Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT DALAM PEMAKAIAN

AKDR DI KELURAHAN LOMPO RIAJA, KECAMATAN TANETE RIAJA,


KABUPATEN BARRU
Risnawati1, Akmal2, H. Burhanuddin Latief3
1

STIKES Nani Hasanuddin Makassar


STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2

ABSTRAK
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif,
reversibel dan berjangkau panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia. AKDR adalah suatu
usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu
dimasukkan ke dalam rongga rahim ( Rihama, 2010 ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan alat kontrasepsi AKDR di
kelurahan Lompo Riaja Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional dimana populasi penelitian ini
adalah semua wanita usia subur yang termasuk akseptor KB di Desa terpilih tepatnya Lompo Riaja
sebanyak 214 orang.Pengambilan sampel menggunakan quota sampling, didapatkan 52 responden
sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data
yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program
microsoft excell dan program statisitk (SPSS) versi 16.00. analisis data mencakup analisis univariat
dengan mencari distribusi frekwensi dari data demografi, pengetahuan responden, persepsi rasa
aman dan minat dalam pemakaian AKDR. Analisis bivariat dengan uji Fishers Exact test (p<0.05)
untuk mengetahui hubungan antar variabel pengetahuan dan Minat pemakaian AKDR. Dimana hasil
analisa bivariat menunjukan Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan minat terhadap
pemakaian AKDR di Kelurahan Lompo Riaja, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru (p = 0.006)
dan terdapat hubungan antara persepsi rasa aman terhadap minat pemakaian AKDR di kelurahan
Lompo Riaja, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru (p = 0,001). Kesimpulan dalam penelitian ini
adalah Terdapat hubungan antara pengetahuan dan persepsi rasa aman terhadap minat dalam
pemakaian AKDR di kelurahan Lompo Riaja, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru.
Kata Kunci : Pengetahuan, Persepsi Rasa Aman, AKDR
PENDAHULUAN
Program KB Nasional merupakan
program pembangunan sosial dasar yang
sangat penting artinya bagi pembangunan
nasional dan kemajuan bangsa. UndangUndang RI Nomor 10 tahun 1992 Pasal 1 ayat
12 menyatakan bahwa KB adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan
keluarga,
peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera (BKKBN, 2008).
Jumlah penduduk dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Berdasarkan sensus
penduduk tahun 2010 jumlah penduduk
Indonesia sebesar 237.641.326 orang, dengan
laju pertumbuhan penduduk ( LPP ) pertahun
1,49 % ( Profil Kesehatan Indonesia, 2010 ).

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

Hal ini merupakan masalah yang cukup


serius, tidak saja bagi negara-negara yang
berkembang seperti Indonesia tetapi juga
negara-negara lain di dunia ini. Pertumbuhan
penduduk
yang
tinggi
sudah
tentu
menimbulkan masalah yang rumit bagi
pemerintah dalam usaha mengembangkan
dan meningkatkan taraf hidup warga
negaranya. Untuk mengendalikan jumlah
penduduk
yang
besar
dengan
laju
pertumbuhan penduduk yang relatif masih
tinggi, pemerintah mencanangkan suatu
Program Keluarga Berencana (KB) Nasional
(BKKBN, 2008).
KB
dalam
kesehatan
reproduksi
berperan untuk menunjang tercapainya
kesehatan ibu dan bayi karena kehamilan
yang diinginkan dan berlangsung dalam
keadaan dan saat yang tepat akan lebih

menjamin keselamatan ibu dan bayi yang


dikandungnya.
Berdasarkan
metode
kontrasepsi
menurut Provinsi, alat kontrasepsi dalam
rahim ( AKDR ) banyak digunakan di Provinsi
Bali, DI Yogyakarta, DKI Jakarta masingmasing sebesar 47,34%, 24,57% dan 21,33%
rata-rata nasional hanya 11,03% sedangkan
Provinsi Sulawesi Selatan hanya 2,34% dan
Sulawesi Barat 2,36% ( Profil Kesehatan
Indonesia, 2010).
Profil kesehatan Indonesia memberikan
data jumlah peserta KB aktif menggunakan
kontrasepsi
AKDR
sebanyak
5,97%
sedangkan di Sumatera Utara merupakan
Provinsi yang banyak metode MOW termasuk
kontrasepsi AKDR sebanyak 7,71% ( Profil
Kesehatan Indonesia, 2010 ).
Jumlah PUS di Indonensia tahun 2010
sebanyak 44.738.378, sedangkan peserta KB
aktif tahun 2010 33.713.115 ( 75,36% ).
Presentase peserta KB aktif menurut metode
kontrasepsi tahun 2010 IUD 3.717.064 (
11,03% ), MOW 1.191.111 ( 3,53% ), MOP
229.746 ( 0,68% ), implan 2.784.649 ( 8,26% ),
kondom 842.896 ( 2,50% ), suntikan
15.408.365 ( 47,19% ) dan pil 9.039.284 (
26,81 % ) ( Profil Kesehatan Indonesia, 2010 ).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan, metode kontrasepsi yang
paling banyak adalah suntikan 410.834 orang
(44,06%), yang berikutnya adalah pil 322.632
(33,88%), sementara AKDR 41.450 (4,45%)
sedangkan MOW 1.191.111 ( 3,35% ) dan
MOP 229.746 ( 0,68% ) sedangkan jumlah
peserta KB aktif di Lompo Riaja pada tahun
2007
adalah
16.553
orang.
Metode
kontrasepsi yang paling banyak adalah suntik
(37,28%), yang berikutnya adalah pil
(36,84%), dan implan (9,58%), sementara
AKDR (5,25% ) berada di urutan keempat
(Dinas Kesehatan Kota Barru, 2008).
Berdasarkan
data
dari
BKKBN
kabupaten Barru tahun 2008 jumlah PUS di
Kecamatan Tanete Riaja sebesar 28.632
dengan jumlah KB yang aktif menggunakan
alat kontrasepsi suntik sebesar 653 (23%)
peserta, pil sebesar 8148 (43%) peserta, IUD
sebesar 314 (15,5%) peserta, Implant sebesar
657 (9,2%) peserta, MOW sebesar 156 (8,5%)
peserta, kondom sebesar 803 (0,8%) peserta,
MOP sebesar 0 (0%) peserta ( BKKBN Kab.
Barru, 2008 ).
Indonesia sebagai salah satu negara
yang sedang berkembang, menghadapi
masalah yang dewasa ini merupakan masalah
dunia, yaitu masalah peningkatan jumlah
penduduk. Di sisi lain program KB kian
memprihatikan. Pernah melambung pada era

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

1980-1990 an. Namun, dalam beberapa tahun


terakhir
melemah.
Program
Keluarga
Berencana ( KB ) kondisi kian memprihatinkan
( Suryaningrat, 1997 ).
Dengan
latar
belakang
masalah
tersebut diatas maka menarik perhatian
penulis untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi
minat
pemakaian
alat
kontrasepsi AKDR ( alat kontrasepsi dalam
rahim ) Di Kelurahan Lompo Riaja Kabupaten
Barru .
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Berdasarkan permasalahan yang
diteliti, Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian Deskriptif dengan pendekatan Cross
Sectional Study,. Penelitian ini dilaksanakan di
Kelurahan Lompo Riaja, Kecamatan Tanete
Riaja, Kabupaten Barru poliklinik BP2IP pada
tanggal 24 April sampai 24 Mei tahun 2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh wanita usia subur yang ada di
Kelurahan Lompo Riaja, Kecamatan Tanete
Riaja, Kabupaten Barru. Penentuan sampel
dalam penelitian ini berdasarkan quota
Sampling, dimana peneliti menetapkan
responden yang menjadi sampel berdasarkan
pertimbangan dan sesuai dengan kriteria
inklusi, besar sampel yang didapatkan selama
penelitian sebesar 52 sampel.
Jumlah responden di Kelurahan
Lompo Riaja yang sesuai dengan kriteria
inklusi sebanyak 52 orang diambil pada saat
penelitian berlangsung selama 1 bulan.
1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Bersedia menjadi responden.
b. Tercatat sebagai warga Di Kelurahan
Lompo Riaja kecamatan tanete Riaja
Kabupaten Barru.
c. Ibu yang menggunakan AKDR
2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
a. Tidak bersedia menjadi responden.
b. Tidak tercatat sebagai warga Di
Kelurahan Lompo Riaja kecamatan
tanete Riaja Kabupaten Barru.
c. Ibu yang tidak menggunakan AKDR
Pengumpulan data
1. Pengolahan data
Setelah data terkumpul dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan
komputerisasi program software Statistical
Product and Service Solution (SPSS).
Adapun tahap-tahap dalam pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Editing
Setelah data dikumpulkan peneliti
akan memeriksa kelengkapan data

menurut
karakteristiknya masingmasing, memeriksa kesinambungan
dan keseragaman data baik hasil
kuesioner maupun observasi.
b. Coding.
Data yang telah dikumpulkan diberi
kode menurut jawaban responden.
Pengkodean dilakukan juga pada
nomor halaman, daftar pertanyaan,
nomor pertanyaan dan nama variabel.
c. Tabulasi data
Untuk memudahkan analisa data
nanti, data yang ada dikelompokan
dalam tabel menurut sifat masingmasing variabel dengan menggunakan
tabel sederhana ataupun tabel silang.
2. Analisa data
Setelah data terkumpul dan telah
diberikan scoring maka dilakukan analisa
data dengan menggunakan program SPSS
a. Analisa Univariat
Analisa dilakukan terhadap tiap-tiap
variabel penelitian terutama untuk
melihat distribusi frekuensi dan
presentasi dari tiap-tiap variabel
b. Analisa Bivariat
Analisa yang dilakukan untuk melihat
hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen dengan
menggunakan uji chi-square dengan
nilai kemaknaan < 0,05 artinya
apabila < 0,05 Ho ditolak yang
berarti ada hubungan bermakna
antara variabel independen dengan
variabel dependen

b. Karakteristik responden
Tabel 5.1 : Distribusi Responden
Berdasarkan Umur Di
Kelurahan Lompo Riaja
Kec. Tanete Riaja, Kab.
Barru
Umur (tahun)
Frekuensi
%
30 35
22
42.3
36 40
18
34.6
41 45
12
23.1
Total
52
100.0

HASIL PENELITIAN
a. Gambaran umum lokasi penelitian .
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Lompo Riaja, Kecematan Tanete Riaja
Kabupaten Barru. Adapun batas-batas
sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan
lingkuran Ralla
b. Sebelah selatan berbatasan dengan
desa Mattirowalie
c. Sebelah barat berbatasan dengan desa
Kading
d. Sebelah timur berbatasan dengan
lingkungan Maruala
Berdasarkan hasil pengumpulan data
yang dilaksanakan di Kelurahan Lompo
Riaja pada tanggal 24 April sampai dengan
24 Mei 2012 pada keluarga dimana Ibu-ibu
yang digunakan sebagai responden
melakukan wawancara dalam bentuk
kuesioner. Jumlah responden adalah 52
responden dari 214 akseptor KB AKDR
yang ada di Kelurahan Lompo Riaja.

Tabel 5.1 diatas menunjukkan


bahwa distribusi responden berdasarkan
pendidikan yang frekuensi (N) tertinggi
adalah SMP sebanyak 21 responden
(40,4%) selanjutnya SD sebanyak 17
(32,7%), sarjana sebanyak 9 responden
(17,3%) dan yang paling rendah yaitu SMA
sebanyak 5 responden (9,6%).

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

Sumber data : Data Primer, 2012

Tabel 5.1 diatas menunjukkan


bahwa distribusi responden berdasarkan
umur yang frekuensi (N) tertinggi adalah
umur dengan skala 30-35 tahun sebanyak
22 responden (42,3%) dan umur 36-40
tahun sebanyak 18 responden (34,6%)
sedangkan untuk umur 41-45 sebanyak 12
responden ( 23,1 % ).
Tabel

5.2

Pendidikan
SD
SMP
SMA
SARJANA
Total

Distribusi Responden
Berdasarkan
Pendidikan
Di
Kelurahan Lompo Riaja,
Kec.Tanete Riaja, Kab.
Barru
Frekuensi
%
17
32.7
21
40.4
5
9.6
9
17.3
52
100.0

Sumber data : Data Primer, 2012

Tabel

5.3

Pekerjaan
IRT
Wiraswasta
PNS
Total

Distribusi Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Di Kelurahan Lompo
Riaja,
Kec.
Tanete
Riaja, Kab. Barru
Frekuensi
%
28
53.8
15
28,8
9
17.3
52
100.0

Sumber data : Data Primer, 2012

Tabel 5.3 diatas menunjukkan


bahwa distribusi responden berdasarkan

pekerjaan yang frekunsi (N) tertinggi


adalah IRT sebanyak 28 responden
(53,8%) sedangkan pekerjaan dengan
frekuensi (N) rendah adalah PNS
berjumlah 9 responden (17,3%) dan yang
memiliki frekuensi sedang yaitu wiraswasta
sebanyak 15 responden ( 28,8%).
c. Analisis univariat
1. Pengetahuan
Tabel 5.4 : Distribusi Responden
Berdasarkan
Pengetahuan
di
Kelurahan Lompo Riaja,
Kec.
Tanete
Riaja,
Kab.Barru
Pengetahuan Frekuensi
%
Cukup

36

69.2

Kurang

16

30.8

Total

52

100.0

Sumber data : Data Primer, 2012

Tabel 5.4 diatas, dapat dilihat


bahwa
responden yang memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 36
responden (69,2%) dan yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 16
responden (30,8%) .
2. Persepsi Rasa Aman
Tabel 5.5 : Distribusi Responden
Berdasarkan Persepsi
Rasa
Aman
Di
Kelurahan Lompo Riaja,
Kec. Tanete Riaja, Kab.
Barru
Persepsi
Frekuensi
%

3. Minat Terhadap Pemakaian AKDR


Tabel 5.6 : Distribusi Responden
Berdasarkan
Minat
Terhadap
Pemakaian
AKDR
Kelurahan
Lompo
Riaja,
Kec.
Tanete
Riaja,
Kab.
Barru
Minat
Frekuensi
%
Terhadap
Pemakaian
AKDR
Cukup

38

73,1

Kurang

14

26.9

Total

52

100.0

Sumber data : Data Primer, 2012

Tabel 5.6 diatas, dapat dilihat


bahwa responden yang memiliki Minat
Terhadap Pemakaian AKDR Cukup
sebanyak 38 responden (73,1%) dan
yang
memiliki
Minat
Terhadap
Pemakaian
AKDR
sebanyak
26
responden (36,6%) .
d. Analisis Bivariat
1. Pengetahuan
terhadap
minat
pemakaian AKDR
Tabel 5.7 : Hubungan Pengetahuan
Dengan Minat Terhadap
Pemakaian AKDR di
Kelurahan Lompo Riaja,
Kec.Tanete Riaja, Kab.
Barru
Minat Terhadap Pemakaian AKDR
Pengetahuan

27

51.9

Tidak

25

48.1

Total

52

100.0

Sumber data : Data Primer, 2012

Tabel 5.5 diatas, dapat dilihat


bahwa
responden yang memiliki
Persepsi Aman sebanyak 27 responden
(51,9%) dan yang memiliki Persepsi
tidak Aman sebanyak 25 responden
(48,1%) .

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

Kurang

Cukup
n

Cukup

30

57.7

9.6

35

100

Kurang

15.4

17.3

17

100

jumlah

38

73.1

14

26.9

52

100

Rasa Aman
Aman

Total

0,006

0.05

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan


pengetahuan cukup dan memiliki minat
cukup terhadap AKDR sebanyak 30
responden (57,7 % ) dan responden
memiliki pengetahuan yang cukup dan
memiliki minat terhadap AKDR kurang
sebanyak 5 responden ( 9,6 % ).
Sedangkan pengetahuan yang kurang
dan memiliki minat terhadap AKDR cukup

sebanyak 8 responden ( 15,4 % ) dan


responden memiliki pengetahuan kurang
dan memiliki minat terhadap AKDR
kurang sebanyak 9 responden ( 17,3 % ).
Signifikan
koefisien
dilakukan
dengan membandingkan antara nilai
probalitas (P) dengan taraf kepercayaan
= 0,05. Suatu hubungan dikatakan
berhasil/ bermakna jika mempunyai nilai
(P<0,05). Hal ini dikatakan berhasil atau
diterimanya hipotesa.
Berdasarkan hasil uji statistik
Fishers Exact Test diperoleh nilai
P=0,006 (P<0,05). Hal ini menunjukkan
ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan minat terhadap
pemakaian AKDR.
2. Persepsi Rasa Aman terhadap Minat
Terhadap Pemakaian AKDR
Tabel 5.8 : Hubungan Persepsi Rasa
Aman
terhadap
Minat
Pemakaian
AKDR
Di
Kelurahan Lompo Riaja
Kec. Tanete Riaja, Kab.
Barru
Minat Terhadap Pemakaian AKDR
P
Total
Kurang
Persepsi Rasa Aman Cukup

n
Aman
Tidak Aman
jumlah

25 48,1 2

3,8

27

100 0,001 0,5

13

25 12

23,1

25

100

38 73,1 14

26,9

52

100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan


Persepsi Rasa Aman yang merasa aman
dan memiliki minat terhadap pemakaian
AKDR cukup sebanyak 25 responden
(48,1%) dan persepsi rasa aman yang
aman dan memiliki minat kurang terhadap
AKDR sebanyak 2 responden ( 3,8 % ).
Sedangkan persepsi rasa aman yang
tidak aman dan memiliki minat terhadap
AKDR cukup sebanyak 13 responden ( 25
% ) dan persepsi rasa aman yang tidak
aman dan memiliki persepsi rasa aman
yang memiliki minat kurang terhadap
AKDR sebanyak 12 responden ( 23,1 % ).
Signifikan koefisien dilakukan dengan
membandingkan antara nilai probalitas (P)
dengan taraf kepercayaan = 0,05. Suatu
hubungan dikatakan berhasil/ bermakna
jika mempunyai nilai (P<0,05). Hal ini
dikatakan berhasil atau diterimanya
hipotesa.
Berdasarkan hasil uji statistik ChiSquare tests diperoleh nilai P=0,001
Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

(P<0,05). Hal ini menunjukkan ada


hubungan yang bermakna antara Persepsi
Rasa Aman Terhadap Minat Pemakaian
AKDR
PEMBAHASAN
1. Data Demografi
Distribusi responden berdasarkan
umur yang frekuensi (N) tertinggi adalah
umur dengan skala 30-35 tahun sebanyak
22 responden (42,3%) dan umur 36-40
tahun sebanyak 18 responden (34,6%)
sedangkan untuk umur 41-45 sebanyak 12
responden ( 23,1 % ).
Distribusi responden berdasarkan
pendidikan yang frekuensi (N) tertinggi
adalah SMP sebanyak 21 responden
(40,4%) selanjutnya SD sebanyak 17
(32,7%), sarjana sebanyak 9 responden
(17,3%) dan yang paling rendah yaitu SMA
sebanyak 5 responden (9,6%).
Distribusi responden berdasarkan
pekerjaan yang frekunsi (N) tertinggi
adalah IRT sebanyak 28 responden
(53,8%) sedangkan pekerjaan dengan
frekuensi (N) rendah adalah PNS
berjumlah 9 responden (17,3%) dan yang
memiliki frekuensi sedang yaitu wiraswasta
sebanyak 15 responden ( 28,8%).
2. Hubungan Pengetahuan dengan Minat
Dalam Pemakaian AKDR
Dari hasil penelitian Di Kelurahan
Lompo Riaja, Kecamatan Tanete Riaja,
Kabupaten Barru didapatkan tingkat
pengetahuan cukup terlihat tinggi yaitu 30
responden (85,7%) dan yang memiliki
minat terhadap pemakaian AKDR kurang
sebanyak 5 (14,3%) sedangkan responden
yang mempunyai pengetahuan yang
kurang sebanyak 8 responden (47,1%) dan
yang memiliki minat terhadap pemakaian
AKDR kurang sebanyak 9 responden
(52,9%). Dari hasil uji statistik pada lokasi
penelitian menunjukkan adanya perbedaan
bermakna antara responden dengan
tingkat pengetahuan yang kurang terhadap
tingginya minat pemakaian AKDR.
Pengetahuan akseptor KB AKDR
tentang
keluarga
berencana
pada
umumnya dan kontrasepsi spiral pada
khususnya merupakan suatu faktor yang
sangat penting dalam mempertahankan
penggunaan kontrasepsi spiral, dengan
pengetahuan yang cukup maka semakin
banyak
menarik
minat
masyarakat
terhadap pemakaian AKDR dan menyadari
pentingnya arti KB bagi dirinya dan bagi
masa depan anaknya ( Efendy, 2009 )

Ketidaktahuan responden tentang hal


teknis AKDR terkait dengan minat mereka
pada alat kontrasepsi jenis lain yang
dipakainya saat ini, sehingga membuat
mereka menutup diri dalam mendapatkan
informasi tentang alat kontrasepsi jenis lain
termasuk AKDR. Hal ini sesuai dengan
determinan
perilaku
manusia
yang
dikemukakan
oleh
WHO
yang
menyebutkan
alasan
seseorang
berperilaku tertentu antara lain karena
keinginan, motivasi, niat, kehendak dan
penilaian seseorang terhadap objek ( Riris,
2010 ).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat Ali Khomsan ( 2006 ) yang
menyatakan bahwa dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal, maka
pengetahuan merupakan prasyarat yang
harus dipenuhi. Dimana seorang yang
mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi
memiliki kesempatan dan peluang lebih
besar untuk hidup sehat.
Seseorang yang tidak memiliki
keinginan, motivasi dan kehendak untuk
menggunakan alat kontrasepsi jangka
panjang seperti AKDR tidak akan
berperilaku mencari informasi tentang
AKDR
maupun
bersedia
memakai
kontrasepsi tersebut. Faktor pengetahuan
yang kurang selain disebabkan tidak
adanya minat dan keinginan untuk mencari
tahu juga disebabkan karena kurang
adanya informasi yang cukup tentang
AKDR itu sendiri yang seharusnya
diperoleh setiap klien saat konsultasi
pertama di tempat pelayanan kesehatan
yang dikunjungi ( Efendy, 2009 ).
Peneliti
berasumsi
bahwa
pengetahuan sangat berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya minat masyarakat dalam
pemilihan alat kontrasepsi khususnya
pemilihan
AKDR.
Masyarakat
yang
memiliki pengetahuan yang cukup tentang
efek samping, cara pemasangan tentang
AKDR secara benar cenderung memilih
AKDR sebagai alat kontrasepsinya.
Sebaliknya masyarakat yang kurang
pengetahuannya tentang efek samping,
cara pemasangan tentang AKDR secara
pasti cenderung kurang memilih AKDR
sebagai alat kontrasepsinya.
3. Persepsi Rasa Aman
Dari penelitian yang dilakukan di
kelurahan Lompo Riaja,Kecamatan Tanete
riaja
Kabupaten
Barru
didapat
menunjukkan Persepsi Rasa Aman yang
merasa aman terhadap pemakaian AKDR
sebanyak 25 responden (92,6%) dan minat

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

terhadap
pemakaian
AKDR
kurang
sebanyak 2 responden (7,4%) dan yang
mempunyai persepsi rasa aman yang tidak
aman sebanyak 13 (52,6%) sedangkan
minat terhadap pemakaian AKDR kurang
sebanyak 12 responden (48,0%).
Adapun persepsi rasa kurang aman
yang dimiliki oleh sebagian responden
tersebut terkait faktor informasi dari orang
lain baik teman maupun tetangga yang
banyak mengungkapkan cerita tentang
pengalaman orang lain yang memakai
AKDR namun gagal maupun sekedar mitos
yang
mereka
sendiri
tidak
tahu
kebenarannya.
Meskipun
demikian
informasi yang bersifat negatif tersebut
seringkali dianut sehingga memunculkan
persepsi kurang aman terhadap pemakaian
KB AKDR ( Muliana, 2010).
Menurut Irwin M. Rosentok dalam
Philip Kotler pada akhirnya faktor yang
mempengaruhi diterima atau tidaknya
suatu produk kontrasepsi tertentu seperti
alat kontrasepsi jenis AKDR dapat
dijelaskan dengan model kepercayaan
yang salah satunya tergantung dari
pengaruh berita dan informasi yang
diperoleh dari media massa, kelompok
masyarakat atau keluarga yang dipercaya,
serta pengalaman orang lain.
Persepsi rasa takut pada pemakaian
AKDR mulai dari proses pemasangan,
kelemahan,
maupun
efek
samping,
ternyata tidak hanya dimiliki oleh akseptor
yang belum pernah memakai AKDR, tapi
juga sempat dialami oleh akseptor KB
AKDR sebelum pemasangan, walaupun
pada akhirnya akseptor tersebut tetap
mantap untuk menggunakannya (Abdul,
2006 ).
Penelitian berasumsi bahwa faktor
perasaan kurang aman baik yang timbul
dari pemikiran diri sendiri maupun dipicu
dari informasi orang lain berkaitan erat
terhadap keputusan seseorang untuk
berperilaku menggunakan jenis kontrasepsi
tertentu yakni AKDR.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan minat terhadap pemakaian AKDR
di Kelurahan Lompo Riaja, Kecamatan
Tanete Riaja, Kabupaten Barru.
2. Ada hubungan antara persepsi rasa aman
dengan minat terhadap pemakaian AKDR
di Kelurahan Lompo Riaja, Kecamatan
Tanete Riaja, kabupaten Barru.

SARAN
1. Agar
petugas
kesehatan
lebih
meningkatkan pemberian informasi tentang
alat kontrasepsi kepada akseptor guna
meningkatkan pengetahuan mereka bahwa
menggunakan salah satu alat kontrasepsi
bukan hanya efektif bagi yang memiliki
jumlah anak yang ideal, tapi juga bagi
kesehatan ibu dan anak.

2. Agar
petugas
kesehatan
lebih
mengenalkan
dan
menyebarluaskan
metode kontrasepsi kepada masyarakat (
pasangan usia subur ) dalam hal jenis-jenis
kontrasepsi, keuntungan dan kerugian (
efek samping ), persepsi rasa aman dari
setiap jenis kontrasepsi dan segi medisnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Indikator Kematian Ibu. Diambil pada tanggal 10 Maret 2012 dari http://www.datastatistikindonesia.com
Anonymous. Standar Pelayanan Kebidanan. Diambil pada tanggal 10 Maret 2012 dari http://www.depkes.go.id
Bari,Abdul, 2006, Hubungan Antara Faktor Perilaku dengan Persepsi Rasa Aman dengan Lamanya Masyarakat
Menggunakan Alat Kontrasepsi, Universitas Diponegoro, Semarang
BKKBN. Kumpulan Data Program Keluarga Berencana Nasional. Barru, 2011,
Efendy, Ferry, 2009, Keperawatan Kesehatan kominitas, Salemba Medika, Jakarta
EPO. (2008). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau Intra Uterine Device ( IUD ). Diambil pada tanggal 20 Maret
2012 dari http://pikas.bkkbn.go.id
Firdaus, dkk, 2008 Profil Kesehatan , BKKBN, Barru.
Firman , dkk, 2008 Proporsi Wanita Yang Sedang Memakai KB , Dinkes, Barru.
Handayani, Sri, 2010 Buku Ajar Pelayanan KB , Pustaka Rihama, Yogjakarta.
Hidayat, A. 2007 Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data Salemba Medika, Jakarta.
Muliana, I. Silvana, 2009 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Pemakaian AKDR,Bina Pustaka,
Jakarta.
Notoatmodjo, S, 2003 Pendidikan dan Perilaku Kesehatan , Rineke Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S, 2007 Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku , Rineke Cipta, Jakarta.
Pedak, Mustamir, 2011, Petunjuk Lengkap & Praktis KB Alamia , Laksana, Yogyakarta.
Pusat Data Dan Informasi Profil Kesehatan indonesia, 2010, Kementerian RI, Jakarta.
Riris, Nur, Rahmawati, 2010, Hubungan Antara Faktor Pengetahuan dan Perilaku Dalam Memilih Alat
Kontrasepsi, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Sugiyono, 2009 Metode Penelitian Administrasi Alfabeta, Bandung.
Suryaningrat, S. Latar Belakang Program KB di Indonesia : BKKBN. Biro penerangan dan motivasi, Jakarta.
Uliyah, Maratun, 2010 Awas KB, Panduan Aman Dan Sehat Memilih Alat KB , Insania, Yogyakarta.

Volume 1 Nomor 6 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai