Hasbiallah Yusuf
NIM: 0907101010112
A. Definisi
Sindrom metabolik yang juga disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom
Xmerupakan
suatu
kumpulan
faktor-faktor
risiko
yang
bertanggung
jawab
Resistensi insulin
Obesitas abdominal/sentral
Hipertensi
Dislipidemia: peningkatan kadar trigliserida & penurunan kadar HDL kolesterol
Sindrom metabolik disertai dengan keadaanproinflammasi/prothrombotik yang dapat
dari separuh mempunyai beratbadan lebih atau gemuk, diperkirakan sindrom metabolik
melebihi
merokoksebagai
faktor
risiko
primer
terhadap
penyakit
dari aktivitas sekretorik jaringan adiposa, khususnya lemak intra-abdomen atau visceral.
Bertentangan dengan konsep lama tentang lemak sebagai massa jaringan yang tidak
berfungsi, lapisan adiposa semakin diakui sebagai pelaku proses sekresi. Sitokin dan
penanda inflamasi lainnya, atau molekul sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak -- disebut
"adipokin" -- termasuk leptin, tumor necrosis factor alpha (TNF-alpha), interleukin-6,
resistin, dan adiponektin. Tingkat adiponektin berhubungan terbalik dengan kadar insulin
plasma dan kadar glukosa puasa. Penurunan berat badan oleh individu obesitas telah
dikaitkan dengan peningkatan tingkat adiponektin (Grundyet al., 2004).
Lemak
visceral
menunjukkan
percepatan
aktivitas
lipolitik.
Kehadirannya
meningkatkan pelepasan asam lemak bebas atau free fatty acid(FFA) -- disebut juga asam
lemak non-esterifikasi-- dapat merugikan aksi insulin dan pembuangan glukosa dalam
beberapa jaringan. Peningkatan sirkulasi FFA juga dapat mengakibatkan pengembangan
penyimpanan
trigliserida
di
otot
dan
hati,
menekan
aksi
insulin
dan
kelainan metabolik. Sindrom koroner akut dikaitkan dengan CRP melalui kemampuan
protein tersebut untuk merusak stabilitasplak aterosklerotik dan membuatnya ruptur. PAI-1
dikeluarkan dalam jumlah lebih besar dari jaringan adiposa perut berlebih,yang akan
cenderung meningkatkan konsekuensi trombotik untuk memecahkan plak. Dalam sebuah
penelitian terhadap wanita gemuk, lemak visceral dan PAI-1 secara signifikan lebih tinggi
pada pasien dengan diabetes tipe 2 (dibandingkantanpa diabetes tipe 2) dan massa lemak
visceral secara independen berkorelasi dengan peningkatan aktivitas PAI-1 (contohnya,
penurunan fibrinolisis) (Grundyet al., 2004).
E. Manifestasi Klinis
Gejala bergantung pada komponen dari sindrom yang ada.Hipertensi biasanya tidak
menghasilkan gejala tetapi mungkin ditandai dengan penglihatan kabur dan sakit kepala.
Resistensi insulin mungkin berhubungan dengan kesulitan menurunkan berat badan dan rasa
hipoglikemia (perasaan gula darah rendah). Dalam kasus ekstrim, sindrom metabolik dapat
timbul bersama gejala penyakit jantung atau stroke (Mathur &Stppler, 2009).
F. Diagnosis
Anamnesis yang cermatberperan penting dalammenegakkan diagnosissindrom
metabolik. Meskipunjuga didiagnosisberdasarkanciri-ciri fisikdanlaboratorium (Tabel 1),
sindrom metabolik dapat dicurigaijika didapatkan salah satugejala dari gangguan komponen
metabolik,
sepertipeningkatanrasa
lapar,
menyertaihiperglikemia.Pasienhipertensi,
rasa
hausataubuang
dislipidemia,
atau
air
kecilyang
hiperglikemiamemerlukan
memperbaikikondisi
tersebut,seperti
kebiasaan
makanpasien
metabolik,
menunjukkan
yang
walaupunbelum
bahwa
sistematis
adagenatau
lingkunganpasien
kelompokgenyangterlibatsecara
yang
danmenyeluruhdapat
memiliki
membantu
pengaruhcukup
mengidentifikasi
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik menurut WHO (World Health Organization)
dan NCEP-ATP III (the National Cholesterol Education Program- Adult Treatment Panel III)
Komponen
Obesitas
abdominal/sentral
> 0,90;
IMT> 30 kg/m2
150 mg/dl (1,7 mmol/L)
< 35 mg/dl (< 0,9 mmol/L)
Hipertensi
tinggi
Mikroalbuminuria
Hipertrigliseridemia
HDL Cholesterol
G. Diagnosis Banding
Prosedur
diagnosatambahanharus
dipertimbangkan
untuksetiap
kriteriayang
tiroiddan,dalam
kasus
dimotivasi
pendekatan
untuk
terapi
merubah
kebiasaan
utama.Penurunan
makan
berat
dan
latihan
badan
dapat
menggunakan beban. Jalan kaki dan jogging selama 1jam perhari juga terbukti dapat
menurunkan lemak viseral secara bermaknapada laki tanpa mengurangi jumlah kalori
yang dibutuhkan (Lopez-Candales, 2001; Hark & Deen, 1999).
Tabel 2. Panduan ATP III tentang penatalaksanaan pasien dengan sindrom metabolik
Target
Sasaran
20%
Pengendalian berat badan
Aktifitas fisik
Obati hipertensi
Turunkan kadar trigliserida (TG):
Sasaran pada pasien dgn TG 200 mg/dl (5,20
Diet
Sasaran utama dari diet terhadap sindrom metabolik adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan diabetesmelitus.Review dariCochrane Databasemendukung
peranan intervensi diet dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Bukti-buktidari
suatu
studi
besar
menunjukkan
bahwa
diet
rendah
sodium
dapatmembantu
mempertahankan penurunkan tekanan darah. Hasil dari studiklinis diet rendah lemak
selama lebih dari 2 tahun menunjukkan penurunanbermakna dari kejadian komplikasi
kardiovaskular dan menurunkan angkakematian total(Lopez-Candales, 2001).
The Seventh Report of the Joint NationalCommittee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of HighBlood Pressure (JNC 7)merekomendasikan tekanan
darah sistolik antara 120-139 mmHg ataudiastolik 80-89 mmHg sebagai stadium pre
hipertensi, sehinggamodifikasi gaya hidup sudah mulai ditekankan pada stadium ini
untukmencegah penyakit kardiovaskular. Berdasarkan studi darithe Dietary Approaches
to Stop Hypertension (DASH),pasien yang mengkonsumsi diet rendah lemak jenuh dan
tinggi karbohidratterbukti mengalami penurunan tekanan darah yang berarti walaupun
tanpadisertai penurunan berat badan.Penurunanasupan sodium dapat menurunkan tekanan
darah lebih lanjut atau mencegahkenaikan tekanan darah yang menyertai proses menua.
Studi darithe Coronary Artery Risk Development in Young Adults mendapatkanbahwa
konsumsi produk rendah lemak dan garam disertai dengan penurunanrisiko sindrom
metabolik yang bermakna. Diet rendah lemak tinggikarbohidrat dapat meningkatkan
kadar trigliserida dan menurunkan kadarHDL kolesterol, sehingga memperberat
dislipidemia. Untuk menurunkanhipertrigliseridemia atau meningkatkan kadar HDL
kolesterol pada pasiendengan diet rendah lemak, asupan karbohidrat hendaklah dikurangi
dandiganti dengan makanan yang mengandung lemak tak jenuh (monounsaturatedfatty
acid = MUFA) atau asupan karbohidrat yang mempunyai indeksglikemik rendah. Diet ini
merupakan pola dietMediterraniayang terbukti dapat menurunkanmortalitas penyakit
kardiovaskular.Suatu studi menunjukkan adanyakorelasi antara penyakit kardiovaskular
dan
asupan
biji-bijian
mengandungbiji-bijian,
dankentang.Para
buah-buahan
peneliti
dan
merekomendasikan
sayuran
untuk
diet
menurunkan
yang
risiko
meningkatkan
badan.Pilihanuntuk
kadar
menurunkan
HDL
asupan
kolesterol
karbohidrat
danmenurunkan
adalah
dengan
berat
mengganti
mengandung
serat.
Makanan
dengan
indeks
glikemik
rendah
dapatmenurunkan kadar glukosa post prandial dan insulin (Hark & Deen, 1999).
Edukasi
Dokter-dokter keluarga mempunyai peran besar dalampenatalaksanaan pasien
dengan sindrom metabolik, karena mereka dapatmengetahui dengan pasti tentang gaya
hidup pasien serta hambatan yangdialami mereka dalam usahamemodifikasi gaya hidup
tersebut. Dokter keluarga juga diharapkan dapatmengetahui pengetahuan pasien tentang
hubungan gaya hidup dengankesehatan, yang kemudian memberikan pesan-pesan tentang
peranan diet danlatihan fisik yang teratur dalam menurunkan risiko penyulit dari sindrom
metabolik. Dokter keluarga hendaklah mencoba membantu pasienmengidentifikasi
sasaran jangka pendek dan jangka panjang dari diet danlatihan fisik yang diterapkan.
Pertanyaanseperti: Bagaimana pendapat anda, apakah diet dan latihan fisik
yangditerapkan dapat mempengaruhi kesehatan anda?, atau Permasalahan apayang
anda hadapi dalam mencoba menerapkan perubahan diet atau aktifitasfisik?, dapat
membantu dokter keluarga dalam menerapkan langkah-langkah berikutnya terhadap
kadarC-reactive
protein
dan
memperbaiki
profil
lipid
sehingga
DAFTAR PUSTAKA
AlbertiKG& Zimmet PZ.1998. Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and Its
Complications. Part 1: Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus, Provisional Report of
a WHO Consultation. Diabet Med, 15:539-553.
Deen D. 2004.Metabolic Syndrome: Time of Action. Am Fam Physician, 69: 2875-2882.
EckelRH& Krauss RM. 1998.American Heart Association Call to Action: Obesity as a Major Risk
Factor for Coronary Heart Disease. AHA Nutrition Committee.Circulation, 97:2099-2100.
FordES, Giles WH& Dietz WH. 2002. Prevalence of the Metabolic Syndrome among U.S. Adults:
Findings from the Third National Health and NutritionExamination Survey. JAMA, 287:356359.
Ford ES& Giles WH. 2003. A Comparison of the Prevalence of the Metabolic Syndrome Using Two
Proposed Definitions.Diabetes Care, 26:575-581.
GrundySM, Brewer HB Jr, Cleeman JI, Smith SC Jr& Lenfant C for The AmericanHeart Association
(AHA)/National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI). 2004. Definitionof Metabolic
Syndrome: Report of the National Heart, Lung and BloodInstitute/American Heart Association
Conference on Scientific Issues Related to Definition. Circulation, 109:433-438.
HarkL& Deen D Jr. 1999. Taking a Nutrition History: a Practical Approach for Family Physicians.
Am Fam Physician, 59:1521-1528,1531-1532.
LamarcheB, Tchernof A, Mauriege P, Cantin B, Dagenais GR,Lupien PJ&Despres JP. 1998. Fasting
Insulin and Apolipoprotein B Levels and Low-density Lipoproteinparticle Size as Risk Factors
for Ischemic Heart Disease.JAMA, 279:1955-1961.
Lopez-CandalesA. 2001. Metabolic Syndrome X: a Comprehensive
Pathophysiologyand Recommended Therapy. J Med, 32:283-300.
Mathur R &Stppler MC. 2009.Metabolic Syndrome.
metabolic_syndrome/article_em.htm. [diakses April 2013].
Review
of
the
http://www.emedicinehealth.com/