Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

I.1

Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Bangka Selatan khususnya selaku entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan,
menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Tujuan penyusunan laporan adalah memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Lampiran II Pernyataan Nomor I Poin 25 disebutkan bahwa komponenkomponen Laporan Keuangan Pokok terdiri dari :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas; dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan

I.2

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Penyusunan Laporan Keuangan ini didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku antara lain :
a.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

c.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara;

d.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

e.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

f.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah;

g.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;

h.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan


Daerah;

i.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

j.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;

k.

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2007 tentang Hibah;

l.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 jo Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
I.3

Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami
oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen
entitas pelaporan. Oleh karena itu, laporan keuangan mungkin mengandung informasi yang
dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya. Untuk menghindari
kesalahpahaman, setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk memudahkan
pengguna dalam memahami laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.
Sistematika penulisan yang digunakan dalam catatan atas laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
a. BAB I

: Pendahuluan yang berisikan maksud dan tujuan penyusunan laporan


keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan
sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan.

b. BAB II

: Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja


APBD dilanjutkan dengan kendala dan permasalahan dalam perubahan
APBD.

c. BAB III

: Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan yang menjelaskan tentang


ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan, hambatan dan
kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.

d. BAB IV

: Kebijakan Akuntansi yang berisikan entitas pelaporan keuangan, basis


akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan, basis
pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan
penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam standar akuntansi pemerintahan.

e. BAB V

: Penjelasan Pos-pos laporan keuangan yang menjelaskan rincian dan


penjelasan masing-masing pos pelaporan keuangan yang terdiri dari
pos pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas
dana.
BAB II

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

KEBIJAKAN KEUANGAN DAN


PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

II.1.

Kebijakan Keuangan
Dalam rangka pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah,
pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan
negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Secara
umum arah kebijakan keuangan daerah mengacu pada Ketentuan Perundangan yang berlaku
saat ini antara lain Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang dalam
operasional pelaksanaannya ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pada dasarnya Komponen Keuangan Daerah meliputi Pendapatan Daerah, Belanja
Daerah dan Pembiayaan Daerah. Dengan demikian, arah kebijakan keuangan daerah akan
diuraikan pada masing-masing komponen keuangan daerah tersebut.
Kebijakan keuangan daerah perlu dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Oleh karenanya,
arah kebijakan keuangan daerah dititikberatkan pada :
1. Kebijakan pendapatan keuangan daerah diarahkan kepada ketersediaan dana yang
berkelanjutan dengan jumlah yang memadai. Semua potensi pendapatan semaksimal
mungkin digali agar mampu memenuhi seluruh kebutuhan belanja. Beberapa langkah
strategis untuk mendukung pencapaian target pendapatan antara lain dilakukan dengan
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah, Optimalisasi Aset Daerah,
Peningkatan Dana Perimbangan serta Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.
2. Kebijakan belanja keuangan daerah diarahkan untuk mendukung kebijakan dan prioritas
strategis pembangunan yang memiliki nilai tambah (value-added), sesuai capaian target
visi dan misi lima tahun ke depan.
3. Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk menutup defisit dan mengalokasikan pada pospos pembiayaan. Dalam hal APBD mengalami defisit maka kebijakan pembiayaan
mengupayakan sumber pemasukan untuk menutup defisit tersebut (penerimaan
pembiayaan). Sebaliknya, apabila APBD mengalami selisih lebih, maka surplus tersebut
akan dialokasikan dalam pembiayaan pengeluaran pada pos-pos pembiayaan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

II.2.

Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

Secara umum pencapaian target kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Bangka Selatan pada Tahun Anggaran 2014 sudah berjalan cukup maksimal.
Hasil program kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan begitu juga
pencapaian target kinerja sudah berjalan cukup baik.
Keberhasilan pencapaian target kinerja keuangan tersebut dapat diukur berdasarkan
efektifitas dan efisiensi yang dicapai dan tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendorong
seperti tingkat kualitas SDM, pengawasan intern yang efektif maupun dukungan masyarakat
yang cukup baik dan perencanaan yang cukup matang.
Pencapaian target kinerja keuangan RSUD Kabupaten Bangka Selatan Tahun
Anggaran 2014 berdasarkan program dan kegiatan secara keseluruhan untuk realisasi
Pendapatan yaitu sebesar Rp 2.993.831.731 persentase pencapaian 149,69% dan realisasi
Belanja Daerah sebesar Rp 21.480.827.091 persentase pencapaian 67,72%, ini dapat dilihat
dari Laporan Realisasi Anggaran (terlampir).
Adapun faktor yang menghambat sehingga terjadinya beberapa program kegiatan yang
tidak mencapai target kinerja seperti yang diharapkan antara lain, masih relatif rendahnya
kompetensi aparatur pengelola kegiatan, kurangnya kesadaran hukum masyarakat akan pajak
dan retribusi daerah, pengawasan yang belum berjalan efektif, dan adanya program kegiatan
yang tidak terealisasi.
Namun faktor-faktor penghambat tersebut tidak dapat dijadikan alasan atas tidak
tercapainya target yang diharapkan. Semua faktor hambatan tersebut bagi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bangka Selatan merupakan tantangan yang harus dapat diatasi
ditahun-tahun yang akan datang untuk tercapainya Visi dan Misi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Bangka Selatan.
II.3.

Indikator Atas Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Bangka
Selatan Tahun Anggaran 2014 ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun
2013 tanggal 30 Desember 2013. Dalam APBD Tahun Anggaran 2014, untuk RSUD telah
ditetapkan target Penerimaan Pendapatan sebesar Rp 800.000.000 dan Anggaran Belanja
sebesar Rp 27.145.371.155
Pada APBD Perubahan (APBD-P) Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan Tahun
Anggaran 2014 ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tanggal 21
Agustus 2014. Dalam APBD-P TA 2014, RSUD telah ditetapkan target Penerimaan
Pendapatan sebesar Rp 2.000.000.000 dan Anggaran Belanja sebesar Rp 31.717.460.874.

BAB III
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN
TAHUN 2014

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA

III.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan RSUD


Pencapaian kinerja RSUD Kabupaten Bangka Selatan berdasarkan APBD Setelah
Perubahan Tahun Anggaran 2014 dapat dilihat dari Laporan Realisasi Keuangan yaitu
diikhtisarkan sebagai berikut :
1. Penerimaan Daerah
Jumlah Pendapatan dalam APBD Setelah Perubahan RSUD Kabupaten Bangka
Selatan Tahun Anggaran 2014 ditargetkan sebesar Rp 2.000.000.000 dan dapat
direalisasikan sebesar Rp 2.993.831.731 atau 149,69%.
Penerimaan daerah dapat dirinci sebagai berikut :
a. Hasil Pajak Daerah
Dalam APBD Setelah Perubahan RSUD Kabupaten Bangka Selatan Tahun
Anggaran 2014 ditargetkan penerimaan dari pajak derah sebesar Rp 0.
b. Retribusi Daerah
Dalam APBD Setelah Perubahan RSUD Kabupaten Bangka Selatan Tahun
Anggaran

2014

ditargetkan

penerimaan

dari

retribusi

daerah

sebesar

Rp 2.000.000.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp 2.993.831.731 atau sebesar


149,69% yang diperoleh dari Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Dalam APBD Setelah Perubahan RSUD Kabupaten Bangka Selatan
Tahun Anggaran 2014 ditargetkan penerimaan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp 0.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Dalam APBD Setelah Perubahan RSUD Kabupaten Bangka Selatan Tahun
Anggaran 2014 untuk Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah ditargetkan
sebesar Rp 0.
2. Belanja Daerah
Jumlah Belanja RSUD untuk APBD Setelah Perubahan Pemerintah Kabupaten
Bangka Selatan Tahun Anggaran 2014 dianggarkan Rp 31.717.460.874 dan telah
direalisasikan sebesar Rp 21.480.827.091 atau 67,72% yang terdiri dari Belanja
Tidak Langsung (BTL) yang dianggarkan Rp 11.949.697.874 dan telah terealisasi

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

sebesar Rp 9.311.836.126 atau sebesar 77,92% dan Belanja Langsung (BL) yang
dianggarkan sebesar Rp 19.767.763.000 dan terealisasi sebesar Rp 12.168.990.965 atau
sebesar 61,55%.
Belanja Daerah dapat dirinci sebagai berikut:
a. Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai
Dalam APBD Setelah Perubahan Tahun Anggaran 2014 dianggarkan
pengeluaran Belanja Pegawai RSUD sebesar Rp 18.825.897.874 dan terealisasi
sebesar Rp 13.814.836.126 atau sebesar 73,38%.
2. Belanja Barang dan Jasa
Dalam APBD Setelah Perubahan Kabupaten Bangka Selatan Tahun
Anggaran 2014 dianggarkan pengeluaran Belanja Barang dan Jasa RSUD sebesar
Rp 5.344.387.000 dan terealisasi sebesar Rp 4.141.530.382 atau sebesar 77,49%.
b. Belanja Modal
Dalam APBD Setelah Perubahan Kabupaten Bangka Selatan Tahun Anggaran
2014

dianggarkan

pengeluaran

Belanja

Modal

RSUD

sebesar

Rp 7.547.176.000 dan terealisasi sebesar Rp 3.524.460.583 atau sebesar 46,69%


dikeluarkan dari Belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp 3.100.188.583, Belanja
Gedung dan Bangunan sebesar Rp 424.272.000.
III.2. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Pencapaian Kinerja berdasarkan APBD Setelah Perubahan pada Tahun Anggaran
2014 dapat dilihat dari Laporan Realisasi Keuangan yaitu diikhtisarkan sebagai berikut :
1. Pendapatan Daerah
Jumlah pendapatan PPKD yang ditetapkan dalam APBD Setelah Perubahan
Kabupaten Bangka Selatan pada Tahun Anggaran 2014 ditargetkan sebesar
Rp 2.000.000.000 terdiri dari hasil retribusi daerah.
2. Belanja Daerah
Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD Setelah Perubahan
Kabupaten

Bangka

Selatan

Tahun

Anggaran

2014

dianggarkan

sebesar

Rp 31.717.460.874 dan telah direalisasikan sebesar Rp 21.480.827.091 atau sebesar


67,72% terdiri dari belanja operasi dan belanja modal.
BAB IV

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

KEBIJAKAN AKUNTANSI

IV.1. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah


Kabupaten Bangka Selatan ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2003 tanggal 25 Februari 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Bangka
Tengah, Bangka Barat, dan Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Untuk melaksanakan pemerintahan dan pelayanan umum pada Tahun Anggaran
2014 Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan menggunakan Peraturan Daerah Tahun 2008
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 14 Tentang Pembentukan
Organisasi Teknis Daerah s.d. Nomor 12 Bab II Pasal 2 dengan 9 (sembilan) SKPD.
Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan
oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan. Yang bertindak sebagai Entitas Akuntansi pada
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan adalah 9 SKPD teknis.
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Yang bertindak sebagai Entitas
Pelaporan pada Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan adalah Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang juga bertindak sebagai entitas
akuntansi.
IV.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas
untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran
dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat
kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja
diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah atau entitas
pelaporan. Entitas pelaporan tidak menggunakan istilah laba.
Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode
tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran. Pendapatan

dan belanja

bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan jasa disajikan pada
Laporan Realisasi Anggaran.
Basis aktual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
Unsur laporan keuangan terdiri dari :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

a.

Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana
pada tanggal tertentu. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Aset diklasifikasikan sebagai berikut:
a).

Aset

Lancar

meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan.
b).

Aset

Non

Lancar

mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud,
diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan
dan aset lainnya.
c).

Investasi
Panjang

merupakan

investasi

yang

diadakan

dengan

Jangka

maksud

untuk

mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih
dari satu periode akuntansi, meliputi investasi permanen dan non permanen.
Investasi permanen antara lain penyertaan modal pemerintah dan investasi
permanen lainnya, sedangkan investasi non permanen antara lain investasi
dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam pembangunan dan
investasi non permanen lainnya.
d).

Aset tetap meliputi


tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan,
aset tetap lainnya serta konstruksi dalam pengerjaan.

2.

Kewajiban timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung


jawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban
muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari
masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain. Kewajiban juga terjadi
karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan
pemberi jasa lainnya. Kewajiban dikelompokkan dalam:
a).

Kewajiban

Jangka

Pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam

waktu

kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.


b).

Kewajiban

Jangka

Panjang merupakan kelompok kewajiban yang penyelesaiannya setelah 12


(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

3.

Ekuitas merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset


lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a).

Ekuitas Dana Lancar


adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.

b).

Ekuitas

Dana

Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset non


lancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
c).

Ekuitas

Dana

Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan


yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang-undangan.
b.

Laporan Realisasi Anggaran


Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan,
belanja, transfer dan pembiayaan. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
1).

Pendapatan (basis kas) adalah penerimaan oleh Bendahara Umum


Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak dan tidak perlu
dibayar kembali.

2).

Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran oleh Bendahara


Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali.

3).

Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas


pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana
bagi hasil.

4).

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali


dan pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

c.

Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional,
investasi aset non keuangan, pembiayaan dan transaksi non anggaran yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri
dari:
1).

Penerimaan Kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara


Umum Daerah.

2).

Pengeluaran Kas adalah semua aliran kas yang keluar dari


Bendahara Umum Daerah.

IV.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan adalah menggunakan
prinsip nilai historis. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain
karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat
digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.
IV.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam
Standar Akuntansi Pemerintah
Secara umum kebijakan akuntansi yang telah diterapkan telah sesuai dengan ketentuan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Bupati Bangka Selatan Nomor 29 Tahun 2008 tanggal 20 Oktober 2008 tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Selatan.
Akan tetapi, masih ada beberapa kebijakan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan
yang belum mengikuti SAP yaitu antara lain:
a.

Pemberlakuan penyusutan aset yang belum dilaksanakan;

b.

Metode pengakuan piutang tidak tertagih yang telah melewati


1 (satu) tahun anggaran masih tetap dicatat pada akun piutang. Sesuai dengan ketentuan
SAP, piutang termasuk ke dalam aset lancar. Oleh Pemerintah Bangka Selatan, belum
ada kebijakan untuk pengalokasian piutang tidak tertagih melebihi 1 (satu) tahun ke akun
aset lainnya atau dilakukan penghapusan piutang melalui Keputusan Bupati Bangka
Selatan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

10

BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

V. 1. Penjelasan Pos Pos Laporan Keuangan RSUD adalah sebagai berikut :


A. Neraca
1. Aset Lancar
a. Kas di Kas Daerah
Saldo Kas di Kas Daerah per tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 412.582
b. Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan merupakan Kas di Bendahara Penerimaan pada
SKPD yang mengelola Pendapatan Daerah. Kas yang belum disetor ke Kas Daerah per
31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 0.
c. Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah Kas di Bendahara Pengeluaran pada SKPD
yang mengelola semua pengeluaran belanja.
Pada TA 2014 Bendahara Pengeluaran RSUD menerima SP2D UP, GU dan TU
sebesar Rp dengan rincian sebagai berikut :
- SP2D UP
- SP2D GU
- SP2D TU
Total SP2D UP,GU,TU

:
:
:
:

Rp
Rp
Rp
Rp

175.000.000
1.061.044.672
0
1.236.044.672

Total seluruh SP2D yang telah dicairkan dan yang telah dipertanggungjawabkan
selama TA 2014 adalah :
- Total SP2D UP,GU,TU,LS
- Total SPJ
Saldo Kas

:
:
:

Rp 21.678.022.191
(Rp 21.677.609.609
Rp 412.582

Adapun saldo kas sebesar Rp 412.582 adalah pajak kegiatan Pemeliharaan


Rutin/Berkala Alat-alat Kesehatan yang belum disetorkan.
Hutang Piutang Ansuransi Kesehatan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

11

Hutang Rp 160.163.129 Klaim Jasa Pelayanan Jamkesmas dan Jampersal 2011 yang belum di
setorkan ke Kas Daerah
Piutang Rp 396.232.500 Piutang Klaim JKBS Maret sampai Desember 2014 yang wajib
dibayarkan oleh Dinas Kesehatan ke RSUD. Piutang ini akan dibayarkan pada bulan Mei
2015.

d. Persediaan
Saldo Persediaan pada RSUD sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp 709.823.541 terdiri atas obat-obatan dan alat kesehatan
2. Aset Tetap
Aset Tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Aset tetap diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD
melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan
dari sitaan atau rampasan.
Pencatatan penambahan aktiva tetap hanya berdasarkan nilai perolehan yang ada
di SP2D belanja modal dan belanja lain yang dapat dikapitalisasi menjadi aktiva
tetap.

Total

Aset

Tetap

RSUD

per

31

Desember

2014

adalah

sebesar

Rp 31.980.229.970 terdiri dari :


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Aset Tetap Tanah sebesar Rp 38.800.000


Aset Tetap Peralatan dan Mesin sebesar Rp 20.684.523.217
Aset Tetap Gedung dan Bangunan sebesar Rp 10.060.819.853
Aset Tetap Jalan, Jaringan dan Instalasi sebesar Rp 1.102.775.600
Aset Tetap Konstruksi dalam Pengerjaan sebesar Rp 59.456.300
Aset Tetap Lainnya sebesar Rp 0

3. Aset Lainnya
Pada periode per 31 Desember 2014 tidak ada aset lainnya.
4. Kewajiban
Pada periode per 31 Desember 2014 kewajiban yang harus diselesaikan/dibayarkan
sebesar Rp 412.582 yang berasal dari Utang pajak Rp 412.582.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

12

5. Ekuitas
Ekuitas merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset lancar dan
kewajiban jangka pendek. Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp 32.670.053.511. Jumlah tersebut terdiri dari:
31 Des 2014
(Rp)
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Cadangan Untuk Piutang
Cadangan Untuk Persediaan

B.

Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran


Utang Jangka Pendek
Pendapatan Yang Ditangguhkan
Jumlah

31 Des 2013
(Rp)

0
0
709.8
23.541
0

0
0
590.605.597
0

0
709.823.541

0
590.605.597

0
31.960.229.970
0

0
28.435.769.387
0

0
31.960.229.970

0
28.435.769.387

32.670.053.511

29.029.237.256

Ekuitas Dana Investasi


Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran
Utang Jangka Panjang
Jumlah
Ekuitas Dana Cadangan
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan
Rekening Yang Dikonsolidasikan
Rekening Yang Dikonsolidasikan
Jumlah

Laporan Realisasi Anggaran


1. Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Pajak Daerah merupakan pendapatan yang berasal dari hasil pajak
daerah yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) dan dapat dipungut serta
disetorkan ke Kas Daerah. Anggaran dan realisasi pendapatan pajak daerah tahun 2014
adalah Rp 0.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

13

2. Pendapatan Retribusi Daerah


Pendapatan Retribusi Daerah merupakan pendapatan yang berasal dari retribusi
daerah yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) dan dapat dipungut serta
disetorkan ke Kas Daerah. Anggaran dan realisasi pendapatan retribusi daerah tahun 2014
berasal dari retribusi jasa umum, dapat dirinci sebagai berikut :
Anggaran
(Rp)
Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD
Jumlah

Realisasi
(Rp)

200.000.000

2.993.831.731

149,69

200.000.000

2.993.831.731

149,69

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan


Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah untuk menampung
pendapatan yang berasal dari bagian laba/deviden atas Penyertaan Modal Saham
Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Selatan. Anggaran dan realisasi hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan adalah Rp 0.
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah adalah untuk menampung pendapatan
yang bukan berasal dari pajak daerah, retribusi, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan yang disetor ke Kas Daerah. Target Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah pada TA 2014 adalah sebesar Rp 0 dan dapat direalisasikan sebesar Rp 0 atau
sebesar 0%,
5. Belanja
Anggaran belanja RSUD pada TA 2014 sebesar Rp 31.717.460.874 dan terealisasi
sebesar Rp 21.480.827.091 atau sebesar 67,72%, dapat dirinci sebagai berikut:

Uraian
Belanja Pegawai

Anggaran

Realisasi

(Rp)

(Rp)

18.825.897.874

13.814.836.126

73,38

Belanja Barang dan Jasa

5.344.387.000

4.141.530.382

77,49

Belanja Modal

7.547.176.000

3.524.460.583

46,69

31.717.460.874

21.480.827.091

Jumlah

67,72

a. Rincian Realisasi Belanja Pegawai RSUD Tahun Anggaran 2014:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

14

Realisasi
(Rp)
5.188.155.305

Gaji Pokok PNS / Uang Representasi


Tunjangan Keluarga

427.387.046

Tunjangan Jabatan

28.010.000

Tunjangan Fungsional

505.535.000

Tunjangan Fungsional Umum

89.790.000

Tunjangan Beras

338.709.390

Tunjangan PPh / Tunjangan Khusus

66.484.917

Pembulatan Gaji

142.468

Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja

2.167.972.000

Tambahan Penghasilan Berdasarkan Kondisi Kerja


Honorarium Pegawai Kontrak

499.650.000
4.495.000.000

Honorarium Pelaksana Kegiatan

8.000.000
Jumlah

13.814.836.126

Rincian Objek Belanja Pegawai RSUD terdiri atas dua rincian belanja yaitu :
1. Belanja Pegawai Tidak Langsung sebesar
Rp 9.311.836.126
2. Belanja Pegawai Langsung sebesar
Rp 4.503.000.000
Total Rincian Objek Pegawai sebesar

Rp

13.814.836.126

b. Rincian Realisasi Belanja Barang dan Jasa RSUD Tahun Anggaran 2014:
Realisasi
(Rp)
2.825.359.375

Belanja Kebutuhan Operasional


Belanja jasa Operasional

229.896.300

Belanja Peningkatan Kapasitas SDM

43.000.000

Belanja Premi Asuransi


Belanja Perjalanan

337.228.685

Belanja Pemeliharaan

627.646.700

78.399.322
Jumlah

4.141.530.382

c. Rincian Realisasi Belanja Modal RSUD Tahun Anggaran 2014 :


Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi
(Rp)
342.880.000

Belanja Pengadaan Mesin Genset

Belanja Bahan Informasi Rumah Sakit


Pengadaan Mobil Ambulance
Pengadaan Alat Laboratorium
Pengadaan Alat PONEK
Pengadaan Tempat Tidur kelas III
Pengadaan Perlengkapan Ruang Jenazah

58.850.000
1.148.487.900
1.345.328.576
162.085.807
9.906.300
32.650.000
Jumlah

3.100.188.583

Belanja Modal Gedung dan Bangunan


Realisasi
(Rp)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

15

Belanja Pengembangan Ruang Laboratorium

98.321.000

Belanja Pengembangan Ruang Radiologi

98.301.000

Pembangunan Ruang Kelas III

49.550.000

Pembangunan Selasar

178.100.000
Jumlah

424.272.000

BAB. VI
PENUTUP

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

16

Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset


Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun Anggaran 2014 yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan adalah salah satu
upaya untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Catatan atas laporan keuangan ini disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dari uraian Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bangka Selatan diharapkan:
1. Dapat memberikan kelengkapan bahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Tahun Anggaran 2014;
2. Sebagai kontrol keuangan yang dikeluarkan oleh SKPD dalam pembelanjaan;
3. Pertanggungjawaban SKPD kepada Pemerintah.
Demikian Laporan Keuangan ini disusun semoga dapat bermanfaat untuk bahan
pelaksanaan pengawasan dan evaluasi serta pertanggungjawaban keuangan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bangka Selatan.

Toboali, 16 April 2015


Direktur RSUD
Kab. Bangka Selatan,

Dr. Rudi Hartono


NIP. 19810803 201001 1 014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

17

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN


LAPORAN KEUANGAN

RUMAH SAKIT UMUM DERAH (RSUD)


KABUPATEN BANGKA SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RSUD KAB. BANGKA SELATAN


TAHUN 2014

18

Anda mungkin juga menyukai