarahkan untuk mendukung kebijakan dan prioritas
strategis pembangunan yang memiliki nilai tambah (value-added), sesuai capaian target
visi dan misi lima tahun ke depan.
3. Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk menutup defisit dan mengalokasikan pada pospos pembiayaan. Dalam hal APBD mengalami defisit maka kebijakan pembiayaan
mengupayakan sumber pemasukan untuk menutup defisit tersebut (penerimaan
pembiayaan). Sebaliknya, apabila APBD mengalami selisih lebih, maka surplus tersebut
akan dialokasikan dalam pembiayaan pengeluaran pada pos-pos pembiayaan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
II.2.
Secara umum pencapaian target kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Bangka Selatan pada Tahun Anggaran 2014 sudah berjalan cukup maksimal.
Hasil program kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan begitu juga
pencapaian target kinerja sudah berjalan cukup baik.
Keberhasilan pencapaian target kinerja keuangan tersebut dapat diukur berdasarkan
efektifitas dan efisiensi yang dicapai dan tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendorong
seperti tingkat kualitas SDM, pengawasan intern yang efektif maupun dukungan masyarakat
yang cukup baik dan perencanaan yang cukup matang.
Pencapaian target kinerja keuangan RSUD Kabupaten Bangka Selatan Tahun
Anggaran 2014 berdasarkan program dan kegiatan secara keseluruhan untuk realisasi
Pendapatan yaitu sebesar Rp 2.993.831.731 persentase pencapaian 149,69% dan realisasi
Belanja Daerah sebesar Rp 21.480.827.091 persentase pencapaian 67,72%, ini dapat dilihat
dari Laporan Realisasi Anggaran (terlampir).
Adapun faktor yang menghambat sehingga terjadinya beberapa program kegiatan yang
tidak mencapai target kinerja seperti yang diharapkan antara lain, masih relatif rendahnya
kompetensi aparatur pengelola kegiatan, kurangnya kesadaran hukum masyarakat akan pajak
dan retribusi daerah, pengawasan yang belum berjalan efektif, dan adanya program kegiatan
yang tidak terealisasi.
Namun faktor-faktor penghambat tersebut tidak dapat dijadikan alasan atas tidak
tercapainya target yang diharapkan. Semua faktor hambatan tersebut bagi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bangka Selatan merupakan tantangan yang harus dapat diatasi
ditahun-tahun yang akan datang untuk tercapainya Visi dan Misi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Bangka Selatan.
II.3.
BAB III
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN
TAHUN 2014
2014
ditargetkan
penerimaan
dari
retribusi
daerah
sebesar
sebesar Rp 9.311.836.126 atau sebesar 77,92% dan Belanja Langsung (BL) yang
dianggarkan sebesar Rp 19.767.763.000 dan terealisasi sebesar Rp 12.168.990.965 atau
sebesar 61,55%.
Belanja Daerah dapat dirinci sebagai berikut:
a. Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai
Dalam APBD Setelah Perubahan Tahun Anggaran 2014 dianggarkan
pengeluaran Belanja Pegawai RSUD sebesar Rp 18.825.897.874 dan terealisasi
sebesar Rp 13.814.836.126 atau sebesar 73,38%.
2. Belanja Barang dan Jasa
Dalam APBD Setelah Perubahan Kabupaten Bangka Selatan Tahun
Anggaran 2014 dianggarkan pengeluaran Belanja Barang dan Jasa RSUD sebesar
Rp 5.344.387.000 dan terealisasi sebesar Rp 4.141.530.382 atau sebesar 77,49%.
b. Belanja Modal
Dalam APBD Setelah Perubahan Kabupaten Bangka Selatan Tahun Anggaran
2014
dianggarkan
pengeluaran
Belanja
Modal
RSUD
sebesar
Bangka
Selatan
Tahun
Anggaran
2014
dianggarkan
sebesar
KEBIJAKAN AKUNTANSI
dan belanja
bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan jasa disajikan pada
Laporan Realisasi Anggaran.
Basis aktual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
Unsur laporan keuangan terdiri dari :
a.
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana
pada tanggal tertentu. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Aset diklasifikasikan sebagai berikut:
a).
Aset
Lancar
meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan.
b).
Aset
Non
Lancar
mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud,
diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan
dan aset lainnya.
c).
Investasi
Panjang
merupakan
investasi
yang
diadakan
dengan
Jangka
maksud
untuk
mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih
dari satu periode akuntansi, meliputi investasi permanen dan non permanen.
Investasi permanen antara lain penyertaan modal pemerintah dan investasi
permanen lainnya, sedangkan investasi non permanen antara lain investasi
dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam pembangunan dan
investasi non permanen lainnya.
d).
2.
Kewajiban
Jangka
waktu
Kewajiban
Jangka
3.
b).
Ekuitas
Dana
Ekuitas
Dana
2).
3).
4).
c.
daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri
dari:
1).
2).
b.
10
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
:
:
:
:
Rp
Rp
Rp
Rp
175.000.000
1.061.044.672
0
1.236.044.672
Total seluruh SP2D yang telah dicairkan dan yang telah dipertanggungjawabkan
selama TA 2014 adalah :
- Total SP2D UP,GU,TU,LS
- Total SPJ
Saldo Kas
:
:
:
Rp 21.678.022.191
(Rp 21.677.609.609
Rp 412.582
11
Hutang Rp 160.163.129 Klaim Jasa Pelayanan Jamkesmas dan Jampersal 2011 yang belum di
setorkan ke Kas Daerah
Piutang Rp 396.232.500 Piutang Klaim JKBS Maret sampai Desember 2014 yang wajib
dibayarkan oleh Dinas Kesehatan ke RSUD. Piutang ini akan dibayarkan pada bulan Mei
2015.
d. Persediaan
Saldo Persediaan pada RSUD sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp 709.823.541 terdiri atas obat-obatan dan alat kesehatan
2. Aset Tetap
Aset Tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Aset tetap diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD
melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan
dari sitaan atau rampasan.
Pencatatan penambahan aktiva tetap hanya berdasarkan nilai perolehan yang ada
di SP2D belanja modal dan belanja lain yang dapat dikapitalisasi menjadi aktiva
tetap.
Total
Aset
Tetap
RSUD
per
31
Desember
2014
adalah
sebesar
3. Aset Lainnya
Pada periode per 31 Desember 2014 tidak ada aset lainnya.
4. Kewajiban
Pada periode per 31 Desember 2014 kewajiban yang harus diselesaikan/dibayarkan
sebesar Rp 412.582 yang berasal dari Utang pajak Rp 412.582.
12
5. Ekuitas
Ekuitas merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset lancar dan
kewajiban jangka pendek. Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp 32.670.053.511. Jumlah tersebut terdiri dari:
31 Des 2014
(Rp)
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Cadangan Untuk Piutang
Cadangan Untuk Persediaan
B.
31 Des 2013
(Rp)
0
0
709.8
23.541
0
0
0
590.605.597
0
0
709.823.541
0
590.605.597
0
31.960.229.970
0
0
28.435.769.387
0
0
31.960.229.970
0
28.435.769.387
32.670.053.511
29.029.237.256
13
Realisasi
(Rp)
200.000.000
2.993.831.731
149,69
200.000.000
2.993.831.731
149,69
Uraian
Belanja Pegawai
Anggaran
Realisasi
(Rp)
(Rp)
18.825.897.874
13.814.836.126
73,38
5.344.387.000
4.141.530.382
77,49
Belanja Modal
7.547.176.000
3.524.460.583
46,69
31.717.460.874
21.480.827.091
Jumlah
67,72
14
Realisasi
(Rp)
5.188.155.305
427.387.046
Tunjangan Jabatan
28.010.000
Tunjangan Fungsional
505.535.000
89.790.000
Tunjangan Beras
338.709.390
66.484.917
Pembulatan Gaji
142.468
2.167.972.000
499.650.000
4.495.000.000
8.000.000
Jumlah
13.814.836.126
Rincian Objek Belanja Pegawai RSUD terdiri atas dua rincian belanja yaitu :
1. Belanja Pegawai Tidak Langsung sebesar
Rp 9.311.836.126
2. Belanja Pegawai Langsung sebesar
Rp 4.503.000.000
Total Rincian Objek Pegawai sebesar
Rp
13.814.836.126
b. Rincian Realisasi Belanja Barang dan Jasa RSUD Tahun Anggaran 2014:
Realisasi
(Rp)
2.825.359.375
229.896.300
43.000.000
337.228.685
Belanja Pemeliharaan
627.646.700
78.399.322
Jumlah
4.141.530.382
58.850.000
1.148.487.900
1.345.328.576
162.085.807
9.906.300
32.650.000
Jumlah
3.100.188.583
15
98.321.000
98.301.000
49.550.000
Pembangunan Selasar
178.100.000
Jumlah
424.272.000
BAB. VI
PENUTUP
16
17
18