Anda di halaman 1dari 21

Referat

Herpes simpleks virus ensefalitis


Pembimbing: dr. H. Denny Raharjono Sp.S

Oleh: Tika Awalia Kamal

Bab I. Latar belakang


Herpes simpleks
ensefalitis

2
dekade
terakhir

penyakit serius
dengan resiko
morbiditas dan
kematian yang
signifikan

Herpes simpleks ensefalitis


mempunyai 2 entitas yang
berbeda. Pada anak yang lebih dari
3 bulan dan pada orang dewasa
virus herpes simpleks tipe 1 (HSV1).
neonatus HSV-2 yang didapat
pada saat proses persalinan.
HSV tetap mengalami fase
dorman di dalam sistem saraf
Ensefalitis ini adalah keadaan
darurat neurologis dan sequele
neurologis paling penting dari HSV

Angka kematian 70% dan hanya 2,5%


pasien kembali normal bila tidak diobati
Ensefalitis herpes simpleks (EHS)
mendapat perhatian khusus karena
dapat diobati, dengan keberhasilan
pengobatan tergantung pada diagnosis
dan waktu memulai pengobatan.

Anatomi Otak

Anatomi Otak

Anatomi Otak

Herves simpleks
ensefalitis
1. Definisi
. Ensefalitis adalah infeksi otak yang
dapat disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme, yaitu virus,
bakteri, jamur dan protozoa.
Sebagian besar kasus tidak dapat
ditentukan penyebabnya. Angka
kematian masih tinggi, berkisar 3550% dengan gejala sisa pada pasien
hidup 20-40%.

Etiologi
HSE disebabkan oleh Herpes Simpleks Virus
(HSV) double-stranded DNA virus. HSV-1 dan HSV2

Patofisiologi
Patogenesis terjadinya infeksi herpes simpleks
pada manusia masih belum banyak diketahui.
Virus dapat mencapai jaringan otak dengan cara
retrograde transport melalui saraf trigeminus
dan olfactorius, karena reaktivasi infeksi herpes.
Cara ini memungkinkan virus terhindar dari
sistem imun tubuh karena berjalan di dalam
neuron, dan hal ini diduga sebagai alasan lobus
yang terkena kebanyakan adalah lobus
temporalis, bagian otak yang mendapat
percabangan dari nervus olfactorius.

Pada infeksi primer, virus menjadi


laten dalam ganglia trigeminal.
Beberapa tahun kemudian,
rangsangan non spesifik
menyebabkan reaktivasi, yang
biasanya bermanifestasi sebagai
herpes labialis, dan virus dapat
mencapai otak melalui cabang saraf
trigeminal ke basal meningen,
menyebabkan lokalisasi dari

Patofisiologi

Gejala

Diagnosa
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Imaging
Pemeriksaan Endoskopi
Pemeriksaan Patologi

Pemeriksaan penunjang
Foto
polos
PET
Scan

MRI

USG

CT Scan

Pemeriksaan Penunjang
Gambaran darah tepi tidak spesifik. Jumlah leukosit
dapat normal atau sedikit meningkat, kadang-kadang
terdapat pergeseran ke kiri.
Pemeriksaan cairan serebrospinal memperlihatkan
jumlah sel meningkat (90%) yang berkisar antara 101000 sel/mm3 dengan predominan limfosit. Pada 50%
kasus dapat ditemukan eritrosit. Protein meningkat
sedikit sampai 100 mg/dl sedangkan glukosa normal.
Elektroensefalografi (EEG) dapat memperlihatkan
gambaran yang khas, yaitu ditemukan adanya gambaran
periodic lateralizing epileptiform discharge atau
perlambatan fokal di area temporal atau frontotemporal.

Pemeriksaan Imaging

Terapi

Simptomatik dan suportif (tata laksana


hiperpireksia, keseimbangan cairan
dan elektrolit, peningkatan tekanan
intrakranial serta tata laksana kejang)
mencegah kejang berulang :
fenitoin atau fenobarbital sesuai
Peningkatan tekanan intrakranial
diuretik osmotik manitol 0,5-1
gram/kg/kali atau furosemid 1
mg/kgbb/kali

Asiclovir 10 mg/kgbb setiap 8 jam


selama 10-14 hari, diberikan dalam
infus 100 ml NaCl 0,9% minimal
dalam 1 jam. Dosis untuk neonatus
20 mg/kgbb setiap 8 jam selama 1421 hari
Alergi asiclovir vidarabin 15
mg/kgbb/hari selama 14 hari

Prognosis
Prognosis EHS yang tidak diobati
sangat buruk dengan kematian 7080% setelah 30 hari dan meningkat
menjadi 90% dalam 6 bulan. Angka
kematian EHV dengan terapi
acyclovir berkisar 19-28%. Neonatus
dengan infeksi herpes simpleks
kongenital mempunyai prognosis
yang buruk.

Kesimpulan
Ensefalitis ini adalah keadaan darurat
neurologis dan sequele neurologis paling
penting dari HSV. Tidak ada gambaran
klinis yang patognomonis yang
menggambarkan HSE sehingga kita
harus mencurigai setiap kasus dengan
ciri-ciri yang telah dijelaskan diatas,
karena apabila mendapatkan pengobatan
lebih dini akan menurunkan mortalitas.

21

Anda mungkin juga menyukai