Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2.6.2.1 Akurasi
Akurasi didefinisikan sebagai kedekatan antara hasil pengujian terhadap nilai yang
sebenarnya atau yang diterima sebagai nilai benar yang konvensional (Badan POM, 2003).
Pengujian dilakukan oleh satu orang analis dengan menggunakan larutan standar zat aktif
dengan konsentrasi 80%, 100%, dan 120%. Pengukuran dilakukan masing-masing sebanyak tiga
kali. Akurasi dapat dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (%recovery) dan persen standar
deviasi relatif (%RSD) dengan syarat % SBR (simpangan baku relatif) tidak boleh lebih dari
2,0%, dan nilai recovery dari akurasi harus berada dalam batas 98,0-102,0%.
2.6.2.2 Presisi
Presisi didefinisikan sebagai kedekatan beberapa nilai pengukuran dari contoh yang
homogen pada kondisi normal, artinya contoh yang sama diuji secara berurutan (Badan POM,
2003).
Validasi metode uji pada parameter presisi ini pada umumnya mencakup:
a. Ripitabilitas
Ripitabilitas dinyatakan sebagai hasil presisi di bawah perlakuan yang sama (analis dan
alat yang sama) dalam interval waktu pemeriksaan yang singkat (Badan POM, 2003).
Ripitabilitas dilakukan dengan menggunakan minimal sembilan kali pengukuran dengan
tiga larutan pada konsentrasi yang berbeda (masing-masing larutan tiga kali pengukuran) atau
dengan melakukan pengujian minimal enam kali terhadap contoh dengan konsentrasi 100%.
Ripitabilitas dapat dinyatakan sebagai %SBR, dengan syarat nilainya tidak boleh lebih dari
2,0%.
b. Presisi Antara
Presisi antara merupakan bagian dari presisi yang dilakukan dengan cara mengulang
pemeriksaan tersebut dengan menggunakan alat yang berbeda, hari yang berbeda, analis yang
berbeda tetapi pada laboratorium yang sama (Badan POM, 2003). Presisi antara dapat dinyatakan
dengan %SBR, dengan syarat nilainya tidak boleh lebih dari 2,0%.
2.6.2.3 Selektifitas
Selektifitas didefinisikan sebagai kemampuan metode uji untuk mendeteksi secara
kuantitatif analit dengan komponen lain yang menyertainya (Badan POM, 2003).
Komponen lain itu dapat berupa cemaran, hasil urai, atau matriks contoh misalnya
komponen tablet, komponen sediaan cair dan sebagainya. Salah satu prosedur untuk penentuan
selektifitas metode uji dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dari contoh
dengan plasebo dan contoh tanpa plasebo. Apabila nilai bias yang diperoleh tidak lebih dari 2%
maka metode uji tersebut termasuk kategori selektif (Hexpharm Jaya, 2004).
Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi terendah contoh yang masih dapat
dideteksi oleh metode uji namun tidak perlu terkuantitasi sebagai nilai yang tepat (Badan POM,
2003).
Batas deteksi dapat ditentukan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut:
a. Secara visual
Cara in dapat digunakan untuk metode analisis non instrumental maupun metode analisis
instrumental. Batas deteksi dilakukan dengan melakukan analisis terhadap contoh yang diketahui
konsentrasinya dan menetapkan kadar terendah yang dapat dideteksi dengan baik.
2.6.2.6 Linearitas
Linearitas adalah kemampuan metode uji untuk memberikan hasil pengukuran yang
secara langsung proporsional dengan rentang konsentrasi yang diberikan (Badan POM, 2003).
Pengujian dilakukan oleh satu orang analis dengan menyediakan larutan standar zat aktif pada
konsentrasi 70%, 80%, 90%, 100%, 110%, 120% dan 130% dari konsentrasi yang diperiksa.
Linearitas dinyatakan dalam bentuk regresi linear, dengan syarat nilai korelasi yang dihasilkan
lebih besar dari 0,9950 atau 0,9950.
adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke
lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi, hal ini
tergantung dari jenis industri dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses
industri, derajat penggunaan air, dan derajat pengolahan air limbah.
Dari defenisi di atas maka secara umum dapat disimpulkan bahwa air limbah
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan berupa cairan yang berasal dari rumah
tangga,industri, atau tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung zat-zat
yang membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan
hidup.
Sumber dan Macam Air Limbah
Sumber dan macam air limbah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan
masyarakat atau dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kehidupan masyarakat
maka semakin beragam pula sumber dan macam limbah yang dihasilkannya.
Air limbah yang umum dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah :
a. Air limbah rumah tangga (Domestic Sewage) misalnya air dari buangan kamar
mandi dan dapur.
b. Air limbah perdagangan (Comercial Wastes), misalnya air buangan dari hotel,
restoran, dan kolam renang.
c. Air limbah industri (Industrial Wastes), misalnya air buangan dari pabrik
tepung tapioka, pabrik kelapa sawit, pabrik tahu, dll.
d. Air limbah lainnya, misalnya air yang bercampur dengan air comberan.
Pada lazimnya susunan air limbah terdiri dari tiga komponen utama yaitu
bahan padat, bahan cair dan gas. Semua bahan ini berada dalam air limbah
dengan bentuk bahan yang mengapung (Ploating Material), bahan yang
terlarut (Disolved Solid), bahan kolodial (Coloid), bahan mengendap
(Sediment), bahan melayang (Dispersed Solid).
Limbah cair dijumpai pada industri yang menggunakan air dalam proses
produksinya. Mulai dari pra pengolahan bahan baku, seperti pencucian,
sebagai bahan penolong, sampai pada produksi akhir menghasilkan limbah
cair. Limbah cair ini tidak hanya bersumber dari air masuk melainkan air itu
sendiri sudah ada dalam bahan baku dan harus dikeluarkan. Seperti pada
pengolahan tepung tapioka ubi kayu mengandung kadar air mencapai 40%
dari beratnya dan pada proses produksinya masih membutuhkan air. Limbah
cair yang dihasilkannya nantinya akan lebih banyak dari air yang dimasukkan
karena telah mendapat tambahan dari bahan baku.
Pada dasarnya limbah air tidak memberi efek pencemaran sepanjang
kandungan dalam air tidak membawa senyawa-senyawa yang membahayakan
ataupun bahan-bahan endapan. Air adalah salah satu media yang sangat efektif
untuk membawa limbah yang pada gilirannya mencemari lingkungan. Air
digunakan sebagai bahan penolong, sehingga dalam air terdapat kandungan
bahan organik dan anorganik yang berbahaya atau beracun. Seperti pabrik
karet yang menghasilkan limbah cair yang amat banyak mengandung lumpur
dan padatan tersuspensi. Pabrik pembuatan syrup markisa yang menghasilkan
limbah berwarna dan mempunyai keasaman tinggi.
Persoalan penting dalam limbah cair adalah bagaimana perusahaan
industri mengolah limbahnya sebelum dilakukan pembuangan dan kemana
hasil olahan tersebut akan dibuang. Oleh karena itu, industri perlu melakukan
pengolahan limbah cairnya sebelum dibuang ke badan sungai atau ke
lingkungan.
zat
padat
yang
secara umum
padatan
amat
dibutuhkan
dalam
upaya
mengendalikan
pencemaran.
Salah satu parameter yang sering digunakan adalah Total
Suspended Solid (TSS). Total Suspended Solid merupakan zat-zat padat
yang berada dalam suspensi, dapat dibedakan menurut ukurannya,
sebagai partikel tersuspensi koloid dan partikel tersuspensi biasa. Total
Suspended Solid yaitu jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada
di dalam air limbah setelah mengalami proses penyaringan dengan
membran
berukuran
0,45
m.
Adanya
padatan-padatan
ini
menyebabkan kekeruhan air, padatan ini tidak terlarut dan tidak dapat
mengendap secara langsung. TSS yang sangat tinggi menghalangi
masuknya sinar matahari.
Air buangan industri mengandung jumlah padatan tersuspensi
dalam jumlah yang sangat bervariasi tergantung dari jenis industrinya.
Air buangan dari industri-industri makanan, terutama industri
fermentasi dan industri tekstil sering mengandung padatan tersuspensi
Limbah
yang
mempunyai
temperatur
panas
yang
akan
oksigen
biologi
(BOD)
didefinisikan
sebagai
mikrobiologi. Bahan
ini
diubah oleh
1 Air Limbah
1 Pengertian
Yang dimaksud dengan air limbah, air kotoran atau air bekas adalah air
yang
tidak
bersih
dan
mengandung
berbagai
zat
yang
bersifat
bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan
mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh
sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.
2
berikut:
1 Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes
water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air
bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri atas
bahan-bahan organik.
2 Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari
berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung
di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai
oleh masing-masing industri, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak,
lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut,
dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar
tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3 Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang
berasal
dari
daerah
perkantoran,
perdagangan,
hotel,
restoran,
Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan
cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.
Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut :
1 Karakteristik fisik
Air limbah terdiri atas 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang
volumenya bervariasi antara 100-500 mg/L.
padat kurang dari 100 mg/L, air limbah disebut lemah, sedangkan bila
lebih dari 500 mg/L disebut kuat.
2 Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung
campuran
zat-zat
kimia
3 Karakteristik bakteriologis
Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan
BOD. Sedangkan bakteri patogen banyak terdapat dari hasil buangan
dari peternakan, rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah
tangga khususnya dari kamar mandi/wc. Kandungan bakteri patogen
serta organisme golongan E. Coli terdapat juga dalam air limbah
tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan
bakteri
kecuali
dari
bahan
produksinya
memang
banyaknya
padatan-padatan
yang
tidak
terlarut
dan
magnesium
dalam
air
limbah,
sedangkan
akibat
dan Perikanan.
kriteria
kualitas air guna berbagai peruntukan.PPMKL-DKI Jaya, Seminar Pengelolaan Sumber Daya
Air. , eds. Lembaga Ekologi UNPAD. Bandung, 27 - 29 Maret 1974, hal 9 15
Metclaf,Eddy. 2003. WASTE WATER ENGINEERING DESIGN, Mc Graw-
Hill,
New
York.
Alaert.G dan Sri Sumestri Santika,Msc. 1984. METODA PENELITIAN
AIR,Usaha
Nasional, .Surabaya-Indonesia
Henze,
Mogenz.
1995.
Waste
Water
Treatment
Biological
and
Chemical
Process.Germany:Springer-verlagheidelberg
Effeni, Farid. Diktat Kuliah Pengolahan Limbah Industri.Surabaya:Teknik Kimia ITS
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2003. Cara Pembuatan Obat yang Baik. Bandung:
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. hlm. 1-21.
Blaschke, Gottfried. 1988. Analisis Farmasi. Yogyakrta: Gajah Mada University Press. hlm. 278.
Gandjar, Ibnu Ghalib., 2008. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 378.
APHA, AWWA, WPCF, 1992. Standard Methods for the Examination of Water
and Wastewater. Edisi ke-21. America Public Health Association.
Washington DC.
Azwar, Azrul, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber.
Jakarta.
Fitria Chairini Pujiandhini, 2013. Pengujian Parameter Linieritas, Presisi, dan
Akurasi dalam Rangka Verifikasi Metode Penentuan Kadar Cu Secara
SSA. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Krom
Anderson K. 1999.
Analytical Techniques for Inorganic Contaminants
.Gaitherburg (US): AOAC International.Alfian Z. 2007. Pengaruh pH dan Penambahan Asam
terhadap Penentuan KadarUnsur Krom dengan menggunakan Metode Spektrofotometer Serapan
Atom.
Jurnal Sains Kimia
[internet]. [diunduh 2013 9 Oktober]; 11(1):37-41.Tersedia
pada: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21158/1/skm-jan2007-11(9).pdfArifin Z,
Darmono, Sapuan A, Pratama R. 2006. Validasi Metode Analisis LogamCopper (Cu) dan
Plumbum (Pb) dalam Jagung dengan caraSpektrofotometer Serapan Atom.
Seminar Nasional Teknologi Peternakandan Veteriner 2006
[internet]. [waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].Jakarta (ID): Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila. hlm 1003-1007;[diunduh 2013 Agustus 27]. Tersedia pada:
http://www.bbalitvet.litbang.deptan. go.id/eng/attachments/247_60.pdf[AOAC] Association of
Official Analytical Chemists. 2002. AOAC Internationalmethods committee guidelines for
validation of qualitative and quantitativefood microbiological official methods of analysis.
J AOAC Int
[internet].[diunduh 2013 25 Aguatus]; 85: 1
13Akselerator dan Proses Bahan, BATAN. hlm 112-122; [diunduh 2013Agustus 29]. Tersedia
pada: http://www.
digilib.batan.go.id/ppin/
katalog
/
index.ph/searchkatalog/downloadDatabyId/558/BP-6_[_115-122_]. pdfSanusi A, Rahayu SW,
Utami IP. 2010. Identifikasi Cemaran Logam Timbaldalam Mainan Gigitan Bayi yang Beredar di
Purwokerto dengan MetodeSpektrofotometri Serapan Atom.
Pharmacy J
[internet]. [diunduh 2013 27September]; 7(03): 123-134. Tersedia pada:
http://www.jurnal.ump.ac.id/index.php/pharmacy/article/view/398/376.Saputra E Y. 2009.
Verifikasi dan Validasi Metoda di Laboratorium
[internet].[diunduh 2013 24 Agustus]. Tersedia pada: http://www.chem-is-try.org.[SNI] Standar
Nasional Indonesia. 2010.
Keamanan Mainan Bagian 3: MigrasiUnsur Tertentu
. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.Vandecasteele C dan Block CB. 1993.
Modern Methods for Trace Element Determination
. Inggris (GB): John Wiley & Sons.Walpole RE. 1995.
Pengantar Statistika.