Anda di halaman 1dari 35

CA LARING

DISUSUN OLEH :
Coony Manope
10310085

PEMBIMBING:
dr.Farid Wajdi Ramsi, Sp.
THT-KL

Menurut data statistic


dari WHO yang meliputi
35 negara , setiap
dikutip oleh rata-rata
1,2 orang per 100.000
penduduk meninggal oleh
karsinoma laring.

Yang terpenting pada


penanggulangan karsinoma
laring ialah diagnosis dini
dan pengobatan /
tindakan yang tepat dan
kuratif

Laring merupakan bagian terbawah saluran


napas atas, bentuk menyerupai limas segitiga
yang terpancung.

Cartilago Thyroidea
Cartilago Cricoidea
CartilagoArythenoidea
Cartilago Corniculata
Cartilago Cuneiformis
Cartilago Epiglottica

Otot-otot ekstrinsik terbagi


menjadi 2 yaitu

Otot-otot suprahioid
M. stilohioideus
M. milohioideus
M. geniohioideus
M. digastrikus
Otot-otot infrahioid
M. omohioideus
M. sternohyoid
M. tirohioideus

OTOT-OTOT INTRINSIK
Bagian lateral :
M. Thyroepiglottica
M. Vocalis
M. Thyroaritenoid
M.aryepiglotica
M.cricothyroid
Bagian posterior
M.Arythenoid
transversus
M. Arythenoid obliq
M. Cricoarythenoid
posterior

Persarafan Laring
Cabang-cabang N vagus
n.laryngeus superior
Nn.laringeus inferior
( Nn.laringeus rekuren)

Arteri pada Laring terdiri

Arteri Laryngis superior


(cabang dari Arteri
Thyroidea superior)
Arteri Laryngis inferior
(cabang dari Arteri
Thyroidea inferior)

Vena-vena pada
Laring :

Vena Laryngis sup.


Vena Laryngis inf

FISIOLOGI
LARING

Respirasi
Fonasi

Proteksi

Ca laring adalah keganasan pada pita


suara, kotak suara (laring) atau
daerah lainnya di tenggorokan.
Karsinoma sel skuamosa merupakan
keganasan laring yang paling sering
terjadi 94%.
10

GAMBARAN
MAKROSKOPIS

Di Amerika Serikat pada tahun


1973 1976 dilaporkan 8,5 kasus
karsinoma laring per 100.000
penduduk laki-laki dan 1.3 kasus
karsinoma laring per 100.000
penduduk perempuan
Laki-laki : perempuan 8:1
Usia 30-79 tahun

Belum
diketah
ui

ETIOLOGI ...
Merokok
alkohol

Terpajan oleh sinar radioaktif


Infeksi virus

KLASIFIKASI
SUPRAGLOT
IS

GLOTIS
SUBGLOTIS

Glotis
Subglotis

1. Tumor primer (T)


Supra glottis
T is : tumor insitu
T 0
: tidak jelas adanya tumor primer l
T 1
: tumor terbatas di supra glotis dengan pergerakan normal
T 1a : tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis, plika
ariepiglo
ventrikel atau pita suara palsu satu sisi.
T 1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga
ventrikel
pita suara palsu
T 2 : tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau
adanya inf
ke dalam.
T 4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring.

Glotis :
T is
T0
T1
T 1a
T 1b
T2

T3

T4

: tumor insitu
: tak jelas adanya tumor primer
: tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura
anterior dan posterior) dengan pergerakan normal
: tumor terbatas pada satu pita suara asli
: tumor mengenai kedua pita suara
: tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah
supra glotis maupun subglotis dengan pergerakan pita
suara normal atau terganggu.
: tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu
atau ke dua pita suara
: tumor dengan perluasan ke luar laring

Sub glotis :
T is
tumor insitu
T0
tak jelas adanya tumor primer
T1
tumor terbatas pada subglotis
T 1a
tumor terbatas pada satu sisi
T 1b
tumor telah mengenai kedua sisi
T2
tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu
atau kedua pita suara asli dengan pergerakan normal atau
terganggu
T3
tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau
kedua pita suara
T4
tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau
meluas keluar laring.

2. Pembesaran kelenjar getah bening leher (N)


Nx
kelenjar tidak dapat dinilai
N0
secara klinis tidak ada kelenjar.
N1
klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter 3 cm
N2
klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter >3 <6 cm
atau klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter
6 cm
N 2a klinis terdapat satu kelenjar homolateral dengan diameter > 3 cm 6 cm.
N 2b klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter 6
cm
N3
kelenjar homolateral yang masif, kelenjar bilateral atau kontra
lateral
N 3 a klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter > 6 cm
N 3 b klinis terdapat kelenjar bilateral
N 3 c klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral

3. Metastase jauh (M)


M 0 : tidak ada metastase jauh
M 1 : terdapat metastase jauh
4. Stadium :
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium II : T2 N0 M0
Stadium III : T3 N0 M0
T1, T2, T3,
N1,
M0
Stadium IV : T4, N0, M0
Setiap T, N2, M0,
Setiap T, setiap N , M1

GEJALA
Suara Serak
Sesak napas dan stidor
Nyeri tenggorokan
Batuk dan haemoptisis
Disfagia dan pembengkakan pada
leher

DIAGNOSIS ...

Ananmesis

Pemeriksaan
penunjang

Pemeriksaan
klinis

Pemeriksa
an
penunjang
Laborat
urium

radiolo
gi

Laringosco
pi direc

Biopsi dan
histopatolo
gi

DIAGNOSIS
BANDING ...

TB laring
Penyakit kronis laring
Tumor jinak laring
Sifilis laring

Pembedah
an
A. Laringektomi

1. Laringektomi parsial
indikasi: karsinoma laring stadium I yang
tidak memungkinkan dilakukan radiasi, dan
tumor stadium II.
2. Laringektomi total
Adalah tindakan pengangkatan seluruh
struktur laring mulai dari batas atas(epiglotis
dan os hioid) sampai batas bawah cincin
trakea

B. Diseksi Leher Radikal


Tidak dilakukan pada tumor glotis stadium dini
(T1 T2) karena kemungkinan metastase ke
kelenjar limfe leher sangat rendah.
Tumor supraglotis, subglotis dan tumor glotis
stadium lanjut sering kali mengadakan
metastase ke kelenjar limfe leher sehingga
perlu dilakukan tindakan diseksi leher.
Pembedahan ini tidak disarankan bila telah
terdapat metastase jauh.

RADIOTERA
PI

Radioterapi digunakan untuk mengobati


tumor glotis dan supraglotis T1 dan T2
dengan hasil yang baik (angka
kesembuhannya 90%). Keuntungan dengan
cara ini adalah laring tidak cedera
sehingga suara masih dapat dipertahankan.
Dosis yang dianjurkan adalah 200 rad
perhari sampai dosis total 6000 7000 rad.

KEMOTERAPI

Diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai


terapi adjuvant ataupun paliativ. Obat yang
diberikan adalah cisplatinum 80120 mg/m2
dan 5 FU 8001000mg/m

Secara umum 5 years survival rate


pada karsinoma laring adalah:
Stadium I90-98 %
Stadium II (75-85%)
Stadium III (60-70%)
Stadium IV (40-50%)
Adanya metastase ke kelenjar limfe
regional akan menurunkan five years
survival rate sebesar 50%

THANK YOU FO
YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai